Edi Setiadi Putra
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Interpretasi Visual terhadap Bentuk dan Fungsi Kujang Huma Pamangkas dengan Uji ANOVA (Analysis Of Variance) dan VAS (Visual Analog Scale) Putra, Edi Setiadi
Jurnal Rekarupa Vol 1, No 1 (2011)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract   The kujang recognizable as a typical cultural artifact Sunda. Classification of Kujang is determined by functions, namely as weapons, agricultural tools and ceremonial tool. The functions of kujangs are determined based on user behavior that characterize a particular form, this phenomenon is interesting to traced, to determine the elements in form of Kujang huma pamangkas as agricultural tools who showing variability of functions, the study sought to explore the visual perception of some observers, through VAS approach (visual analog scale) and the ANOVA test (analysis of variance), towards some form of kujang pamangkas from several museums, This study concluded the fact the relationship between form with function (form follows function), which was preserved until the present into the design characteristics of traditional farming tools in west Java. Keyword: Kujang, huma, Sunda ABSTRAK   Kujang dikenali sebagai artefak khas budaya Sunda. Klasifikasi kujang ditentukan berdasarkan fungsinya, yaitu sebagai senjata, perkakas pertanian serta alat upacara. Fungsi-fungsi kujang ditentukan berdasarkan perilaku pengguna yang membentuk karakter bentuk tertentu. Fenomena ini menarik untuk ditelusuri, guna mengetahui unsur pada karakter bentuk kujang perkakas pertanian yaitu kujang huma pamangkas yang menunjukkan variabilitas fungsi. Penelitian ini mencoba menggali persepsi visual dari beberapa pemerhati, melalui pendekatan VAS (Visual Analog Scale) dan uji ANOVA (Analysis Of Variance), terhadap beberapa bentuk artefak kujang pamangkas dari beberapa museum. Penelitian ini menyimpulkan adanya fakta keterkaitan antara bentuk dengan fungsinya (form follows function), yang dilestarikan hingga masa kini kedalam karakter desain perkakas pertanian tradisional di Jawa Barat.   Kata kunci: Kujang, huma, Sunda  
Konsep Terapan Ergokultur Sunda Pada Desain Sarana Niaga Bersepedamotor untuk Kuliner Cepat Saji Keliling di Kota Bandung Putra, Edi Setiadi
Jurnal Rekarupa Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : FSRD ITENAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK   Bisnis makanan cepat saji berkembang pesat di Bandung. Dimulai oleh kegiatan delivery order dari perusahaan makanan cepat saji multinasional. Makanan yang dipesan, diantarkan ke seluruh pelosok kota. Penjual makanan cepat saji  menggunakan moda transportasi beroda untuk menjangkau domisili konsumen, yaitu:  gerobak, sepeda, sepedamotor, triseda, dan mobil. Penggunaan jenis transportasi, disesuaikan dengan area jelajah, durasi kerja, batasan berat, volume, dan jenis kuliner. Fenomena bisnis ini telah menjadi ikon budaya urban di Kota Bandung, yang menunjang city branding Kota Bandung sebagai kota wisata kuliner terkemuka di Indonesia.   Banyak pedagang menggunakan sarana dagang dan jenis sepedamotor apa adanya, seakan tidak mempertimbangkan faktor keselamatan kerja, kenyamanan, kebersihan dan kesehatan. Masalah yang ada merupakan suatu permasalahan ergonomi dan budaya. Dengan pendekatan kajian ergonomi dan budaya (ergonomi kultural; ergoculture), diperoleh peluang untuk menunjukkan solusi melalui desain produk fasilitas dagang makanan cepat saji yang sesuai dengan konsep budaya kuliner Sunda. Implementasi kearifan lokal Sunda diperoleh dari budaya tradisi kirim-antar kuliner dengan mempergunakan ‘tetenong’ yang memiliki aturan adat yang sangat ergonomis.   Kata Kunci : Ergonomi, Budaya Sunda, Ergokultur, Kuliner ABSTRACT   The fast food business is growing rapidly in Bandung. Started by delivery-order activities of multinational fast food companies. Food ordered, delivered to all corners of the city. The fast food vendors, use traditional wheeled mode of transportation to reach the consumer's domicile, namely: carts, bicycles, motorcycles, triseda, and cars. The use of other modes of transport, adapted to the cruising area, duration of action, weight limits, volume, and type of cuisine. This business phenomenon has become an icon of urban culture in the city of Bandung, which support the Bandung city branding as a leading culinary tourism in Indonesia.   Many traders use trading facilities and the type of motorcycle they are, if not consider the factor of safety, comfort, hygiene and health. The problem is there is an issue of ergonomics and culture. With the approach of ergonomics studies and culture (cultural ergonomics; ergoculture), earned opportunities to show solutions through product design of trading facilities for fast food trade in accordance with the concept of Sundanese culinary culture. Implementation indigenous Sundanese culture obtained from delivery culinary tradition by using 'tetenong', which has a very ergonomic custom rules Keywords: Ergonomics, Sundanese culture, Ergoculture, Culinary
Perancangan Snack Plate Stoneware Sebagai Wadah Penyajian Snack Untuk Aktivitas Santai Di Rumah Fanny putri oktariani; Edi Setiadi Putra; Agung Pramudya
Jurnal Desain Indonesia. Vol 4 No 2 (2022): Hari Desain Produk Industri Dunia
Publisher : Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52265/jdi.v4i2.178

Abstract

Snack atau diterjemahkan sebagai camilan merupakan makanan pendamping, makanan pengganjal lapar dan dikonsumsi dikala waktu senggang. Konsumsi Snack atau camilan menjadi sebuah kebutuhan bagi masyarakat dan sering dijadikan sebagai sebagai makanan siap sedia di rumah. Jenis camilan yang dipilih juga berdasarkan kebutuhan dan keinginan saat hendak mengonsumsi mulai dari rasa camilan yang manis, asin, dan gurih atau jenis camilan kering seperti gorengan atau yang berkuah seperti es buah. Camilan diminati oleh anak-anak hingga orang dewasa. Hal ini menjadikan bahwa snack menjadi pilihan konsumsi masyarakat. Survey GlobalData’s pada tahun 2018 menyebutkan bahwa rata-rata orang mengonsumsi camilan dan paling banyak mengonsumsi camilan antara jam makan siang hingga makan malam. dikonsumsi sebagai penunda lapar atau sebagai nutrisi tambahan atau sebagai sesuatu yang dinikmati rasanya pada saat senggang atau sambil melakukan rutinitas lain. Dari hasil survey yang dilakukan oleh Calbee Wings dan Jakpat terhadap responden yang tersebar di berbagai kota di Indonesia, sebanyak 51.33% orang Indonesia mengaku suka menikmati snack saat selingan aktivitas . Mengonsumsi camilan secara positif mampu meningkatkan kerja otak untuk lebih berkonsentrasi, mencegah kekosongan perut, dan mengontrol nafsu makan. Dalam hal ini mengonsumsi camilan pada selingan kegiatan santai di rumah menjadi kesempatan dalam perancangan wadah sebagai penyajian snack dengan menggunakan material utama berupa keramik Stoneware. Tujuan dalam perancangan dilakukan sebagai nilai pakai yang memberikan kesan yang rapih dan tertata serta visual dari wadah penyajian untuk memperindah penampilan makanan yang disajikan serta aktivitas menikmati camilan disore hari saat santai ‘break of routine’ dapat dijadikan sebagai kegiatan meditasi kecil
Desain Sarana Penyajian Hidangan Sanggar dan Sapitan Lidah Dengan Material Earthenware Bayat Berdekorasi Motif Kawung Untuk Restoran Bale Raos, Yogyakarta Gabriela Rosa Cahya Kartika; Edi Setiadi Putra; Dedy Ismail
Jurnal Desain Indonesia. Vol 4 No 2 (2022): Hari Desain Produk Industri Dunia
Publisher : Aliansi Desainer Produk Industri Indonesia (ADPII)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52265/jdi.v4i2.204

Abstract

Proyek desain yang ditulisakan pada makalah ini adalah perancangan sarana penyajian hidangan yang dikhususkan untuk hidangan sanggar dan sapitan lidah di restoran Bale Raos, Yogyakarta dan disesuaikan dengan karakteristik industri keramik lokal di Yogyakarta. Sanggar dan sapitan lidah merupakan salah satu hidangan di Bale Raos yang merupakan restoran speciality khas Keraton Yogyakarta. Oleh karena itu, tujuan dari desain ini adalah menghasilkan desain produk sarana penyajian hidangan yang meningkatkan dining experience dalam menyantap hidangan sanggar dan sapitan lidah khas Keraton Yogyakarta. Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan pendekatan dengan memanfaatkan budaya-budaya yang hidup di lingkungan Keraton Yogyakarta. Proses desain yang dilakukan menggunakan Standford Design Method, yang diawali dengan menggali dan mengkaji operasional restoran, hidangan, serta image dan budaya dimulai dari arsitektur, produk sehari-hari, dan motif yang berlaku di lingkungan Keraton Yogyakarta. Luaran desain yang dihasilkan adalah desain produk set sarana penyajian dengan ragam hias Kawung, yang terdiri set pemanggang dan piring yang memanfaatkan interaksi antara user dan produk sehingga mampu meningkatkan dining experience dalam menyantap hidangan khas Keraton Yogyakarta. Hasil desain yang diperoleh menawarkan nilai kebaruan karena hingga saat ini belum dapat ditemukan set sarana penyajian seperti yang dihasilkan.