This Author published in this journals
All Journal KURVATEK
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PERUBAHAN UNSUR GEOKIMIA BATUAN HASIL ALTERASI HIDROTERMAL DI GUNUNG WUNGKAL, GODEAN, YOGYAKARTA Okki Verdiansyah
KURVATEK Vol 1 No 1 (2016): April 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33579/krvtk.v1i1.198

Abstract

Daerah Godean merupakan daerah perbukitan yang terdiri dari batuan beku yang diikuti oleh adanya alterasi hidrotermal dan pelapukan batuan yang cukup intensif. Litologi daerah Gunung Wungkal terdiri dari Andesit dasitik sampai dasit hornblenda, yang teralterasi lemah (klorit-pirit ) sampai kaolinit-smektit kuat kemudian terlapukan. Perubahan batuan terlihat dari adaya perubahan mineral, massa, volume dan geokimia mineral yang selanjutnya dihitung dengan metode Isocon - Grant (1986, 2005). Kemiringan (slope) isocon diperoleh dari nilai unsur ‘immobile’  (Ga, Y, Dy, Tm, Th) sebesar 1.01. Geokimia batuan alterasi lemah menuju argilik menunjukan adanya perubahan massa sebesar -0.76% , perubahan volume +13.29 %, dengan penambahan oksida utama P2O5, TiO2, Fe2O3, Al2O3 mencapai 0.24, penurunan  oksida utama Na2O, K2O, MnO, MgO, CaO mencapai 0.65 serta diikuti perubahan signifikan unsur tanah  jarang Ho, Lu, Yb dan Er mencapai 0.24, sedangkan penurunan unsur tanah jarang Ce, Nd, Pr, La mencapai 0.15, sedangkan penabahan unsur jejak Pb, Tl, As, Cs mencapai 2.24. Perubahan unsur – unsur diinterpretasi sebagai faktor adanya perubahan mineralogi dari peningkatan pengaruh hidrotermal yang diikuti pelapukanl dengan bukti keberadaan sulfida (pirit) yang teroksidasi menjadi limonit, pengkayaan mineral lempung berupa kaolinit dan halloysit pada daerah Godean. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai pembuktian adanya alterasi hidrotermal, serta dapat digunakan untuk penelitian mengenai hal terkait lebih lanjut pada daerah Godean, ataupun daerah setipe lainnya.  Kata kunci: Geokimia, Isocon, Alterasi hidrotermal, Mineral, Yogyakarta