Claim Missing Document
Check
Articles

MUSIK TRADISIONAL THONG-THONG LEK DI DESA TANJUNGSARI KABUPATEN REMBANG Rachman, Abdul
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 3 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i3.779

Abstract

Thong-thong Lek merupakan salah satu kesenian tradisional yang dimiliki olehmasyarakat desa Tanjungsari, kecamatan Rembang, kabupaten Rembang. Alat musik ThongthongLek berupa bambu yang dibentuk kenthongan. Setiap tahunnya masyarakat desaTanjungsari selalu disibukkan dengan kegiatan lomba Thong-thong Lek, dalam mengikutilomba dibutuhkan banyak biaya dan tenaga namun tidak menjadi masalah bagi warga desaTanjungsari. Menyikapi hal tersebut di atas penulis ingin meneliti tentang bagaimanakeberadaan musik tradisional Thong-thong Lek di desa Tanjungsari dan bagaimana dukunganwarga desa Tanjungsari terhadap musik tradisional Thong-thong Lek. Pendekatan yangdigunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kesenian tradisional Thong-thong Lek yang semula fungsinyahanya membangunkan orang sahur pada bulan Ramadhan, tetapi kini keberadaan musiktradisional Thong-thong Lek ikut meramaikan kota Rembang pada bulan Ramadhan. ThongthongLek pada perkembangannya ada dua jenis, yaitu jenis tradisi dan jenis elektrik. Semuaalat diletakkan di atas panggurig kecuali kenthongan dibawa sendiri oleh pemainnya berjalandi depan mobil panggung tersebut.Kata kunci : Thong-thong Lek, fungsi, kentongan
BENTUK DAN ANALISIS MUSIK KERONCONG TANAH AIRKU KARYA KELLY PUSPITO Rachman, Abdul
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 13, No 1 (2013): (DOI & DOAJ Indexed, June 2013)
Publisher : Department of Drama, Dance, and Musik (Sendratasik), Semarang State University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v13i1.2534

Abstract

Musik keroncong merupakan musik asli Indonesia karena tumbuh dan berkembang di Indonesia. Namun perkembangannya tidak sebaik jenis musik barat seperti pop, rock ataupun musik dangdut. Musik keroncong sering dianggap sebagai musik yang dikonsumsi kalangan orang tua saja karena memang peminat musik keroncong sebagian besar adalah orang tua. Seorang komponis keroncong asal Semarang yaitu Kelly Puspito tergugah untuk mengembangkan musik keroncong karena melihat musik keroncong sudah mulai ditinggalkan oleh para remaja. Kelly Puspito melakukan inovasi terhadap musik keroncong asli dengan cara mengembangkan harmonisasi atau progresi akor dengan menambahkan akor-akor yang sudah baku, melodi yang bervariasi bergerak melangkah dan melompat,  rentangan nada yang luas, ritmis bervariasi yaitu bernilai seperempatan, seperdelapanan, hingga seperenambelasan, serta interval nada yang cukup tajam baik naik maupun turun. Hal itu sesuai dengan karakteristik remaja yaitu selalu ingin berinovasi, menyukai tantangan dan ingin mencoba hal-hal yang baru. Keroncong music is an original Indonesian music since it grew and developed in Indonesia. However, its development was not as good as western music such as pop, rock, or dangdut. Keroncong music is often regarded as music consumed only by the adults since those who like the music are mostly adults. A keroncong composer from Semarang Kelly Puspito was encouraged to familiarize keroncong music since she noticed that the music has been abandoned by youngsters. Kelly has innovated the music by enhancing harmonization or accord progression by adding standard accords, more various melodies of moving forward and skipping, extensive tone stretching, variously patterned rhythmic tone by 1/4, 1/8, and even 1/16 and a sharp tone interval either ascending or descending tones. This is relevant to youngsters’ characteristics to always innovate, take challenges, and want to experiment with new things. 
BENTUK ARANSEMEN MUSIK KERONCONG ASLI KARYA KELLY PUSPITO DAN RELEVANSINYA BAGI REMAJA DALAM MENGEMBANGKAN MUSIK KERONCONG ASLI Rachman, Abdul; Lestari, Wahyu
Catharsis Vol 1 No 2 (2012)
Publisher : Catharsis

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan Sistem Monitoring Pencemaran Udara Berbasis Protokol ZIGBEE dengan Sensor CO Satra, Ramdan; Rachman, Abdul
ILKOM Jurnal Ilmiah Vol 8, No 1 (2016)
Publisher : Teknik Informatika Fakultas Ilmu Komputer Univeristas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.7 KB) | DOI: 10.33096/ilkom.v8i1.8.17-22

Abstract

Pencemaran udara merupakan suatu masalah yang berdampak buruk bagi kehidupan makhluk hidup. Udara yang tercemar akan menimbulkan berbagai macam penyakit, sehingga perlu dilakukan pengamatan tingkat pencemaran udara pada lingkungan masyarakat. Penelitian ini telah mengembangkan sistem monitoring tingkat pencemaran udara menggunakan protokol zigbee dengan mengunakan sensor gas CO (Karbon Monoksida). Penelitian ini menggunakan protocol zigbee sebagai media transmisi tanpa kabel, kemudian menggunakan arduino with socket xbee dan sensor gas MQ-9 sebagai stasiun node. Hasil penelitian ini adalah prototype sistem monitoring tingkat pencemaran udara gas karbon monoksida berbasis protokol zigbee dan telah berhasil mengirimkan hasil pengambilan data pencemaran udara dari client node sensor gas CO ke server raspberry pi.
KREATIVITAS MUSIK PADA GRUP KENTONGAN ADIYASA DI KABUPATEN BANYUMAS sasongko, wahyu sigit; Rachman, Abdul
Jurnal Seni Musik Vol 6 No 2 (2017): December 2017
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1099.405 KB) | DOI: 10.15294/jsm.v6i2.20235

Abstract

Grup kentongan Adiyasa yang ada di Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas masih terlihat eksis karena pada grup ini memiliki kreativitas yang bagus dalam pengembangan melodi dan ritmis dalam pembawaan sebuah lagu untuk pentas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan kreativitas musik grup kentongan di Desa Adiyasa, Kecamatan Wangon, Kabupaten Banyumas. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan musikologi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan melalui pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa kreativitas yang dilakukan oleh grup kentongan Adiyasa terletak pada melodi awal lagu, bridge perpindahan materi lagu satu ke lagu berikutnya, dan bagian penutup.Sementara variasi pola ritmis terdapat pada setiap alat musik pada grup kentongan Adiyasa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah proses kreativitas grup kentongan Adiyasa sudah berjalan dengan baik. Kreativitas musik dari grup kentongan Adiyasa ditunjukan dari unsur musik melodi dan pola ritmisnya. Group kentongan Adiyasa in District Wangon, Banyumas Regency still looks exist because in this group has a good creativity in melody and rhythmic in the carrying of a song for the stage. This study aims to find and describe the creativity of musical groups kentongan in Adiyasa Village, District Wangon, Banyumas District. This research is a qualitative research using descriptive method. The research approach uses musical approach. Technique of data collecting done by observation, interview, and documentation. Data analysis technique is done through data collection, data reduction, data presentation, and conclusion. The results showed that the creativity performed by the group kentongan Adiyasa lies in the melody of the beginning of the song, bridge the movement of the song material one to the next song, and the cover.Sementara variations of rhythmic patterns are found on every musical instrument in the group kentongan Adiyasa. The conclusion of this research is the creativity process of Adiyasa kentongan group has been running well. Musical creativity from the group of kentongan Adiyasa is shown from the elements of melodic music and rhythmic patterns.
KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN EKSTRAKURIKULER MUSIK KERONCONG DI SMP NEGERI 1 KARANGMONCOL Harjono, Rakhmat; Rachman, Abdul
Jurnal Seni Musik Vol 7 No 1 (2018): June 2018
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.314 KB) | DOI: 10.15294/jsm.v7i1.24350

Abstract

SMP Negeri 1 Karangmoncol, merupakan satu-satunya Sekolah Menengah Pertama yang melaksanakan ekstrakurikuler musik keroncong, di Kabupaten Purbalingga. Dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler musik keroncong, kreativitas guru sangat diperlukan, selain untuk menciptakan suasana kelas yang tidak membosankan karena musik keroncong yang dianggap musik yang ketinggalan zaman. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kreativitas guru dalam pembelajaran ekstrakurikuler musik keroncong. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan teknik analisis dan interaktif dengan tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini adalah kreativitas guru dalam proses pembelajaran ekstrakurikuler musik keroncong di SMP Negeri 1 Karangmoncol menerapkan konsep 4P dalam penciptaan kreativitas, yaitu; (1) Person yaitu guru menciptakan ekstrakurikuler musik Keroncong. (2) Proses yaitu pelatihan ekstrakurikuler musik keroncong yang terdiri atas 3 tahapan pembelajaran yaitu; tahap perencanaan pembelajaran, tahap pelaksanaan pembelajaran, dan tahap evaluasi pembelajaran. (3) Press yaitu dorongan dari guru berupa ajakan, penyediaaan waktu dan alat, dan menampilkan hasil dari proses ekstrakurikuler. (4) Product terdiri dari Penggunaan lagu pop sebagai materi pembelajaran, penulisan akor, penggunaan metode tutor sebaya dalam pembelajaran, dan penggunaan kode-kode dalam proses pembelajaran.
PENGEMBANGAN KESENIAN KEMPLING SEBAGAI UPAYA PELESTARIAN DI DESA WISATA KANDRI KOTA SEMARANG Raharjo, Aprellian Luthfi; Muttaqin, Moh.; Rachman, Abdul
Indonesian Journal of Conservation Vol 7, No 1 (2018): IJC
Publisher : Badan Pengembang Konservasi UNNES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/ijc.v7i1.18996

Abstract

Kempling art is a traditional art that has the characteristics of the form of musical performances that use musical instruments gembur, kendhang, karon, telon, kempling and kemanak which is almost the same as the tools used in rebana music which in its development changed like the addition of a keyboard and guitar that is not leaving the characteristic Kempling art with songs that sung like sholawatan, praise and songs that are poupuler in society. Kempling art is an art that has existed in the era of Sunan Giri and Sunan Kalijaga and in 1962 preserved in the Village Tourism Kandri Semarang City. Kempling Art Development conducted by Kempling Art Group is done so that Kempling Art can be enjoyed by the people of Semarang City. Kandri Tourism Village becomes a tourist village in 2012 and it becomes the community's duty to manage and utilize the existing tourism potentials. This study uses qualitative methods with data collection techniques using observation, interviews and documentation and data validity techniques examined by source triangulation method. The purpose of the study is to describe the development undertaken by the community without changing and keep holding tightly Kempling Artistry in the Village Kandri Semarang. Kempling art development is done through the development of songs, musical instruments, performances and costumes.
BENTUK DAN ANALISIS MUSIK KERONCONG TANAH AIRKU KARYA KELLY PUSPITO Rachman, Abdul
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 13, No 1 (2013): June 2013
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v13i1.2534

Abstract

Musik keroncong merupakan musik asli Indonesia karena tumbuh dan berkembang di Indonesia. Namun perkembangannya tidak sebaik jenis musik barat seperti pop, rock ataupun musik dangdut. Musik keroncong sering dianggap sebagai musik yang dikonsumsi kalangan orang tua saja karena memang peminat musik keroncong sebagian besar adalah orang tua. Seorang komponis keroncong asal Semarang yaitu Kelly Puspito tergugah untuk mengembangkan musik keroncong karena melihat musik keroncong sudah mulai ditinggalkan oleh para remaja. Kelly Puspito melakukan inovasi terhadap musik keroncong asli dengan cara mengembangkan harmonisasi atau progresi akor dengan menambahkan akor-akor yang sudah baku, melodi yang bervariasi bergerak melangkah dan melompat,  rentangan nada yang luas, ritmis bervariasi yaitu bernilai seperempatan, seperdelapanan, hingga seperenambelasan, serta interval nada yang cukup tajam baik naik maupun turun. Hal itu sesuai dengan karakteristik remaja yaitu selalu ingin berinovasi, menyukai tantangan dan ingin mencoba hal-hal yang baru. Keroncong music is an original Indonesian music since it grew and developed in Indonesia. However, its development was not as good as western music such as pop, rock, or dangdut. Keroncong music is often regarded as music consumed only by the adults since those who like the music are mostly adults. A keroncong composer from Semarang Kelly Puspito was encouraged to familiarize keroncong music since she noticed that the music has been abandoned by youngsters. Kelly has innovated the music by enhancing harmonization or accord progression by adding standard accords, more various melodies of moving forward and skipping, extensive tone stretching, variously patterned rhythmic tone by 1/4, 1/8, and even 1/16 and a sharp tone interval either ascending or descending tones. This is relevant to youngsters’ characteristics to always innovate, take challenges, and want to experiment with new things. 
MUSIK TRADISIONAL THONG-THONG LEK DI DESA TANJUNGSARI KABUPATEN REMBANG Rachman, Abdul
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 8, No 3 (2007)
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v8i3.779

Abstract

Thong-thong Lek merupakan salah satu kesenian tradisional yang dimiliki olehmasyarakat desa Tanjungsari, kecamatan Rembang, kabupaten Rembang. Alat musik ThongthongLek berupa bambu yang dibentuk kenthongan. Setiap tahunnya masyarakat desaTanjungsari selalu disibukkan dengan kegiatan lomba Thong-thong Lek, dalam mengikutilomba dibutuhkan banyak biaya dan tenaga namun tidak menjadi masalah bagi warga desaTanjungsari. Menyikapi hal tersebut di atas penulis ingin meneliti tentang bagaimanakeberadaan musik tradisional Thong-thong Lek di desa Tanjungsari dan bagaimana dukunganwarga desa Tanjungsari terhadap musik tradisional Thong-thong Lek. Pendekatan yangdigunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif. Hasilpenelitian menunjukkan bahwa kesenian tradisional Thong-thong Lek yang semula fungsinyahanya membangunkan orang sahur pada bulan Ramadhan, tetapi kini keberadaan musiktradisional Thong-thong Lek ikut meramaikan kota Rembang pada bulan Ramadhan. ThongthongLek pada perkembangannya ada dua jenis, yaitu jenis tradisi dan jenis elektrik. Semuaalat diletakkan di atas panggurig kecuali kenthongan dibawa sendiri oleh pemainnya berjalandi depan mobil panggung tersebut.Kata kunci : Thong-thong Lek, fungsi, kentongan
"Keroncong in Jamaican Sound" A'yun, Wildan Qurrata; Rachman, Abdul
Jurnal Seni Musik Vol 8 No 1 (2019): June 2019
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1207.518 KB) | DOI: 10.15294/jsm.v8i1.30935

Abstract

Abstrak Jenis musik saat ini sangatlah banyak dengan berbagai ciri khasnya. Di Bandung salah satu musik yang digemari remaja adalah musik ska atau Jamaican sound. Musik ini digemari oleh remaja karena iramanya yang asik untuk joget. Ada seorang musisi ska bernama Sir’iyai yang berupaya untuk memberikan varian baru pada musik Jamaican sound dengan memasukkan unsur musik keroncong agar musik keroncong dapat dinikmati oleh semua kalangan khususnya remaja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana inovasi musik ska keroncong dalam melestarikan musik keroncong di Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi serta teknik pemeriksaan keabsahan data diperiksa dengan metode triangulasi data. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunkan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sir’iyai melakukan sebuah inovasi dengan memasukkan unsur musik keroncong ke dalam musik Jamaica khususnya musik ska. Alat musik yang digunakan meliputi alat musik band, brass section dan alat musik keroncong. pembawaan dari masing-masing alat musik tersebut menghasilkan sebuah genre musik baru dengan warna dan pola irama yang baru. Dengan inovasi tersebut, terbukti banyak remaja yang tertarik dan menikmati musik tersebut. Dengan demikian, musik keroncong tetap lestari dan lebih dikenal oleh remaja melalui musik ska atau Jamaican sound.
Co-Authors A'yun, Wildan Qurrata Aesijah, Siti Aesijah Aldian Firmansah, Dede Alfayad, Dandi Musa Alvriza Mohammed Fadly Amelia, Virna Andhika Kurniawan Andri Setiyawan Arkoyah, Siti Azwar, Martavevi Badaru, Baharuddin Berlina Bishri, Mochammad Hasan Cahyono, Indrawan Nur Christianita Dyah Prasastiningtyas Dede Aldian Firmansyah Dewi Kartika Dwi Nugroho Dwiputrianti, Septiana Effiyaldi, Effiyaldi Fandi Akhmad Ramadhani Fauziah Zahrotul Giovanno Tara Yuliandi Harjono, Rakhmat Heidiani Ikasari, Ines Hendrix Noviyanto F Henrieka, Yasmin Nabila Hidayat, Hanif Husniyyah, Siti Ibnu Hajar Iqbal, Muhammad Nur Jirajarupat, Phakamas Julianti, Niken Maulida, Mesya Nurul Meizan Riza Arhamni Moh. Iqbal Mabruri Moh. Muttaqin Muchsin, Ibnu Amar Muhammad Afif Muizzudin Muliya, Amma Muthi'ahfatin, Nabilah Muttaqin, Moh Noor Ritawaty Nur Asriyani Nur Asriyani Phakamas Jirajaruphat Pradika, Devita Anggun Pramot Teangtrong Prasastiningtyas, Christianita Dyah Prasetyo, Dimastito Purba, Caesar Octoviandy Puryani, Suci R. Ambar K. G. Raharjo, Aprellian Luthfi raharjo, eko raharjo Ramdan Satra Ridwan, Mochamad Ely Rimaza, July Rinaldhi Eka Kurnia Putra Sabrina Firda Sokhiba Sahora Dina Pangesty Saidah, Andi Samudera, Arief Sangare, Bilaly Santi Pratiwi Tri Utami Santi Pratiwi, Santi Sarwi Asri sasongko, wahyu sigit Septiawan, Fery Setiyati, Siti Nur Slamet Haryono Suardi, Didi Suharto Suharto Suhaya Suhaya, Suhaya Sukariyono, Dedi Sunarto Sunarto Surya Hendra Syahrul Syah Sinaga Syahrul Syah Sinaga Tara Yuliandi, Giovanno Teangtrong, Pramot Thalib, Hambali Tiara Meilinda Udi Utomo Udi Utomo Udi Utomo Umasangadji, Fahmi Wadiyo Wadiyo wafa, mochammad usman Wahid, Ahmad Wahyu Lestari Wahyu Lestari Widodo Widodo Widya Aryadi Yayah Zakiah Yus Rizal Muhammad Yuspandi, Parhan Zahrotul Fauziah Zilmi, Fauziatus