Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

STUDI PERTUMBUHAN TANAMAN PADA AREAL PASCA TAMBANG DATARAN TINGGI DI KALIMANTAN SELATAN Ahmad Maulidan; Yudi Firmanul Arifin; Eny Dwi Pujawati
Jurnal Sylva Scienteae Vol 3, No 6 (2020): Jurnal Sylva Scienteae Volume 3 No 6 Edisi Desember 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (917.601 KB) | DOI: 10.20527/jss.v3i6.4713

Abstract

This research purposed to analyze the growth of the plants on post-mining land based on the different vegetation ages. The observation was conducted on post-mining area of PT. Antang Gunung Meratus (AGM) at South Hulu Sungai Regency, South Kalimantan. The data retrieval included high condition and diameter of the plants also the physical and chemical characteristics of soil on reclamation area which aged 1 year, 5 years, and 7 years. The dominant species which were in the research location was sengon, trembesi, and gmelina. The average of plants high age 1 year were sengon 1,99 m, trembesi 1,01 m, and gmelina 0,94 m. The average diameter 1 year plants were sengon 4,13 cm, trembesi 2,48 cm, and gmelina 2,70 cm. The average of plants high age 5 years were sengon 7,89 m, trembesi 7,94 m, and gmelina 8,04 m. The average of diameter 5 years plants were sengon 30,49 cm, trembesi 25,23 cm and gmelina 21,38 cm. The average of high growth and diameter of 7 years old sengon plants is 13,02 m, and is diameter 30,18 cmPenelitian ini bertujuan menganalisis pertumbuhan tanaman pada lahan pasca tambang berdasarkan umur vegetasi yang berbeda. Pengamatan dilakukan pada areal pasca tambang PT. Antang Gunung Meratus (AGM) Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kalimantan Selatan. Pengambian data meliputi keadaan tinggi dan diameter tanaman serta sifat fisik dan kimia tanah pada lokasi reklamasi umur 1 tahun, 5 tahun, dan 7 tahun. Jenis yang dominan terdapat pada lokasi penelitian meliputi jenis sengon, trembesi dan gmelina. Rata-rata tinggi tanaman umur 1 tahun jenis sengon 1,99 m, trembesi 1,01 m dan gmelina 0,94, rata-rata diameter umur 1 tahun jenis sengon 4,13 cm, trembesi 2,84 cm dan gmelina 2,7 cm. Rata-rata tinggi tanaman umur 5 tahun jenis sengon 7,89 m, trembesi 7,94 m, dan gmelina 8,04 m. Rata-rata diameter tanaman umur 5 tahun jenis sengon 30,49 cm, trembesi 25,23 cm serta gmelina 21,38 cm. Rata-rata pertumbuhan tinggi serta diameter tanaman jenis sengon yang berumur 7 tahun memiliki rata-rata tinggi 13.02 m, dan rata-rata diameternya 30.18 cm
KARAKTERISTIK STOMATA NYAWAI (Ficus variegata Blume) DARI 3 SUMBER BENIH ASAL KALIMANTAN DI KHDTK RIAM KIWA DESA LOBANG BARU Rahmah Rahmah; Normela Rachmawati; Eny Dwi Pujawati
Jurnal Sylva Scienteae Vol 3, No 6 (2020): Jurnal Sylva Scienteae Volume 3 No 6 Edisi Desember 2020
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (386.214 KB) | DOI: 10.20527/jss.v3i6.4725

Abstract

This study aims to calculate the density of stomata, identify the state of stomata and measure the length and width of the stomata of the leaves of the leaves (Ficus variegata Blume) of 3 different seed sources. The research was conducted at the Biology Laboratory of FMIPA ULM Banjarbaru and leaf sampling at Riam Kiwa KHDTK Lobang Baru Village, District. Mataraman, Banjar Regency, South Kalimantan, for 6 months. Data were analyzed using. Data were analyzed using RAL (Completely Randomized Design). The resulting density of stomata is known from South Kalimantan, East Kalimantan and Central Kalimantan seed sources on the underside surface with aninositic type, with a large average density of Central Kalimantan seed sources because of genetic influences. Stomata of life leaves are stomata that have open stomata and closed stomata. Most plants with low CO2 concentrations in the leaves, will make the stomata open. Conversely, high CO2 concentrations in leaves cause the stomata to partially close, with a percentage of seed sources from South Kalimantan at 12% open stomata, East Kalimantan 7.19% open stomata, and Central Kalimantan 13.8% open stomata and there are also closed stomata conditions . The length and width of the stomata with the average leaf source from South Kalimantan with a length of 11.68 µm and a width of 2.78 µm, the source of seeds from East Kalimantan is 11.87 µm long and 2.75 µm wide. And for the length and width of seed sources from Central Kalimantan, which are 12.3 µm and 3.61 µmPenelitian ini bertujuan untuk menghitung kepadatan stomata, identifikasi keadaan stomata dan Ukur panjang dan lebar stomata daun nyawai (Ficus variegata Blume) 3 sumber benih berbeda. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Biologi FMIPA ULM Banjarbaru dan pengambilan sampel daun di Riam Kiwa KHDTK Desa Lobang Baru, Kecamatan. Mataraman, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, selama 6 bulan. Data dianalisis menggunakan. Data dianalisis menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap). Hasil kerapatan diketahui stomata nyawai dari sumber benih Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah terdapat dipermukaan bawah daun dengan tipe aninositik, dengan rata-rata kerapatan yang besar yaitu pada sumber benih Kalimantan Tengah karena dipengaruhi genetik. Keadaan stomata daun nyawai yaitu terdapat stomata yang terbuka dan stomata tertutup. Sebagian besar tumbuhan konsentrasi CO2 yang rendah di daun, akan membuat stomata membuka. Sebaliknya konsentrasi CO2 yang tinggi di daun menyebabkan stomata menutup sebagian, dengan presentase sumber benih asal Kalimantan Selatan sebesar 12% stomata terbuka, Kalimantan Timur 7,19% stomata terbuka, dan Kalimantan Tengah 13,8% stomata terbuka dan ada juga keadaan stomata yang tertutup. Ukuran panjang dan lebar stomata dengan rata-rata daun sumber asal Kalimantan Selatan dengan panjang 11,68 µm dan lebar 2,78 µm, sumber benih asal Kalimantan Timur yaitu panjang 11,87 µm dan lebar 2,75 µm. Dan untuk ukuran panjang dan lebar sumber benih asal Kalimantan Tengah yaitu 12,3 µm dan 3,61µm
BUDIDAYA TABAT BARITO (Ficus deltoidea JACK) SECARA STUMP DENGAN VARIASI PERLAKUAN MEDIA TANAM DAN PUPUK ORGANIK NASA Yudi Firmanul Arifin; Eny Dwi Pujawati; Muhammad Aqla
Jurnal Hutan Tropis Vol 12, No 32 (2011): Jurnal Hutan Tropis Volume 12 Nomer 32, Edisi September 2011
Publisher : Lambung Mangkurat University-Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (548.124 KB) | DOI: 10.20527/jht.v12i32.1581

Abstract

ABSTRACT.  Indonesia is rich of medicinal plants for some ecosystem types of forest, one of which is tabat barito (Ficus deltoidea Jack). The utilization of tabat barito mainly used for women's health and other using. Until present day its use continues to increase, especially for traditional medicines, but efforts for cultivation have not been much done. To overcome the sustainability of raw material, the research of cultivation systems have to be done. The vegetative methods which are using stump is an alternative for reproduction.  The treatments of media and liquid fertilizer NASA were given of every treatment for improving survival rate and the increment of height and diameter.  Result of research showed the treatment for media of top soil was better than sand for height and number of leaf parameter.  The treatment of organic fertilizer was only improving number of leaves.  Keywords: vegetative,  stump,  organic fertilizer, growthABSTRAK.  Indonesia sangat kaya akan tumbuhan berkhasiat obat yang tumbuh pada berbagai tipe ekosistem hutan.  Tabat barito (Ficus deltoidea Jack) adalah salah satu tumbuhan yang sudah dikenal oleh masyarakat berkhasiat obat untuk berbagai penyakit, khususnya untuk kesehatan wanita setelah melahirkan dan penggunanya pun untuk bahan baku industri obat tradisional sudah dilakukan hingga kini.  Untuk mengatasi kekhawatiran akan keberlanjutan bahan baku tersebut, maka penelitian budidaya tumbuhan ini dilakukan.  Metode yang digunakan adalah secara vegetatif dengan cabutan anakan alam (stump).  Perlakuan terhadap media tanam dan pemberian pupuk cair NASA diberikan pada setiap metode untuk meningkatkan daya hidup dan mempercepat pertumbuhan anakan.  Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa Perlakuan media top soil lebih baik dibandingkan dengan media pasir pada parameter tinggi dan jumlah daun.  Perlakuan pemberian pupuk organik cair NASA hanya dapat meningkatkan pertambahan jumlah daun.Kata kunci: vegetatif, stump, pupuk organik, pertumbuhan