Ida Bagus Aditya Nugraha
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, RSUP Sanglah, Denpasar, Bali, Indonesia

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Seorang penderita hipopituitarisme akibat kraniofaringioma Nugraha, Ida Bagus Aditya; Winarka, Made Arie Dwi; Budiartha, Anak Agung Gede
Jurnal Penyakit Dalam Udayana Vol 1 No 2 (2017): Vol. 1 No. 2 (2017) June-December 2017
Publisher : PAPDI BALI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (741.181 KB)

Abstract

Hipopituitarisme merupakan suatu kelainan di bidang endokrinologi yang ditandai dengan kurangnya sekresi baik secara total atau sebagian dari hormone pituitari anterior atau posterior atau keduanya. Kraniofaringioma merupakan tumor intrakranial tersering pada anak-anak dan merupakan tumor tersering pada region hipotalamus dan hipopituitari. Berikut ini akan dilaporkan satu kasus hipopituitarisme yang terjadi pada seorang penderita perempuan usia 15 tahun dengan kraniofaringioma yang juga telah dilakukan tindakan pembedahan.Diagnosis kraniofaringioma ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis yaitu adanya gangguan pertumbuhan baik dari tinggi badan, pertubuhan tulang, rambut pada pubis, ketiak, atau ekstremitas, pasien tampak lemas, nafsu makan berkurang sedikit, dan saat kontrol pasien belum haid. Dari pemeriksaan MRI kepala + kontras menunjukan adanya massa di intersella sampai supra sella. Diagnosa hipopituitari didapatkan dari beberapa pemeriksaan hormonal yang terjadi. Penatalaksanaan yang telah dilakukan yaitu terapi pengganti hormonal GH, glukokortikoid, tiroksin, dan estradiol. Monitoring dilakukan tiap 3 bulan awal yang kemudian nantinya dapat diulang tiap 6 bulan.
Diagnostic problems of right-sided heart failure patient with cardiomyopathy cirrhosis Ida Bagus Aditya Nugraha
Neurologico Spinale Medico Chirurgico Vol 4 No 2 (2021)
Publisher : Indoscholar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36444/nsmc.v4i2.129

Abstract

Heart failure may cause liver damage, known as cardiomyopathy cirrhosis. Conversely, liver disease could also lead to heart failure and cardiovascular abnormalities. Cirrhotic cardiomyopathy is a relatively rare disease. Diagnosis should be found out as early as possible to prevent complications. Unfortunately, epidemiology data of cirrhotic cardiomyopathy is still limited, and the prevalence is still not precisely known. Hence, we reported a case of a young man with the main problem of right-sided heart failure and suspected cardiac cirrhosis with unclear manifestation. This case has a good outcome so that we hope this report could give a great reference on treating cardiomyopathy cirrhosis.
Diabetes Melitus Sebagai Faktor Risiko Tuberkulosis Ida Bagus Aditya Nugraha; Wira Gotera; Wayan Evie Frida Yustin
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 27 No 3 (2021): SEPTEMBER - DESEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v27i3.2126

Abstract

Diabetes melitus (DM) tidak hanya meningkatkan risiko tuberkulosis (TB) aktif tetapi juga memengaruhi hasil pengobatan. Beban penyakit TB, terutama di negara berkembang, tetap tinggi meskipun telah dilakukan berbagai upaya pencegahan. Diabetes melitus yang menyebabkan imunosupresi semakin diakui sebagai faktor risiko independen untuk TB. Diabetes melitus meningkatkan risiko berkembangnya TB dua hingga tiga kali lipat dan juga meningkatkan risiko kegagalan pengobatan TB, kekambuhan, dan kematian. Diabetes juga dapat menyebabkan penyakit parah, reaktivasi fokus TB yang tidak aktif, dan hasil pengobatan TB yang buruk. Beberapa obat antituberkulosis yang biasa digunakan secara terpisah dapat menyebabkan gangguan toleransi glukosa. Skrining tuberkulosis pada penderita diabetes dan skrining diabetes pada pasien tuberkulosis telah direkomendasikan. Hal ini perlu diterapkan mengingat efektivitas dan manfaatnya.
Keganasan Kolorektal dengan Fenomena Raynaud Sekunder Adnyani, Ni Made Dwi; Nugraha, Ida Bagus Aditya; Kambayana, Gede
Cermin Dunia Kedokteran Vol 46, No 12 (2019): Kardiovaskular
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.372 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v46i12.399

Abstract

Penyakit Raynaud adalah penyakit vaskular primer yang ditandai dengan spasme temporer arteri kecil dan arteriol, biasanya di jari tangan atau, yang lebih jarang, jari kaki. Penyebab penyakit Raynaud dapat primer atau sekunder; salah satu penyebab sekunder adalah proses malignansi. Dilaporkan kasus Fenomena Raynaud Sekunder diduga akibat kanker kororektal pada laki-laki, 46 tahun, suku Jawa.Raynaud's disease is a primary vascular disease characterized by temporary spasm of small arteries and arterioles, usually in fingers or, rarely, in toes. The cause of Raynaud's disease can be primary and secondary; one of the secondary causes is malignancy. This is a case of a 46 year-old Javanese male with secondary Raynaud's phenomenon associated with colorectal cancer.  
Manajemen Alopecia Areata pada Anak Nugraha, Ida Bagus Aditya; Sumapta, I Gusti Made
Cermin Dunia Kedokteran Vol 41, No 7 (2014): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.414 KB) | DOI: 10.55175/cdk.v41i7.1124

Abstract

Rambut merupakan salah satu bagian tubuh yang berharga. Masalah yang sering dijumpai di masyarakat adalah kerontokan rambut; penyebabnya meliputi berbagai hal meliputi faktor eksternal dan faktor internal. Meskipun jarang, kerontokan rambut yang lebih dikenal dengan alopecia areata pada anak perlu diketahui dan ditangani dengan tepat.Hair loss is one of the many hair problems; caused by two main factors: internal and external. Although the incidence of hair loss in children is rare, it is important to be diagnosed and managed properly. 
A/Seorang SEORANG PENDERITA EVANS SYNDROME RESPON CEPAT TERHADAP TERAPI STEROID FRANKY SIMARMATA; IDA BAGUS ADITYA NUGRAHA
Jurnal Medika Hutama Vol. 2 No. 03 April (2021): Jurnal Medika Hutama
Publisher : Yayasan Pendidikan Medika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Evans Syndrome (ES) adalah penyakit autoimun yang ditandai dengan terdapatnya Autoimmune Hemolytic Anemia (AIHA) dan Immune Thrombocytopenia Purpura (ITP) secara bersamaan dengan penyebab yang tidak diketahui (1,2). Walaupun ES umumnya disebabkan oleh kondisi idiopatik, namun kelainan ini juga dapat disebabkan oleh penyakit autoimun seperti lupus eritematosus sistemik (LES), kelainan limfoproliferatif, atau imunodefisiensi primer (3).
Hubungan Kadar Lemak Viseral dengan Kejadian Obesitas Lansia yang Menderita Diabetes Mellitus Tipe 2 Ida Bagus Aditya Nugraha; Wayan Giri Putra Semaradana; Ni Made Sri Wijayanti; Ni Made Dwi Adnyani; Ida Ayu Sri Indra Laksmi; Andre Hendrajaya; Rigky Alvarocky; Prizan Kenny Idris
Muhammadiyah Journal of Geriatric Vol 2, No 1 (2021): Muhammadiyah Journal of Geriatric
Publisher : Faculty of Medicine and Health Universitas Muhammadiyah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (223.521 KB) | DOI: 10.24853/mujg.2.1.33-39

Abstract

Latar Belakang: Lemak viseral berkaitan dengan peningkatan risiko kardiovaskular khususnya pada pasien obesitas dengan Diabetes Mellitus tipe 2 (DMT2). Obesitas khususnya obesitas sentral merupakan kondisi penumpukan lemak pada regio perut atau abdominal yang dibuktikan dengan pengukuran indikator lingkar abdomen (atau rasio lingkar abdomen dengan lingkar pinggang). Diabetes sering terkait dengan obesitas dan khususnya pada lansia merupakan populasi yang sangat rentan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar lemak visceral dengan kejadian obesitas pada lansia DMT2 di Kabupaten Sumbawa Besar. Metode: Metode yang digunakan kasus kontrol, dengan jumlah sampel penelitian berdasar rumus besar sampel sejumlah 41 sampel pasien lansia DMT2 yang berkunjung ke Poliklinik Geriatri RSUD Sumbawa Besar dan RSU Provinsi Manambai, yang memenuhi kriteria inklusi. Analisis data dengan uji Chi Square lalu dengan menghitung rasio odd. Pengolahan data menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Hasil: Didapatkan hubungan yang bermakna antara tingginya kadar lemak viseral dengan kejadian obesitas pada lansia DMT2 dengan p=0.008 (<0.05). Pasien DMT2 dengan kadar lemak viseral tinggi memiliki kemungkinan 6.3 kali untuk mengalami obesitas {IK 95% (1.522 - 26.081)}. Simpulan: Terdapat hubungan tingginya kadar lemak viseral dengan obesitas pada lansia dengan DMT2. Perlu diadakan penelitian lanjutan sehingga memberikan efek preventif pada lansia DMT2 dengan obesitas. 
A LITERATURE REVIEW ( Imunodefisiensi Primer): Imunodefisiensi Primer IDA BAGUS ADITYA NUGRAHA; I WAYAN WAWAN; KETUT SUARDAMANA
Jurnal Medika Hutama Vol. 3 No. 03 April (2022): Jurnal Medika Hutama
Publisher : Yayasan Pendidikan Medika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Primary immunodeficiency disorder (PID) refers to a heterogeneous group of over 130 disorders that result from defects in immune system development and/or function. PIDs are broadly classified as disorders of adaptive immunity (i.e., T-cell, B-cell or combined immunodeficiencies) or of innate immunity (e.g., phagocyte and complement disorders). Although the clinical manifestations of PIDs are highly variable, most disorders involve at least an increased susceptibility to infection. Early diagnosis and treatment are imperative for preventing significant disease-associated morbidity and, therefore, consultation with a clinical immunologist is essential. PIDs should be suspected in patients with: recurrent sinus or ear infections or pneumonias within a 1 year period; failure to thrive; poor response to prolonged use of antibiotics; persistent thrush or skin abscesses; or a family history of PID. Patients with multiple autoimmune diseases should also be evaluated. Diagnostic testing often involves lymphocyte proliferation assays, flow cytometry, measurement of serum immunoglobulin (Ig) levels, assessment of serum specific antibody titers in response to vaccine antigens, neutrophil function assays, stimulation assays for cytokine responses, and complement studies. The treatment of PIDs is complex and generally requires both supportive and definitive strategies. Ig replacement therapy is the mainstay of therapy for B-cell disorders, and is also an important supportive treatment for many patients with combined immunodeficiency disorders. The heterogeneous group of disorders involving the T-cell arm of the adaptive system, such as severe combined immunodeficiency (SCID), require immune reconstitution as soon as possible. The treatment of innate immunodeficiency disorders varies depending on the type of defect, but may involve antifungal and antibiotic prophylaxis, cytokine replacement, vaccinations and bone marrow transplantation.
A CASE REPORT : Komplikasi dan Tatalaksana Snakebite: Komplikasi dan Tatalaksana Snakebite IDA BAGUS ADITYA NUGRAHA
Jurnal Medika Hutama Vol. 3 No. 03 April (2022): Jurnal Medika Hutama
Publisher : Yayasan Pendidikan Medika Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia as one of the largest tropical and agricultural countries in the world shared the particularly high burden cases of snakebite. The clinical manifestations of snakebite could vary according to the type of venoms. This case reported a 75 years old male patient with snakebite in Pedis Sinistra come with bleeding and anuria. Bleeding caused by snake venom is presenting with blood clotting disturbances as the result of venom-induced consumption coagulopathy (VICC). VICC, a disseminated intravascular coagulation (DIC)-like syndrome, is characterised by low levels or undetectable of fibrinogen, resulting in incoagulable blood. Renal manifestations vary from urinary sediment changes with mild proteinuria to renal failure. Nephropathy in snakebite is the result of several mechanisms including the inflammatory process, direct nephrotoxicity, and immunologic reaction. Appropriate first aid treatment and comprehensive management of snakebite cases are warranted to reduce mortality and morbidity rates. The patient was diagnosed with VICC and acute kidney injury (AKI) related snakebite. The patient was applied pressure immobilization bandage, given antivenom, fresh frozen plasma (FFP), thrombocyte concentrate (TC), antibiotic, and renal replacement theraphy. After the treatment, bleeding was improved, but after iatrogenic pnemothorax and pneumonia occured, the patient's condition deteriorated. Unfortunately, the patient has died on 13rd day of treatment with causa mortis multiple organ failure.
Manajemen Alopecia Areata pada Anak Ida Bagus Aditya Nugraha; I Gusti Made Sumapta
Cermin Dunia Kedokteran Vol 41, No 7 (2014): Kardiologi
Publisher : PT. Kalbe Farma Tbk.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55175/cdk.v41i7.1124

Abstract

Rambut merupakan salah satu bagian tubuh yang berharga. Masalah yang sering dijumpai di masyarakat adalah kerontokan rambut; penyebabnya meliputi berbagai hal meliputi faktor eksternal dan faktor internal. Meskipun jarang, kerontokan rambut yang lebih dikenal dengan alopecia areata pada anak perlu diketahui dan ditangani dengan tepat.Hair loss is one of the many hair problems; caused by two main factors: internal and external. Although the incidence of hair loss in children is rare, it is important to be diagnosed and managed properly.