Claim Missing Document
Check
Articles

PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN DENGAN KOMPOSISI 75% FLY ASH DAN 25% SLAG BAJA PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING Karimah, Maslin Akhlaqul; Rachmansyah, Arief; Suryo, Eko Andi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (382.598 KB)

Abstract

Tanah merupakan salah satu jenis material yang selalu berhubungan dengan konstruksi, baik konstruksi bangunan maupun konstruksi jalan. sehingga tanah menjadi komponen yang sangat diperhatikan dalam perencanaan konstruksi, untuk itu dalam melakukan perencanaan konstruksi harus dilakukan penyelidikan terhadap karakteristik dan kekuatan tanah. Tanah yang diselidiki adalah tanah yang terdapat di wilayah Bojonegoro khususnya Desa Ngasem yang merupakan jenis tanah lempung ekspansif. Tanah lempung ekspansif merupakan tanah yang memiliki kandungan mineral montmorillonite yang sangat mudah menyerap air dalam jumlah yang banyak sehingga tanah mempunyai kepekatan terhadap pengaruh air dan sangat mudah mengembang. Besarnya pengembangan dan penyusutan tidak merata sehingga menimbulkan differential movement pada permukaan yang menyebabkan kerugian-kerugian konstruksi. Penelitian dilakukan pada tanah asli dan juga tanah asli yang ditambahkan fly ash dan slag baja sebagai bahan stabilisasi dan digunakan 3 variasi bahan campuran dengan komposisi 75% fly ash dan 25% slag baja yaitu 5% bahan campuran (3,75% fly ash + 1,25% slag baja), 10% bahan campuran (7,5% fly ash + 2,5% slag baja), dan 15% bahan campuran (11,25% fly ash + 3,75% slag baja). Dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa kadar air optimum, nilai indeks plastisitas, dan nilai swellingnya mengalami penurunan, sedangkan berat isi kering dan nilai CBR mengalami peningkatan. Untuk kondisi yang paling optimum didapatkan pada penambahan 5% bahan campuran atau 3,75% fly ash + 1,25% slag baja dimana didapatkan nilai CBR sebesar 7,28333% dan nilai swelling optimum sebesar 0,356%.   Kata Kunci : Lempung Ekspansif, Fly Ash, Slag Baja, CBR, Swelling
PENGARUH VARIASI KADAR AIR PEMADATAN TANAH EKSPANSIF TERHADAP TEKANAN PENGEMBANGAN ARAH VERTIKAL DAN HORIZONTAL Sanjaya, Rofi Trianto; ., Harimurti; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.996 KB)

Abstract

Tanah ekspansif memiliki sifat kembang-susut yang besar sehingga merupakan faktor penyebab yang dominan terhadap kejadian kerusakan perkerasan jalan. Akibat adanya pengaruh musim, akan berpengaruh terhadap kembang susut tanah jenis ini. Tanah ekspansif mengembang kesegala arah sehingga perlu dilakukan pengujian pengembangan arah vertikal dan horisontal untuk tanah ekspansif dengan penambahan variasi kadar air. Dalam penelitian ini, digunakan alat modifikasi dan variasi kadar air pemadatan yang digunakan adalah OMC-5%, OMC, dan OMC+5%. Hasil dari penelitian ini didapatkan nilai pengembangan, regangan, dan tegangan yang maksimum. Untuk hasil pengembangan maksimum yang terjadi pada kadar air OMC yaitu nilai pengembangan arah vertikal sebesar 4,91 mm dan pengembangan arah horisontal sebesar 3,13 mm. Sedangkan regangan dan tegangan maksimum terjadi pada kadar air OMC yaitu dengan nilai regangan arah vertikal sebesar 0,0982 dan regangan arah horisontal sebesar 0,04471 serta nilai tegangan arah vertikal sebesar 988 Pa dan tegangan arah horisontal sebesar 148 Pa. Sehingga dari hasil penelitian tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa dengan semakin padat kondisi tanah tersebut maka pengembangan arah vertikal maupun horisontal yang dihasilkan juga semakin besar. Pengembangan dan regangan arah vertikal maupun horisontal yang besar sehingga akan menyebabkan tegangan arah vertikal maupun horisontal yang dihasilkan juga semakin besar. Kata Kunci : Tanah Ekspansif, Variasi Kadar Air Pemadatan, Pengembangan Arah Vertikal dan Horisontal, Regangan, Tegangan.
PENGARUH PENAMBAHAN BAHAN CAMPURAN (DENGAN SLAG BAJA DAN FLY ASH) PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING Rahmadya, Reza Roseno; Rachmansyah, Arief; Zaika, Yulvi
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (304.587 KB)

Abstract

Kondisi tanah di wilayah Bojonegoro, khususnya di Desa Ngasem teridentifikasi  oleh jenis tanah lempung ekspansid. Tanah ekspansif adalah tanah yang akan membentuk gumpalan yang sangat keras pada saat kering, dan akan sangat liat pada saat diberi air. Besarnya pengembangan dan penyusutan umumnya tidak sama, sehingga akan menyebabkan timbulnya perbedaan ketinggian yang dapat menjadi penyebab rusaknya konstruksi bangunan. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan campuran slag baja dan fly ash sebagai bahan stabilisasi pada tanah lempung ekspansif terhadap berat isi kering, kadar air optimum, harga CBR dan swelling. Penelitian dilakukan pada tanah asli maupun tanah asli yang sudah ditcampur dengan bahan stabilisasi sebanyak 5% (3.75% Slag Baja + 1.25% Fly Ash), 10% (7.5% Slag Baja + 2.5% Fly Ash), dan 15% (11.25% Slag Baja + 3.75% Fly Ash). Dari hasil penelitian didapatkan bahwa nilai indeks plastisitas turun, peningkatan berat isi kering, penurunan kadar air optimum (OMC), meningkatnya nilai CBR dan menurunnya nilai Swelling. Untuk kondisi optimum didapatkan pada kondisi 10% penambahan campuran, yaitu sebesar 8.316% yang sebelumnya 6.889% pada tanah asli. Sama dengan CBR, nilai swelling minimum didapatkan pada kondisi campuran 10% yaitu sebesar 0.474% yang sebelumnya 5.592% pada tanah asli.
PENGARUH LAMA WAKTU CURING TERHADAP NILAI CBR DAN SWELLING PADA TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO DENGAN CAMPURAN 6% ABU SEKAM DAN 4% FLY ASH Ansor, Zakaria Al; Zaika, Yulvi; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.063 KB)

Abstract

Salah satu permasalahan yang muncul pada tanah lempung ekspansif adalah sifat kembang susutnya yang tinggi. Oleh karena itu perlu adanya stabilisasi untuk memperbaiki sifat-sifat tanah tersebut. Adapun tanah lempung ekspansif yang digunakan pada penelitian ini berasal dari Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur. Untuk kadar additive yang digunakan dalam penelitian ini adalah abu sekam 6% dan fly ash 4% dari berat kering tanah dengan variasi waktu curing (curing) selama 7 hari, 14 hari, dan 28 hari. Perlakuan lama waktu curing dalam penelitian ini diharapkan memiliki pengaruh besar untuk meningkatkan nilai CBR tanah dan menurunkan nilai pengembangan pada sampel tanah tersebut. Dari hasil pengujian di laboratorium menunjukkan nilai CBR tanpa rendaman (unsoaked) pada tanah asli sebesar 3,91%. Sedangkan nilai CBR tanpa rendaman (unsoaked) untuk tanah campuran meningkat menjadi 13,047% dengan waktu curing selama 14 hari. Dari hasil tersebut menunjukkan peningkatan nilai CBR yang signifikan. Sedangkan nilai CBR tanpa rendaman (unsoaked) dengan lama waktu curing 28 hari tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan dari waktu curing selama 14 hari yaitu sebesar 13,691%. Untuk hasil pengujian CBR terendam (soaked) tanah asli menunjukkan nilai sebesar 2,39%. Sedangkan nilai pada tanah campuran dengan lama waktu curing 28 hari menunjukkan nilai sebesar 5,77% Untuk hasil pengujian swelling menunjukkan nilai swelling tanah asli sebesar 3,841%. Sedangkan tanah yang dicampur abu sekam 6% dan fly ash 4%  dengan lama waktu curirng 28 hari memiliki nilai swelling sebesar 0,438%. Hal ini menunjukkan penurunan nilai swelling yang signifikan, sehingga dapat mengurangi resiko kerusakan suatu konstruksi baik gedung maupun jalan raya yang menumpu di atas tanah tersebut. Kata-kata kunci: ekspansif, stabilisasi, curing, CBR, swelling
PENGARUH PENAMBAHAN SERBUK GYPSUM DAN ABU SEKAM PADI DENGAN LAMANYA WAKTU PENGERAMAN (CURING) TERHADAP KARAKTERISTIK TANAH LEMPUNG EKSPANSIF DI BOJONEGORO Wardhana, Febra Ndaru; Zaika, Yulvi; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.229 KB)

Abstract

Tanah di daerah Kecamatan Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur sebagian besar merupakan tanah berbutir halus, yaitu merupakan jenis tanah lempung ekspansif. Lempung ekspansif ini mempunyai sifat yang khas yakni kandungan mineral ekspansif mempunyai kapasitas pertukaan ion yang tinggi, mengakibatkan lempung ekspansif memiliki potensi kembang susut tinggi apabila terjadi perubahan kadar air. Salah satu usaha perbaikan tanah lempung ekspansif dengan cara mencampur serbuk gypsum sebagai zat additive. Penelitian ini digunakan 4 variasi campuran yaitu 4% serbuk gypsum + 4% abu sekam padi, 4% serbuk gypsum + 5% abu sekam padi, 4% serbuk gypsum + 6% abu sekam padi, dan 4% serbuk gypsum + 8% abu sekam padi dari berat kering tanah. Dari hasil penelitian didapatkan nilai CBR terbesar didapatkan pada kondisi penambahan 4% serbuk gypsum + 5% abu sekam padi dengan lama waktu curing 14 hari yaitu 21,87% (Unsoaked) dan 2,89% (Soaked). Untuk nilai pengembangan dengan curing, curing selama 14 hari meupakan batas pengikatan antar partikel tanah dengan serbuk gypsum dan abu sekam padi. Nilai pengembangan terkecil didapatkan pada penambahan 4% serbuk gypsum + 6% abu sekam padi dengan lama waktu curing 14 hari yaitu 2,16%.   Kata kunci:Abu Sekam Padi, CBR,, curing, Lempung Ekspansif, Serbuk gypsum, Swelling
PENGARUH LEBAR DAN JARAK PONDASI KE TEPI LERENG TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI MENERUS PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL Iswardhana, Fanny Pramudya; Munawir, As’ad; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (439.985 KB)

Abstract

Membangun suatu bangunan di atas lereng sangat beresiko menimbulkan kelongsoran karena komponen gravitasi cenderung untuk menggerakan massa tanah. Penelitian ini dilakukan dengan membuat model lereng tanah pasir tanpa perkuatan serta lereng tanah pasir menggunakan perkuatan geotekstil dengan RC 74%. Kemiringan sudut lereng yang digunakan adalah sebesar 46o. Beberapa variasi lebar pondasi digunakan dalam penelitian ini dengan penempatan pondasi sesuai dengan variasi jarak pondasi ke tepi lereng. Perkuatan yang digunakan berupa geotekstil jenis woven yang terbuat dari bahan polypropylene silt. Dari data hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil, semakin besar lebar pondasi, maka daya dukung yang dihasilkan semakin kecil. Sedangkan untuk variasi jarak pondasi ke tepi lereng, semakin besar jarak pondasi ke tepi lereng, maka daya dukung yang dihasilkan semakin besar. Kontribusi perkuatan yang di pakai sangat berpengaruh terhadap penentuan lebar pondasi yang paling optimum menghasilkan daya dukung. Peningkatan daya dukung ultimit yang paling maksimal terjadi pada saat digunakan lebar pondasi 4 cm dengan rasio jarak pondasi ke tepi lereng dengan lebar pondaisi (d/B=3) , yaitu sebesar 6,050.   Kata kunci : daya dukung pondasi menerus, lereng tanah pasir, perkuatan geotekstil, variasi lebar pondasi, variasi jarak pondasi ke tepi lereng
PENGARUH KEMIRINGAN LERENG DAN JARAK PONDASI KE TEPI LERENG TERHADAP DAYA DUKUNG PONDASI PADA PEMODELAN FISIK LERENG PASIR DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTILE Suhasmoro, Auliyah Rizky; Munawir, As’ad; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (500.868 KB)

Abstract

Pembangunan bangunan di atas suatu lereng sangat riskan dan beresiko terjadi kelongsoran karena komponen gravitasi cenderung untuk menggerakan massa tanah. Penelitian ini dilakukan dengan membuat model lereng tanah pasir tanpa perkuatan serta lereng tanah pasir menggunakan perkuatan geotekstil dengan RC 74%. Kemiringan sudut lereng yang digunakan di sesuaikan dengan  variasi yang ditentukan dengan penempatan pondasi menerus diatas lareng yang memiliki beberapa variasi rasio jarak pondasi ke tepi lereng. Perkuatan yang digunakan berupa geotekstil jenis woven yang terbuat dari bahan polypropylene silt. Dari data hasil penelitian yang dilakukan diperoleh hasil, semakin besar kemiringan lereng maka daya dukung yang dihasilkan semakin kecil. Sedangkan untuk variasi rasio jarak pondasi ke tepi lereng, semakin jauh jarak pondasi ke puncak lereng, maka daya dukung yang dihasilkan semakin besar. Peningkatan daya dukung ultimit yang paling maksimal terjadi pada saat kemringan lereng 46° dan rasio jarak pondasi ke tepi lereng (d/B=3) yaitu sebesar 3,220   Kata kunci : daya dukung pondasi menerus, lereng tanah pasir, perkuatan geotekstil, variasi kemiringan lereng, variasi jarak pondasi ke tepi lereng
ANALISIS STABILITAS BENDUNGAN SELOREJO AKIBAT RAPID DRAWDOWN BERDASARKAN HASIL SURVEY ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY (ERT) Al Islami, Auliya Nusyura; Suryo, Eko Andi; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (861.67 KB)

Abstract

Sebagai bendungan tipe urugan yang sudah cukup berumur, Bendungan Selorejo memerlukan pemeriksaan sehubungan dengan keamanan konstruksi tersebut agar dapat terhindar dari kegagalan  konstruksi. Salah satu kondisi kritis pada saat menganalisis stabilitas lereng bendungan urugan adalah kondisi rapid drawdown atau penurunan muka air cepat. Metode yang dipakai untuk mengetahui lapisan tanpa merusak lapisan tanah adalah dengan metode Electrical Resistivity Tomography (ERT) yang banyak digunakan untuk melakukan pemetaan pada lapisan bawah permukaan tanah. Data parameter tanah juga dilengkapi dengan uji laboratorium untuk mengetahui hubungan kadar air terhadap nilai kohesi dan sudut geser pada material. Stabilitas bendungan terhadap rapid drawdown dianalisis menggunakan program Geostudio dengan variasi kecepatan penurunan selama 5 sampai 30 hari. Dari penelitian ini dapat dilihat  bahwa bendungan selorejo memiliki beberapa zona di tubuh bendungan yang memiliki resistivitas rendah dan diidentifikasi sebagai potensi rembesan yang membahayakan bendungan. Untuk analisis stabilitas bendungan berdasarkan hasil ERT menggunakan program geostudio menunjukkan keadaan tidak aman dengan faktor keamanan sebesar 0,962 pada bagian hilir dan untuk perhitungan analisis stabilitas akibat rapid drawdown menunjukkan bahwa bendungn selorejo tidak aman untuk dilakukan penurunan muka air dengan kecepatan penurunan sampai 30 hari.  Dengan metode coba-coba didapat kecepatan penurunan minimum agar aman adalah selama 60 hari dengan faktor keamanan sebesar 1,050.   Kata kunci: Bendungan, rapid drawdown, stabilitas,  Electrical Resistivity Tomography, faktor keamanan
Pengaruh Repitisi Beban Terhadap Tegangan, dan Penurunan Tanah Ekpansif Pada Model Perkerasan Lentur Purbiantoro, Arie; ., Harimurti; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1301.385 KB)

Abstract

Dalam perencanaannya struktur perkerasan jalan dirancang dengan suatu umur rencana tertentu. Pengulangan beban sumbu tertentu yang mampu dipikul oleh suatu perkerasan menjadi parameter utama dalam menentukan umur rencana dari perkerasan jalan. Selain pengulangan dari beban sumbu tertentu, kondisi tanah dasar dari perkerasan yang berupa tanah lempung ekspansif juga menjadi faktor utama dari kerusakan jalan dimana umur rencana menjadi lebih cepat tercapai. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana hubungan pengulangan beban sumbu terhadap tegangan dan penurunan tanah dasar ekspansif pada model perkerasan lentur. Dari penelitian ini didapakan hasil bahwa seiring dengan bertambahnya jumlah repetisi beban nilai dari penurunan awal menjadi berkurang secara konstan dengan perubahan yang sangat kecil hingga repetisi akhir. Pola yang sama juga terjadi pada pengujian tegangan tanah, nilai dari tegangan pada repetisi awal bernilai jauh lebih tinggi dibandingkan repetisi beban akhir. Kondisi ini diakibatkan oleh kepadatan lapisan tanah yang semakin tinggi sehingga sudut penyebaran distribusi beban menjadi semakin besar dan nilai dari distribusi tegangan pun semakin kecil. Kata Kunci  : Tanah Ekspansif, Repetisi Beban, Tegangan Tanah, Penurunan Tanah
PENGARUH KADAR AIR TERHADAP KUAT GESER TANAH EKSPANSIF BOJONEGORO DENGAN STABILISASI MENGGUNAKAN 15% FLY ASH DENGAN METODE DEEP SOIL MIX Meisy Putri Rahmawati, Ika; Zaika, Yulvi; Rachmansyah, Arief
Jurnal Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2015)
Publisher : Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.806 KB)

Abstract

Tanah lempung ekspansif memiliki daya dukung rendah dan sifat kembang susut yang tinggi, tanah lempung ekspansif salah satunya berada di Desa Ngasem, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro. Tanah tipe ini perlu dilakukan stabilisasi, pada penelitian ini stabilisasi dilakukan dengan penambahan 15% fly ash dengan metode deep soil mix untuk mengetahui kuat geser tanah dan pengembangannya. Untuk kuat geser tanah sampel dibedakan kadar air di sekitar deep soil mix yaitu OMC, OMC±3%  dan OMC±6% dengan uji kuat tekan bebas dan uji triaksial. Sedangkan untuk pengembangan (swelling) sampel dibedakan jumlah deep soil mix. Dari hasil penelitian uji kuat tekan bebas (unconfined compression test) didapatkan semakin besar kadar air pada daerah sekitar deep soil mix nilai qu, tegangan dan Cu semakin kecil. Untuk sudut geser (ф) yang diuji dengan uji triaksial (triaxial test) didapatkan semakin besar kadar air sudut geser (ф) semakin kecil. Sedangkan untuk nilai kohesi (c) dari sampel didapatkan bahwa nilai kohesi (c) terbesar berada pada sekitar daerah OMC. Jumlah deep soil mix (DSM) juga mempengaruhi pengembangan tanah lempung ekspansif, semakin banyak jumlah deep soil mix pengembangan (swelling) tanah akan menurun. Kata-kata kunci: Lempung Ekspansif, Stabilisasi Tanah, Fly Ash, Deep Soil Mix, Kuat Tekan Bebas, Triaksial , Swelling.