Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Perbandingan Sensitivitas Bakteri Aerob Penyebab Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Benigna Aktif Tahun 2008 Dan 2012 Hafizah, Hafizah; Qamariah, Nur; Budiarti, Lia Yulia
Jurnal Berkala Kedokteran Vol 9, No 1 (2013): April 2013
Publisher : Pendidikan Dokter Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v9i1.920

Abstract

ABSTRACT: Active benign chronic suppurative otitis media (ABCSOM) was a chronic infection of middle ear with the perforation of tympanic membrane and history of  drainage (otorrhea) for more than 2 months. The aim of this research is to compare the bacteria sensitivity to the antibiotic between 2008 and 2012. The antibiotics used for this research are ciprofloxacin, gentamicin, chlorampenicol and polymixyn B. This is an observational analytic research. The bacteria sensitivity was examined with Kirby-Bauer diffusion method and were converted using the standard of CLSI. The data were analyzed with Kolmogorov smirnov and Fisher test. The results has showed that in 2012 ciprofloxacin has 100% sensitivity, gentamicin has 98.2%,  chloramphenicol has 81,9% and polymyxin B has 30,8%, while the result in 2008 showed chloramphenicol has 86,1% sensitivity, gentamicin has 40,3% and polymyxin B has 13,8%. Data analysis using Kolmogorov smirnov and Fisher test with 95% confidence level showed that there is significant difference between the sensitivity of Pseudomonas aureginosa and Staphylococcus aureus to gentamicin and there is no significant difference in the other comparisons. It has been concluded that the most sensitive antibiotics in 2012 is ciprofloxacin and there is a significant difference in sensitivity of Staphylococcus aureus and Pseudomonas aureginosa to gentamicine in 2008 and 2012. Keywords : CSOMBA,  sensitivity of antibiotics, resistence of antibotics, sensitivity test of bacteria ABSTRAK: Otitis Media Supuratif Kronik tipe Benigna Aktif (OMSKBA) adalah infeksi kronis pada telinga dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya otorea lebih dari 2 bulan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan sensitivitas bakteri penyebab OMSKBA terhadap beberapa antibiotik pada tahun 2008 dan 2012. Antibiotik yang digunakan adalah siprofloksasin, gentamisin, kloramfenikol dan polimiksin B. Penelitian ini bersifat observasional analitik. Sensitivitas bakteri diuji dengan metode Kirby Bauer dan hasilnya dikonversikan dengan standar CLSI. Hasil penelitian pada tahun 2012 didapatkan sensitivitas dari siprofloksasin 100%; gentamisin 98,2%; kloramfenikol 81,9%; dan Polimiksin B 30,8%. Hasil Penelitian pada tahun 2008 didapatkan sensitivitas dari kloramfenikol 86,1%; gentamisin 40,3%; dan polimiksin B 13,8%. Hasil analisis data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Fisher dengan tingkat kepercayaan 95% memperlihatkan adanya perbedaan pada sensitivitas bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aureginosa terhadap gentamisin, sedangkan pada hasil lainnya tidak didapatkan adanya perbedaan. Dapat simpulkan bahwa antibiotik yang paling sensitif pada tahun 2012 adalah siprofloksasin dan pada uji analisis terdapat perbedaan sensitivitas yang bermakna pada bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aureginosa terhadap antibiotik gentamisin pada tahun 2008 dan 2012. Kata-kata Kunci : OMSKBA, resistensi antibiotik, sensitivitas antibiotik, uji sensitivitas bakteri
IDENTIFIKASI BAKTERI PENYEBAB TONSILITIS KRONIK PADA PASIEN ANAK DI BAGIAN THT RSUD ULIN BANJARMASIN Nizar, Muhammad; Qamariah, Nur; Muthmainnah, Noor
Berkala Kedokteran Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v12i2.1867

Abstract

Abstract: Chronic tonsillitis is a condition where tonsil is enlarged, accompanied by repeated infections. Bacterial chronic tonsillitis can be caused by different bacteria, depends on its region. Research for patterns of bacteria causing chronic tonsilitis is needed to determine the target of antibiotics used by hospitals. The general objective of this research was to determine the type of bacteria that cause chronic tonsillitis obtained through a throat swab from pediatric patients in the ENT Ulin Hospital Banjarmasin from August to October 2015. This is a descriptive research using cross sectional approach. The sample in this study is the pediatric patients aged 1-17 years who were diagnosed chronic tonsillitis by ENT specialist at the ENT Ulin Hospital Banjarmasin. Swab was taken from the palatine tonsil and cultured in media isolation and examined using macroscopic, microscopic and biochemical tests. The results showed that 7 isolates of Staphylococcus aureus (53.84%), 1 sample of Escherichia coli (7.69%), and 5 samples of Streptococcus sp. (38.46%) are three major bacteria which infected chronic tonsillitis patients in Ulin GeneraL Hospital Banjarmasin. Keywords: chronic tonsillitis, bacterial identification, pediatric patients Abstrak: Tonsilitis kronis merupakan kondisi di mana terjadi pembesaran tonsil disertai dengan serangan infeksi yang berulang-ulang. Bakteri penyebab infeksi  tonsilitis kronis dapat berbeda-beda antar daerah. Perlu adanya penelitian tentang pola kuman agar pemberian antibiotik tepat sasaran.Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri penyebab tonsilitis kronik yang didapat melalui swab tenggorok pasien anak di bagian THT RSUD Ulin Banjarmasin pada Agustus-Oktober 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien anak umur 1-17 tahun yang didiagnosis tonsilitis kronis oleh dokter spesialis THT di bagian THT RSUD Ulin Banjarmasin. Identifikasi diambil dari swab pada tonsila palatinadan dibiakkan pada media isolasi yaitu dengan pemeriksaan secara makroskopis, mikroskopis, dan uji biokimia. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga jenis isolat bakteri yaitu Staphylococcus aureus 7 isolat (53,84%), Escherichia coli 1 isolat (7,69%), dan Streptococcus sp. 5 isolat (38,46%). Kata-kata kunci: Tonsilitis kronis, identifikasi bakteri, pasien anak
POLA KEPEKAAN ISOLAT BAKTERI AEROB PADA RHINOSINUSITIS KRONIS Saputra, Alvin; Qamariah, Nur; Muthmainah, Noor
Berkala Kedokteran Vol 13, No 1 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v13i1.3446

Abstract

Abstract: Chronic rhinosinusitis is an inflammation of the sinus mucosa caused by viruses or bacteria. Needed research on antibiotic susceptibility of the bacteria that cause chronic rhinosinusitis targeted antibiotics. The purpose of this study was to determine the sensitivity of some selected antibiotics against bacteria of different causes of chronic rhinosinusitis at the Department of Otolaryngology Ulin General Hospital Banjarmasin. This is a descriptive study with cross-sectional approach using diffusion method of Kirby-Bauer zone of inhibition was then compared with standard antibiotics against bacterial antibiotic inhibition zone according to CLSI 2016. The sample in this study were all patients with chronic rhinosinusitis who come for treatment to the Department of Otolaryngology Ulin General Hospital and Moch. Ansari Saleh General Hospital Banjarmasin in the period from June to August 2016. Obtained from 12 samples, 6 samples of Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermis 10 samples, 1 sample Eschirechia coli and 1 sample Bacillus sp. Staphylococcus aureus showed the highest sensitivity to antibiotics cefixime, cefuroxime, ciprofloxacin and clindamycin 66,6%, and the lowest amoxicillin clavulanate 50%. Staphylococcus epidermis showed the highest sensitivity to the antibiotic cefuroxime and clindamycin 100%, cefixime 50% and the lowest amoxicillin-clavulanate and cefuroxime 25%. Escherichia coli showed the highest sensitivity to the antibiotic amoxicillin-clavulanate and cefixime 100%, and the lowest cefuroxime, ciprofloxacin, and clindamycin 0%. Bacillus sp showed the highest sensitivity to the antibiotic cefuroxime, ciprofloxacin, and clindamycin 100% in the lowest 0% for amoxicillin and cefixime. Keywords : chronic rhinosinusitis, sensitivity test, antibiotics Abstrak: Rhinosinusitis kronis adalah peradangan pada mukosa sinus yang disebabkan oleh virus atau bakteri. Perlu adanya penelitian tentang kepekaan antibiotik terhadap kuman penyebab rhinosinusitis kronis agar pemberian antibiotik tepat sasaran. Dengan demikian, tujuan penelitian ini untuk mengetahui kepekaan beberapa antibiotik terpilih terhadap kuman penyabab rhinosinusitis kronis di Bagian THT RSUD Ulin dan RSUD Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan cross sectional menggunakan metode difusi Kirby-Bauer kemudian dibandingkan zona hambat antibiotik terhadap bakteri dengan standar zona hambat antibiotik menurut CLSI 2016. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pasien rhinosinusitis kronis yang datang berobat ke Bagian THT RSUD Ulin dan RSUD Moch. Ansari Saleh Banjarmasin pada periode Juni - Agustus 2016. Dari 12 sampel didapatkan, 6 sampel Staphylococcus aureus, 4 sampel Staphylococcus epidermidis, 1 sampel Eschirechia coli dan 1 sampel Bacillus sp. Staphylococcus aureus menujukkan kepekaan tertinggi terhadap antibiotik sefiksim, sefuroksim, siprofloksasim, dan klindamisin sebesar 66,6% serta yang terendah yakni amoksisilin klavulanat sebesar 50%. Staphylococcus epidermidis menujukkan kepekaan tertinggi terhadap antibiotik sefuroksim dan klindamisin sebesar 100%, sefiksim 50% serta yang terendah amoksisilin klavulanat dan sefuroksim sebesar 25%. Eschirechia coli menunjukkan kepekaan tertinggi terhadap antibiotik amoksisilin klavulanat dan sefiksim 100% serta terendah sefuroksim, siprofloksasim dan klindamisin 0%. Bacillus sp menunjukkan kepekaan tertinggi terhadap antibiotik sefuroksim, siprofloksasim, dan klindamisin sebesar 100% serta terendah amoksisilin klavulanat dan sefiksim 0%. Kata-kata kunci : rhinosinusitis kronis, uji kepekaan, antibiotic
Hubungan Tonsilitis Kronis dan Otitis Media Efusi di Bagian THT RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2014 Fachir, Farisa Shauma; Qamariah, Nur; Marisa, Dona
Berkala Kedokteran Vol 12, No 1 (2016): Februari 2016
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/jbk.v12i1.353

Abstract

Abstract: Chronic tonsillitis is an inflammation of the tonsil was settled as a result of recurrent of acute or subclinical infection which is marked by the widening of the tonsil crypts and size can be enlarged (hypertrophy) or shrink (atrophy). Otitis media effusion is a state of the serous secretion in the middle ear with an intact tympanic membrane without symptoms and signs of acute inflammation. Primary mechanism that role in the occurrence of otitis media with effusion is eustachian tube disruption, and it is could due to enlarged tonsils. The aims of this study were to determine the relationship between chronic tonsillitis and otitis media with effusion in otorhinolaryngology (ENT) at Ulin general hospital Banjarmasin in 2014. The study was an observational analytic with cross sectional approach. Samples were 526 patients who fulfilled the inclusion criteria. Relationship between chronic tonsillitis and otitis media with effusion was tested using Fisher test with Epi info application and the result showed that p=0,245. It was concluded that there is no relationship between chronic tonsillitis and  otitis media with effusion.Keywords: chronic tonsillitis, otitis media with effusion Abstrak: Tonsilitis kronis adalah peradangan tonsil yang menetap sebagai akibat infeksi akut atau subklinis yang berulang yang tandai oleh adanya pelebaran kripta dan ukuran tonsil yang dapat membesar (hipertrofi) ataupun mengecil (atrofi). Otitis media efusi adalah sebuah keadaan adanya sekret nonpurulen di dalam telinga bagian tengah dengan membran timpani yang utuh, tanpa adanya gejala dan tanda inflamasi akut. Mekanisme utama yang berperan dalam terjadinya otitis media efusi adalah terganggunya fungsi tuba eustachius, salah satunya akibat ukuran tonsil yang membesar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tonsillitis kronis dan otitis media efusi di bagian THT RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 526 orang pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil uji Fisher dengan aplikasi Epi info, didapatkan p=0,245. Kesimpulan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tonsilitis kronis dan otitis media efusi di bagian THT RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2014. Kata-kata kunci: tonsilitis kronis, otitis media efusi
Skrining Tanaman Obat yang Berpotensi Sebagai Antioksidan In Vitro Kristanto, Adi; Mustaqim, Warih Anggoro; Suhartono, Eko; Qamariah, Nur
Mutiara Medika: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Vol 4, No 1 (2004)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/mmjkk.v4i1.1707

Abstract

Brotowali (Tinospora crispa [L] miers), bitter melon (Momordica charantia), and madagascar periwinkle (Catharanthus rosesus [L.] G. Don) are plants that have been used for some disease treatments. The mechanism of action of these plants to cure some diseases corellate with the balance of oxidant and antioxidant. To prove that statement, this study was conducted to evaluate the of antioxidant potential activity in these plants. The method used was antioxi¬dant trial activity with modification of DNP method. The result showed that Madagascar periwinkle (Catharanthus rosesus [L.] G. Don) infusion has the highest antioxidant activity, that was 90, 27%.Tanaman brotowali (Tinospora crispa [L] miers), pare {Momordica charantia), dan tapak dara {Catharanthus rosesus [L.] G. Don) adalah beberapa tanaman yang telah banyak dipergunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit. Mekanisme tanaman tersebut dalam mengobati penyakit diduga terkait dengan keseimbangan antara oksidan dan antioksidan. Untuk membuktikan hal tersebut, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui potensi aktivitas antioksidan tanaman brotowali, pare, dan tapak dara. Metode yang dipakai berupa pengujian aktivitas antioksidan dengan metode DNP yang dimodifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa infus daun tanaman tapak dara {Catharanthus rosesus [L.] G. Don) mempunyai aktivitas antioksidan paling baik, yaitu 90,27 %.
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS SISWA PADA MATERI SPLDV nur qamariah; Ikram Hamid; Ariyanti Jalal
Delta-Pi: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.371 KB) | DOI: 10.33387/dpi.v6i2.1226

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kemampuan pemahaman matematis Siswa SMP Negeri 5 Kota Ternate pada materi SPLDV setelah di terapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa SMP Negeri 5 Kota Ternate pada materi SPLDV. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian two sample pretest-posttest. Sampel penelitian ini adalah SMP N 5 Kota Ternate pada kelas VIII-1 bejumlah 23 siswa dan kelas VIII-2, berjumlah 22 siswa, dengan kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen dan VIII-2 sebagai kelas kontrol. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif yaitu Patokan Acuan Skala 5 dan analisis inferensial yaitu uji-t. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman matematis siswa setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw diperoleh 17% siswa dengan kategori baik sekali, 26% siswa dengan kategori Baik, 39% siswa dengan kategori cukup, 17 % siswa dengan kategori kurang sekali, sisanya 0% siswa dengan kategori gagal. Hasil analisis inferensial menunjukkan bahwa thitung = 2,664 dan ttabel= 2, 021 dengan dk = 43 dan α = 0,025. Dengan demikian thitung ttabel, sehingga H0 ditolak atau H1 diterima yang berarti terdapat pengaruh model pembelajaran jigsaw terhadap kemampuan pemahaman matematis siswa pada materi SPLDV kelas VIII SMP Negeri 5 Kota Ternate.
Hubungan Tonsilitis Kronis dan Otitis Media Efusi di Bagian THT RSUD Ulin Banjarmasin Tahun 2014 Farisa Shauma Fachir; Nur Qamariah; Dona Marisa
Berkala Kedokteran Vol 12, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.135 KB) | DOI: 10.20527/jbk.v12i1.353

Abstract

Abstract: Chronic tonsillitis is an inflammation of the tonsil was settled as a result of recurrent of acute or subclinical infection which is marked by the widening of the tonsil crypts and size can be enlarged (hypertrophy) or shrink (atrophy). Otitis media effusion is a state of the serous secretion in the middle ear with an intact tympanic membrane without symptoms and signs of acute inflammation. Primary mechanism that role in the occurrence of otitis media with effusion is eustachian tube disruption, and it is could due to enlarged tonsils. The aims of this study were to determine the relationship between chronic tonsillitis and otitis media with effusion in otorhinolaryngology (ENT) at Ulin general hospital Banjarmasin in 2014. The study was an observational analytic with cross sectional approach. Samples were 526 patients who fulfilled the inclusion criteria. Relationship between chronic tonsillitis and otitis media with effusion was tested using Fisher test with Epi info application and the result showed that p=0,245. It was concluded that there is no relationship between chronic tonsillitis and  otitis media with effusion.Keywords: chronic tonsillitis, otitis media with effusion Abstrak: Tonsilitis kronis adalah peradangan tonsil yang menetap sebagai akibat infeksi akut atau subklinis yang berulang yang tandai oleh adanya pelebaran kripta dan ukuran tonsil yang dapat membesar (hipertrofi) ataupun mengecil (atrofi). Otitis media efusi adalah sebuah keadaan adanya sekret nonpurulen di dalam telinga bagian tengah dengan membran timpani yang utuh, tanpa adanya gejala dan tanda inflamasi akut. Mekanisme utama yang berperan dalam terjadinya otitis media efusi adalah terganggunya fungsi tuba eustachius, salah satunya akibat ukuran tonsil yang membesar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tonsillitis kronis dan otitis media efusi di bagian THT RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2014. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel berjumlah 526 orang pasien yang memenuhi kriteria inklusi. Hasil uji Fisher dengan aplikasi Epi info, didapatkan p=0,245. Kesimpulan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tonsilitis kronis dan otitis media efusi di bagian THT RSUD Ulin Banjarmasin tahun 2014. Kata-kata kunci: tonsilitis kronis, otitis media efusi
Perbandingan Sensitivitas Bakteri Aerob Penyebab Otitis Media Supuratif Kronik Tipe Benigna Aktif Tahun 2008 Dan 2012 Hafizah Hafizah; Nur Qamariah; Lia Yulia Budiarti
Berkala Kedokteran Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.21 KB) | DOI: 10.20527/jbk.v9i1.920

Abstract

ABSTRACT: Active benign chronic suppurative otitis media (ABCSOM) was a chronic infection of middle ear with the perforation of tympanic membrane and history of  drainage (otorrhea) for more than 2 months. The aim of this research is to compare the bacteria sensitivity to the antibiotic between 2008 and 2012. The antibiotics used for this research are ciprofloxacin, gentamicin, chlorampenicol and polymixyn B. This is an observational analytic research. The bacteria sensitivity was examined with Kirby-Bauer diffusion method and were converted using the standard of CLSI. The data were analyzed with Kolmogorov smirnov and Fisher test. The results has showed that in 2012 ciprofloxacin has 100% sensitivity, gentamicin has 98.2%,  chloramphenicol has 81,9% and polymyxin B has 30,8%, while the result in 2008 showed chloramphenicol has 86,1% sensitivity, gentamicin has 40,3% and polymyxin B has 13,8%. Data analysis using Kolmogorov smirnov and Fisher test with 95% confidence level showed that there is significant difference between the sensitivity of Pseudomonas aureginosa and Staphylococcus aureus to gentamicin and there is no significant difference in the other comparisons. It has been concluded that the most sensitive antibiotics in 2012 is ciprofloxacin and there is a significant difference in sensitivity of Staphylococcus aureus and Pseudomonas aureginosa to gentamicine in 2008 and 2012. Keywords : CSOMBA,  sensitivity of antibiotics, resistence of antibotics, sensitivity test of bacteria ABSTRAK: Otitis Media Supuratif Kronik tipe Benigna Aktif (OMSKBA) adalah infeksi kronis pada telinga dengan perforasi membran timpani dan riwayat keluarnya otorea lebih dari 2 bulan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan sensitivitas bakteri penyebab OMSKBA terhadap beberapa antibiotik pada tahun 2008 dan 2012. Antibiotik yang digunakan adalah siprofloksasin, gentamisin, kloramfenikol dan polimiksin B. Penelitian ini bersifat observasional analitik. Sensitivitas bakteri diuji dengan metode Kirby Bauer dan hasilnya dikonversikan dengan standar CLSI. Hasil penelitian pada tahun 2012 didapatkan sensitivitas dari siprofloksasin 100%; gentamisin 98,2%; kloramfenikol 81,9%; dan Polimiksin B 30,8%. Hasil Penelitian pada tahun 2008 didapatkan sensitivitas dari kloramfenikol 86,1%; gentamisin 40,3%; dan polimiksin B 13,8%. Hasil analisis data menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Fisher dengan tingkat kepercayaan 95% memperlihatkan adanya perbedaan pada sensitivitas bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aureginosa terhadap gentamisin, sedangkan pada hasil lainnya tidak didapatkan adanya perbedaan. Dapat simpulkan bahwa antibiotik yang paling sensitif pada tahun 2012 adalah siprofloksasin dan pada uji analisis terdapat perbedaan sensitivitas yang bermakna pada bakteri Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aureginosa terhadap antibiotik gentamisin pada tahun 2008 dan 2012. Kata-kata Kunci : OMSKBA, resistensi antibiotik, sensitivitas antibiotik, uji sensitivitas bakteri
IDENTIFIKASI BAKTERI PENYEBAB TONSILITIS KRONIK PADA PASIEN ANAK DI BAGIAN THT RSUD ULIN BANJARMASIN Muhammad Nizar; Nur Qamariah; Noor Muthmainnah
Berkala Kedokteran Vol 12, No 2 (2016)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (145.854 KB) | DOI: 10.20527/jbk.v12i2.1867

Abstract

Abstract: Chronic tonsillitis is a condition where tonsil is enlarged, accompanied by repeated infections. Bacterial chronic tonsillitis can be caused by different bacteria, depends on its region. Research for patterns of bacteria causing chronic tonsilitis is needed to determine the target of antibiotics used by hospitals. The general objective of this research was to determine the type of bacteria that cause chronic tonsillitis obtained through a throat swab from pediatric patients in the ENT Ulin Hospital Banjarmasin from August to October 2015. This is a descriptive research using cross sectional approach. The sample in this study is the pediatric patients aged 1-17 years who were diagnosed chronic tonsillitis by ENT specialist at the ENT Ulin Hospital Banjarmasin. Swab was taken from the palatine tonsil and cultured in media isolation and examined using macroscopic, microscopic and biochemical tests. The results showed that 7 isolates of Staphylococcus aureus (53.84%), 1 sample of Escherichia coli (7.69%), and 5 samples of Streptococcus sp. (38.46%) are three major bacteria which infected chronic tonsillitis patients in Ulin GeneraL Hospital Banjarmasin. Keywords: chronic tonsillitis, bacterial identification, pediatric patients Abstrak: Tonsilitis kronis merupakan kondisi di mana terjadi pembesaran tonsil disertai dengan serangan infeksi yang berulang-ulang. Bakteri penyebab infeksi  tonsilitis kronis dapat berbeda-beda antar daerah. Perlu adanya penelitian tentang pola kuman agar pemberian antibiotik tepat sasaran.Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis bakteri penyebab tonsilitis kronik yang didapat melalui swab tenggorok pasien anak di bagian THT RSUD Ulin Banjarmasin pada Agustus-Oktober 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien anak umur 1-17 tahun yang didiagnosis tonsilitis kronis oleh dokter spesialis THT di bagian THT RSUD Ulin Banjarmasin. Identifikasi diambil dari swab pada tonsila palatinadan dibiakkan pada media isolasi yaitu dengan pemeriksaan secara makroskopis, mikroskopis, dan uji biokimia. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tiga jenis isolat bakteri yaitu Staphylococcus aureus 7 isolat (53,84%), Escherichia coli 1 isolat (7,69%), dan Streptococcus sp. 5 isolat (38,46%). Kata-kata kunci: Tonsilitis kronis, identifikasi bakteri, pasien anak
KELOMPOK USAHA BERSAMA PENGRAJIN SUTERA MANDAR DI DESA KARAMA KECAMATAN TINAMBUNG KABUPATEN POLEWALI MANDAR PROVINSI SULAWESI BARAT Indayani B.; Nur Qamariah; Nurul Fitri
Jurnal Dinamika Pengabdian (JDP) Vol. 5 No. 2 (2020): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 5 NO. 2 MEI 2020
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v5i2.10142

Abstract

Mandar silk crafts is a creative industry that utilizes the basic ingredients of silk that are processed into a piece of cloth that can be sarong, shirt, shawl and etc. One of the Mandar silk artisants is in the Karama village, Tinambung subsdistrict, Polewali Mandar district. The Area manages the Mandar silk sarong commonly known by the term " Lipa Sa'be Mandar" is one of the Mandar tribes woven has a high cultural value passed down from generation to generation. Lipa Sa'be Mandar has long been known, because it has special characteristic that is in terms of style (Sure') and how to make it. Most of the people of the Karama Village, Tinambung subdistrict, especially women work as a mandar silk artisants by developing their potential and trying to get the maximum income to meet their daily needs. The problems faced by these craftsmen are the lack of Knowledge and skills in entrepreneurship, relatively small capital technology (Weaving equipment) that is used is still simple and that marketing of silk weaving products is also an obstacle. Therefore, it is necessary to carryout PKM activities to overcome these problems. The target to be achieved from this PKM activity is to (1) Increase the knowledge and skills of the mandar silk craftsmen craftsmen group in relation to the added value of products, management and marketing; (2) The formation of a wider marketing network for the sale of mandar silk products produced; and (3) Increased income of Mandar silk artisan families approaches that will be offered to achieve these objectives are through the empowerment model, which includes several stages including : 1) Preparation, 2) Assesment, 3) Action Plan, 4) Implementation, and 5) Evaluation. To achieve the expected output targets, the implementation method that will be used in this PKM activity is the Method of counseling, training and mentoring in the joint silk bussines group (KUB) in Karama village, Tinambung Subsdistrict, Polewali Mandar disftrict.Keywords: Silk Sarong Craftsman, Creative Economy, and Entrepreneurship. ABSTRAKKerajinan Sutera Mandar merupakan industri kreatif yang memanfaatkan bahan dasar sutera yang diolah menjadi selembar kain yang bisa dibuat sarung, baju kemeja, selendang dan lain-lain. Salah satu daerah pengrajin sutera mandar berada di Desa Karama Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar. Daerah tersebut mengelola Sarung Sutera Mandar yang biasa dikenal dengan istilah “Lipa’ Sabe Mandar” merupakan salah satu tenunan suku bangsa mandar memiliki nilai budaya tinggi yang diwariskan turun temurun. Lipa’ Sabe Mandar ini telah lama dikenal, karena memiliki ciri khusus yakni dari segi corak (Sure’) dan cara pembuatannya. Sebagian besar masyarakat Desa Karama Kecamatan Tinambung ini, terutama perempuan bekerja sebagai Pengrajin Sutera Mandar dengan mengembangkan potensi yang dimiliki dan berusaha semaksimal mungkin mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun permasalahan yang dihadapi oleh pengrajin tersebut adalah kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam berwirausaha, modal yang relatif kecil, teknologi (peralatan tenun) yang digunakan masih sederhana dan pemasaran produk tenunan sutera juga menjadi kendala. Oleh karena itu, perlu melaksanakan kegiatan PKM guna mengatasi permasalahan tersebut.Target yang ingin dicapai dari kegiatan PKM ini adalah (1) meningkatnya pengetahuan dan keterampilan kelompok pengrajin Sutera Mandar dalam kaitannya dengan nilai tambah produk, manajemen dan pemasaran; (2) terbentuknya jaringan pemasaran yang lebih luas untuk penjualan produk Sutera Mandar yang dihasilkan; dan (3) meningkatnya pendapatan keluarga pengrajin Sutera Mandar. Pendekatan-pendekatan yang  akan ditawarkan untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui model pemberdayaan, yang meliputi beberapa tahapan antara lain: 1) persiapan, 2) assessment, 3) rencana aksi, 4) implementasi, dan 5) evaluasi. Untuk mencapai target luaran yang diharapkan maka metode pelaksanaan yang akan digunakan dalam kegiatan PKM ini adalah metode penyuluhan, pelatihan dan pendampingan pada Kelompok Usaha Bersama (KUB) Sutera Mandar di Desa Karama Kecamatan Tinambung Kabupaten Polewali Mandar.Kata kunci: Pengrajin Sutera Mandar, Ekonomi Kreatif, Kewirausahaan