Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search
Journal : Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory (IJCPML)

ANALYSIS OF RHESUS AND KELL GENOTYPE IN PATIENTS WITH TRANSFUSION REACTION Sukmawaty Sukmawaty; Rachmawati Muhiddin; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i3.1202

Abstract

Transfusi darah dapat memberikan reaksi imunologis. Yang paling sering adalah reaksi transfusi terkait pecahnya sel darah(hemolitik) akibat tidak terdapatnya antibodi. Anti serum (Ab) yang disarankan saat ini untuk mendeteksi keberadaan antigen sel darahmerah yaitu ABO, Rhesus dan Kell. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genotipe pasien Rhesus dan Kell dengan reaksi transfusi,menggunakan metode potong lintang di 35 subjek yang mengalami reaksi transfusi pada masa waktu antara bulan Juni–Agustus 2015di RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Semua sampel diperiksakan antigen Rhesus dan Kell menggunakan sampel darah pasienyang ada di Bank Darah RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo. Subjek penelitian rerata berumur 49,91 tahun dan sebagian besar berjeniskelamin perempuan (71,43%). Golongan darah yang paling banyak mengalami reaksi transfusi adalah golongan darah O (54,29%).Semua sampel adalah Rhesus positif (100%). Antigen D (100%), C (62,86%), c (40%), E (57,14%) dan e (91,43%). Antigen Kell diperolehK (8,57%) dan k (91,43%). Dari semua sampel sebagian besar antigen yang didapatkan adalah antigen D dan e, serta k.
ANALYSIS OF LABORATORY PARAMETERS AS SEPSIS MARKERS IN NEONATALS WITH HYPERBILIRUBINEMIA Bachtiar Syamsir; Rachmawati Muhiddin; Uleng Bahrun
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 24, No 1 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v24i1.1154

Abstract

Hiperbilirubin di neonatus merupakan kondisi peningkatan bilirubin total (> 5mg/dL) di bayi baru lahir. Angka kejadian di bayicukup bulan mencapai 60%. Kejadian hiperbilirubin di bayi baru lahir salah satu penyebab terbanyak bayi harus mendapat perawatan.Kejadian hiperbilirubinemia di neonatus yang disebabkan oleh sepsis 3–8%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubunganpeningkatan petanda sepsis C-Reaktif Protein (CRP), Procalcitonin (PCT), rasio jumlah imature to total neutrofil (IT ratio) dan jumlahtrombosit di neonatus dengan hiperbilirubinemia dan menilai kenasabannya. Penelitian retrospektif dengan pendekatan potong lintangdengan mengambil data rekam medis pasien yang diperiksa kadar bilirubin total di RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar masawaktu Januari-Desember 2015. Patokan kesertaan, pasien dengan pemeriksaan petanda sepsis CRP, PCT, IT Ratio dan trombosit,dengan diagnosis akhir sepsis. Data dikelompokkan menjadi kelompok hiperbilirubin dan non-hiperbilirubin, diuji dengan Uji MannWhitnney atau Uji T Independen untuk melihat hubungan antara keempat petanda sepsis dengan kelompok bilirubin. Data kelompokhiperbilirubinemia kemudian diuji kenasaban Spearman untuk melihat kenasaban keempat petanda sepsis dengan kadar bilirubin.Diperoleh total 92 sampel yang memenuhi patokan kesertaan, kelompok hiperbilirunemia 67,4% dan non-hiperbilirubinemia 32,6%.Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna nilai keempat petanda sepsis diantara kedua kelompok (p>0,05),terdapat kenasaban negatif jumlah trombosit dengan sepsis hiperbilirubinemia (p<0,05; r.-0,261). Tidak dapat disimpulkan adanyahubungan CRP, PCT, IT ratio dan trombosit terhadap kejadian hiperbilirubinemia. Pada subjek dengan hiperbilirubinemia, makin tinggikadar bilirubin makin rendah jumlah trombosit.
PERMINTAAN DARAH PERSIAPAN TINDAKAN BEDAH DI RSUP DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO Herlinah Herlinah; Rachmawati Muhiddin; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 22, No 2 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v22i2.1115

Abstract

Surgical procedures frequently need blood transfusion. However, the blood demand is frequently excessive without an appropriateneed analysis. The high percentage of canceled and returned blood indicates the ineffective use of blood transfusion. To know theappropriateness of blood demand for surgery preparation at the Dr. Wahidin Sudirohusodo General Hospital the researchers analyzedhis matter. This study was an observational study with cross sectional approach. The data of the blood demand for surgery preparationwere obtained from the blood bank of the Dr. Wahidin Sudirohusodo General Hospital, Makassar during August up to November 2013.The data were grouped based on the number of blood demand and the quantity of canceled and returned blood, these were then analyzedby SPSS software. The total of samples which were identified was about 1599 with 3829 blood demands. The quantity of canceled bloodwas1915 and the returned blood was 730. The demand of blood products indicated that whole blood was 2340 (61.3%), PRC 1392(36.4%), platelets 83 (2.2%) and FFP 5 (0.1%). The highest blood demand was observed in the General Surgery Department 797(20.9%). The difference between blood demand and the returned blood quantity (for whole blood and PRC) was analyzed statisticallyand indicated a significant result (p=0.000), this meant that there was a mismatch between blood demand number and the returnedblood quantity. This matter could reflect the ineffective use of blood transfusion.
ESTIMATED BLOOD LOSS IN OPEN HEART SURGERY (Taksiran Kehilangan Darah di Bedah Jantung Terbuka) Riesti Ekasanti; Rachmawati Muhiddin; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 22, No 3 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v22i3.1232

Abstract

Taksiran kehilangan darah merupakan perkiraan kehilangan darah di setiap tindakan pembedahan. Permintaan darah untukpersiapan pembedahan elektif sering tidak sesuai dengan jumlah darah yang ditransfusikan selama tindakan tersebut karena belum adapanduan mengenai jumlah permintaan darah untuk tata langkah bedah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui taksiran kehilangandarah pada pembedahan jantung terbuka dan kesesuaian dengan permintaan darah dalam kegiatan tersebut. Penelitian dilakukan secaraobservasional retrospektif seraya mengambil data rekam medis di Instalasi Rekam Medik RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassarantara bulan Januari 2009−Desember 2012. Sebanyak 32 pasien yang menjalani bedah jantung terbuka didapatkan dengan presentasilaki-laki sebanyak 22 pasien (68,75%) dan perempuan sebanyak 10 orang (31,25%). Jumlah taksiran kehilangan darah bedah jantungterbuka rerata 2,80 kantong darah lengkap (980 mL) dan permintaan darah untuk kegiatan tersebut rerata sebanyak 4,00 kantong(1400 mL). Antara jumlah permintaan darah persiapan bedah dan taksiran kehilangan darah (p=0,149) terdapat ketidaksesuaian.Taksiran kehilangan darah di bedah jantung terbuka di RSUP dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar di RSUP dr. Wahidin SudirohusodoMakassar adalah 2,80 kantong darah lengkap (980 mL), yang tidak sesuai dengan jumlah permintaan darah persiapan bedah.
LIPID PROFILE ANALYSIS ON REGULAR AND NON-REGULAR BLOOD DONORS (Analisis Profil Lipid di Pendonor Darah Reguler dan Non-Reguler) Waode Rusdiah; Rachmawati Muhiddin; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i1.1180

Abstract

Profil lipid merupakan petunjuk untuk menilai faktor kebahayaan penyakit jantung koroner, terutama jika terdapat bukti adanyaperoksidase lipid. Beberapa laporan telah mengaitkan donor darah secara regular dengan menurunnya tolok ukur profil lipid. Donordarah secara regular akan menurunkan kadar zat besi dan pada gilirannya akan menurunkan peroksidase lipid. Penelitian ini bertujuanmengetahui kadar profil lipid di pendonor darah regular dan non-regular, menggunakan pendekatan secara potong lintang denganmengambil sampel darah di UTD Transfusi Darah Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan. Diperoleh sebanyak 60 sampel darah yangberasal dari donor regular 30 orang (50,0%) dan non-reguler 30 orang (50,0%). Rentang umur 18–40 tahun 27 orang (45,0%) dan41-60 tahun 33 orang (55,0%). Di telitian ini kelompok pendonor darah regular rerata memiliki kolesterol total 157,93 mg/dL dan LDL95,33 mg/dL yang lebih rendah dibandingkan dengan kelompok non-regular dan menunjukkan perbedaan bermakna secara statistik(ρ=0,001). Kadar HDL secara bermakna lebih tinggi (ρ=0,015) di kelompok non-regular 43,20 mg/dL dibandingkan dengan kelompokregular 35,50 mg/dL. Kadar Trigliserida (ρ=0,673) menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kelompok regular dannon-regular. Donor secara teratur dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit kardiovaskular seperti yang tercermin dari nilairerata kolesterol total dan kadar LDL yang secara bermakna lebih rendah di pendonor darah regular daripada non-reguler.
THE ANALYSIS OF CALCIUM LEVEL IN STORED PACKED RED CELLS Suryani Jamal; Rachmawati Muhiddin; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i3.1194

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengetahui; pengaruh penyimpanan terhadap kadar kalsium pada darah simpan Packed Red Cells (PRC);menentukan kadar kalsium pada hari ke-7, hari ke-21 dan hari ke-35 dan membandingkan kadar kalsium hari ke-7 dan hari ke-21,hari ke-7 dan hari ke-35, hari ke-21 dan hari ke-35. Penelitian ini dilaksanakan di Bank Darah dan Laboratorium Patologi Klinik RSUPDr. Wahidin Sudirohusodo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan potong lintang.Pengambilan sampel dilakukan di semua darah simpan Packed Red Cells (PRC) yang disalurkan di Bank Darah RSUP Dr. WahidinSudirohusodo. Data dianalisis dengan uji statistik Repeated Anova Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaanbermakna kadar kalsium darah simpan PRC akibat pengaruh penyimpanan pada hari ke-7 dan hari ke-21, pada hari ke-7 dan harike-35 serta hari ke-21 dan hari ke-35. Penurunan kadar kalsium terjadi karena eritrosit sudah mulai terjadi lisis.
ZAT BESI DI PENDONOR TERATUR DAN YANG TIDAK TERATUR (Iron in Regular and NonRegular Donors) Irna Diyana Kartika; Lince Wijoyo; Syahraswati Syahraswati; Rachmawati Muhiddin; Darwati Muhadi; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 21, No 3 (2015)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v21i3.1277

Abstract

Blood donation is a process of taking blood from someone, either voluntarily or as a replacement donor blood banked for later usein blood transfusions. Regular donors are donors who regularly donate blood between 3−4 times a year. Nonregular donors are thosewho do not routinely donate blood in a year. Each donor donating one bag of blood, suffered a loss of approximately 200 mg of iron.The purpose of this study was to know the differences in the levels of iron profiles in regular and nonregular donors. The study wasconducted cross sectional on 65 samples of blood from the UPTD Transfusi Darah South Sulawesi Provincial Health Office, consisting of34 regular donors and 31 nonregular donors. Serum iron and TIBC levels were examined using ABX Pentra 400 with colorimetric andimmunoturbidimetry method. Ferritin level was examined using Elecsys with ECLIA principle. The data were then analyzed by unpairedT test. In this study, the regular donors showed an average serum iron level of 87.09 μg/dL, TIBC level 255.41 μg/dL and ferritin level121.27 μg/dL. The nonregular donors, showed an average serum iron level of 83.26 μg/dL, TIBC level was 261.80 μg/dL and ferritinlevel was 158.62 μg/dL. The results showed no significant differences between the levels of iron profiles in regular and nonregulardonors. Based on this study, it can be concluded that regular and nonregular blood donation did not affect the levels of iron profiles. Itis recommended to conduct a further cohort research to know the levels of iron profiles in blood donors by comparing before and afterdonating blood.
THE MORPHOLOGICAL FEATURES OF ERYTHROCYTES IN STORED PACKED RED CELLs Dewi Sri Kartini; Rachmawati Muhiddin; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i2.1128

Abstract

Morfologi eritrosit Packed Red Cells (PRC) akan mengalami perubahan selama penyimpanan di suhu 2°–8°C. Eritrosit dalammempertahankan viabilitasnya membutuhkan adenosine triphosphate (ATP). Apabila kadar ATP intraseluler menurun, terjadi kerusakanlipid membran, penumpukan Natrium dan Kalsium intraseluler, penurunan kadar Kalium dan air intraseluler, dehidrasi sel, membranmenjadi kaku dan bentuknya berubah dari cakram menjadi sel krenasi, sferosit dan bite cell. Penelitian ini bertujuan untuk melihatpersentasi bentuk eritrosit crenated cell, sferosit dan bite cell PRC simpan pada hari ke-3 yang digunakan sebagai pembanding, hari ke-7,ke-14 dan ke-21 dari tanggal aktaf kantong darah. Penelitian observasional dengan pendekatan kajian kohort dilakukan pada bulanAgustus 2015 di BDRS RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Sampel sebanyak 30 selang kantong darah menjadi 120 hapusandarah slide. Dari 30 sampel kantong darah dengan golongan darah A 26,6%, B 13,3%, AB 16,6% dan O 43,3%, didapatkan peningkatanpersentase jumlah crenated cell, sferosit dan bite cell setelah penyimpanan hari ke-3, ke-7, ke-14 dan ke-21. Penyimpanan hari ke-3dijadikan pembanding. Data diolah dengan menggunakan uji Fiedman dan Wilcoxon dengan nilai kemaknaan p<0,001. Terdapatpeningkatan persentase perubahan morfologi eritrosit (crenated cell, sferosit dan bite cell) seiring dengan lamanya penyimpanan darahPRC. Pemakaian darah PRC dianjurkan tidak boleh melebihi 21 hari penyimpanan.
ANALYSIS OF ERYTHROCYTE INDICES IN STORED PACKED RED CELLS AT THE BLOOD BANK OF DR. WAHIDIN SUDIROHUSODO HOSPITAL Fitrie Octavia; Rachmawati Muhiddin; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 23, No 3 (2017)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v23i3.1206

Abstract

Komponen darah Packed Red Cells (PRC) sering ditransfusikan kepada pasien dengan petunjuk untuk memperbaiki danmempertahankan sebaran oksigen ke jaringan. Eritrosit mengalami perubahan metabolik selama masa penyimpanan kantong darah PRCdi Bank Darah yaitu deplesi 2,3-diphosphoglycerate (DPG) dan Adenosine Triphosphat (ATP) yang juga disebut dengan jejas penyimpanandan disebabkan oleh penurunan pH darah, peningkatan kepekatan kalium dan laktat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruhpenyimpanan terhadap indeks eritrosit pada darah simpan PRC di Bank Darah. Penelitian deskriptif potong lintang dilakukan masawaktu Februari hingga April 2015 dengan menggunakan 35 sampel darah simpan PRC yang disimpan dan batal ditransfusikan laludiperiksa nilai indeks eritrositnya dengan menggunakan alat Hematology Analyzer Sysmex XT-2000i pada hari pertama (hari-1),keempat (hari-4) dan ketujuh (hari-7) penyimpanan di Bank Darah RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar. Hasil uji statistikFriedman didapatkan perbedaan bermakna di semua tolok ukur indeks eritrosit pada hari pertama, keempat dan ketujuh penyimpanan.Lanjutan dengan Uji Post Hoc Wilcoxon didapatkan perbedaan bermakna tolok ukur MCV antara hari-4 dan hari-7 (p=0,000), hari-1dan hari-7 (p=0,001); MCH antara hari-1 dan hari-7 (p=0,018); MCHC antara hari-1 dan hari-4 (p=0,000), hari-4 dan hari-7(p=0,002), hari-1 dan hari-7 (p=0,000); RDW antara hari-1 dan hari-4 (p=0,011), hari-4 dan hari-7 penyimpanan (p=0,004). HasilPenelitian ini menunjukkan nilai indeks eritrosit darah simpan PRC mengalami perubahan bermakna dari hari pertama hingga ketujuhpenyimpanan di Bank Darah walaupun nilai indeks eritrosit semua tolok ukur masih dalam batas normal.
PERBEDAAN GOLONGAN DARAH ABO DI ANEMIA HEMOLITIK AUTOIMUN Hilma Yuniar; Rachmawati Muhiddin; Mansyur Arif
INDONESIAN JOURNAL OF CLINICAL PATHOLOGY AND MEDICAL LABORATORY Vol 20, No 3 (2014)
Publisher : Indonesian Association of Clinical Pathologist and Medical laboratory

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24293/ijcpml.v20i3.473

Abstract

Discrepancy of blood type is the difference result between cell grouping and serum grouping. The technical errors and various conditions are the common cause of their discrepancy, one of the conditions is mentioned as Auto Immune Haemolytic Anaemia (AIHA). Auto immune haemolytic anemia cold type can cause discrepancy due to cold autoantibody reaction. In this study the researchers conducted further testing to determine the actual blood type so the right blood transfusion can be given. A 41 years old woman with weakness and pale since a month before her admission to the present hospital, has been treated in a district hospital with the same condition. On the physical examination, the researchers found hepatomegaly. The complete blood count showed hemoglobin level was 2.1 g/dL and leukocyte count was 21.54×103/uL. The clinical diagnosis made by the emergency department was anemia pro evaluation and planned blood transfusion with 500 cc of PRC. The peripheral blood smear shown hemolytic anemia. The result of the initial blood type test on forward grouping were AB positive agglutination and on reverse grouping O positive, then followed by washing erythrocyte and the researchers found the similar result. Because of the extra antibody found in both examination, the examination was carried out at 37°C of the patient’s temperature. The researchers found that the blood type of AB rhesus positive with cold autoantibody. The indirect coombs test was positive. The patient is had been reported with ABO discrepancy cold type autoantibody (group IV) in autoimmune hemolytic anemia cold type. Further screening antibody tests are needed to confirm the specific antibody.