Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search
Journal : HSG (Health Science Growth) Journal

Hubungan antara Kebiasaan Makan perhari, Asupan Karbohidrat dan Asupan Serat dengan Persentase Lemak Tubuh pada Mahasiswa dan Dosen Prodi Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika Maria Alia Rahayu; Nelly Apriningrum; Rina Marlina
HSG (Health Science Growth) Journal Vol 1 No 2 (2017): HSG (Health Science Growth) Journal
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Makanan yang dimakan haruslah sesuai dengan kebutuhan tubuh baik dalam jumlah kalori maupun komposisi zatnya. Kelebihan kalori yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi tentunya akan menyebabkan lemak dalam tubuh meningkat. Kadar lemak dalam tubuh merupakan indikator kesehatan. Kadar lemak yang berlebihan sangat beresiko terhadap berbagai penyakit. Kelebihan lemak adalah masalah yang sangat serius untuk tubuh. Mengurangi kelebihan lemak tubuh dapat mengurangi resiko berbagai penyakit berat seperti tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung dan kanker. Hampir tujuh belas juta orang meninggal lebih awal tiap tahunnya akibat penyakit degenerative. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebiasaan makan perhari, asupan karbohidrat dan asupan serat dengan persentase lemak tubuh pada Mahasiswa dan Dosen Program Studi D III Kebidanan Unsika Tahun 2017. Desain penelitian menggunakan metode analitik dengan pendekatan Cross Sectional dan analisis Chi-Square. Sampel yang digunakan simple random sampling dengan menggunakan rumus lemen show didapat 161 sampel.Hasil penelitian menunjukan dari ke 3 variabel yang diteliti ada 1 variabel yang memiliki hubungan yang bermakna, diantaranya asupan karbohidrat dengan nilai P 0,012 <0,05.Pentingnya untuk tetap menjaga pola hidup yang baik, pastikan jenis makanan yang dikonsumsi harus seimbang, baik antara kebutuhan lemak, karbohidrat maupun serat.Kata Kunci : Pola Makan dan Lemak Tubuh.
“HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN, AKTIFITAS FISIK DAN STATUS GIZI DENGAN LEMAK TUBUH PADA MAHASISWA DAN DOSEN PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN UNSIKA TAHUN 2017” Maria Alia Rahayu; Nelly Apriningrum; Rina Marlina
HSG (Health Science Growth) Journal Vol 2 No 1 (2017): Health Science Growth (HSG) Journal
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelebihan lemak adalah masalah serius untuk tubuh. Mengurangi kelebihan lemak tubuh dapat mengurangi resiko penyakit berat seperti tekanan darah tinggi, stroke, penyakit jantung dan kanker. Terdapat 17 juta orang meninggal lebih awal tiap tahunnya akibat penyakit degenerative. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola makan, aktifitas fisik dan status gizi dengan lemak tubuh pada Mahasiswa dan Dosen Program Studi D III Kebidanan Unsika Tahun 2017. Desain penelitian menggunakan metode analitik dengan pendekatan Cross Sectional dan analisis regresi linier berganda dengan simple random sampling, menggunakan rumus lemen show didapat 161 sampel.Hasil penelitian menunjukan dari 10 variabel, 5 memiliki hubungan bermakna, diantaranya tingkat aktifitas, umur, IMT, Asupan lemak, asupan karbohidrat dengan nilai P <0,05, dari analisis multivariat didapati ke 5 variabel tersebut memiliki pengaruh yang sangat kuat hal tersebut dapat dilihat dari nilai R2 =0,955 dengan nilai F hitung > F tabel (680,873 > 1,893).IMT dan Umur merupakan variabel paling kuat dilanjut variabel tingkat aktifitas, asupan lemak dan asupan karbohidrat, penting bagi kita tetap menjaga pola hidup yang baik, mulai dari pola makan, dengan sarapan teratur, menjaga kestabilan IMT, dan meningkatkan aktifitas karena bila tidak disertai aktifitas yang tinggi nutrisi tersebut akan mengendap menjadi lemakKata Kunci : Lemak Tubuh. Aktivitas fisik status gizi
PENGARUH METODE VCT (VOLUNTARY COUNSELING AND TESTING) HIV/AIDS TERHADAP SIKAP IBU HAMIL DI TIRTAJAYA, Karawang Rina Marlina, Maria Alia Rahayu
HSG (Health Science Growth) Journal Vol 2 No 1 (2017): Health Science Growth (HSG) Journal
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

HIV/AIDS merupakan penyakit mematikan yang sampai saat ini belum ditemukan obatnya. HIV/AIDS dapat menyerang siapapun, tanpa terkecuali ibu hamil. WHO mengemukakan hingga saat ini 30% bayi lahir dari ibu terinfeksi HIV. Maka dari itu hendaknya setiap ibu hamil memeriksakan dirinya untuk memastikan bebas dari HIV/AIDS. Seringkali ibu hamil merasa bahwa dirinya sehat dan aman dari berbagai penyakit berbahya salah satunya adalah HIV/AIDS. Oleh karena itu ibu hamil minim sekali pemahaman mengenai HIV/AIDS dan enggan untuk diperiksa untuk deteksi HIV/AIDS. Tidak mudah untuk memberi pemahaman kepada masyarakat mengenai betapa bahayanya HIV/AIDS dan betapa pentingnya pemeriksanaan dengan berbagai macam cara yang salah satunya adalah VCT (Voluntary Counseling And Testing). VCT adalah proses konseling pra testing, konseling post testing, dan testing HIV secara sukarela yang bersifat confidental dan secara lebih dini membantu orang mengetahui status HIV.Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan HIV/AIDS pada ibu hamil dan mengetahui sikap ibu hamil terhadap perilaku pemeriksaan VCT di Puskesmas Tirtajaya. Desain penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian experimental dan menggunakan Uji Wilcoxon signed rank test, dimana uji ini merupakan alternatif bagi uji-t. Sampel pada peneitian inimenggunakan asidental sampling yaitu ibu hamil yang datang ke Puskesams Tirtajaya untuk memeriksakan kehamilannya pada bulan Agustus sampai September tahun 2017 yaitu 32 orang.Hasil penelitian ini menunjukan nilai signifikan hasil uji Wilcoxon signed rank test yaitu 0,000 untuk pengetahuan dan sikap, nilai tersebut lebih kecil dari derajat kemaknaan (?) 0,05 artinya H0 ditolak dan Ha diterima. sehingga dapat diputuskan bahwa hipotesis pengaruh VCT (konseling) terhadap sikap ibu hamil dalam kesediaan dilakukan pemeriksaan HIV/AIDS. Maka dari itu tenaga kesehatan atau bidan dapat menggunakan metode VCT dalam upaya deteksi dini HIV/AIDS pada ibu hamil.Kata Kunci : VCT, pemeriksaan HIV/AIDS
PENGARUH RIWAYAT BERAT BADAN LAHIR TERHADAP PERKEMBANGAN ANAK USIA 2-5 TAHUN DI DESA LEMAHMULYA, KEC. MAJALAYA. Maria Alia Rahayu; Lilis Suryani; Irma Yanti
HSG (Health Science Growth) Journal Vol 3 No 2 (2018): Health Science Growth (HSG) Journal
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAKDi Indonesia sekitar 5-10% anak mengalami keterlambatan perkembangan. Berat badan lahir merupakan salahsatu faktor kunci pembangunan disemua aspek perkembangan. Berdasarkan hasil survey pendahuluan didapati dari 5 anak balita 1 diantaranya mengalami kondisi perkembangan dengan status meragukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah pengaruh riwayat berat badan lahir dengan perkembangan anak usia 2-5 tahun.Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Sampel penelitian diambil secara purposive sampling sebanyak 36 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data menggunakan uji statistic Chi Square dan regresi logistik ordinal. Adapun hasil penelitian nya didapati prosentase anak yang status perkembangannya meragukan lebih banyak terjadi pada anak yang memiliki riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) dan kelompok anak yang pertumbuhanya dianggap tidak normal, akan tetapi setelah dilakukan uji stastistik didapati nilai P = 0,089. Dengan hasil uji statistik tersebut dapat disimpukan bahwa riwayat berat badan saat lahir dan pertumbuhan tidak berpengaruh terhadap perkembangan anak.Kesimpulan ini bersifat definitif, karena sejumlah faktor perancu seperti faktor genetic, kuantitas dan intensitas perhatian, kasih sayang, interaksi anak dan ibu, stimulasi dini, dan faktor-faktor psikososial lainnya, mungkin menutupi perbedaan perkembangan yang sesungguhnya.Perlunya untuk melakukan stimulasi dini pada setiap anak agar perkembangannya optimal. Kata kunci : Perkembangan, Berat Badan Lahir
Perbedaan Efektifitas Antara Konsumsi Pisang Abon Lumut dengan Pisang Raja Bolu Terhadap Penurunan Nyeri Pada Dismenore Primer Mahasiswa Kebidanan Unsika Maria Alia Rahayu; Rina Marlina; Irma Hamdayani Pasaribu
HSG (Health Science Growth) Journal Vol 4 No 2 (2019): Health Science Growth (HSG) Journal
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Angka kejadian nyeri menstruasi di dunia sangat besar. Rata-rata >50% perempuan di setiap negara mengalami nyeri menstruasi. Angka kejadian nyeri menstruasi berkisar 45-95% dikalangan wanita usia produktif dengan upaya penanganan dismenorea dilakukan 51,2% dengan terapi obat, 24,7% dengan relaksasi dan 24,1% dengan distraksi atau pengalihan nyeri. Indonesia angka kejadian prevalensi nyeri menstruasi berkisar 55%. Angka kejadian dismenorhea di Jawa Barat sebanyak 54,9, terdiri dari 24,5% mengalami dysmenorrhea ringan, 21,28% mengalami dysmenorrhea sedang dan 9,36% mengalami dysmenorrhea berat.Dampak disminorhea primer berupa gangguan aktifitas seperti tingginya tingkat absen sekolah/kuliah maupun kerja, keterbatasan kehidupan sosial, performa akademik, serta aktifitas olahraganya. Perlu alternatif pengobatan dari sumber alami dan efektif. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui efektifitas konsumsi pisang raja dan pisang ambon lumut terhadap penurunan nyeri haid pada disminorhea primer Mahasiswi Kebidanan Unsika.Metode penelitian eksperimen. Dalam hal ini penulis menggunakan kelas kontrol sebagai pembanding maka penelitian ini juga bisa disebut eksperimen murni.Hasil penelitian yaitu konsumsi pisang raja bolu (masuk kedalam kategori sedang tingkat keefektifitasannya), nilai N-Gain Score 34,19%. dibandingkan dengan konsumsi pisang ambon serta yang tidak mengkonsumsi pisang keduanya (memiliki kadar rendah tingkat keefektifitasannya). Ditemukan responden yang tidak mengkonsumsi pisang keduanya tetapi mengalami perubahan skala nyeri haid dari berat menjadi sedang, meskipun nilai N-Gain Scorenya adalah 12,76% (Masuk kedalam kategori rendah tingkat keefektifitasannya).Perlu adanya penelitian yang lebih mendalam terkait isi kandungan/zat yang secara spesifikasi dapat menjadi pembeda tingkat keefektifitasan dalam mengurangi derajat nyeri haid, sebelum di desiminasi kepada masyarakat mengenai solusi dalam dismenore. Key Word : Dismenore, Pisang Ambon, Pisang Raja
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INFERTILITAS PADA WANITA DI RUMAH SAKIT DEWI SRI KARAWANG Irma Hamdayani Pasaribu; Maria Alia Rahayu; Rina Marlina
HSG (Health Science Growth) Journal Vol 4 No 2 (2019): Health Science Growth (HSG) Journal
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Infertilitas adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri belum mampu memiliki anak walaupun  telah melakukan hubungan seksual sebanyak  2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun tanpa menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun. WHO secara global memperkirakan adanya kasus infertil pada 8%-10% pasangan, jika dari gambaran global populasi maka sekitar 5080 juta pasangan (1 dari 7 pasangan) atau sekitar 2 juta pasangan infertil baru setiap tahun dan jumlahnya terus meningkat. Infertilitas pada wanita disebabkan oleh banyak faktor seperti usia, pekerjaan, olahraga, stress, merokok, status gizi, gangguan ovulasi, gangguan tuba dan pelvis, dan lain-lain. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan data sekunder yang diperoleh dari rekam medik. Penelitian ini dilakukan di RS Dewi Sri Karawang pada bulan Juni-November 2019. Sampel penelitian adalah semua wanita infertil yang datang berobat periode tahun 2017-2018, dengan teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Dari hasil penelitian berdasarkan hasil uji chi-square variabel penelitian yang mempunyai hubungan dengan infertilitas pada wanita di RS Dewi Sri Krawang adalah pekerjaan (P Value = 0,04), Indeks Massa Tubuh (P Value = 0,00), gangguan ovulasi (p Value = 0,01), gangguan tuba dan pelvis (P Value =0,00) dan gangguan uterus (p Value = 0,00), sedangkan variebel penelitian yang tidak mempunyai hubungan dengan infertilitas adalah usia (P Value = 0,74) dan kondisi medis (P Value = 0,21). Varibel yang paling mempengaruhi terhadap infertilitas pada wanita adalah gangguan uterus dengan p-value 0.01 dan OR = 49.092.Kata kunci : infertilitas wanita, gangguan uterus, IMT
Pengaruh Usia Menarche, Paritas, Status Gizi dan Pemakaian Alat Kontrasepsi Terhadap Kejadian Menopause Dini Pada Ibu Di tirtajaya Kabupaten Karawang Rina Marlina; Maria Alia Rahayu
HSG (Health Science Growth) Journal Vol 4 No 2 (2019): Health Science Growth (HSG) Journal
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Data Organisasi Kesehatan Dunia World Health Organization pada tahun 2007 menunjukkan, setiap tahun sekitar 25 juta wanita di seluruh dunia diperkirakan mengalami menopause. Asia menjadi wilayah dengan jumlah perempuan bergejala awal menopause tertinggi di dunia. Saat ini, Umur Harapan Hidup (UHH) perempuan Indonesia adalah 67 tahun. Perempuan Indonesia yang memasuki masa menopause saat ini sebanyak 7,4 persen dari populasi. Jumlah tersebut meningkat menjadi 11% pada tahun 2005 dan naik lagi sebesar 14% pada tahun 2015. Meningkatnya jumlah penduduk sebagai akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut dan tingginya usia harapan hidup dibarengi membaiknya derajat kesehatan masyarakat.. Ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua. Berdasarkan peninjauan data yang peneliti lakukan didapatkan dari Hasil survey lapangan tahun Januari 2019 di Puskesmas Tirtajaya Kecamatan Tirtajaya ada 4 dari 10 orang ibu yang sudah mengalami menopouse saat usia 40 tahun. Dari fenomena tersebut peneliti tertarik untuk melakukan sebuah penelitian mengenai pengaruh usia menarche, status gizi, paritas dan pemakaian alkon terhadap kejadian menopause di Desa Bolang, Kecamatan Tirtajaya Kab. Karawang. Tujuan dilakukan penelitian ini, untuk mengetahui factor-faktor yang memengaruhi kejadian menopause pada ibu di Desa Bolang Tirtajaya Kab. Karawang. Dari Hasil penelitian didapatkan bahwa dari emapt variable independen terdapat dua variable yang berhubungan yaitu dan Paritas dengan P = 0,026. Dan dari ke empat variable tersebut, variable menarche yang sangat memengaruhi dengan nilai Sig F sebesar 0, 012. Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan bidan beserta kader dapat lebih memebrikan informasi edukasi kepada para perempuan di wilayah desa untuk mengetahui menopause. Kata Kunci : Menopouse Dini, paritas
OVERWEIGHT DAN PREMESNTRUAL SYNDROME Irma Hamdayani Pasaribu; Maria Alia Rahayu; Rina Marlina
HSG (Health Science Growth) Journal Vol 7 No 01 (2022): Health Science Growth (HSG) Journal
Publisher : Fakultas Ilmu Kesehatan Unsika

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35706/hsg.v7i01.7956

Abstract

Premenstrual syndrome is identified by physical, emotional, and behavioral symptoms that greatly affect a woman's daily life, including work and daily activities, which appear before menstruation and end spontaneously a few days after menstruation. The exact cause of premenstrual syndrome is not known, but it may be due to hormonal changes, prostaglandins, diet, medications, and lifestyle. Women who are overweight are at high risk of developing PMS. This study is a descriptive study with a cross-sectional approach to determine the relationship between overweight and premenstrual syndrome. The study sample was 53 midwifery student class 2019-2020 with inclusion criteria have regular menstrual cycles in the last two months, willing to be respondents and filling out the informed consent form. The independent variable in this study is Body Mass Index (BMI) and the dependent variable is PMS. BMI is obtained by calculating the formula BMI=Weight: Height (m)2. To find out the presence of PMS using the Shortened Premenstrual Assessment Form (SPAF) questionnaire. From the results of the Chi Square statistical test obtained P-Value 0.00 and OR 8.02, it can be concluded that overweight is associated with Premenstrual Syndrome. Keywords: Nutritional Status, Overweight, Premenstrual Syndrome