Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

HITUNG ANGKA KUMAN DARAH PADA BANK DARAH DI RUMAH SAKIT Dr. M YUNUS BENGKULU Putri Widelia Welkriana
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 01 (2019): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v14i01.234

Abstract

Latar belakang : Kontaminasi bakteri dalam darah banyak terjadi pada kasus transfuse darah yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai jenis penyakit bagi penerima donor. Darah yang diberikan pada calon penerima donor darah harus memenuhi persyaratan khusus yang sudah ditentukan, yaitudarah yang diberikan harus aman dari bibit penyakit sehingga tidak tertular kepada pasien. Bakteri dalam darah merupakan agen penyebab infeksi pada transfuse darah yang banyak dilakukan. Infeksi agen dapat dikurangi dengan pemilihan yang tepat sesuai standar SOP yang berlaku.Tujuan :untuk mengetahui angka kuman darah pada bank darah di RumahSakit Dr. M Yunus Bengkulu. Data di uji dengan menggunakan uji analisa data univariat digunakan untuk mengetahui angka lempeng total dan steril penyimanan darah yang disimpan di bank darah Rumah Sakit Dr. M Yunus Bengkulu.Metode penelitian : metode ini menggunakan rancang survei deskritpif laboratorium dengan metode angka lempeng total (ALT). Penelitian ini dilakukan di laboratorium terpadu poltekkes Kemenkes Bengkulu.Hasil : Berdasarkan hasil penelitian Angka Lempeng Total (ALT) darah  yang disimpan di Bank Darah Rumah Sakit Dr. M Yunus Bengkulu didapatkan hasil sebesar < 3, 0 x 105 (8, 0 X 101).Kesimpulan : Angka Lempeng Total (ALT) darah  yang disimpan di Bank Darah dengan jumlah 5 sampel keseluruhan memenuhi syarat. Kata kunci :Angka Lempeng Total (ALT), Transfusi Darah, Jumlah Koloni Bakteri
UJI SENSITIFITAS BAKTERI GRAM POSITIF PADA PLAK GIGI TERHADAP ANTIBIOTIKA Heti Rais Khasanah; Zamharira Muslim Muslim; Putri Widelia Wekriana
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 14 No. 02 (2019): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v14i02.377

Abstract

Latar belakang: kesehatan gigi dan mulut merupakan faktor yang sangat penting yang perlu diperhatikan. Masalah terbesar yang dihadapi penduduk indonesia dan  negara maju lainnya yaitu karies gigi. WHO melaporkan 60-90% anak sekolah dan hampir 100% orang dewasa di seluruh dunia telah mengalami karies gigi. Flora normal yang terdapat dirongga mulut yaitu Streptococcus sp, Staphylococcus sp, Lactobacillus sp, dan Bacillus sp. Bakteri tersebut dapat menjadi patogen, hal tersebut dapat diatasi menggukan antibiotik. Antibiotik sering digunakan secara tidak rasional sehingga banyak ditemukan antibiotik yang resisten terhadap bakteri. Tujuan: untuk mengetahui sensitifitas bakteri gram positif pada plak gigi terhadap antibiotik amoksisilin, eritromisin, ciprofloksasin, klindamisin dan tetrasiklin. Metode: survei deskriptif dengan pendekatan laboratorium. Jumlah sampel pada penelitian ini 12 bakteri gram positif yang diidentifikasi dari plak gigi pasien anak. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara accidental sampling. Uji Sensitifitas menggunakan  metode difusi cakram. Hasil: distribusi frekuensi kriteria diameter zona hambat eritromisin hampir seluruh (83,3%) resistensi, sebagian kecil (8,3%) intermediet, dan sebagian kecil (8,3%) sensitif, ciprofloksasin sebagian besar (66,6%) resistensi dan hampir sebagian (33,3%) sensitif, serta klindamisin hampir seluruh (91%) resisten dan sebagian kecil (8,3%) sensitif. Tetrasiklin dan amoksisilin seluruh (100%) resisten terhadap bakteri gram positif pada plak gigi. Kesimpulan: eritromisin hampir seluruh resistensi, sebagian kecil intermediet, dan sebagian kecil sensitif. Ciprofloksasin sebagian besar resistensi dan hampir sebagian sensitif. Klindamisin hampir seluruh resisten dan sebagian kecil sensitif. Tetrasiklin dan amoksisilin seluruh resisten terhadap bakteri gram positif pada plak gigi.
BLOOD SUGAR LEVELS OF DIABETES MELLITUS TYPE II PATIENTS THAT CONSUME KERSEN LEAVES (Mumtingia calabura L) IN CURUP OF BENGKULU CITY Heti Rais Khasanah; Heru Laksono; Putri Widelia W
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 15 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v15i1.648

Abstract

Background: Diabetes mellitus is a chronic metabolic disease or disorder with multietiology (many causes) which is characterized by high blood sugar levels accompanied by impaired carbohydrate, fat, and protein metabolism as a result of inadequate insulin function. Cherry leaves as an alternative medicine for diabetes mellitus, are used by boiling the carcinoma leaves using water. Boiling process attracts polar compounds found in cherry leaves, cherry leaves contain saponins and flavonids which can inhibit the absorption of blood sugar from the intestine, thus inhibiting the absorption of carbohydrates. Method: this research uses descriptive type with Cross Sectional research design. Sample selection with snowball sampling method. There were 32 respondents, namely type II diabetes mellitus who consumed cherry leaf boiled water (20 routines, and 12 non-routine). Method of blood sugar levels using a glucometer. Results: blood sugar levels in patients with type II diabetes mellitus who consume boiled water cherry leaves regularly at 20 probandus (40% normal and 60% abnormal) obtained an average of 166.6 mg / dl and standard deviation of 35,905, not routine (100% abnormal) an average of 211.3 mg / dl was obtained and a standard deviation of 76,935. Conclusion: cherry leaves boiled water when consumed regularly and regularly can reduce blood sugar levels of patients with type II diabetes mellitus.Keywords: Blood glucose, DM type II, Cherry leaves.
GAMBARAN JUMLAH MONOSIT PADA PETANI TERPAPAR PESTISIDA DI DESA KEBAN AGUNG KABUPATEN KEPAHIANG Putri Widelia Welkriana; Heti Rais Khasanah
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 15 No. 1 (2020): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v15i1.729

Abstract

Latar Belakang :Monosit adalah sel darah putih yang mampu berubah menjadi makrofag dalam memerangi benda-benda asing yang menyerang tubuh dengan keluar dari aliran darah dan masuk kejaringan tubuh.Sel ini melawan infeksi dengan memfagosit kuman. Pestisida adalah suatu zat yang bersifat racun yang berfungsi untuk memberantas organisme pengganggu tanaman. Salah satu dampak dari paparan pestisida terhadap kesehatan yaitu gangguan pada profil darah.Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jumlah monosit pada petani terpapar pestisida di Desa Keban Agung Kabupaten Kepahiang.Metode :Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian Cross Sectional yang dilakukan di desa keban agung populasi penelitian berjumlah 27 responden.Hasil :Hasil pada penelitian ini dapat diketahui bahwa 20 responden (74%) yang memiliki jumlah monosit normal dan 7 responden (26%) tergolong abnormal.Kesimpulan : Disimpulkan bahwa sebagian besar subyek memiliki jumlah monositdengan nilai yang normal.Kata Kunci: Monosit, Petani, PestisidaLatar Belakang :Monosit adalah sel darah putih yang mampu berubah menjadi makrofag dalam memerangi benda-benda asing yang menyerang tubuh dengan keluar dari aliran darah dan masuk kejaringan tubuh.Sel ini melawan infeksi dengan memfagosit kuman. Pestisida adalah suatu zat yang bersifat racun yang berfungsi untuk memberantas organisme pengganggu tanaman. Salah satu dampak dari paparan pestisida terhadap kesehatan yaitu gangguan pada profil darah.Tujuan :Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran jumlah monosit pada petani terpapar pestisida di Desa Keban Agung Kabupaten Kepahiang.Metode :Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian Cross Sectional yang dilakukan di desa keban agung populasi penelitian berjumlah 27 responden.Hasil :Hasil pada penelitian ini dapat diketahui bahwa 20 responden (74%) yang memiliki jumlah monosit normal dan 7 responden (26%) tergolong abnormal.Kesimpulan : Disimpulkan bahwa sebagian besar subyek memiliki jumlah monositdengan nilai yang normal.
GAMBARAN KADAR HEMOGLOBIN PADA MAHASISWA DENGAN KEBIASAAN MENGKONSUMSI MI INSTAN DI POLTEKKES KEMENKES BENGKULU TAHUN 2020 Putri Widelia Welkriana; Heru Laksono; Afisran Suhadi Pratama
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 16 No. 1 (2021): Jurnal Ilmiah Avicenna
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v16i1.1508

Abstract

Latar Belakang : Perubahan gaya hidup masyarakat masa kini turut mempengaruhi pola konsumsi dengan maraknya makanan instan karena mi dapat diproses dengan mudah, disajikan dengan praktis. Mi instan adalah makanan favorit dari semua kalangan masyarakat terutama bagi orang yang memiliki kesibukan yang sangat banyak dan bertumpuk-tumpuk seperti mahasiswa sehingga mereka tidak sempat untuk membuat ataupun membeli makanan yang sehat. Tujuan penelitian ini adalah Untuk diketahuinya gambaran kadar hemoglobin pada mahasiswa dengan kebiasaan mengkonsumsi mi instan berdasarkan karakteristik responden (Jenis Kelamin, Minum Teh, Merokok, dan Tidur Malam) di Jurusan Analis Kesehatan Poltekkes Kemenkes Bengkulu Tahun 2020.Metode : Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan analisis data univariat. Sampel pada penelitian ini sebanyak 33 orang dengan menggunakan metode total populasi. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metode spektrofotometer.Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Kadar hemoglobin pada mahasiswa dengan kebiasaan mengkonsumsi mi instan berdasarkan karakteristik responden (jenis kelamin, minum teh, kebiasaan merokok, kebiasaan tidur malam),didapatkan Kadar Hemoglobin berdasarkan jenis kelamin hampir sebagian responden perempuan memiliki  kadar hemoglobin tidak normal 30,3%, sedangkan sebagian kecil  kadar hemoglobin responden laki-laki dalam kategori normal (12,1%), berdasarkan kebiasaan minum teh hampir sebagian memiliki kadar hemoglobin tidak normal yaitu  (15,1%). Sedangkan responden yang minum teh kadang-kadang sebagian kecil memiliki kadar hemoglobin tidak normal (15,1%), berdasarkan kebiasaan merokok didapatkan sebagian kecil responden yang merokok memiliki kadar hemoglobin normal  (9,1%) dan hampir sebagian responden yang tidak merokok memiliki kadar hemoglobin tdiak normal normal (30,3%), berdasarkan kebiasaan tidur malam sebagian kecil responden laki-laki yang sering tidur malam memiliki kadar hemoglobin normal (25%). dan sebagian kecil responden perempuan memiliki kadar hemoglobin tidak normal (25%).Kesimpulan :  sebagian besar responden memiliki kadar hemoglobin  normal.
IDENTIFICATION OF DERMATOPHITE FUNGI ( TINEA UNGUIUM ) ON NAIL SCREENING OF CHICKEN TRADERS IN PANORAMA MARKET, BENGKULU CITY IN 2021 Putri Widelia Welkriana; Apriansyah Saputra; Susiwati Susiwati
Avicenna: Jurnal Ilmiah Vol. 16 No. 3 (2021): Avicenna: Jurnal Ilmiah
Publisher : Public Health Department, Faculty of Health Science University Muhammadiyah Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36085/avicenna.v16i3.2019

Abstract

Background : Chicken traders work using both hands to clean and cut chickens. With conditions due to their lifestyle which always struggles with damp and wet triggers the emergence of skin diseases, one of which is Tinea Unguium which is caused by fungi, especially Trichophytonrubrum. Objective: The purpose of this study was to determine the presence or absence of Tinea Unguium fungus in Nail Scrapings of Chicken Traders and to determine macroscopically the condition of Chicken Traders' nails at Panorama Market, Bengkulu City. Methods: This research is descriptive observational research by testing the sample. A total of 23 samples were taken directly by scraping the nails of chicken traders. Results: Based on the results of the research, the sample of nail scrapings from chicken traders was that most of the respondents were not infected with Tinea Unguium fungus, as many as 14 respondents, 60.9%, and almost half were infected with Tinea Unguium fungus, as many as 9 respondents, 39.1%.Macroscopically from 9 traders who were infected with Tinea Unguium fungus, there were 6 traders who had clinical symptoms and 3 other traders had normal nail conditions or did not have clinical symptoms. Conclusion: concluded that The results of this studyhalf of the respondents were not infected with the fungus Tinea Purple and a small proportion of respondents were infected with the fungus Tinea Purple.Suggestion: As knowledge for the community and academics so that it becomes a reference for further research that is more varied.
PERBEDAAN KADAR GLUTATION PEROKSIDASE PADA PENDERITA TB DALAM MASA PENGOBATAN KURANG DARI 6 BULAN DAN LEBIH DARI 6 BULAN DI KOTA BENGKULU TAHUN 2019 Putri Widelia Welkriana
Klinikal Sains : Jurnal Analis Kesehatan Vol 8 No 1 (2020): Juni
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (429.191 KB) | DOI: 10.36341/klinikal_sains.v8i1.1235

Abstract

Latar Belakang.Glutation (γ-L-glutamil-L-cysteinyl-glisin) merupakan tripeptida yang terdiri atas asam amino glisin, asam glutamate dan sistein dengan ikatan gamma peptida yang menghubungkan antara gugus amina sistein (yang melekat dengan ikatan pepetida pada glisin) dengan gugus karboksil pada rantai samping glutamat. Perubahan kadar GSH atau deregulasi status redoks sangat berhubungan dengan kejadian penyakit antara lain TB paru, kardiovaskular, neurodegenerative, kanker, penuaan, AIDS, cystic fibrosis, gangguan hati, diabetes mellitus, dan penyakit komplikasi yang terkait. Penurunan kadar glutation pada penderita TB paru diduga menyebabkan gangguan regulasi fungsi sel imun, dan menyebabkan kegagalan menangkal Reactive oxygen species/ROS. Pasien TB paru mengalami penurunan kadar GSH secara signifikan dalam sel mononuklear darah perifer (PBMC) dan sel darah merah (RBC). Tujuan Penelitian : Untuk menganalisis kadar glutation peroksidase pada penderita TB dalam masa pengobatan selama kurang dari 6 bulan dan lebih dari 6 bulan. Metode Penelitian : Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan metode cross sectional. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel independen yaitu penderita TB dalam masa pengobatan kurang dari 6 bulan dan lebih dari 6 bulan dan variabel dependen yaitu kadar glutation peroksidase. Berdasarkan perhitungan dengan rumus, maka diperoleh jumlah sampel penelitian yaitu 45 orang. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara univariat dengan menggunakan software statistik. Analisis bivariat dilakukan untuk menguji hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan uji independent t. Hasil Penelitian : penelitian ini mempunyai hasil kadar glutation peroksidase pada penderita TBC dengan pengobatan kurang dari 6 bulan adalah 2,79±1,27 dan kadar glutation peroksidase pada penderita TBC dengan pengobatan lebih dari 6 bulan adalah 3,025±2,19 dengan nilai p= 0,005. Kesimpulan : Tidak ada perbedaan nyata antara kadar glutation peroksidase antara penderita TBC dengan pengobatan kurang dari 6 bulan dan lebih dari 6 bulan. Kadar glutation peroksidase pada penderita TBC dengan pengobatan lebih dari 6 bulan lebih tinggi daripada pengobatan kurang dari 6 bulan.
Antibiotic Sensitivity Of Acute Respiratory Infection Patients In Bhayangkara Hospital Bengkulu. Zamharira Muslim; Putri Widelia Welkriana; Regita Pratiwi Mahardika
SANITAS: Jurnal Teknologi dan Seni Kesehatan Vol 11 No 1 (2020): SANITAS Volume 11 Nomor 1 Tahun 2020
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Jakarta II

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36525/sanitas.2020.3

Abstract

The high incidence of antibiotic resistance in the treatment of infections today is very worrying. The main therapy in patients with acute respiratory infections (ARI) is using antibiotics. This study aims to determine the sensitivity of several antibiotics to the bacteria that cause ARI. The design of this study is quasi-experimental. This sensitivity testing uses the disc diffusion method (Kirby Bauer). The antibiotics used are Ampicillin and Cefotaxime. The results obtained are that the antibiotic Ampicillin resistant by 86.26% and 13.63% are still sensitive to the bacteria that causes ARI. The same thing also happened to Cefotaxime antibiotics, most of which were resistant (59.09%), intermediate (9.09%), and most were still sensitive (31.81%) to bacteria that infect the respiratory tract. From the results obtained it can be concluded that the incidence of bacterial resistance to ampicillin and cefotaxime is very high against bacteria that cause ARI.
Quantity Evaluation of Laactic Acid Bacteria Using the Fncc 0027 and C410li Gene on Different Storage of Acid Bamboo Putri Widelia Welkriana; Halimatussa&#039;diah Halimatussa&#039;diah
Jurnal Analis Medika Biosains (JAMBS) Vol 10, No 1 (2023): JURNAL ANALIS MEDIKA BIOSAINS (JAMBS)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32807/jambs.v10i1.296

Abstract

The fiber content in bamboo shoots is higher than other tropical vegetables. The water content in saw bamboo shoots is quite high, causing the bamboo shoots to have a shelf life of only 2 days. The fermentation process is characterized by the conversion of carbohydrates into lactic acid by bacteria. This study aimed to calculate LAB with FNCC 0027 and C410LI genes in tamarind shoots with different storage periods. The method used in this study is a descriptive method to describe the total plate number of microbes, LAB examination and molecular identification of bacteria found in tamarind shoots with different storage times. The results showed that all samples showed the presence of microbial TPC, examination. As for molecular identification, it was found that samples 1, 2, and 3 were identified as LAB with the C4101LI gene, while the FNCC0027 gene was not detected. Concluded that the total plate number values with different storage times of tamarind shoots, namely 0, 24, and 48 hours were 2.5x105 CFU/g, 5.4x105 CFU/g, and 7.3x105 CFU/g. In samples 1, 2, and 3, there were lactic acid bacteria of the type Bacillus plantarum C401L1.
PROGRAM PEMERIKSAAN STUNTING PADA ANAK SD IT AL-AUFA KOTA BENGKULU Putri Widelia; Halimatussa'diah Halimatussa'diah; Tedy Febriyanto
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4181

Abstract

Pelaksanaan program kemitraan masyarakat (PKM) merupakan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh pihak terkait. Salah satu topik yang banyak dialami di Indonesia adalah stunting.Stunting atau pendek merupakan salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan nilai Z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari – 2 Standart Deviasi (SD) berdasarkan World Health Organization. Stunting pada anak sekolah merupakan manifestasi dari stunting pada masa balita yang mengalami kegagalan dalam tumbuh kejar (catch up growth), defisiensi zat gizi dalam jangka waktu yang lama, serta adanya penyakit infeksi. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pentingnya mengenali siapa yang berisiko stunting serta masih kurangnya  kerja sama lintas sektor di masyarakat dalam hal pemeriksaan dan pencegahan stunting pada anak di Kota Bengkulu. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu yang diakses lewat mediaindonesia.com pada tahun 2020 terdata 4,7 % pada tahun 2019 masih jauh dibawah standar yang ditetapkan Kementrian Kesehatan yakni 20% dalam angka normal. Belum adanya program kontrol awal tentang pemeriksaan penunjang seperti berat badan , tinggi badan, kadar Hb maupun rangkaian tes IMT bagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah dan remaja yang mempunyai riwayat keluarga stunting. Sehingga sangat perlu diadakannya sosialisasi serta pemeriksaan lebih lanjut bagi siswa SD di Kota Bengkulu. Dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan berat baadan, tinggi badan, dan pemeriksaan hemoglobin dapat digunakan untuk mendeteksi adanya stunting pada murid di  Sd IT Al-Aufa.