Aryani Pujiyanti
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Salatiga

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PERBANDINGAN DUA METODE PEMBELAJARAN TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE PADA GURU SEKOLAH DASAR Pujiyanti, Aryani; Trapsilowati, Wiwik; Suwasono, Hadi
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 22, No 4 Des (2012)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | http://ejournal.litbang.depkes.go.id/index.php/MPK/article/view/2913

Abstract

Abstract Prevention of dengue hemorrhagic fever (DHF) began to be prioritized in school since majority of DHF cases was found in school children, especially in groups of children under 15 years old. Prevention of DHF in school was implemented by teacher role as DHF health educator for student at school. This study was one of school community mobilization models in Semarang for DHF prevention programs. The model compared two methods of health education such as an active learning approach with poster and leaflet media approach. The purpose of this study was to determine the effectiveness of implementation model to knowledge, attitudes, practice (KAP) and self-efficacy of teachers in DHF in schools. This study was a quasi experiment research with community intervention studies. The research used nonequivalen control group design. The sample of the study was physical education teachers in primary school in Tembalang subdistrict (intervention group) and Pedurungan Tengah Village, Pedurungan subdistrict (comparison group) which was selected purposively. The results showed that knowledge, practices and self-efficacy of teachers which had training in active learning method was higher than the group of teachers who received education leaflets and posters. Active learning method capable significantly for improving knowledge, practices and self-efficacy of teachers in DHF prevention (p value<0,05). Teachers self efficacy as health promotor in school on the group with active learning method was higher than the group that had poster and leaflet media. Active learning method was recomended for DHF health education at primary school. Keywords : Teacher, DHF prevention, active learning     Abstrak Pencegahan demam berdarah dengue (DBD) mulai diprioritaskan pada sekolah karena sebagian besar kasus DBD dijumpai pada kelompok responden yang bersekolah, terutama pada kelompok anak berusia di bawah 15 tahun. Pencegahan DBD di sekolah salah satunya dilakukan melalui peran guru untuk memberikan pendidikan kesehatan tentang DBD kepada siswa di sekolah. Penelitian ini merupakan salah satu model mobilisasi komunitas sekolah di Kota Semarang untuk program pencegahan demam berdarah dengue (DBD). Model dilaksanakan dengan membandingkan 2 metode pendidikan kesehatan yaitu pendekatan pembelajaran aktif dengan pemberian poster dan leaflet. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui efektifitas pelaksanaan model terhadap pengetahuan, sikap, perilaku (PSP) dan self efficacy guru sekolah dasar tentang DBD di sekolah. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan jenis studi intervensi masyarakat. Rancangan yang digunakan adalah non equivalen control group design. Sampel penelitian adalah guru pendidikan jasmani di Kecamatan Tembalang (kelompok perlakuan) dan Kelurahan Pedurungan Tengah, Kecamatan Pedurungan (kelompok pembanding) yang dipilih secara purposif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan, praktek dan self efficacy guru pada kelompok dengan pembelajaran aktif lebih tinggi daripada kelompok guru yang menerima edukasi leaflet dan poster. Metode pembelajaran aktif mampu meningkatkan pengetahuan, perilaku dan self efficacy guru dalam perilaku pencegahan DBD secara signifikan (p<0,05) daripada metode poster dan leaflet. Kepercayaan diri guru untuk menjadi promotor kesehatan di sekolah lebih besar pada kelompok dengan metode pembelajaran aktif daripada kelompok dengan metode poster dan leaflet. Metode pembelajaran aktif dapat direkomendasikan dalam pendidikan kesehatan tentang DBD di sekolah dasar.   Kata kunci : guru, pencegahan DBD, pembelajaran aktif
DETERMINAN PERILAKU PADA KEJADIAN LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN DEMAK, JAWA TENGAH TAHUN 2008 Pujiyanti, Aryani; Trapsilowati, Wiwik; Ristiyanto, Ristiyanto
Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Vol 24, No 3 Sep (2014)
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (287.427 KB)

Abstract

AbstrakPerilaku manusia dapat menjadi faktor pemicu terjadinya leptospirosis sebagai re-emerging zoonosis di Kabupaten Demak. Tujuan penelitian adalah menggambarkan determinan perilaku penderita pada kejadian luar biasa leptospirosis (KLB) di Kabupaten Demak, Tahun 2008. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan rancangan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara. Sampel adalah penderita leptospirosis periode 1 Januari – 1 April 2008. Hasil menunjukan mayoritas penderita berusia produktif. Lebih dari 50% penderita tidak tahu bahaya leptospirosis. Kaporit dipahami sebagai penjernih air bukan desinfektan. Lebih dari 50% penderita memiliki aktivitas kontak dengan sumber penularan leptospirosis. Mayoritas penderita tidak memakai alas kaki dan sarung tangan sebagai pelindung diri dari penularan leptospirosis. Bangkai tikus lebih banyak dibuang di sungai (59,3%), sedangkan perilaku pengendalian tikus yang efektif belum banyak dilaksanakan (68,5%). Kewaspadaan penderita terhadap leptospirosis masih rendah karena adanya persepsi leptospirosis tidak berbahaya dan pengetahuan tentang leptospirosis yang masih kurang. Responden mendukung penggunaan kaporit tetapi untuk menjernihkan air bukan sebagai desinfektan. Perilaku hidup bersih dan sehat, pengendalian tikus serta penggunaan alat pelindung diri untuk mencegah leptospirosis masih kurang. Rekomendasi yang diberikan adalah perlu peningkatan edukasi kesehatan tentang bahaya leptospirosis, aktivitas berisiko, penggunaan kaporit dan teknik pengendalian tikus yang benar.Kata kunci : leptospirosis, perilaku, determinan, kejadian luar biasaAbstractHuman behavior could be a trigger factor for leptospirosis as a re-emerging zoonoses in Demak Regency. Objective of this study was to describe patients behavioral determinants in leptospirosis outbreaks in Demak Regency, 2008. Research was a descriptive study with cross – sectional design. Data was collected with interview. Samples were leptospirosis patients from 1 January to 1 April 2008. Results showed the majority of respondents were in productive age. More than 50% of patients did not know the  danger  of  leptospirosis.  Chlorine  was  understood  as  water  purifier  instead  of  disinfectant.  More than 50% of patients had activity contact with source of transmission. The majority of respondents did not wear shoes and gloves as protective of transmission of leptospirosis. Respondents dumped dead rats in the river (59.3%), while effective rat control behavior had not been widely implemented (68.5%). Precautions against leptospirosis on patients was still low due to perception of leptospirosis were harmless and knowledge of leptospirosis were still lacking. Respondents supported the use of chlorine to purify water but not as disinfectant. Behavior of clean and healthy lifestyle, rat controls and the use of personal protective equipment were lacking. Increasing health education about the dangers of leptospirosis, risky activities, use of chlorine and effective rat control techniques were reccomended.Keywords : leptospirosis, behavior, determinants, outbreak