Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

KARAKTERISASI DAN FORMULASI CANGKANG KAPSUL DARI TEPUNG PEKTIN KULIT BUAH COKELAT (Theobroma cacao L) Anan Suparman
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 2, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v2i2.4646

Abstract

Kapsul adalah sediaan yang mengandung satu macam bahan obat atau lebih yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil yang umumnya dibuat dari gelatin. Struktur pektin yang berupa polimer sebenarnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengganti gelatin. Kulit buah cokelat (Theobroma cacao L.) merupakan salah satu bahan tanaman yang dapat dijadikan bahan dasar cangkang kapsul karena mengandung pektin. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kemungkinan pemanfaatan pektin dalam kulit buah cokelat dengan memformulasi sehingga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan cangkang kapsul keras. Hasil optimasi formula yang baik yaitu formula F3 dengan konsentrasi pektin 0,78%, karagenan 5,00% dan aquades 94,22%. Hasil evaluasi cangkang kapsul menunjukkan spesifikasi cangkang kapsul memenuhi syarat industri kapsul dan waktu hancur cangkang kapsul memenuhi syarat yang ditetapkan Farmakope Indonesia edisi V tahun 2014 yaitu 15 menit atau kurang dari 30 menit.
Formulasi Basis Sheet Mask Bioselulosa Nathania Ramadhanty Nuzirwan; Gita Cahya Eka Darma; Anan Suparman
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (479.303 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.3798

Abstract

Abstract. There are environmental aggressors such as UV-rays and micro/nano particles indoors or outdoors can cause damage to skin collagen/elastin that triggers premature aging. Based on these things, there is a demand for innovative cosmetic product formulations, capable of neutralizing the negative effects of UV rays, and made from natural ingredients. Biocellulose sheet masks are obtained from natural sources, namely the bacterium Acetobacter xylinum which produces acid from glucose and synthesizes cellulose. The purpose of this study was to obtain a biocellulose sheet mask formulation with best characteristics, as well as to compare the ability to moisturize biocellulose sheet mask and non-woven sheet mask. The formulation of the biocellulose sheet mask has a good characteristics. The results of comparison between biocellulose sheet masks and non woven sheet masks show that biocellulose sheet masks has the best skin moisturizing effect. Abstrak. Agresor lingkungan seperti sinar UV dan mikro/nano partikulat terdapat di luar maupun di dalam ruangan dapat menyebabkan kerusakan kolagen/elastin kulit yang pemicu penuaan dini. Berdasarkan hal-hal tersebut terbentuklah permintaan untuk formulasi produk kosmetik yang inovatif, mampu menetralisir efek negatif sinar UV, dan dibuat dari bahan-bahan alami. Sheet mask bioselulosa diperoleh dari sumber alami yaitu bakteri Acetobacter xylinum yang menghasilkan asam dari glukosa dan mensintesis selulosa. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan formulasi sheet mask bioselulosa dengan karakteristik baik, serta mengetahui perbandingan kemampuan melembabkan sheet mask bioselulosa dan sheet mask non woven. Formulasi sheet mask bioselulosa yang dihasilkan memiliki karakteristik baik. Hasil komparasi sheet mask bioselulosa dan sheet mask non woven diketahui bahwa sheet mask bioselulosa memiliki efek melembabkan yang lebih baik dibandingkan dengan sheet mask non woven.
Kajian Bentuk-Bentuk Sediaan Farmasi sebagai Pedikulisida Mutiara Haifania; Fitrianti Darusman; Anan Suparman
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (164.165 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4187

Abstract

Abstract. Pediculosis capitis is an infection of the scalp caused by the investment of Pediculus humanus var. capitis or often called head lice. Head lice are obligate ectoparasites that can only live by attaching to human hair or scalp because head lice survive by sucking blood (hematophagy). One alternative to overcome the problems caused by head lice is to use pediculicide preparations that are widely circulated in the market, both preparations containing herbal ingredients and synthetic chemicals. The purpose of this research is to determine what pharmaceutical preparations forms can be used as pediculicides and to know what active ingredients can be used as pediculicides. The study was conducted by Systematic Literature Review (SLR) method by collecting various literatures from international and national journals on databases relating to various forms of pharmaceutical preparations and active ingredients as pediculicides. The results of this study indicate that pharmaceutical preparations forms that can be used as pediculicides are shampoo, lotion, and hair tonic preparations. Then, the active ingredients that can be used as pediculicides are permethrin, lindane, and malathion (synthetic chemicals); while from the herbal ingredients are garlic, soursop fruit and seeds, a mixture of essential oils (consisting of eucalyptus oil, fennel oil, and lemon oil), neem oil, and white cempaka flower cem-ceman. Abstrak. Pediculosis capitis merupakan infeksi pada kulit kepala yang ditimbulkan karena investasi Pediculus humanus var. capitis atau sering disebut kutu rambut. Kutu rambut merupakan ektoparasit obligat yang hanya dapat hidup dengan menempel pada rambut atau kulit kepala manusia karena kutu rambut bertahan hidup dengan menghisap darah (hematophagy). Salah satu alternatif untuk mengatasi masalah yang disebabkan kutu rambut ini yaitu dengan menggunakan sediaan pedikulisida yang banyak beredar dipasaran baik sediaan yang mengandung bahan herbal maupun kimia sintetis. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk sediaan farmasi yang dapat digunakan sebagai pedikulisida dan mengetahui bahan aktif apa saja yang dapat digunakan sebagai pedikulisida. Pengkajian dilakukan dengan metode Systematic Literature Review (SLR) dengan mengumpulkan berbagai pustaka dari jurnal internasional dan nasional pada database yang berkaitan dengan berbagai bentuk sediaan farmasi dan bahan aktif sebagai pedikulisida. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa bentuk-bentuk sediaan farmasi yang dapat digunakan sebagai pedikulisida yaitu sediaan sampo, lotion, dan hair tonic. Kemudian, bahan aktif yang dapat digunakan sebagai pedikulisida yaitu permethrin, lindane, dan malathion (bahan kimia sintetik); sedangkan dari bahan herbal yaitu bawang putih, buah dan biji sirsak, campuran minyak atsiri (terdiri dari minyak kayu putih, minyak adas, dan miyak lemon), minyak mimba, dan bunga cempaka putih cem-ceman.
Studi Literatur Titik Kritis Kehalalan pada Alat Kesehatan Nurul Azmi Firdiyani; Dina Mulyanti; Anan Suparman
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.914 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.4217

Abstract

Abstract. The demand for halal products is increasing at the current time due to the world's Muslim population's growing. It is known that the world's Muslim population reaches 1.9 billion people. A few halal products that have recently become widely available are food, beverages, drugs, and cosmetics. As Muslims we need to pay attention to the halalness of every use item such as medical devices, but there are still few sources of information about the halalness of medical devices. The halal critical point on a product includes 2 (two) things, are the materials used and the manufacturing process. This research method is carried out in a Systematic Literature Review by review existing research articles related to medical devices and extracting data according to inclusion and exclusion. The results of this study obtained data in the form of materials and processes for making medical devices, surgical threads, contact lenses, and bone implants. It can be concluded that the critical point of halal in medical devices is in the materials used. Abstrak. Permintaan produk halal pada saat ini semakin meningkat hal ini disebabkan karena adanya peningkatan jumlah penduduk muslim di dunia yang semakin berkembang. Diketahui bahwa penduduk muslim dunia mencapai 1,9 miliar jiwa. Adapun produk halal yang sudah banyak tersebar dipasaran diantaranya adalah makanan, minuman, obat, dan kosmetik. Sebagai muslim kita perlu memperhatikan kehalalan pada setiap barang gunaan seperti alat kesehatan, namun masih sedikit sumber informasi mengenai kehalalan pada alat kesehatan. Titik kritis halal pada suatu produk itu meliputi 2 (dua) hal yaitu bahan yang digunakan dan proses pembuatan. Metode penelitian ini dilakukan secara Systematic Literature Review dengan cara review artikel penelitian yang ada terkait alat kesehatan dan dilakukan ekstraksi data sesuai ketentuan inklusi dan eksklusi. Hasil dari penelitian ini didapatkan data berupa bahan dan proses pembuatan alat kesehatan benang bedah, lensa kontak, dan implan tulang. Dapat disimpulkan titik kritis kehalalan pada alat kesehatan ada pada bahan yang digunakan.
Kajian Pengembangan Etosom sebagai Pembawa Agen NSAID Topikal Bella Triana; Anan Suparman
Jurnal Riset Farmasi Volume 2, No. 2, Desember 2022, Jurnal Riset Farmasi (JRF)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrf.v2i2.1274

Abstract

Abstract. NSAIDs are widely used in pain and inflammation therapy have side effects on the gastrointestinal tract. Delivery of NSAIDs by the topical route can be chosen to reduce these side effects. The ethosomal vesicle system for topical delivery of NSAIDs can be chosen to enhance percutaneous penetration. This review aims to study the ethosomal formulation strategies as NSAID agents delivery, the effect of the ethosomal system on percutaneous penetration of NSAIDs, and also to study the effect of the ethosomal system on the pharmacological activity of NSAIDs. The study was conducted systematically on several international articles from reputable publishers. NSAID agents that have been formulated into ethosomes, including selecoxib, diclofenac, meloxicam, aceclofenac, etodolac, diflunisal, indomethacin, flurbiprofen, and naproxen. The results showed that NSAID ethosomal formulations that showed good characteristics used phospholipids in the form of phosphatidylcholine with ethanol concentrations range from 20-45%, other alcohols such as propylene glycol could be added to increase entrapment efficiency. The ethosomal system was able to increase percutaneous absorption of NSAIDs, indicated by an increase in flux range from 73.71-2741.94%. The ethosomal system was also able to increase the activity of NSAID agents, indicated by an increase in the inhibition of rat paw edema range from 50-300%. It can be concluded that the development of ethosomal system can increase the pharmacological activity of topical NSAIDs by using appropriate strategy formulation. Abstrak. Obat-obat NSAID yang banyak digunakan untuk menangani nyeri dan inflamasi memiliki masalah efek samping gastrointestinal yang sering terjadi. Pengiriman NSAID dengan rute topikal dapat dipilih untuk mengurangi efek samping tersebut. Sistem vesikel etosom untuk pengiriman topikal NSAID dapat dipilih untuk meningkatkan penetrasi perkutan zat aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi formulasi etosom sebagai pembawa agen NSAID topikal, pengaruh pengembangan sistem etosom terhadap penetrasi perkutan NSAID, dan juga mengkaji pengaruh pegembangan sistem etosom terhadap aktivitas farmakologi NSAID. Kajian dilakukan secara sistematis terhadap sejumlah artikel internasional dari penerbit yang bereputasi. Sudah banyak agen NSAID yang diformulasikan menjadi etosom diantaranya selekoksib, diklofenak, meloksikam, aseklofenak, etodolak, diflunisal, indometasin, flurbiprofen, dan naproksen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi etosom NSAID yang menghasilkan karakteristik yang baik menggunakan fosfolipid berupa fosfatidilkolin dengan konsentrasi etanol berkisar 20-45%, dapat ditambahkan alkohol lain berupa propilenglikol untuk meningkatkan efisiensi penjerapan. Sistem etosom mampu meningkatkan penerasiperkutan NSAID ditandai dengan peningkatan nilai flux berkisar antara 73,71-2741,94%. Sistem etosom juga dapat meningkatkan aktivitas agen NSAID ditandai dengan peningkatan inhibisi edema kaki tikus berkisar antara 50-300%. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan sistem etosom mampu meningkatkan aktivitas farmakologi NSAID topikal dengan dengan strategi formulasi yang tepat.
Sistem Pendeteksi Asap Rokok Dengan Sensor MQ-2 Berbasis Mikrokontroler ESP32 Erwin Harahap; Haris Dhaifullah; Farid Badruzzaman; Anan Suparman; Suliadi Suliadi; Aulia Yasmin
Jurnal Aplikasi IPTEK Indonesia Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/4.16457

Abstract

Dalam kehidupan sehari-hari seringkali ditemukan berbagai macam tipe asap di lingkungan sekitar seperti: asap rokok, asap hasil pembakaran sampah, dan asap lainnya. Asap merupakan suatu hal yang dapat membahayakan tubuh ketika terhirup, dan keberadaannya juga dapat menandakan bahwa terdapat suatu barang yang sedang terbakar. Pada paper ini penulis merancang sebuah Sistem Pendeteksi Asap Rokok (SPAR) secara real-time berbasis sensor MQ-2 dan mikrokontroler ESP32. SPAR ditempatkan pada lokasi tertentu yang dapat memonitor suatu wilayah secara keseluruhan. Sensor MQ-2 berfungsi untuk mendeteksi keberadaan asap (diantaranya asap rokok) di wilayah tersebut dalam bentuk sinyal analog. Sinyal ini kemudian diterjemahkan ke dalam kode digital dan dibaca oleh mikrokontroler ESP32. Selanjutnya ESP32 mengirimkan perintah kepada buzzer untuk memberikan respon yang sesuai dengan kode program yang telah dirancang. Buzzer akan memberi respon berupa bunyi alarm, dimana hal ini menunjukkan bahwa telah terdeteksi adanya asap rokok di sekitar wilayah tersebut. Melalui suara alarm ini, pihak yang berwenang dapat segera memberikan respon yang sesuai. Hasil penelitian dan eksperimen telah berhasil membuat alat SPAR dan berfungsi baik dalam mendeteksi asap rokok.
Kajian Pengembangan Etosom sebagai Pembawa Agen NSAID Topikal Bella Triana; Anan Suparman
Jurnal Riset Farmasi Volume 2, No. 2, Desember 2022, Jurnal Riset Farmasi (JRF)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jrf.v2i2.1274

Abstract

Abstract. NSAIDs are widely used in pain and inflammation therapy have side effects on the gastrointestinal tract. Delivery of NSAIDs by the topical route can be chosen to reduce these side effects. The ethosomal vesicle system for topical delivery of NSAIDs can be chosen to enhance percutaneous penetration. This review aims to study the ethosomal formulation strategies as NSAID agents delivery, the effect of the ethosomal system on percutaneous penetration of NSAIDs, and also to study the effect of the ethosomal system on the pharmacological activity of NSAIDs. The study was conducted systematically on several international articles from reputable publishers. NSAID agents that have been formulated into ethosomes, including selecoxib, diclofenac, meloxicam, aceclofenac, etodolac, diflunisal, indomethacin, flurbiprofen, and naproxen. The results showed that NSAID ethosomal formulations that showed good characteristics used phospholipids in the form of phosphatidylcholine with ethanol concentrations range from 20-45%, other alcohols such as propylene glycol could be added to increase entrapment efficiency. The ethosomal system was able to increase percutaneous absorption of NSAIDs, indicated by an increase in flux range from 73.71-2741.94%. The ethosomal system was also able to increase the activity of NSAID agents, indicated by an increase in the inhibition of rat paw edema range from 50-300%. It can be concluded that the development of ethosomal system can increase the pharmacological activity of topical NSAIDs by using appropriate strategy formulation. Abstrak. Obat-obat NSAID yang banyak digunakan untuk menangani nyeri dan inflamasi memiliki masalah efek samping gastrointestinal yang sering terjadi. Pengiriman NSAID dengan rute topikal dapat dipilih untuk mengurangi efek samping tersebut. Sistem vesikel etosom untuk pengiriman topikal NSAID dapat dipilih untuk meningkatkan penetrasi perkutan zat aktif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi formulasi etosom sebagai pembawa agen NSAID topikal, pengaruh pengembangan sistem etosom terhadap penetrasi perkutan NSAID, dan juga mengkaji pengaruh pegembangan sistem etosom terhadap aktivitas farmakologi NSAID. Kajian dilakukan secara sistematis terhadap sejumlah artikel internasional dari penerbit yang bereputasi. Sudah banyak agen NSAID yang diformulasikan menjadi etosom diantaranya selekoksib, diklofenak, meloksikam, aseklofenak, etodolak, diflunisal, indometasin, flurbiprofen, dan naproksen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi etosom NSAID yang menghasilkan karakteristik yang baik menggunakan fosfolipid berupa fosfatidilkolin dengan konsentrasi etanol berkisar 20-45%, dapat ditambahkan alkohol lain berupa propilenglikol untuk meningkatkan efisiensi penjerapan. Sistem etosom mampu meningkatkan penerasiperkutan NSAID ditandai dengan peningkatan nilai flux berkisar antara 73,71-2741,94%. Sistem etosom juga dapat meningkatkan aktivitas agen NSAID ditandai dengan peningkatan inhibisi edema kaki tikus berkisar antara 50-300%. Dapat disimpulkan bahwa pengembangan sistem etosom mampu meningkatkan aktivitas farmakologi NSAID topikal dengan dengan strategi formulasi yang tepat.