Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

Simulasi Penggunaan Lahan Untuk Kelestarian Bendung Bila pada Sub Das Bila Propinsi Sulawesi Selatan Sitti Nur Nur Faridah; Totok Prawitosari
Jurnal Keteknikan Pertanian Vol. 22 No. 1 (2008): Jurnal Keteknikan Pertanian
Publisher : PERTETA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2080.507 KB) | DOI: 10.19028/jtep.022.1.%p

Abstract

The optimal land use system in Bila sub-watershed is the land use system that can give erosion contribution rate below or minimally equal to the Tolerable Soil Loss (TSL) value of Bila sub-watershed soil. The erosion factors are determined by parameter : R (rain erosivity), K (soil erodibility),: LS (topography), C (land coverage), and P (land conservation). Each parameter is overlaid, than it is evaluated in each land unit in Bila sub-watershed. The acquired data is processed by using Geographic Information System (GIS) supported with Arc View program and Microsoft Word and Microsoft Excel softwares. The qualified erosion and sediment rate values obtained from simulation result which is meet the standard for erosion and sediment control and management in Bila sub-watershed area and Bi/a weir were 10,597 tonnes/ha/yearand 50,864 m3/km2/year respectively. Keywords: ---Diterima: 3 Oktober 2007; Disetujui: 25 Pebruari 2007
GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM APPLICATION TO ANALYZE TOLERATED EROSION FLOW IN MAMASA CATCHMENT AREA Faridah, Sitti Nur
GEOMATIKA Vol 15, No 1 (2009)
Publisher : Badan Informasi Geospasial in Partnership with MAPIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (654.581 KB) | DOI: 10.24895/JIG.2009.15-1.7

Abstract

Geographic information system currently used in various fields, such as land suitability mapping, erosion studies and transmission network planning. To study the estimated amount of erosion of soil loss can be easily obtained by calculating and overlaying maps which are components of Modified Universal Soil Loss Equation (MUSLE). GIS applications of the results obtained less than 35% of the watershed has Mamasa erosion rate is still tolerable, which is the region with the use of forest land and paddy fields, with a value of TSL 22.17 tons/ha/yr. Keywords: GIS. Erosion, Watershed Mamasa  ABSTRAK Sistem informasi geografis saat ini banyak digunakan diberbagai bidang, seperti pemetaan kesesuaian lahan, studi erosi dan perencanaan jaringan transmisi. Untuk studi erosi estimasi besarnya kehilangan tanah dapat dengan mudah diperoleh dengan mengkalkulasi dan overlay peta yang merupakan komponen Modified Universal Soil Loss Equation (MUSLE). Dari hasil aplikasi SIG diperoleh kurang dari 35 % wilayah DAS Mamasa mempunyai laju erosi yang masih dapat ditoleransi, yang terdapat pada wilayah dengan penggunaan lahan hutan dan persawahan, dengan nilai TSL 22,17 ton/ha/thn. Kata Kunci : SIG. Erosi , DAS Mamasa
Validasi Model Kesetimbangan Air Beken dan Byloos untuk Prediksi Volumetrik Hasil Air Daerah Aliran Sungai Siti Nur Faridah
agriTECH Vol 32, No 2 (2012)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (176.099 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9630

Abstract

Water Balance Model developed by Beken and Byloos is a hidrologic model used to predict monthly water yield volume of relatively small watersheds (i.e. less than 1.000 km2), especially for river that do not record discharge data. The research was conducted in watersheds in Gowa Regency, South Sulawesi. The research aim is to examine the accuracy of Beken and Byloos Water Balance Model in the prediction of monthly water yield volume in those watersheds. The model was infl uenced by 5 parameters and required input data such as rainfall dan evapotranspiration in monthly basis, as well as physical characteristics of watersheds. Based on graphical and regression analysis from model output, it was shown that the model was capable of predicting water resource potential in relatively small watersheds.ABSTRAKModel Kesetimbangan Air (Water Balance Model) yang dikembangkan oleh Beken dan Byloos, merupakan suatu model hidrologi yang dapat dipergunakan untuk memprediksi volumetrik hasil air bulanan suatu daerah aliran sungai yang relatif kecil (kurang dari 1000 km2), khususnya untuk sungai-sungai yang tidak mempunyai data debit alirannya. Penelitian yang dilakukan di DAS di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan ini, bertujuan menguji keandalan Model Kesetimbangan Air Beken dan Byloos dalam memprediksi volumetrik hasil air bulanan di DAS tersebut. Model ini dipengaruhi oleh 5 parameter dan membutuhkan data masukan berupa data curah hujan dan evapotranspirasi bulanan serta sifat fi sik DAS. Pengujian secara grafi k dan dengan analisa regresi dari hasil keluaran model, menunjukan bahwa model cukup handal untuk memprediksi potensi sumberdaya air yang relatif kecil pada suatu DAS.
Pengaruh Sifat Fisik Tanah dan Sistem Perakaran Vegetasi Terhadap Imbuhan Air Tanah Andi Musdalipa; Suhardi Suhardi; Sitti Nur Faridah
Jurnal Agritechno Jurnal AgriTechno Vol. 11, Nomor 1, April 2018
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.805 KB) | DOI: 10.20956/at.v11i1.85

Abstract

Infiltrasi merupakan suatu proses masuknya air kedalam tanah secara vertikal melalui permukaan tanah yang tergantung kepada karakteristik tanah dan perakaran vegetasi. Oleh karena itu, dalam pengujian infiltrasi pada suatu lahan pertanian perlu dilakukan identifikasi karakteristik tanah (tekstur) dan karakteristik perakaran vegetasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh akar vegetasi dan tekstur tanah terhadap laju infiltrasi. Untuk menentukan hubungan antara vegetasi terhadap laju infiltrasi dilakukan pengukuran tekstur tanah, kadar air, berat akar vegetasi, dan proses terjadinya laju infiltrasi masing-masing sampel yang dilakukan dalam empat kali pengujian. Berdasarkan data yang diperoleh, besarnya pengaruh vegetasi terhadap laju infiltrasi yang dipengaruhi oleh sifat fisik tanah dapat dilihat pada hasil yang didapatkan. Data untuk tekstur tanah cenderung berpasir untuk masing-masing sampel yaitu 90,3%, 96,2%, 96,0%, dan 84,5%. Hal tersebut berpengaruh teradap laju infiltrasi karena semakin besar pori-pori tanah maka laju infiltrasi ketanah juga semakin cepat. Sedangkan pada berat akar vegetasi masing-masing nilainya adalah 1,5 g (sampel I), 1,8 g (sampel II), 1,7 g (sampel III), dan 1,3 g (sampel IV). Dari data pengukuran akar vegetasi jika dihubungkan dengan laju infiltrasi menunjukkan bahwa semakin berat akar vegetasi maka proses laju infiltrasi akan semakin cepat dan pengisian air tanah akan semakin tinggi. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengaruh sifat fisik tanah dan sistem perakaran vegetasi sangat mempengaruhi proses terjadinya laju infiltrasi.
Perubahan Sifat Ubi Jalar Varietas Kalasan Dan Varietas Cilembu Selama Penggorengan Terendam Helen Indira; Supratomo Supratomo; Sitti Nur Faridah
Jurnal Agritechno Jurnal Agritechno Vol. 10, Nomor 1, April 2017
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (601.319 KB) | DOI: 10.20956/at.v10i1.52

Abstract

Penggorengan terendam (Deep fat frying ) adalah proses menggoreng dimana bahan pangan terendam dalam minyak dan seluruh bagian permukaannya mendapat perlakuan panas yang sama. Proses ini diawali dengan memasukkan minyak goreng ke dalam ketel penggorengan, kemudian memanaskannya. Selanjutnya memasukkan bahan yang akan digoreng. Dari ketel akan diperoleh hasil gorengan yang dihasilkan dari minyak, serta akan terlihat hasil minyak akibat penggorengan serta kerak pada bahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sifat fisik selama penggorengan yang meliputi: kerapatan, penyusutan, porositas, kadar air, pembentukan kerak selama proses penggorengan dengan menggunakan minyak dengan suhu 160°C. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 di Laboratorium Mekanika Fluida Program Studi Keteknikan Pertanian, Universitas Hasanuddin. Metode penelitian ini adalah menggunakan varietas ubi jalar kalasan (kuning) dan varietas ubi jalar cilembu (putih) sebagai bahan yang akan digoreng dengan suhu minyak 160°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan kerapatan, porositas, penyusutandan kadar air varietas ubi jalar cilembu lebih besar dibandingkan varietas ubi jalar kalasan.
Perubahan Lahan Tambak di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar Menggunakan Citra Satelit Resolusi MenengahTahun 2010 dan 2016 Abdul Malik; Totok Prawitosari; Sitti Nur Faridah
Jurnal Agritechno Jurnal AgriTechno Vol. 11, Nomor 1, April 2018
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1284.729 KB) | DOI: 10.20956/at.v11i1.87

Abstract

Lahan tambak merupakan salah satu jenis dari lahan pertanian. Secara umum, Tambak merupakan kolam yang dibangun di daerah pasang surut dan digunakan untuk memelihara bandeng, udang laut dan hewan air lainnya yang biasa hidup di air payau. Dalam kegiatan alih fungsi lahan sangat erat kaitannya dengan permintaan dan penawaran lahan, dimana penawaran atau persediaan lahan sangat terbatas sedangkan permintaan lahan yang tidak terbatas. Perubahan lahan dapat di lihat dengan pendekatan menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk menambah informasi yang akan didapat, seperti sistem input data peta yang baik. Pendekatan ini menerapkan teknologi berbasis geospasial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memetakan dan mengidentifikasi penyebaran lahan tambak dengan menggunakan citra satelit resolusi menengah di kecamatan Biringkanaya kota Makassar pada tahun 2010 dan 2016. Adapun prosedur dalam penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan pengumpulan data batas administrasi Kecamatan. Citra Satelit Landsat 8 tahun 2016 dan Citra Satelit SPOT 4 tahun 2010. Kemudian Komposit Citra, Koreksi Radiometrik, Koreksi Geometrik, Pengambilan Lokasi Sampel (Training Area) dan Analisis Keakuratan. Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh Perubahan lahan di Kecamatan Biringkanaya Kota Makassar pada tahun 2010 hingga 2016 yaitu lahan tambak yang tetap sebagai lahan tambak sebesar 161,8 ha (5%), lahan tambak menjadi lahan pemukiman sebesar 160,37 ha (4%), lahan pemukiman menjadi lahan tambak sebesar 31,4 ha (1%) dan lahan pemukimantetap sebagai lahan pemukiman sebesar 3321,83 ha (90%).
Prediksi Laju Erosi dengan Menggunakan Metode RUSLE dan Penginderaan Jauh pada Sub DAS Bangkala Fitriani Fitriani; Sitti Nur Faridah; Daniel Useng
Jurnal Agritechno Jurnal AgriTechno Vol. 12, Nomor 1, April 2019
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (931.194 KB) | DOI: 10.20956/at.v12i1.188

Abstract

Sungai merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan manusia yaitu sebagai penampung air hujan, pusat dari ekosistem, mencegah terjadinya banjir dan sebagai sumber air irigasi. Daerah aliran sungai ini dapat menyebabkan terjadinya erosi tanah. Erosi adalah suatu proses alam yang terjadi secara alami, tetapi pada umumnya dipercepat oleh berbagai aktivitas-aktivitas manusia. Efek yang ditimbulkan dari erosi tanah adalah kerugian terhadap hilangnya lapisan subur permukaan tanah untuk kegiatan pertanian, terjadinya penggerusan lapisan tanah, lepasnya partikel tanah yang menyebabkan terjadinya sedimentasi ke arah muara sesuai arah aliran sungai. Pendugaan erosi dapat dilakukan dengan menggunakan metode RUSLE. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memprediksi laju erosi di Sub DAS Bangkala dengan menggunakan metode RUSLE dan penginderaan jauh. Erosi dengan kelas sangat ringan memiliki persentase yang lebih besar yaitu 36,50% dengan luas wilayah 391,12 ha dibandingkan dengan tingkat erosi lainnya. Hasil yang didapatkan menunjukkan bahwa laju erosi rata-rata yang terjadi pada sub DAS Bangkala yaitu 56,05 ton/ha/tahun dimana faktor yang paling berpengaruh terhadap besarnya erosi pada penelitian ini adalah faktor kemiringan lereng dan faktor penutupan lahan.
Prediksi Debit Aliran Sub-DAS Bantimurung Menggunakan Model HEC-HMS Sitti Zulaeha; Sitti Nur Faridah; Mahmud Achmad; Husnul Mubarak
Jurnal Agritechno Jurnal Agritechno, Vol. 13, Number 1, April 2020
Publisher : Depertemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (343.15 KB) | DOI: 10.20956/at.v13i1.255

Abstract

Bantimurung watershed is the resource of irrigation water for the surrounding communities and the last few years the change in the magnitude of the maximum discharge and the minimum discharge fluctuates considerably. This study aimed to predict the flow discharge and investigate the validity of HEC-HMS model (Hydrologic Engineering Center's Hydrologic Modeling System) in predicting the flow discharge in the Bantimurung watershed of Maros Regency. The method used in this study was a quantitative method which included data collection of the research data in the field, such as rainfall data, discharge flow rate, soil texture and land use as well as the characteristics of Bantimurung watershed. Data analysis was done using HEC-HMS software. This software performed empirical simulation using rainfall, land slope, land use, soil physical characteristics and generate predicted discharge flow rate. The HEC-HMS model was calibrated using data from Public Work (PU) which were collected in 2006. The calibrated model was then validated using 2014 data. The calibration and validation results indicated that the predicted data were in good agreement with measured data R2 and NSE value of 0,546 and 0,595 respectively from the calibration process and 0,512 and 0,490 from the validation process. These results suggest that the HEC-HMS model can predict the measured discharge flow rate adequately
The Performance of by Turns Fermentation- Dryer for Vanilla (Vanilla Planifolia Andrews) Processing Sitti Nur Faridah; Abdul Waris; Haerani Haerani
IPTEK The Journal for Technology and Science Vol 22, No 2 (2011)
Publisher : IPTEK, LPPM, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j20882033.v22i2.61

Abstract

The drying and fermentation are the processing steps which influence the quality of vanilla. Thus, an effort to produce instrument which can dry and ferment vanilla by turns automatically was done. Based on the test result on the instrument, it was known that the heater and heat-exchanger can function excellently. It can be seen from the increase of temperature after passing heater and heat-exchanger; and the decrease of air humidity in the drying chamber. The small differences of air flow speed between racks proved the uniformity of air flow speed in the drying chamber. The time and temperature control system showed temperature stability on drying process (i.e. 60°C) and on fermentation process (i.e. 40°C); moreover, temperature response reached 60°C and did not exceed the setting time (maximum 30 minutes). The water percentage depletion from 88% to 55% is relatively slow (in 5 days fermentation-drying process). The depletion is appropriate with the recommendation for fermentation-drying vanilla processing.
Penerapan Irigasi Tetes Untuk Peningkatan Produksi Tanaman Apel dan Strawberi di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan Ahmad Munir; Sitti Nur Faridah; Suhardi Suhardi; Haerani Haerani; Mursalim Mursalim; Junaedi Muhidong; Supratomo Supratomo; J Astuti
Abdi Techno Jurnal AbdiTechno, Vol. 1, Nomor 1, Januari 2021
Publisher : Departemen Teknologi Pertanian Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (815.464 KB) | DOI: 10.20956/abditechno.v1i1.111

Abstract

Microdripper irigasi tetes yang telah dikembangkan, digunakan untuk mengatasi defisit kelengasan tanah. pada tanaman strawberry dan apel di Kabupaten Bantaeng Sulawesi Selatan. Metoda pendekatan yang digunakan adalah pada tahap pertama diimplementasikan dengan pembuatan plot percontohan, scale up penerapan 0.25 ha dan tahap selanjutnya adalah sekolah lapang tentang pembuatan dan penerapan irigasi tetes. Dari hasil observasi, diperoleh gambaran bahwa pada umummnya petani berpendapat bahwa teknologi yang diintroduksikan ‘mudah’ diterapkan (80 persen berpendapat mudah diterapkan), teknologi yang diintroduksikan ‘siap’ diterapkan (80 persen berpendapat siap diterapkan), pada umummnya petani mengharapkan agar teknologi yang diintroduksikan dapat meningkatkan produksi usaha taninya (60 persen berpendapat agar usaha yang dikembangkan dapat meningkat produksinya setelah teknologi ini diterapkan)