Jefrie Walean
Sekolah Tinggi Teologi Bala Keselamatan Palu

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kateketika Dalam Sejarah Pemikiran Pedagosis Kristen Jefrie Walean
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 2, No 2 (2018): Juli
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (72.573 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v2i2.108

Abstract

Jefrie Walean, Chateketic in history idea Christian Pedagogic. Christian history idea is effort place idea in large of time. Certain to get understanding holistict belived Christian from history idea in the end placed a number of idea which tell as reference doctrine from some church a period history. Christian idea not become property writer of the bible apostles also pater of church but Christian property. Christian idea which concutrently stay in work idea generate way of maner different approach one with otherno wonder that history idea christian write down so munch thinker christian as long as to detected. Clear that,core of Christian ides is human relation with God influence Jesus Christ. Telling about the Christian pedagogic, not realese upon Christian religion didactic. Jefrie Walean, Kateketika Dalam Sejarah Pemikiran Pedagogis Kristen. Sejarah pemikiran Kristen adalah usaha menempatkan peristiwa, ide dalam kurun waktu tertentu untuk mendapatkan pemahaman holistik terhadap apa yang diyakini orang Kristen dari masa kemasa. Sejarah pemikiran Kristen pada akhirnya menempatkan sejumlah ide yang dikemukakan sebagai acuan doktrin dari beberapa gereja masa kini.Sejarah pemikiran Kristen tidak menjadi milik para penulis Alkitab, para rasul serta bapa-bapa gereja, melainkan milik orang Kristen. Pemikiran yang secara bersamaan berada dalam pemikiran dunia menimbulkan cara pandang yang berbeda satu dengan yang lain. Tidak heran bahwa sejarah pemikiran Kristen menuliskan begitu banyak pemikir Kristen sepanjang masa, baik yang terdeteksi maupun yang tidak.Yang jelas bahwa inti pemikiran Kristen adalah hubungan manusia dengan Allah melalui Yesus Kristus. Berbicara tentang semua lingkup pengajaran Kristen, maka tidak lepas dari konsep pendidikan agama Kristen.
Polemik Memakan Darah: Studi Kasus dalam Sidang di Yerusalem Jefrie Walean
ELEOS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen Vol. 1 No. 2 (2022): Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Kalvari Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (542.508 KB) | DOI: 10.53814/eleos.v1i2.6

Abstract

Abstract: This study aims to find answers to the controversy about halal and haram eating blood based on investigations in the trial in Jerusalem. The polemic of eating blood has become a theological controversy among Christians from time to time. Controversy due to differences of opinion because it has a background of diverse theological assumptions. This polemic can actually be resolved if the relational perception is a win-win solution. Is in today's life the prohibition on eating blood in the Old Testament still applies and is it still a disaster for mankind? This study uses a qualitative method with library research and analysis using the principles of hermeneutic interpretation. This study concludes that the doctrinal culmination point related to the blood-eating polemic is one of the factors that breaks relations between Christian groups so that it becomes an interesting "hot" issue.Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban kontroversi tentang halal dan haram makan darah berdasarkan penelusuran dalam sidang di Yerusalem. Polemik makan darah telah menjadi kotroversi teologis dikalangan Kristen dari masa ke masa. Kontroversi akibat perbedaan pendapat karena memiliki latar belakang asumsi teologis yang beragam. Polemik ini sejatinya dapat diselesaikan jika persepsi relasional yang bersifat win-win solution. Apakah dalam kehidupan sekarang larangan memakan darah dalam Perjanjian Lama masih berlaku dan masih masih merupakan suatu kebinasaan bagi umat manusia? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan riset pustaka dan analisa menggunakan prinsip-prinsip penafsiran hermeneutik. Penelitian ini menyimpulan titik kulminasi doktrinal terkait polemik makan darah menjadi salah satu pemecah hubungan antar golongan orang Kristen sehingga menjadi isu yang menarik.
Agama dan Teologi Kristen di Era Post-Truth dan Disrupsi: Sebuah Kritik Sosiologis Jefrie Walean
THRONOS: Jurnal Teologi Kristen Vol 3, No 2: Juni 2022
Publisher : Badan Musyawarah Perguruan Tinggi Keagamaan Kristen Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55884/thron.v3i2.31

Abstract

This paper wants to see the function of social criticism of religion, especially Christianity. This sociological criticism concerns the inconsistent terminology between the natural and the divine. The academic critique of the critics distinguishes between the uncorrelated nature of human naturalism and the universe. This study uses a qualitative-descriptive method that aims to describe social criticism of religions, especially Christianity. The function of criticism and sociological ideas in the post truth and disruptive era aims to place religion in a spiritual and divine position because the clash of religion with sociology creates social phenomena. Sociological criticism of religions, especially Christianity, concludes that religion and Christian theology are a necessity so that the role and function of religion are to maintain and build the integrity of relations in society. So, religion must be on the relevant doctrinal rails. Christianity must display the uniqueness of the post-ruth and disruption era.  AbstrakTulisan ini hendak melihat fungsi kritik sosial terhadap agama khususnya agama kristen. Kritik sosiologis ini menyangkut terminiologi yang tidak singkron antara hal natural dengan aspek ilahi. Kritik akademis dari para kritikus membedakan sifat naturalisme manusia dan alam semesta yang tidak bisa dikorelasikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskriptif yang bertujuan mendeskripsikan kritik sosial kepada agama-agama khususnya agama kristen. Fungsi kritik dan ide-ide sosiologis diera postruth dan disrupsi bertujuan agar agama menempatkan pada posisi spiritual dan ilahi karena benturan agama dengan sosiologis menimbulkan fenomena sosial. Kritik sosiologis kepada agama-agama khususnya kristen menyimpulkan bahwa agama dan teologi kristen merupakan keniscayaan sehingga peran dan fungsi agama untuk menjaga dan membangun keutuhan relasi-relasi dalam masyarakat. Jadi agama harus berada pada rel doktrin yang relevan. Khususnya agama kristen harus menampilkan keunikan diera post-truth dan disrupsi. 
Menelisik Kontribusi Ayah dalam Menanamkan Kesabaran pada Anak di Keluarga Kristen Kosma Manurung; Jefrie Walean
Jurnal Salvation Vol. 3 No. 2 (2023): Januari 2023
Publisher : STT Bala Keselamatan Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56175/salvation.v3i2.66

Abstract

Abstract: Patience is important to be taught by fathers to their children because it is very relevant, has an impact on children's social emotional intelligence, and is related to children's success in the future. This article intends to examine the contribution of fathers in instilling patience in children in Christian families. By using the description method and supported by literature review, it is hoped that it can provide a clear, in-depth picture, and have an academic footing related to patience in the Bible description, the importance of patience for children, and the maximum contribution that fathers can make in instilling patience in children. It was concluded that fathers greatly contributed to instilling patience in children when actively involved in educating children, introducing patience as early as possible, understanding this is a long-term effort, a unique form of affection for children, and the closest example that can be imitated by children.Abstrak: Kesabaran penting diajarkan oleh ayah kepada anaknya karena sangat relevan, berdampak pada kecerdasan sosial emosional anak, serta terkait dengan kesuksesan anak dimasa depan. Artikel ini bermaksud menelisik kontribusi ayah dalam menanamkan kesabaran pada anak di keluarga Kristiani. Dengan menggunakan metode deskripsi dan didukung oleh kajian literatur diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas, mendalam, serta memiliki pijakan akademik terkait dengan kesabaran dalam gambaran Alkitab, pentingnya kesabaran bagi anak, dan kontribusi maksimal yang ayah bisa berikan dalam menanamkan kesabaran pada anak. Disimpulkan bahwa ayah sangat berkontribusi dalam menanamkan kesabaran pada anak ketika terlibat aktif mendidik anak, memperkenalkan kesabaran sedini mungkin, memahami ini usaha jangka panjang, bentuk kasih sayang yang unik kepada anak, dan contoh paling dekat yang dapat ditiru oleh anak.
Penguatan Iman yang Tawar melaui Narasi Kemesiasan Yesus dalam Lukas 24:13-49 Jefrie Walean
Jurnal EFATA: Jurnal Teologi dan Pelayanan Vol 7, No 2: Juni 2021
Publisher : STT Iman Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47543/efata.v7i2.44

Abstract

The structure of Luke 24 is part of an additional dialogue between Jesus and two of His disciples who were on their way to Emmaus. the content of the Jesus dialogue is a Christian theological framework that is strong enough to reaffirm the state of the Christian faith which is full of doubts. This research is qualitative research that uses a descriptive method to obtain a theoretical structure in compiling an essential description of Christian theology. It is concluded that the fact of Jesus' resurrection in the dialogue is evidence that Jesus' messiahship strengthens the bargaining position of the Christian faith in apologizing. AbstrakStruktur Lukas 24 merupakan bagian dialog tambahan antara Yesus dengan dua orang murid-Nya yang sedang dalam perjalanan ke Emaus. Isi dialog Yesus adalah kerangka teologis Kristen yang cukup kuat menguatkan kembali keadaan tawar iman Kristen. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan metode deskriptif untuk mendapatan susunan teoretis dalam menyusun uraian teologi Kristen yang esensial. Disimpulkan bahwa, fakta ke-bangkitan Yesus dalam dialog tersebut menjadi bukti bahwa kemesiasan Yesus memperkuat keadaan tawar iman Kristen dalam berapologet. 
Reinterpretasi Teks Keluaran 20:17 Untuk Memperkuat Pemberantasan Korupsi Jefrie Walean
Discreet: Journal Didache of Christian Education Vol. 1 No. 2 (2021): December
Publisher : Institut Agama Kristen Negeri Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52960/jd.v1i2.68

Abstract

This study presents an analysis of corrupt behavior from the perspective of the text of Exodus 20:17 and the constitution. This research aims to place the perspective of the Bible and the constitution in parallel. This study uses analytical and descriptive methods to develop thinking patterns related to the linear perspective of the Bible and the constitution as the foundation for the Corruption Eradication Commission and the Bible. This study concludes that the phrase do not covet in the text of output 20:17 is linear with a juridical perspective that coveting other people's legal property is a criminal offense.