Latar Belakang : Pre eklamsia adalah gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan nifas yang terdiri dari hipertensi dengan tekanan darah ? 140/90 mmHg, edema dan protein uria 300 mg protein dalam urine 24 jam tetapi tidak menunjukan tanda – tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya. Pada tahun 2015 menurut WHO, angka kejadian pre eklamsi di seluruh dunia berkisar 0,51% - 38,4%. Di Negara maju, angka kejadian pre eklamsia berkisar 6% -7%. Angka Kematian Ibu di Negara berkembang pada tahun 2015 adalah 230/100.000 kelahiran hidup dibandingkan 16/100.000 kelahiran hidup di Negara-negara maju Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Puskesmas Ketapang II Sampit pada tanggal 1 juli 2020 bahwa jumlah Ibu bersalin yang mengalami Pre eklamsia Berat pada tahun 2019 sebanyak 21 orang dari 346 orang ibu bersalin. Tujuan Penelitian : Mengetahui Hubungan Umur dan Paritas dengan Kejadian Pre Eklamsia Berat pada Ibu Bersalin di Puskesmas Ketapang II Sampit Tahun 2019. Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan retropektif, desain penelitian yaitu case control. Yang dilakukan di Puskesmas Ketapang II Sampit pada bulan Januari-Desember tahun 2019 dengan jumlah sampel 42 orang yang menggunakan teknik total sampling pada kelompok kasus dan purposive sampling pada kelompok control dari data sekunder. Variabel bebas umur dan paritas dan variabel terikat kejadian Pre eklamsia Berat. Hasil : Hasil analisis bivariat menggunakan uji chi square dan uji beda x2 (2x2) dari 42 responden pada kelompok kasus dan kelompok kontrol, didapatkan ada hubungan signifikan antara umur dan paritas dengan kejadian pre eklamsia berat dengan nilai p-value = 0,032 dan p-value = 0,012. Simpulan :Umur dan Paritas ibu bersalin memiliki hubungan terhadap kejadian pre eklamsia berat.