Claim Missing Document
Check
Articles

Found 24 Documents
Search

STUDI FENOMENOLOGI:PENGALAMAN PRIMIPARA POST SECTIO CAESARIA (SC) YANG MENYUSUI DENGAN BANTUAN BANTAL ABIMANYU (AGAR BUNDA BISA MUDAH MENYUSUI ) (Phenomenology Study: Experience Of Primiparaous Post Sectio Caesaria (SC) Who Breastfeeds With Abimanyu Pillo Wahyuni, Sylvia Dwi; Muhtadi, Fatichul; Pradanie, Retnayu
JURNAL NERS LENTERA Vol 6, No 1 (2018)
Publisher : JURNAL NERS LENTERA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (111.33 KB)

Abstract

Introduction. Mother with primiparaous experience got problems while breastfeeding between the lack of mother's knowledge of proper breastfeeding. There are some obstacles mother didn’t give breast milk to the baby of which was mother of birth with method of Sectio Caesaria. Conditions of pain relieved pain relative inhibit breastfeeding process. One way to improve comfort and reduce pain was used of aids in the form of abimanyu pillows. This studied aims to understand more deeply about the experience of primipara post SC who suckle with the help of abimanyu pillow. Method. This research was qualitative research with descriptive phenomenology design, data obtained through indepth interview. Participants amounted to eight people including primipara post Sectio Caesaria who breastfeeded used abimanyu pillow. Sampling technique used in this research was purposive. Data analysis in this research using Colaizzi method. Result. This research identifies nine themes: 1) Primipara constraint post-feed breastfeeding;2) Primipara support during breastfeeding; 3) Perception of breastfeeding; 4) Myths during breastfeeding; 5) Hope; 6) Positive perception; 7) Negative perceptions; and 9) edesign.Conclusion:The advantages of abimanyu pillows, namely: comfort, suitability of shape and design and ease of attachment of the baby.
PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM DIVERSIFIKASI BUAH NAGA TIDAK LAYAK JUAL (GRADE B DAN C): Empowerment of Housewives In Diversification of In Appropriate Dragon Fruit (Grades B and C) Sylvia Dwi Wahyuni; Rista Fauziningtyas; Setho Hadisuyatmana
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2020): JPM | Maret 2020
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.454 KB) | DOI: 10.33023/jpm.v6i1.583

Abstract

Tren produksi buah naga di Banyuwangi mengalami peningkatan setiap tahun. Jenis buah naga yang banyak dibudidayakan adalah buah naga merah. Hasil panen buah naga warga Glagah Agung dijual pada pengepul. Harga jual buah naga dari petani pada pengepul jauh dibawah harga jual kepada konsumen. Selain itu, harga jual buah naga dengan grade B dan C hampir setengah dari harga jual buah naga grade A dan ketika panen raya buah naga grade B dan C tidak laku dijual sehingga dibuang di belakang pekarangan rumah warga, menjadi pakan ternak sapi atau kambing atau dibuang ke sungai. Sementara itu, sebagian besar ibu di Desa Glagah Agung merupakan ibu rumah tangga yang belum produktif secara ekonomi. Para ibu mengeluh tidak memiliki keterampilan dan pengetahuan yang cukup untuk mengolah buah naga sehingga buah naga grade B dan C dibiarkan begitu saja sampai busuk. Selain itu, para ibu membutuhkan informasi terkait pembukuan sederhana untuk memulai usaha, penghitungan laba rugi serta cara untuk memasarkan produk, khususnya secara online. Metode yang digunakan untuk pemberdayaan adalah kerjasama dengan petani buah naga sebagai penyedia bahan baku buah naga grade B dan C, pelatihan pembuatan jenang dan sirup, pelatihan pengemasan jenang dan sirup, pengadaan fasilitas pembuatan jenang dan sirup, pelatihan manejemen pembukuan sederhana, dan pembuatan media pemasaran online melalui instagram, fanspage, dan tokopedia. Luaran pengmas ini adalah produk sirup dan jenang buah naga, publikasi ilmiah pada jurnal ber ISSN/prosiding, publikasi pada media cetak/online, peningkatan penerapan IPTEK di masyarakat, penerapan inovasi baru, dan penerapan metode pembuatan jenang dan sirup. Kata kunci: diversifikasi, buah naga, ibu rumah tangga
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT : PENGOLAHAN BLIGO PADA MASYARAKAT STREN KALI MEDOKAN SEMAMPIR SURABAYA: Empowerment of The Community : Bligo Processing in The Strength Community of Medokan Semampir Surabaya Retno Indarwati; Sylvia Dwi Wahyuni; Wisudanto
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kesehatan Vol. 6 No. 1 (2020): JPM | Maret 2020
Publisher : LPPM - STIKES Pemkab Jombang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.38 KB) | DOI: 10.33023/jpm.v6i1.585

Abstract

Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk memberikan daya atau penguatan kepada masyarakat. Pemanfaatan bligo oleh masyarakat stren kali masih minimal. Masyarakat hanya menjual langsung atau dibuat sebagai manisan basah untuk dikonsumsi sendiri. Tujuan dari kegiatan ini meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan masyarakat untuk membuat berbagai olahan bligo. Metode yang digunakan adalah pelatihan 5 kali tatap muka untuk praktek mandiri membuat berbagai olahan bligo, materi wirausaha dan manajemen keuangan sederhana . Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah warga mampu membuat olahan bligo, mempresentasikan olahan bligo pada lomba penilaian kampung dan mampu melakukan manajemen keuangan sederhana. Sebelum pelatihan seluruh kader hanya tahu satu macam olahan bligo yaitu manisan basah. Setelah pelatihan seluruh kader mampu membuat sirup, manisan dan minuman berbahan dasar bligo. Program kemitraan masyarakat ini mampu meningkatkan pengetahuan dan tindakan ibu dalam pengolahan bligo. Tindak lanjut yang harus dilakukan adalah promosi olahan bligo sehingga produk bligo dikenal luas oleh masyarakat. Kata kunci: Pemberdayaan masyarakat, bligo, stren kali.
Hubungan Dukungan Keluarga, Kader dan Petugas Kesehatan dengan Kepatuhan Berobat Penderita TB Paru Widiastutik, Gita Kurnia; Makhfudli, Makhfudli; Wahyuni, Sylvia Dwi
Indonesian Journal of Community Health Nursing Vol 5, No 1 (2020): FEBRUARI 2020
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/ijchn.v5i1.18654

Abstract

Pendahuluan: Kepatuhan pengobatan merupakan hal pokok yang harus dipenuhi guna mencapai keberhasilan pengobatan tuberkulosis (TB). Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan dukungan keluarga, kader, dan petugas kesehatan dengan kepatuhan berobat penderita TB paru di Kota Surabaya.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian korelasional. Populasi dari penelitian ini ialah penderita TB paru di salah satu puskesmas di Kota Surabaya sebanyak 69 orang. Total sampel yang digunakan sebanyak 35 penderita TB paru yang telah memenuhi kriteria inklusi. Variabel independen pada penelitian ini ialah dukungan keluarga, peran kader, dan peran petugas kesehatan. Variabel dependen dalam penelitian ini ialah kepatuhan berobat penderita TB paru. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner.Hasil: Data dianalisis menggunakan chi square dengan level signifikansi ≤0,05. Dukungan keluarga (p = 343), peran kader (p = 0,476), dan peran petugas kesehatan (p = 1,000) tidak berhubungan dengan kepatuhan berobat penderita TB paru di Kota SurabayaKesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa ketiga faktor tersebut tidak berpengaruh terhadap kepatuhan berobat penderita penderita TB paru di Kota Surabaya. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan berobat dan kepatuhan memakai masker pada penderita TB paru.
APLIKASI PASAR KERJA PERAWAT SEBAGAI UPAYA PENDAYAGUNAAN PERAWAT INDONESIA Indarwati, Retno; Efendi, Ferry; Wahyuni, Sylvia Dwi; Susanti, Ika Adelia
PEDULI: Jurnal Ilmiah Pengabdian Pada Masyarakat Vol 4 No 2 (2020)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37303/peduli.v4i2.181

Abstract

Migrasi perawat lintas batas merupakan isu internasional yang memiliki dampak besar pada negara sumber dan tujuan. Belum tersedianya layanan penyediaan akses informasi migrasi dalam bentuk aplikasi teknologi berbasis android menyebabkan terhambatnya desiminasi informasi yang didapatkan mengenai seputar peluang kerja di luar negeri. Tujuan pengabdian masyarakat adalah membantu menyelesaikan permasalahan mitra khususnya Kementeria Kesehatan Republik Indonesia untuk meningkatkan kesempatan kerja yang lebih luas bagi perawat Indonesia melalui pendayagunaan perawat ke luar negeri. Metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini adalah pembuatan aplikasi android pasar kerja perawat dan workshop dengan Kemenkes sebagai upaya peningkatan akses informasi pasar kerja keperawatan. Hasil dari pengabdian masyarakat ini adalah Aplikasi Pasar Kerja Perawat berbasis android dengan jumlah pengguna baru yaitu 1,130 dan pengguna aktif 925 yang tersebar di 7 negara. Kemenkes RI menyambut baik pengabdian masyarakat terkait aplikasi berbasis android sebagai upaya pendayagunaan perawat Indonesia.
Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pencegahan Penularan Pada Pasien Tuberkulosis Paru Rachma, Widiyas Ulfia; Makhfudli, Makhfudli; Wahyuni, Sylvia Dwi
Jurnal Keperawatan Muhammadiyah Vol 6, No 3 (2021): JURNAL KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURABAYA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Objective:  The purpose of this study was to explain the factors that influence transmission prevention behavior in pulmonary tuberculosis patients and the types of behavior associated with themMethods:  This study was using Literature Review as design research. Researchers were using journals taken from SCOPUS, DOAJ, PUBMED, and SINTA. The reviewed journals were in English and Indonesian published around 2016 to 2020. After that, the researcher conducted a JBI critical appraisal on the journal reviewResults: Factors that influence transmission prevention behavior in pulmonary tuberculosis patients were including self-efficacy, knowledge, attitude, practices, family support, health education, perception, and behavior before the illness. Type of behavior TB prevention was including cough etiquette (86.2%), washing hands with soap (79.17%), opening windows at home (88%), patients routinely taking medication for 6 months (88%). Conclusion:  Knowledge and health education with brainstorming and booklets were the dominant factors in  Pulmonary Tuberculosis prevention behavior. The dominant type of  Pulmonary Tuberculosis transmission prevention was opening house window.
Reflections on the Community Empowerment in Giving Exclusive Breastfeeding Joni Haryanto; Yayan Sakti Suryandaru; Sylvia Dwi Wahyuni
Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology Vol. 15 No. 2 (2021): Indian Journal of Forensic Medicine & Toxicology
Publisher : Institute of Medico-legal Publications Pvt Ltd

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37506/ijfmt.v15i2.14771

Abstract

Background: Less than 40 percent of children under the age of six months were given exclusive breastfeeding(WHO, 2015). Therefore, this study will fundamentally analyze qualitatively the community empowermentmodel related to exclusive breastfeeding so that the target of achieving exclusive breastfeeding can beachieved progressively and effectively. Method: The type of research used was qualitative research Thedescriptive explorative approach was chosen in accordance with the research objectives of exploring theperspectives, experiences, and expectations of breastfeeding mothers and related parties. The study wasconducted in five community health center in Surabaya. Data collection was carried out through indepthinterview with breastfeeding mothers. Total respondents was 50 people. The process of data analysis used thenine-step data interpretation method according to Colluizi. Result: there were 7 themes and 24 categories.The theme were: miss perception, benefits of breastmilk, support, obstacles, myth, cureent prohram, andexpectation. Discussion: Good cooperation between family, government, and institutions where motherswork is needed to achieve exclusive breastfeeding. in addition, massive exclusive breastmilk educationthrough social media and advertising is an urgent need.
Prediktor Pilihan Karir Alumni Keperawatan yang Bekerja di Bidang Non-Keperawatan Achmad Haidar Ulinuha; Ferry Efendi; Sylvia Dwi Wahyuni
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 13 (2022): Nomor Khusus Januari 2022
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf13nk121

Abstract

The nursing profession needs to maintain nursing resources to become a professional nurse. Therefore, it is necessary to know the predictors of alumni career choice in the non-nursing field. This study aims to analyze the predictors related to the career choice of nursing alumni who work in non-nursing fields. The design of this study was cross-sectional. The research subjects were 101 graduates who were selected using purposive sampling. The variables analyzed in this study were age, gender, place of residence, program, salary, cumulative achievement index (GPA) in undergraduate education and professional education. The data was obtained from the tracer study of the alumni of the Faculty of Nursing, Universitas Airlangga through filling out questionnaires, then analyzed using Chi-square and logistic regression tests. The results showed that 26.7% of nursing alumni chose to work in the non-nursing field. There is a relationship between the programs taken and the career choices of nursing alumni who work in non-nursing fields, but there is no predictor that affects the career choices of nursing alumni who work in non-nursing fields. There needs to be special attention related to nursing education programs offered through activities that can increase interest and pride in the nursing profession, so as to retain alumni working as nurses.Keywords: non-nursing; career choice; tracer study ABSTRAK Profesi keperawatan perlu mempertahankan sumber daya keperawatan untuk menjadi perawat profesional. Oleh sebab itu perlu diketahui prediktor pilihan karir alumni di bidang non-keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prediktor yang berhubungan dengan pilihan karir alumni keperawatan yang bekerja di bidang non-keperawatan. Desain penelitian ini adalah cross-sectional. Subyek penelitian adalah 101 lulusan yang dipilih menggunakan purposive sampling. Variabel yang dianalisis dalam penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, tempat tinggal, program, gaji, indeks prestasi kumulatif (IPK) dalam pendidikan sarjana dan pendidikan profesi. Data diperoleh dari tracer study alumni Fakultas Keperawatan, Universitas Airlangga melalui pengisian kuisioner, selanjutnya dianalisis menggunakan Chi-square dan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 26,7% alumni keperawatan memilih bekerja di bidang non-keperawatan. Ada hubungan antara program yang diambil dengan pilihan karir alumni keperawatan yang bekerja di bidang non-keperawatan, tetapi tidak ada prediktor yang berpengaruh terhadap pilihan karir alumni keperawatan yang bekerja di bidang non-keperawatan. Perlu ada perhatian khusus terkait dengan program pendidikan keperawatan yang ditawarkan melalui kegiatan yang dapat meningkatkan rasa minat dan bangga terhadap profesi keperawatan, sehingga dapat mempertahankan alumni bekerja sebagai perawat.Kata kunci: non-keperawatan; pilihan karir; tracer study
Prediktor Kelulusan Mahasiswa Keperawatan dalam Uji Kompetensi Ners Indonesia (UKNI) di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Nafidatun Naafi'a; Ferry Efendi; Sylvia Dwi Wahyuni
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12 (2021): Nomor Khusus Januari 2021
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12nk128

Abstract

Nursing graduates must be stated as competent on National Nursing Competency Examination (UKNI) to be able to practice as a nurse. The number of graduates who failed at UKNI on their first attempt remains high, yet only a few studies examine this issue. This study aimed to understand the predictor of UKNI success based on sociodemographic and academic factors. This study was secondary research using retrospective correlation design. A total of 547 graduates of Faculty of Nursing Universitas Airlangga who sat for UKNI in 2016–2019 as the first-taker participant were selected. Data was collected using data documentation from the UKNI’s website and the Academic Affairs Unit of Faculty of Nursing Universitas Airlangga. Chi-Square and Logistic Regression were performed by IBM SPSS Statistic version 25 to analyze the predictor of UKNI success. Sociodemographic factor found to be unrelated to UKNI success. Meanwhile, academic factor, that was Academic GPA, was statistically significant with UKNI success. Academic GPA remains as the most dominant factor in UKNI success. Interventions, such as practicing and mentoring program, and students’ high motivation, could enhance students’ academic performance to reduce the probability of failing the UKNI. Keywords: competency test; predictor; UKNI ABSTRAK Lulusan mahasiswa keperawatan harus dinyatakan kompeten dalam Uji Kompetensi Ners Indonesia (UKNI) untuk dapat melakukan praktik keperawatan. Angka kegagalan dalam UKNI masih tergolong tinggi, sedangkan penelitian mengenai determinan kelulusan mahasiswa keperawatan dalam UKNI belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediktor kelulusan mahasiswa keperawatan dalam UKNI berdasarkan faktor sosiodemografi dan akademik. Penelitian ini adalah penelitian data sekunder menggunakan desain retrospektif korelasional. Sebanyak 547 alumni Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga yang mengikuti UKNI pada tahun 2016–2019 sebagai peserta first-taker terpilih sebagai responden. Instrumen yang digunakan berupa dokumentasi data yang diperoleh dari laman resmi UKNI dan Bagian Akademik Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Analisis data dilakukan dengan uji Chi-Square dan regresi logistik menggunakan IBM SPSS Statistic versi 25. Faktor sosiodemografi tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kelulusan mahasiswa keperawatan dalam UKNI. Faktor akademik berupa IPK Akademik] terbukti secara statistik signifikan dengan kelulusan mahasiswa keperawatan dalam UKNI. IPK Akademik merupakan faktor yang paling dominan dalam kelulusan mahasiswa keperawatan dalam UKNI. Motivasi belajar yang tinggi dari mahasiswa serta intervensi dari institusi pendidikan keperawatan, seperti latihan soal dan mentoring dapat mendorong peningkatan prestasi akademik mahasiswa, sehingga dapat menurunkan probabilitas kegagalan dalam UKNI. Kata kunci: prediktor; uji kompetensi; UKNI
Faktor Resiliensi Pasien Amputasi: A Systematic Review M Ruli Maulana; Tintin Sukartini; Sylvia Dwi Wahyuni
Jurnal Penelitian Kesehatan SUARA FORIKES Vol 12, No 1 (2021): Januari
Publisher : FORIKES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33846/sf12117

Abstract

Introduction: Someone who has a physical disability will certainly affect mental health. Therefore we need the ability to be able to adapt so that it can restore the quality of life. Objective: To analyze resilience factors in post-amputation patients. Methods: The database used in this study were Scopus, SAGE, and Cambridge and limited to the last 5 years of publication from 2016 to 2020, full-text articles, and in English. The keywords used were "Resilience" AND "Factor AND Amputation". This systematic review used 10 articles that fit the inclusion criteria. Results: From the 10 articles, it was found that there were several resilience factors in post-amputation patients, namely factors psychological factors such as the ability to hold emotions, physical factors, medical factors, coping adaptation factors, cognitive factors of flexibility (ability to solve problems), optimism factors, social support factors, environmental involvement factors in establishing positive relationships with others, love factors and family support, find meaning, goals and planning perspectives for the future, utilizing personal values and self character. High levels of resilience in post-amputation patients can overcome the threat to support the ability of individuals to adapt and develop positivel. Conclusion: there are several factors in increasing the resilience or resilience of patients after amputation so that they can get up quickly from adversity. Suggestion: Resilience can be used to help someone in dealing with and overcoming difficult situations and can be used to maintain and improve their quality of life. Keywords: resilience; factor; amputation ABSTRAK Pendahuluan: Sesorang yang mengalami kecacatan fisik tentu akan membawa pengaruh pada kesehatan mental. Oleh karena itu dibutuhkan kemampuan untuk dapat beradaptasi sehingga mampu mengembalikan kualitas hidup. Tujuan: Untuk menganalisis factor resiliensi pada pasien pasca amputasi. Metode: Database yang digunakan dalam penelitian ini adalah Scopus, SAGE dan Cambridge terbatas untuk publikasi 5 tahun terakhir dari 2016 hingga 2020, full text article dan berbahasa Inggris. Kata kunci yang digunakan adalah “Resilience” AND “Factor AND Amputation”. Systematic review ini menggunakan 10 artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi. Hasil: Dari 10 artikel didapatkan hasil bahwa ada beberapa faktor resiliensi pada pasien pasca amputasi yaitu faktor psikologis seperti kemampuan menahan emosi, faktor fisik , faktor medis, faktor adaptasi koping, faktor kognitif fleksibilitas (kemampuan memecahkan masalah), faktor optimisme, faktor dukungan sosial, faktor keterlibatan dilingkungan dalam menjalin hubungan yang positif dengan orang lain, faktor cinta dan dukungan keluarga, menemukan makna, tujuan dan perspektif perencanaan untuk masa depan, memanfaatkan nilai-nilai pribadi dan karakter diri. Tingkat resiliensi yang tinggi pada pasien pasca amputasi dapat mengatasi ancaman dalam rangka menyokong kemampuan individu untuk beradaptasi dan berkembang secara positif. Simpulan: ada beberapa faktor dalam meningkatkan resiliensi atau ketahan pasien pasca amputasi agar dapat segera bangkit dari keterpurukan. Saran: Resiliensi dapat digunakan untuk membantu seseorang dalam menghadapi dan mengatasi situasi sulit serta dapat digunakan untuk mempertahankan serta meningkatkan kualitas hidupnya. Kata kunci: resiliensi; faktor; amputasi