Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Hubungan Antara Asupan Zat Gizi dengan Status Gizi Pada Balita di TK Pelita Pertiwi Cicurug Sukabumi Rahmini Shabariah; Thera Cahya Pradini
Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF) Vol 1, No 2 (2020): Muhammadiyah Journal of Nutrition and Food Science (MJNF)
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.86 KB) | DOI: 10.24853/mjnf.1.2.41-47

Abstract

Latar Belakang: balita merupakan kelompok umur yang paling sering menderita kekurangan gizi. Status gizi pada berat badan menurut tinggi badan dikategorikan menjadi gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, overweight dan obesitas. Masalah yang dapat muncul dari kondisi tersebut menjadikan perlunya diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian gizi kurang dan gizi lebih, salah satu contohnya adalah faktor asupan gizi. Tujuan: untuk Mengetahui hubungan antara asupan zat gizi dengan status gizi pada balita di TK Pelita Pertiwi Kecamatan Cicurug Kabupaten Sukabumi. Metode: penelitian yang digunakan adalah bersifat deskriptif analitik dengan desain yang digunakan pada penelitian ini adalah cross sectional dengan metode total sampling. Jumlah sampel sebanyak 56 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, lembar food recall, microtoise dan timbangan berat badan. Hasil: hasil penelitian ini, sebanyak 56 responden balita di TK Pelita Pertiwi diperoleh status gizi kurang 28,6%, gizi baik 55,4%, overweight 10,7% dan obesitas 5,4%. Hubungan antara asupan zat gizi makronutrien energi dan mikronutrien kalsium, mg dan fe dengan status gizi pada balita didapatkan hubungan yang signifikan (P<0,05 chi square) sedangkan hubungan antara asupan zat gizi makronutrien karbohidrat, protein dan lemak dan mikronutrien vit A, Vit D, sodium, fosfor, iodine dan zink serta ASI Exclusive dengan status gizi pada balita tidak ditemukan hubungan yang signifikan (P>0,05 chi square). Kesimpulan: kesimpulan dari penelitian ini, terdapat adanya hubungan yang signifikan antara asupan zat gizi makronutrien energi dan asupan zat gizi mikronutrien kalsium, mg dan fe dengan status gizi pada balita di TK Pelita Pertiwi.
Hubungan Ukuran Lingkar Kepala dengan Perkembangan Anak Usia 12 - 36 Bulan Berdasarkan Skala Denver Development Screening Test-II (Ddst-II) di Posyandu RW 03 Mustika Jaya Bekasi Timur November 2016 Rahmini Shabariah; Farsida Farsida; Indri Prameswari
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 15, No 1 (2019): JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
Publisher : Faculty of Public Health, Faculty of Medicine and Health, Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.431 KB) | DOI: 10.24853/jkk.15.1.46-55

Abstract

Latar Belakang: Anak-anak dengan keterlambatan perkembangan secara umum meliputi 10% anak-anak di seluruh dunia. Berdasarkan hasil pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) pada 500 anak dari lima wilayah DKI Jakarta, ditemukan 57 anak (11,9%) mengalami kelainan tumbuh kembang. Kelainan yang paling banyak yaitu delayed development (pertumbuhan yang terlambat) 22 anak, 14 anak mengalami global delayed development, 10 anak gizi kurang, 7 anak mikrosefali, dan 7 anak yang tidak mengalami kenaikan berat badan dalam beberapa bulan terakhir. Ukuran lingkar kepala adalah salah satu indikator yang umum diperiksa untuk mengidentifikasi kelainan neurologis dan menyingkirkan penyebab keterlambatan perkembangan.Metode: Penelitian ini bersifat kuantitatif analisis, dengan responden anak usia 12 - 36 bulan di Posyandu RW 03 Kelurahan Mustika Jaya, Bekasi Timur. Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah ā€¯cross sectional study, dengan jumlah sampel sebanyak 73 responden.Hasil: Berdasarkan penelitian, lebih dari setengah reponden yang memiliki lingkar kepala dengan interpretasi tanpa kelainan kepala atau normal memiliki aspek perkembangan motorik kasar yang normal (98,5%), dibandingkan dengan aspek perkembangan motorik kasar yang suspek (1,5%). Reponden yang memiliki lingkar kepala normal memiliki aspek perkembangan motorik halus yang normal (95,6%), dibandingkan dengan yang suspek (4,4%). Reponden yang memiliki lingkar kepala normal memiliki aspek perkembangan bahasa yang normal (92,6%), dibandingkan dengan yang suspek (7,4%). Reponden yang memiliki lingkar kepala normal memiliki aspek perkembangan personal sosial yang normal (97,1%), dibandingkan dengan yang suspek (2,9%). Didapatkan reponden yang memiliki lingkar kepala tanpa kelainan kepala atau normal cenderung memiliki perkembangan yang normal (86,8%) dibandingkan perkembangan yang suspek (13,2%).Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara lingkar kepala dengan interpretasi tanpa kelainan atau normal dengan perkembangan anak yang normal. Lingkar kepala tanpa kelainan mempengaruhi perkembangan anak 9 kali lebih besar.Kata Kunci: Lingkar Kepala, Perkembangan Anak, DDST II.
Pemutusan mata rantai penyebaran virus Covid-19 dengan pembagian masker, alat kebersihan, spanduk di Pasar Klender Jakarta Rayhana Rayhana; Fanny SF; Sugiarto Sugiarto; Heriyanto Heriyanto; Rusdi Effendi; Rahmini Shabariah; 7Hardiman SG; Belva Elrica A; Fitri Nur Rizqi; Muhammad Adib
Abdi Masyarakat Vol 3, No 2 (2021)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/abdi.v3i2.2937

Abstract

Covid-19 is caused by SARS-CoV-2 which is spread through the air and enters the body through the respiratory tract. It spreads so fast that it becomes a pandemic in a short period of time. The impact of the Covid-19 pandemic is felt by all groups, especially people whose daily work is interacting with other people, thus requiring them to obey health protocols. There is also community interaction in the market which requires them to interact with one another. The chain of spreading Covid-19 must be broken immediately by complying with health protocols. In order to help the government break the chain of the spread of Covid 19 by doing community service at Klender Market, which is one of the main markets in DKI Jakarta, especially East Jakarta. We distributed masks, hygiene kits and banners to invite the public, especially those who interact at Klender Market, to comply with health protocols.