Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Studi Penambatan Molekul Senyawa Curcuma longa pada Bakteri Resisten Carbapenem Acinetobacter baumanii dengan Metode In Silico Nabila Shafa Athharani; Nugraha Sutadipura; Yuli Susanti
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v3i1.7417

Abstract

Penemuan berbagai senyawa obat baru dari berbagai proses penelitian yang semakin memperjelas peran penting studi komputasi sebagai dasar awal untuk menemukan sumber bahan baku obat baik dari alam maupun sintetis. Infeksi nosokomial dapat disebabkan oleh bakteri, virus atau patogen lain di rumah sakit, dan ditularkan melalui peralatan di rumah sakit. Salah satu bakteri yang paling sering menyebabkan infeksi adalah Acinetobacter baumanii bakteri tersebut dapat membangun resistensi dalam tubuh. Metode penelitian ini dilakukan secara in silico dengan metode molecular docking dengan melihat penambatan molekul senyawa yang dimilikinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa yang diuji terhadap target reseptor yaitu Acinetobacter baumanii memiliki kemampuan sebagai antibakteri, terlihat dari ikatan afinitas yang diperoleh dari sekitar -7,7 kkal/mol hingga -8,1 kkal/mol. Kesimpulannya, kunyit dapat digunakan sebagai kandidat untuk mencegah Acinetobacter baumanii menjadi resisten. Molecular Docking Study of Curcuma Longa Compounds on Bacteria Resistant Carbapenem Acinetobacter Baumanii with in Silico MethodThe discovery of various new medicinal compounds from various research processes that further clarify the important role of computational studies as the initial basis for finding sources of medicinal raw materials both from natural and synthetic. Nosocomial infections can be caused by bacteria, viruses or other pathogens in the hospital and transmitted through equipment in the hospital. One of the bacteria that most often causes infection is Acinetobacter baumanii where these bacteria can build up resistance in the body. Method  of  this research is carried out in silico with the molecular docking method by looking at the docking of its compound molecules. The results showed that of the compounds tested against the receptor target, Acinetobacter Baumanii, had the ability as antibacterial, seen from the affinity bonds obtained from around -7.7 kcal/mol to -8.1 kcal/mol.  Conclusion is turmeric can be used as a candidate to prevent Acinetobacter baumanii from becoming resistance.
Scoping Review: Pengaruh Bensin terhadap Peningkatan Kadar LDL pada Plasma Darah Tikus Yola Noveraz Nasa; Nugraha Sutadipura; Santun Bhekti Rahimah
Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains Vol 3, No 1 (2021): Jurnal Integrasi Kesehatan dan Sains
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiks.v3i1.7382

Abstract

Konsumsi bensin sejak tahun 2000 sampai 2014 meningkat seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan bermotor setiap tahun. Bensin memiliki dampak negatif terhadap lingkungan berupa polusi dan terhadap kesehatan seperti gangguan paru, ginjal, penyakit kulit, serta perubahan profil lipid berupa peningkatan kadar low-density lipoprotein (LDL) yang dapat meningkatkan angka kejadian penyakit jantung koroner dan sindrom metabolik. Tujuan penelitian mengetahui pengaruh paparan bensin terhadap kadar LDL pada plasma darah manusia yang dimulai dengan kajian terhadap hewan coba. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif dengan prosedur scoping review dengan cara mengidentifikasi, menganalisis dan mengevaluasi karya ilmiah sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi serta diskrining menggunakan kriteria kelayakan (Eligibility criteria). Hasil penelitian didapatkan sepuluh artikel dari jumlah awal 10.486 artikel yang ditemukan dari kata kunci. Sepuluh artikel yang sesuai dengan PICO (Population: tikus; Intervention: bensin, lead atau benzene;  Comparison: tikus yang tidak dipaparkan bensin, lead atau benzene; Outcome: kadar LDL pada plasma darah) menunjukkan peningkatan kadar LDL plasma pada kelompok tikus yang diberi paparan bensin, timbal atau benzena daripada kelompok kontrol. Hal tersebut diakibatkan stres oksidatif dari induksi lead atau benzene yang menekan aktivitas antioksidan dan meningkatkan reactive oxygen species di tubuh sehingga terjadi cidera hepar dan metabolisme lipoproteinpun terganggu. Pada akhirnya bensin yang memiliki komponen benzene atau lead mengakibatkan peningkatan kadar LDL plasma. Kesimpulan penelitian terdapat pengaruh bensin terhadap kadar LDL pada plasma darah tikus dan beberapa komponen bensin yang berperan, yaitu timbal dan benzena. Scoping Review: Effect of Gasoline on Increasing Blood Plasma LDL Levels in Rats Gasoline consumption from 2000 to 2014 increased along with the increase in the number of motorized vehicles each year. Gasoline harms the environment in the form of pollution and on the health of lung, kidney, skin diseases, and changes in the lipid profile in the form of increased levels of low-density lipoprotein (LDL) which can increase the incidence of coronary and metabolic heart disease. This study aimed to determine the effect of gasoline exposure on LDL levels in human blood plasma starting with a study of experimental animals. The research method used is descriptive with a scoping review procedure by identifying, analyzing, and evaluating scientific papers according to inclusion and exclusion criteria and screening using eligibility criteria. The research results obtained ten articles from the initial number of 10,486 articles found from keywords. Ten PICO-compliant articles (Population: rats; Intervention: gasoline, lead or benzene; Comparison: rats not exposed to gasoline, lead or benzene; Results: LDL levels in blood plasma) showed increased plasma LDL levels in the group of rats exposed to gasoline, lead or benzene control group. This is due to oxidative stress from lead or benzene induction which suppresses antioxidant activity and increases reactive oxygen species in the body, resulting in liver injury, impaired lipoprotein metabolism. In the end, gasoline which has benzene or lead component causes an increase in plasma LDL levels. This study concludes that there is an effect of gasoline on LDL levels in rat blood plasma, and several components of gasoline that play a role, namely lead and benzene.
Imunisasi Bacille Calmette Guerin Sebagai Pencegahan Tuberkulosis: Kajian Pustaka Regita Thaalanie Yolanda Sukoco; Nugraha Sutadipura; Nurul Romadhona
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.587

Abstract

Abstract. Tuberculosis is the oldest infectious disease that is still a health problem in the world today. Every year, 10 million people get tuberculosis and 1.5 million people die from TB every year. A person can get TB when an infected person coughs, sneezes, or spits. Most cases and deaths occur in developing countries and infections are often acquired in childhood. Deaths in children from TB are usually caused by meningitis or disseminated disease. Generally, in TB endemic countries, children with TB are between the ages of 1–4 years. One of the controls that can be done is to carry out BCG immunization. The bacille Calmette-Guérin (BCG) vaccine has been around for 80 years and is one of the most widely used of all vaccines today. This vaccine can prevent the occurrence of TB meningitis and disseminated in children. There are several factors that affect the effectiveness of BCG immunization that can affect the success of immunization, namely quality, dose, frequency, method of administering the vaccine, differences in BCG pathways, exposure to environmental mycobacteria, helminth infections, nutritional factors, and genetics.T Abstrak. Tuberkulosis merupakan penyakit menular tertua yang masih menjadi masalah kesehatan di dunia hingga saat ini. Setiap tahun 10 juta orang terkena tuberkulosis dan 1,5 juta orang meninggal karena TB tiap tahun. Seseorang dapat terkena TB ketika penderita batuk, bersin atau meludah. Sebagian besar kasus dan kematian terjadi di negara berkembang dan infeksi sering didapat pada masa anak-anak. Kematian pada anak akibat TB biasanya disebabkan oleh meningitis atau penyakit diseminata. Umumnya di negara endemik TB anak yang terkena TB diantara usia 1–4 tahun. Salah satu pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan imunisasi BCG. Vaksin bacille Calmette-Guérin (BCG) telah ada selama 80 tahun dan merupakan salah satu yang paling banyak digunakan dari semua vaksin saat ini. Vaksin ini dapat mencegah terjadinya TB meningitis dan diseminata pada anak-anak. Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi efektivitas imunisasi BCG yang bisa memengaruhi keberhasilan imunisasi, yaitu mutu, dosis, frekuensi, cara pemberian vaksin, perbedaan jalur BCG, paparan mikrobakteri lingkungan, infeksi cacing, faktor nutrisi, dan genetik.
Kemungkinan Adaptive Coping Styles dalam Mencegah Kejadian Depresi pada Mahasiswa selama Pandemi COVID-19: Kajian Pustaka Rakanda Muhammad Naufal Pratomo; Putri Qintara Choirunnisa; Nugraha Sutadipura; Dede Setiapriagung
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 2 No. 1 (2022): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v2i1.2207

Abstract

Abstract. The COVID-19 pandemic has caused a bad psychological response in all groups of society, especially young adult university students. This is because there are stressors that come from the environment, such as someone who is separated from his family, lives in a place that is prone to COVID-19 transmission, or face-to-face learning turns into online learning. These stressors can cause psychological symptoms, namely depression. Major Depressive Disorder (MDD) or depression is a mood disorder that is chronic and can spread, characterized by persistently low mood, hopelessness, anhedonia, loss of energy, and cognitive dysfunction. There are discrete episodes lasting at least 2 weeks that can produce marked changes in effects on cognition, neurovegetative function, and interepisode remission. Depression is caused by reduced expression of the NR3C1; methylation of the BDNF gene; methylation of the SLC6A4 promoter. Psychosocially caused by developmental predisposition and life events. As many as 1 in 5 groups of young adults suffer from depression and about 6.2% want to commit suicide. Adaptive coping styles play a role in intervening these mechanisms in the medial prefrontal cortex and nucleus accumbens. Thus, stressors can be handled properly and can prevent symptoms of depression in university students during the COVID-19 pandemic. Abstrak. Pandemi COVID-19 menimbulkan respons psikologis yang buruk pada semua kelompok masyarakat, terutama kelompok mahasiswa usia dewasa muda. Hal tersebut disebabkan karena terdapat stresor yang berasal dari lingkungan, seperti seseorang yang terpisah dengan keluarga, tinggal ke tempat yang rentan adanya penularan COVID-19, atau pembelajaran tatap muka berubah menjadi pembelajaran dalam jaringan (daring). Stresor tersebut dapat menyebabkan gejala psikologis, yaitu depresi. Major Depressive Disorder (MDD) atau depresi adalah gangguan mood yang bersifat kronis dan dapat menyebar, ditandai dengan mood yang terus-menerus rendah, putus asa, anhedonia, kehilangan energi, dan disfungsi kognitif. Terdapat episode diskrit paling tidak selama 2 minggu yang dapat membuat perubahan jelas dalam pengaruh pada kognisi, fungsi neurovegetative, dan remisi interepisode. Depresi disebabkan oleh ekspresi gen NR3C1 yang berkurang; methylation pada gen BDNF; methylation pada SLC6A4 promoter. Secara psikososial disebabkan oleh developmental predisposition dan life events. Sebanyak 1 dari 5 kelompok dewasa muda menderita depresi dan sekitar 6,2% ingin bunuh diri. Adaptive coping styles berperan dalam mengintervensi mekanisme tersebut pada medial prefrontal cortex dan nucleus accumbens, sehingga stresor dapat ditangani dengan baik dan dapat mencegah gejala depresi pada mahasiswa selama Pandemi COVID-19.
Hubungan Self-Care Management dengan Kualitas Hidup Penderita Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Masa Pandemi Covid-19 Tahun 2020-2021 di RS Abdoel Moeloek Bandar Lampung Muhammad Ramanda Pasha; Rizky Suganda Prawiradilaga; Nugraha Sutadipura
Bandung Conference Series: Medical Science Vol. 3 No. 1 (2023): Bandung Conference Series: Medical Science
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/bcsms.v3i1.5978

Abstract

Abstract. Self-care is an action or behavior of a person that is carried out periodically and is rational. One of the self-care management is diabetes mellitus. Self-care in diabetes mellitus aims to treat and prevent complications by controlling blood sugar. This is especially important during the Covid 19 pandemic because a person becomes more easily infected, especially individuals with comorbid type 2 DM. The purpose of this study was to determine the relationship between self care management and the quality of life of type 2 DM patients at Abdoel Moeloek Hospital. The method used by this researcher uses a cross-sectional design method with consecutive sampling techniques and a favorable approach by asking questions and answers to respondents and respondents filling out the Diabetes Self-care Management Quisonare (DSMQ) and Diabetes Quality of Life (DQOL) questionnaires. Subjects in this study totaled 99 samples of patient medical records adjusted for the inclusion and exclusion criteria of the study. Processing of research data was carried out in a computerized manner including analysis using the Chi-square test. the researchers found that 46.5% of the respondents had sufficient self-care management, with a total of 41.4% of the patients' quality of life sufficient. The results of the chi square test obtained in this study were p = 0.23. This study shows that there is no relationship between self-care management and the quality of life of type 2 DM patients at Abdoel Moeloek Hospital Bandar Lampung. This is likely influenced by several factors such as level of education and system support. Abstrak. Self-care merupakan tindakan atau perilaku seseorang yang dilakukan secara berkala dan bersifat rasional, Salah satu manajemen self-care yaitu dalam penyakit diabetes mellitus. Self-caredalam diabetes mellitus bertujuan untuk mengendalikan serta mencegah terjadi komplikasi dengan melakukan kontrol gula darah. Hal ini merupakan hal yang penting terutama pada masa pandemi covid 19 karena seseorang menjadi lebih mudah terinfeksi terutama individu dengan komorbid DM tipe 2. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara manajemen self-care dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2 di RSUD Abdoel Moeloek. Metode yang digunakan peneliti ini menggunakan design metode cross sectional dengan teknik consecutive sampling pendekatan favorable dengan cara tanya jawab kepada responden dan responden melakukan pengisian kuesioner Diabetes Self-care Management quisonare (DSMQ) dan Diabetes Quality of Life (DQOL). Subjek pada penelitian ini berjumlah 99 sampel rekam medis pasien yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan ekslusi penelitian. Pengolahan data penilitian dilakukan secara komputerisasi meliputi analisis dengan menggunakan Chi-square test. peneliti mendapatkan hasil sebanyak 46,5% responden memiliki manajemen self-care yang cukup, dengan total 41,4% kualitas hidup pasien yang cukup. Hasil uji chi square yang didapatkan pada penelitian ini sebesar p = 0,23. Penelitian ini menunjukkan tidak ada hubungan antara manajemen self-care dengan kualitas hidup pasien DM tipe 2 di RSUD Abdoel Moeloek Bandar Lampung. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tingkat pendidikan dan sistem pendukung