Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Analisa Escherihia coli Penghasil Extended Spectrum Beta-Lactamases (ESBLs) Pada Sampel Makanan Warga Kota Bengkulu Halimatussa'diah; Putri Widelia W; Ervan
Journal of International Multidisciplinary Research Vol. 1 No. 2 (2023): Desember 2023
Publisher : PT. Banjarese Pacific Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62504/6x38hd08

Abstract

Makanan dijaga kualitasnya dari bakteri patogen yang dapat menyebabkan diare. Risiko infeksi melalui makanan tergantung pada kuantitas patogen dalam makanan. Escherichia coli merupakan flora normal saluran intestinal manusia dan sering menyebabkan penyakit pada manusia. Escherichia coli mudah menyebar antar manusia melalui tangan, makanan dan minuman yang terkontaminasi, merupakan bakteri indikator pencemaran makanan. Escherichia coli merupakan kelompok Enterobacteriaceae penghasil ESBLs sehingga bertanggung jawab terhadap peningkatan biaya perawatan, angka kesakitan, dan angka kematian. E. coli penghasil ESBLs sering ditemukan di Rumah Sakit terkait infeksi nosokomial, namun jarang sekali dilakukan penelitian keberadaan dalam memproduksi ESBLs pada infeksi komunitas. Tujuan penelitian adalah mengetahui prevalensi Escherichia coli dan menganalisa Escherichia coli Penghasil Extended Spectrum Beta- Lactamases (ESBLs) Pada Sampel Makanan Warga Kota Bengkulu. Disain penelitian eksploratif, yaitu penelitian awal untuk memperoleh gambaran awal keberadaan E. coli penghasil ESBL dalam makanan. Data primer kuman E. coli dalam makanan didapatkan dari hasil isolasi dan identifikasi sampel makanan. Data primer E. coli penghasil ESBLs didapatkan dari hasil Uji Screening Metode Kirby Bauer ( Difusi Test ) dan Uji Konfirmasi Bakteri ESBLs Metode DDST (Double Disk Sinergy Test). Simpulan penelitian hasil uji isolasi dan identifikasi dengan menggunakan pewarnaan Gram dan uji IMViC terhadap 30 (100%) sampel dinyatakan negative terhadap kandungan E. coli. Hasil ini memenuhi syarat berdasarkan Permenkes RI No 1096/MENKES/PER/VI/2011 yakni angka bakteri E. coli pada sampel makanan, minuman, dan alat makan adalah 0 atau negatif. Hasil negatif E. coli pada 30 sampel makanan, tidak dapat dilakukan untuk identifikasi bakteri E.coli penghasil ESBLs
DESCRIPTION OF URIC ACID LEVELS PRE AND POST WARM COMPRESS OF MORINGA LEAF (Moringa oleifera Lam) IN PATIENTS WITH JOINT PAIN IN ULOK KUPAI DISTRICT, BENGKULU UTARA DISTRICT, 2023 Delta Nosi Wulandari; Putri Widelia Welkriana; Halimah Halimah
Proceeding B-ICON Vol. 2 No. 1 (2023): Proceeding of The 3rd Bengkulu International Conference on Health (B-ICON 2023)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/bicon.v2i1.129

Abstract

Uric acid is the final metabolic product of purines, which is a component of nucleic acids found in the nucleus of body cells. Moringa plant (Moringa oleif-era) is a local food ingredient that has the potential to cure gout naturally, because Moringa leaves contain active compounds, namely flavonoids and alkoloids which can prevent the formation of uric acid, besides that Moringa leaves can also be used as an anti-inflammatory. inflammatory (inflammation) and analgesic (pain relief). The purpose of this study was to find out the levels of uric acid before and after warm compresses of Moringa leaves in sufferers of joint pain in the Ulok Kupai sub-district, North Bengkulu Regency in 2023. The type of research conducted was descriptive research with a quasi-experimental design, namely describing and describing the effects before and after applying warm compresses to Moringa leaves to see differences in uric acid levels. From the results of a study conducted on 20 respondents, it was found that the average uric acid level before applying warm compresses was 7.89 and after applying warm compresses it was 7.22. The results of the pain scale were also obtained, namely, moderate pain before applying warm compresses for 1 person (5%), after applying warm compresses it became mild pain. Severe pain before applying warm compresses as many as 13 people (65%), after applying warm compresses to moderate pain. Unbearable pain in 6 people (30%) after applying warm compresses became severe pain. From the variable uric acid levels, the average value of uric acid levels before warm compresses is 7.89 and after warm compresses is 7.22. It can be seen that 100% of respondents experienced joint pain with pain levels divided into 4 levels. Moderate pain before applying warm compresses in 1 person (5%), after applying warm compresses becomes mild pain. Severe pain before applying warm compresses as many as 13 people (65%), after applying warm compresses to moderate pain. Unbearable pain in 6 people (30%) after applying warm compresses became severe pain. It is hoped that it can provide information and the alternate to use this moringa to the public regarding the benefits of using Moringa leaves as a lowering of uric acid levels in sufferers of joint pain.
Gambaran Kadar Hemoglobin Pada Mahasiswi Tingkat Tiga Yang Sedang Menstruasi Setelah Diberi Minuman Sari Kacang Hijau (Instan) Kampus A Poltekkes Kemenkes Bengkulu Tahun 2021 Putri Widelia; Yurina Puspa Angggraini
Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science Vol 1 No 1 (2021): Bacteriology dll
Publisher : POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/flms.1.1.65-74

Abstract

Latar Belakang : Remaja putri adalah orang yang rentan mengalami penurunan hemoglobin, dikarenakan remaja putri masih dalam proses pertumbuhan dan setiap bulannya mengalami menstruasi yang menyebabkan kehilangan zat besi dan anemia. Saat menstruasi terjadi penurunan kadar hemoglobin sebanyak 5% sampai 10%. Kacang hijau merupakan salah satu minuman yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah. Dikarenakan kacang hijau mengandung nutrisi yang sangat dibutuhkan dalam proses pembentukan sel darah merah, sehingga dapat mengatasi penurunan kadar hemoglobin pada anemia defisiensi besi, dengan tujuan diketahuinya gambaran kadar hemoglobin pada mahasiswi tingkat tiga yang sedang menstruasi setelah diberi minuman sari kacang hijau (instan) Kampus A Poltekkes Kemenkes Bengkulu Tahun 2021. Metode : Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan analisis data univariat. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metode POCT. Hasil : Diketahui bahwa dari 50 responden sebanyak 45 orang (90%) mengalami peningkatan kadar hemoglobin, akan tetapi ada yang mengalami penurunan kadar hemoglobin setelah diberi minuman sari kacang hijau sebanyak 4 orang (8%) dan ada yang menunjukkan kadar hemoglobin nya tetap sama sebelum diberi mimuman sari kacang hijau dan setelah diberi minuman sari kacang hijau sebanyak 1 orang (2%). Kesimpulan : Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh responden mengalami peningkatan kadar hemoglobin setelah diberi minuman sari kacang hijau. Diharapkan untuk selalu meningkatkan pengetahuan terkait anemia dan mengkonsumsi makanan yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah agar tidak terjadi anemia pada mahasisiwi yang sedang menstruasi.
Gambaran Kadar Asam Urat Pada Ibu Rumah Tangga Usia 40 Tahun Keatas Setelah Pemberian Jus Semangka Tahun 2021 Putri Widelia
Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science Vol 2 No 1 (2022): Kimia Klinik dll
Publisher : POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/.2.1.12-20

Abstract

Latar belakang : Asam urat merupakan asam yang berbentuk Kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin, dimana purin merupakan salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel tubuh.Penyakit asam urat timbul karena untuk mengetahui tentang Gambaran Kadar Asam Urat Pada Ibu Rumah Tangga Usia 40 Tahun Keatas Setelah Pemberian Jus Semangka Tahun 2021. Metode : Desain penelitian ini yaitu action research. Sampel pada penelitian sebanyak 20 orang. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metode POCT. Hasil : menunjukkan bahwa 15 ibu rumah tangga dengan presenta sesebagian besar responden (75%) mengalami penurunan kadar asam urat setelah dilakukan perlakuan pemberian jus semangka dan ibu rumah tangga dengan presentase sebagian kecil responden (25%) mengalami peningkatan setelah pemberian jus semangka. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar (75%) responden yang mengalami penurunan kadar asam urat setelah pemberian jus semangka, dan sebagai kecil (25%) mengalami peningkatan kadar asam urat Setelah Pemberian Jus Semangka. Sehingga disarankan pada masyarakat khususnya penderita asam urat agar meminum jus semangka hendaknya diminum 1 kali sehari sehingga dapat membantu penderita asam urat dalam menurunkan dan mengontrol kadar asam urat darah. proses penuaan khususnya pada perempuan yang sudah memasuki masa menopaus yaitu usia 40-60 tahun.Semangka yang memiliki sifat diuretik alami (meningkatkan aliran urin) akan merontokan asam urat.
UJI AKTIVITAS Staphylococcus aureus DENGAN PEMBERIAN DAYA HAMBAT CUKA KULIT PISANG KEPOK (Musa-Eumusa-ABB) Putri Widelia; Ati Dheaputri; Tedy Febriyanto; Sunita RS; Linda Sitompul
Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science Vol 2 No 2 (2022): Uji laboratorium dll
Publisher : POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/flms.2.2.70-79

Abstract

Masalah global yang sedang dihadapi pada negara berkembang maupun negara maju, salah satunya adalah efek samping antibiotik. Salah satu penyebab infeksi yaitu bakteri Staphylococcus aureus. Staphylococcus aureus bisa menyebabkan keracunan makanan staphylococcus, bakterimia, endokardititis, osteomeilitis hematogen akut, pneumonia, meningitis, abses yang dapat menyebar keseluruh tubuh. Staphylococcus aureus telah mengalami resistensi terhadap antibiotik. Maka alternatif yang dilakukan adalah dengan cara menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu dengan memanfaatkan produk kulit pisang kapok menjadi olahan cuka kulit pisang kapok (Musa-Eumusa-ABB).Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui uji daya hambat cuka kulit pisang kapok (Musa-Eumusa-ABB) terhadap bakteri Staphycoccus aureus. Penelitian ini merupakan penelitian True eksperiment laboratorium dengan enam perlakuan. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak empat kali dengan variasi kosentrasi 100%, 75%, 50 % dan 25% dengan tetrasiklin sebagai kontrol positif serta aquades sebagai kontrol negatif. Analisa data dengan menggunakan analisa Anova Statistika. Rata-rata diameter zona hambat pada konsentrasi 100% sebesar 17.25 mm, konsentrasi 75% sebesar 13.5 mm, konsentrasi 50% sebesar 25% mm dan pada konsentrasi 25% tidak terbentuk zona hambat bakteri. Hasilnya diketahui bahwa cuka kulit pisang kepok memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus terlihat dengan adanya zona bening yang dibentuk disekitar cakram. Semakin besar konsentrasi yang digunakan maka semakin besar tingkat efektivitas cuka kulit pisang kepok sebagai antibakteri Staphylococcus aureus, dengan konsentrasi paling efektif yaitu 100%.
Gambaran Kadar Glukosa Darah Sebelum Dan Sesudah Mengkonsumsi Kopi Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu Dwi Cahya Helandu; Heru Laksono; Putri Widelia Welkriana
Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science Vol 3 No 1 (2023): Pemeriksaan Laboratorium Medis
Publisher : POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/flms.3.1.7-17

Abstract

Latar Belakang : Diabetes Melitus merupakan sekumpulan gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar gukosa darah (Hiperglikemia) akibat kerusakan pada sekresiinsulin,kerja insulin atau keduanya. Adapun factor risiko terkatit dengan diabetes mellitus salah satunya yaitu mengkonsumsi kopi. Salah satu senyawa kopi yang dapat menurunkan kadar glukosa darah yaitu asam kloregenat. Tujuan : Untuk mengetahui kadar glukosa darah sebelum dan sesudah megkonsumsi kopi pada penderita diabetes mellitus tipe 2. Metode : Penelitian ini menggunakan jenis metode penelitian deskriptif degan analisis data univariat. Sampel pada penelitian ini sebanyak 32 orang dengan menggunakan metode purposive sampling. Pemeriksaan dilakukan dengan metode strip test. Hasil : Hasil penelitian kadar glukosa darah pada penderita diabetes mellitus tipe 2 menunjukkan terjadi penurunan kadar glukosa darah yang memiliki nilai mean sebelum mengkonsumsi kopi sebesar 203,06 mg/dl dan sesudah mengkonsumsi kopi sebesar 201,65 mg/dl. Kesimpulan : Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang “ Gambaran Kadar Glukosa Darah Sebelum Dan Sesudah Mengkonsumsi Kopi Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Di Wilayah Puskesmas Sawah Lebar Kota Bengkulu”, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan kadar glukosa darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi kopi pada penderita diabetes melitus tipe 2 dengan nilai mean sebelum mengkonsumsi kopi yaitu 203,06 mg/dl dan sesudah mengkonsumsi kopi sebsar 201,65 mg/dl.
GAMBARAN JUMLAH TROMBOSIT PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DI RSUD DR M YUNUS BENGKULU TAHUN 2023 Heru Laksono; Hafifah Pintari; Putri Widelia Welkriana
Jurnal Fatmawati Laboratory & Medical Science Vol 3 No 2 (2023): Pemeriksaan Laboratorium Medis Jilid 2
Publisher : POLTEKKES KEMENKES BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33088/flms.3.2.101-108

Abstract

Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kelainan metabolisme secara genetik dan klinis yang ditandai dengan hiperglekimia kronis serta kelainan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang diakibatkan oleh kelainan sekresi insulin, kerja insulin maupun keduanya. Hiperglekimia kronis pada diabetes melitus akan disertai dengan kerusakan, gangguan fungsi pada organ tubuh khususnya mata, ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. Kelainan metabolisme yang paling utama ialah kelainan metabolisme karbohidrat. Teknik pengumpulan sempel yang digunakan adalah accidental sampling dan sampel yang digunakan adalah sampel darah penderita diabetes melitus sebanyak 34 sampel. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa sebagian besar pasien penderita diabetes melitus di RSUD Dr M Yunus Bengkulu mempunyai jumlah trombosit yang rendah dan sebagian kecil memiliki jumlah trombosit yang normal dan tinggi. Serta diharapkan pada pasien diabetes melitus selalu menjaga pola hidup dan mengkonsumsi obat yang dianjurkan oleh dokter serta melakukan pemeriksaan gula darah,hematologi,dan urin rutin.
PROGRAM PEMERIKSAAN STUNTING PADA ANAK SD IT AL-AUFA KOTA BENGKULU Putri Widelia; Halimatussa'diah Halimatussa'diah; Tedy Febriyanto
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v4i2.4181

Abstract

Pelaksanaan program kemitraan masyarakat (PKM) merupakan Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh pihak terkait. Salah satu topik yang banyak dialami di Indonesia adalah stunting.Stunting atau pendek merupakan salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengan nilai Z-score tinggi badan menurut umur (TB/U) kurang dari – 2 Standart Deviasi (SD) berdasarkan World Health Organization. Stunting pada anak sekolah merupakan manifestasi dari stunting pada masa balita yang mengalami kegagalan dalam tumbuh kejar (catch up growth), defisiensi zat gizi dalam jangka waktu yang lama, serta adanya penyakit infeksi. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pencegahan dan pentingnya mengenali siapa yang berisiko stunting serta masih kurangnya  kerja sama lintas sektor di masyarakat dalam hal pemeriksaan dan pencegahan stunting pada anak di Kota Bengkulu. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kota Bengkulu yang diakses lewat mediaindonesia.com pada tahun 2020 terdata 4,7 % pada tahun 2019 masih jauh dibawah standar yang ditetapkan Kementrian Kesehatan yakni 20% dalam angka normal. Belum adanya program kontrol awal tentang pemeriksaan penunjang seperti berat badan , tinggi badan, kadar Hb maupun rangkaian tes IMT bagi remaja yang masih duduk di bangku sekolah dan remaja yang mempunyai riwayat keluarga stunting. Sehingga sangat perlu diadakannya sosialisasi serta pemeriksaan lebih lanjut bagi siswa SD di Kota Bengkulu. Dari kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pemeriksaan berat baadan, tinggi badan, dan pemeriksaan hemoglobin dapat digunakan untuk mendeteksi adanya stunting pada murid di  Sd IT Al-Aufa.