Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Suplementasi vitamin A dan asupan zat gizi dengan serum retinol dan morbiditas anak 1-3 tahun Elvandari, Milliyantri; Briawan, Dodik; Tanziha, Ikeu
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 13, No 4 (2017): April
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.664 KB) | DOI: 10.22146/ijcn.17938

Abstract

Background: Morbidity of infectious diseases in developing countries is a public health concern because the prevalence is still high, particularly for children under five years. Vitamin A  intake was one of factors that may affect morbidity.Objective: The objective of this study was to analyze  relation between vitamin A supplementation, nutrition intake with vitamin A status and relation between vitamin A supllementation, nutrition intake, vitamin A status with morbidity.Method: The study was an cross-sectional study. This research was conductedin February-March 2016 in Kudus and Grobogan Central Java. Subjectsin this study were children aged 1-3 years(n=140). Retinol serum was collected by taking blood sample through the vein then was analyzed using HPLC, nutrients intake with food recall 2x24jam, and structured interviews with mother children. Data were analyzed with Chi-Square test.Results: The study found that 68 subjects (48.6%) were not took vitamin A supplemantation capsule. Prevalence of childrens had nutrient deficiency (<90% RDA) were relatively high 68.6% energy; 47.1% protein; 70.7% fat; and the prevalence of vitamin A defeciency (<77% RDA)  were relatively high 60%. A number of 24.2% subjects had low retinol serum (<20μg/dl). Supplementation vitamin A, fat and vitamin A intake correlated with retinol serum (p<0.05). Supplementation vitamin A, intake of vitamin A, vitamin C, zinc and retinol serum correlated with morbidity (p<0.05).Conclusion: Childrens who were not took vitamin A supplemantation capsule, deficiency intake of vitamin A, vitamin C, zinc and low retinol serum had higher morbidity.
THE DIFFERENCES BETWEEN PROTEIN, SELECTED VITAMINS AND SELENIUM TO MORBIDITY IN YOUNG CHILDREN Mulyani, Erry Yudhya; Jus’at, Idrus; Angkasa, Dudung; Elvandari, Milliyantri
PROSIDING SEMINAR NASIONAL & INTERNASIONAL 2017: Prosiding Seminar Nasional Publikasi Hasil-Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.088 KB)

Abstract

Morbidity rate in children under 3 years of age is higher among rural than urban area. Adequate intake of protein and selected vitamins suppresses the immune system to function efficiently. This cross-sectional study at Tangerang district was aimed to understand the difference in protein, selected vitamins and selenium intake to morbidity episode among young children. A total of 87 children under 3 years of age was drawn randomly from 3 selected villages. All measurement was carried out by well trained professional health personnel’s. The independent t-test and Mann-Whitney were employed to analyze the data. The youngchildren aged 7-11 month (16.1%) and 12-36 month (83.9%), weight was 9.8±2.1 (kg), height was 78.5±8.1(cm), and MUAC was 13.5±6.6 (cm). The average intake of protein, Vitamin C, Vitamin E and Selenium inchildren aged 7-11 month were 12.7±11.0 (g), 42.7±108.1 (mg), 0.8±1.2 (mg), and 0.1±0.0 (mcg), respectively. Then for the children age 12-36 month were 26.6±15.5 (g), 23.0±34.6 (mg), 2.2±1.8 (mg), and 0.3±1.4(mcg), respectively. There were no differences in protein, vitamin C, vitamin E and selenium intakes between morbidity episode among children aged 12-36 month (p≥0.05). While, there was a difference in protein intake between morbidity status in younger children (p<0.05).  This study failed to find contribution of selected vitamins and selenium to morbidity status. An adequate intake of protein, selected vitamins andminerals was needed to curb the intermittent infections.Keywords: Protein, Selected Vitamins, Selenium, Morbidity, Young Children
TINGKAT DEPRESI BERHUBUNGAN DENGAN STATUS KESEHATAN TETAPI TIDAK DENGAN STATUS GIZI LANSIA DI KARAWANG Elvandari, Milliyantri; Rahmatunisa, Risma; Sefrina, Linda Riski
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 11, No 01 (2019): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v11i01.2752

Abstract

The purpose of this study was to analyze the relationship between depression levels, nutritional status and elderly health status at Karawang. This type of research was observational with a cross sectional study conducted in July 2018 with a total subject of 50 people (total sampling), using instructional questionnaires (elderly nutritional status, disease history, level of depression) and measurement of nutritional status. Analyze by chi-square. The results obtained showed that there was a correlation between depression level and health status (p = 0,000), and there was no correlation between nutritional status and elderly health status (p = 0,708). Keywords: elderly, nutritional status, level of depression, health status
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BODY IMAGE PADA REMAJA DI KARAWANG Sefrina, Linda Riski; Elvandari, Milliyantri; Rahmatunisa, Risma
Jurnal Nutrire Diaita (Ilmu Gizi) Vol 10, No 02 (2018): NUTRIRE DIAITA
Publisher : Lembaga Penerbitan Unversitas Esa Unggul

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47007/nut.v10i02.2537

Abstract

Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Pada masa ini, remaja akan lebih memprioritaskan citra tubuh (body image). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan body image pada remaja di Karawang. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional study. Jumlah subjek penelitian sebanyak 66 siswa SMA yang diambil dengan purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hanya pengetahuan mengenai body image dan ideal body image berhubungan dengan body image (p-value < 0.000). Pengetahuan gizi remaja perlu ditingkatkan melalui pendidikan gizi agar mampu memperbaiki persepsi mereka tentang body image. Kata kunci : citra tubuh, remaja, Karawang
HUBUNGAN ASUPAN ZAT GIZI DAN SERUM RETINOL DENGAN MORBIDITAS PADA ANAK 1-3 TAHUN DIJAWA TENGAH Milliyantri Elvandari; Dodik Briawan; Ikeu Tanziha
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 12 No. 4: DESEMBER 2016
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.215 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v12i4.1537

Abstract

Morbiditas penyakit infeksi di negara berkembang merupakan masalah kesehatan masyarakat karena prevalensi masih tinggi terutama pada anak di bawah lima tahun. Asupan vitamin A merupakan salah satu faktor penyebab yang dapat memengaruhi morbiditas. Indikator defisiensi vitamin A ditentukan dari konsentrasi serum retinol darah. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan asupan zat gizi dan serum retinol dengan morbiditas di Jawa Tengah. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2016 di Kabupaten Kudus dan Grobogan Jawa Tengah. Subjek dalam penelitian ini adalah anak usia 1-3 tahun (n=140). Pengambilan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara struktural (morbiditas), food recall (2x24 jam) dan serum retinol dikumpulkan dengan pengambilan darah di vena. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan asupan vitamin A (p=0.015), serum retinol (p=0.006) dengan morbiditas. Defisiensi vitamin A dan serum retinol yang rendah pada anak dapat meningkatkan morbiditas.
PELATIHAN PENILAIAN STATUS GIZI PADA GURU DALAM RANGKA DETEKSI SISWA STUNTING DI SEKOLAH DASAR Linda Riski Sefrina; Milliyantri Elvandari
Dharmakarya Vol 9, No 1 (2020): Maret, 2020
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/dharmakarya.v9i1.24854

Abstract

Pembangunan suatu negara dimulai dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Status gizi anak usia sekolah adalah status kesehatan yang perlu mendapat perhatian. Prevalensi stunting di Indonesia telah meningkat sejak 2010. Stunting adalah akibat tidak dapat dipulihkan dari kekurangan gizi kronis. Anak-anak usia sekolah yang mengalami stunting cenderung sering absen di kelas, mengalami ketidakmampuan belajar dan kinerja sekolah yang lebih rendah. Sasaran dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan keterampilan penilaian gizi guru sekolah dasar. Kegiatan pengabdian masyarakat ini terdiri dari penyuluhan dan pelatihan masyarakat untuk guru sekolah dasar. Pelatihan ini juga menggunakan alat yang disebut “Cakram Gizi” yang mudah digunakan. Mereka diberikan penyuluhan dan pelatihan dengan metode demonstrasi. Hasil dari kegiatan ini adalah bahwa penyuluhan meningkatkan pengetahuan guru tentang stunting. Selain itu, kegiatan pelatihan dapat meningkatkanpengetahuan guru tentang gizi pada anak sekolah dan dapat melakukan deteksi dini tentang gizi yang kurang pada siswa. . Berdasarkan layanan masyarakat ini, kami menyarankan bahwa program kesehatan masyarakat melibatkan institusi pendidikan, khususnya sekolah dalam menangani stunting. 
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN MORBIDITAS ANAK USIA 1-3 TAHUN DI JAWA TENGAH Milliyantri Elvandari; Dodik Briawan; Ikeu Tanziha
HSG (Health Science Growth) Journal Vol 3 No 1 (2018): Health Science Growth (HSG) Journal
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKMorbiditas suatu wilayah merupakan indikator penting dalam penilaian dan perencanaan program untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian. Kondisi kesehatan anak Indonesia tergolong rendah dibanding Negara negara ASEAN (Malaysia, Filipina, Thailand, Singapura, Brunei Darussalam, dan Vietnam). Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan angka morbiditas tinggi yang disebabkan oleh diare sebesar 25.2%. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah penemuan dan penangganan diare pada balita sebesar 42.6%, pneumonia sebesar 24.7% dan ISPA sebesar 23.6%. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan morbiditas anak 1-3 tahun di Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan PHBS dengan morbiditas anak 1-3 tahun di Jawa Tengah (p<0.05).Kata Kunci : anak; PHBS; morbditas
ANALISA DESKRIPTIF HASIL PEMBUATAN INOVASI FOOD MODEL DENGAN STIKER MAGNET SEBAGAI KREASI ALAT PERAGA BAHAN AJAR Eka Andriani; Milliyantri Elvandari
HSG (Health Science Growth) Journal Vol 4 No 1 (2019): Health Science Growth (HSG) Journal
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakTujuan penelitian ini adalah untuk menilai secara deskriptif hasil inovasi Food Models dengan stiker magnet berbahan lenticular yang dilengkapi dengan label ukuran bahan-bahan makanan sesuai Daftar Bahan Makanan penukar (DBMP). Pelabelan pada Food Models diharapkan dapat mempermudah mahasiswa dalam menilai kandungan energi dan zat gizi.Penelitian ini dilakukan dengan pembuatan stiker magnet kemudian  memberikan angket penilaian mengenai inovasi Food Model dengan stiker magnet dari bahan lenticular kepada 60 orang sampel mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika untuk menilai.Berdasarkan hasil penilaian diperoleh hasil bahwa sebagian besar 87 – 97 % sampel  menilai positif (baik dan sangat baik). Sedangkan 3 - 13% masih ada yang menilai tidak baik dari segi desain, bahan, ukuran dan bentuk stiker magnet. Kata Kunci : Stiker magnet; food  models.
Suplementasi vitamin A dan asupan zat gizi dengan serum retinol dan morbiditas anak 1-3 tahun Milliyantri Elvandari; Dodik Briawan; Ikeu Tanziha
Jurnal Gizi Klinik Indonesia Vol 13, No 4 (2017): April
Publisher : Minat S2 Gizi dan Kesehatan, Prodi S2 IKM, FK-KMK UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (209.664 KB) | DOI: 10.22146/ijcn.17938

Abstract

Background: Morbidity of infectious diseases in developing countries is a public health concern because the prevalence is still high, particularly for children under five years. Vitamin A  intake was one of factors that may affect morbidity.Objective: The objective of this study was to analyze  relation between vitamin A supplementation, nutrition intake with vitamin A status and relation between vitamin A supllementation, nutrition intake, vitamin A status with morbidity.Method: The study was an cross-sectional study. This research was conductedin February-March 2016 in Kudus and Grobogan Central Java. Subjectsin this study were children aged 1-3 years(n=140). Retinol serum was collected by taking blood sample through the vein then was analyzed using HPLC, nutrients intake with food recall 2x24jam, and structured interviews with mother children. Data were analyzed with Chi-Square test.Results: The study found that 68 subjects (48.6%) were not took vitamin A supplemantation capsule. Prevalence of childrens had nutrient deficiency (<90% RDA) were relatively high 68.6% energy; 47.1% protein; 70.7% fat; and the prevalence of vitamin A defeciency (<77% RDA)  were relatively high 60%. A number of 24.2% subjects had low retinol serum (<20μg/dl). Supplementation vitamin A, fat and vitamin A intake correlated with retinol serum (p<0.05). Supplementation vitamin A, intake of vitamin A, vitamin C, zinc and retinol serum correlated with morbidity (p<0.05).Conclusion: Childrens who were not took vitamin A supplemantation capsule, deficiency intake of vitamin A, vitamin C, zinc and low retinol serum had higher morbidity.
Mutu Penambahan Tepung Daun Kelor (Moringa Oleifera L) Pada Abon Lele Sebagai Makanan Alternatif Pencegah Anemia Hanila Wetri; Milliyantri Elvandari; Linda Riski Sefrina
Ghidza: Jurnal Gizi dan Kesehatan Vol 6 No 1 (2022): July
Publisher : Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/ghidza.v6i1.506

Abstract

Anemia adalah kondisi jumlah sel darah merah tidak mencukupi kebutuhan fisiologi tubuh. Wanita Usia Subur (WUS) rentang usia 15-49 tahun adalah kelompok usia dengan prevalensi anemia yang cukup tinggi. Prevalensi anemia yang terjadi pada Wanita Usia Subur (WUS) rentang usia 15-24 tahun berdasarkan data Riskesdas 2018 sebesar 32%. Terjadinya anemia salah satunya diakibatkan oleh defisiensi besi. kekurangan zat besi bisa diatasi dengan cara mengkonsumsi makanan kaya akan zat besi. Daun kelor segar mengandung zat besi 3 kali lebih banyak dibandingkan bayam. Melalui penambahan tepung daun kelor diharapkan dpaat meningkatkan kadar zat besi dan protein. Tepung daun kelor dijadikan dapat Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun kelor terhadap protein, zat besi dan kualitas organoleptik abon. Jenis penelitian yang digunakan adalah true eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 3 perlakuan dengan proporsi ikan lele dan tepung daun kelor sebagai berikut: F1 (100%:3%), F2 (100%:5%), F3 (100%:10%). Analisis uji statistik daya terima berupa analisis distribusi normalitas, kruskal wallis dan mann-whitney. Hasil organoleptik didapati rata-rata tingkat kesukaan panelis terhadap warna, aroma, rasa, tekstur dan aftertaste berada pada tingkat suka dan cukup suka dengan hasil terbaik yaitu ada perlakuan F1 dengan perbandingan ikan lele dan tepung daun kelor (100%:3%). Sedangkan hasil uji analisis zat gizi pada formula terbaik abon untuk kadar zat besi 4,245mg/100gram, dan Protein 28,345%. Formula F1 dapat dijadikan sebagai alternatif makanan pelengkap karena mengandung sumber protein dan zat besi.