Claim Missing Document
Check
Articles

Laju Pertumbuhan dan Efisiensi Pemanfaatan Pakan Ikan Nila Salin (Oreochromis niloticus) dengan Penambahan Tepung Alga Coklat (Sargassum cristaefolium) dalam Pakan Nugraha, Bayu Avrislistya; Rachmawati, Diana; Sudaryono, Agung
Jurnal Masyarakat Akuakultur Indonesia Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Masyarakat Akuakultur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.025 KB)

Abstract

Sargassum cristaefolium merupakan salah satu dari jenis rumput laut yang dapat digunakan sebagai feed suplement dan memiliki zat imunostimulan yang dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh ikan sehingga meningkat pula pertumbuhannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dosis penambahan tepung alga coklat (S. cristaefolium) dalam pakan yang menghasilkan laju pertumbuhan dan efisiensi pemanfaatan pakan terbaik untuk ikan nila salin (O. niloticus). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juli 2017 di Laboratorium Pengembangan Wilayah Pantai (LPWP) Jepara. Ikan yang digunakan dalam penelitian adalah ikan nila salin dengan rerata bobot awal sebesar 6,6±0,23 g/ekor. Pakan uji yang digunakan yaitu pakan dengan penambahan tepung S. cristaefolium yang berbeda (0, 1, 2, dan 3%). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Penelitian ini dilakuan selama 42 hari, data yang diperoleh meliputi total konsumsi pakan (TKP), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), rasio efisiensi protein (PER), laju pertumbuhan spesifik (SGR), dan kelulushidupan (SR). Perbedaan tingkat penambahan tepung S. cristaefolium pada pakan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap TKP, EPP, PER dan SGR dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kelulushidupan.  Kualitas air pada media pemeliharaan masih dalam kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan uji. Dosis terbaik penambahan S. Cristaefolium yang menghasilkan nilai tertinggi pada TKP (246,25 g), EPP (53,84%), PER (1,63%) dan SGR (2,01%/hari) adalah 2%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung S. cristaefolium pada dosis 2% merupakan dosis yang paling efektif menghasilkan nilai laju total konsumsi pakan (TKP), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), rasio efisiensi protein (PER) dan pertumbuhan spesifik (SGR) terbaik.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Nanas pada Pakan dan Probiotik pada Media Pemeliharaan terhadap Efisiensi Pemanfaatan Pakan dan Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Setiyani, Ana Rikha; Rachmawati, Diana; Sudaryono, Agung
Jurnal Masyarakat Akuakultur Indonesia Vol 1, No 2 (2017)
Publisher : Masyarakat Akuakultur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (187.513 KB)

Abstract

Pakan merupakan aspek utama dalam kegiatan budidaya karena 40-70% biaya produksi digunakan untuk pakan maka perlu adanya upaya untuk meningkatkan efisiensi pakan.  Salah satu enzim yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi protein adalah enzim bromelin yang bisa didapatkan pada ekstrak nanas.  Bromelin memiliki kemampuan untuk menghidrolisis ikatan peptida pada protein atau polipeptida menjadi molekul yang lebih kecil adalah asam amino.  Kualitas air juga menjadi faktor penting keberhasilan, bakteri probiotik dapat menguraikan bahan organik atau bahan beracun di dalam air sehingga meningkatkan kualitas air.  Pendekatan penggunaan ekstrak nanas pada pakan dan probiotik pada media diharapkan dapat meningkatkan efisiensi pakan, pertumbuhan dan kualitas air.  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh dan interaksi penambahan kombinasi ekstrak nanas pada pakan dan probiotik pada media pemeliharaan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan serta mengetahui dosis terbaik.  Rancangan percobaaan penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial.  Percobaan yang dilakukan adalah dengan 2 faktor dengan masing-masing 3 taraf (3x2x3) dan masing-masing diulang sebanyak 3 kali.  Faktor pertama adalah pemberian ekstrak nanas dengan dosis 0,75% (A1), 1,5%  (A2) dan 2,25% (A3). Faktor kedua adalah dengan pemberian probiotik dengan dosis 1 mL/L (B1) dan 1,5 mL/L (B2).  Ikan uji yang digunakan adalah nila merah dengan berat rata-rata 5,6±0,6 g. Ikan dipelihara pada bak kapasitas 20 L dengan padat tebar 20 ekor/wadah dengan masa pemeliharaan 42 hari.  Hasil menunjukkan faktor A (ekstrak nanas) dan B (probiotik) memberikan pengaruh yang berbeda nyata dan adanya interaksi (P<0,05) terhadap total konsumsi pakan, efisiensi pemanfaatan pakan, rasio efisiensi protein dan laju pertumbuhan spesifik. Penambahan kombinasi ekstrak nanas dan probiotik tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kelulushidupan ikan nila (O. niloticus).  Kualitas air selama penelitian masih optimal untuk pemeliharaan ikan nila.  Hasil terbaik pada penelitian ini didapatkan dari perlakuan A3B1 dengan EPP tertinggi (90,91%), PER (2,46) dan SGR (2,21%/hari). Kesimpulan dari penelitian ini adalah pada perlakuan A3B1 (pemberian 2,25% ekstrak nanas pada pakan dan 1 mL/L probiotik pada media pemeliharaan) memberikan hasil tertinggi pada EPP, PER dan SGR.
Effects of Sacharomyces cereviceae Incorporated Diet on Growth Performance, Apparent Digestibility Coefficient of Protein and Survival Rate of Catfish (Pangasius hypothalamus) rachmawati, diana; Samidjan, Istiyanto; Nugroho, Ristiawan Agung; Susilowati, Titik
Aquacultura Indonesiana Vol 20, No 1 (2019)
Publisher : Indonesian Aquaculture Society (MAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.585 KB) | DOI: 10.21534/ai.v20i1.136

Abstract

One of the solutions to maximize diet usage when the feeding is not in line with the growth of Catfish (Pangasius hypothalamus) is by introduction of fish new culture system.  The new culture system is by incorporating Saccharomyces cerevisiae into the feed.  It aims to increase feed efficiency; in turn it increases the growth.  The objective of the research is to study the effects of S.cereviceae incorporated diet on growth performance, apparent digestibility coefficient of protein and survival rate of catfish (P. hypothalamus).  The fish used in the study were 4.02±0.22 g per fish. The study used experimental method with completely random Design.  The experiments were in 4 (four) treatments.  Each treatment had 4 (four) repetitions.  The treatments were by feeding fish with 4 (four) different dosages of S. cerevisiae addition in the diet.  The dosages were 0 g per kg feed (A), 0.5 g per kg feed (B), 1 g per kg feed (C) and 2 g per kg feed (D).  The results show that the incorporated S. cerevisiae feed was significant (P&lt;0.05) on the specific growth rate (SGR), apparent digestibility coefficient of protein (ADCP) and survival rate (SR) of the catfish (P. hypothalamus) fingerlings.  The best dosage was 1.0 g of S. cerevisiae per kg feed and the optimum dosage ranged from 1 to 1.12 g/kg feed for SGR, ADCP and SR of the Catfish (P. hypothalamus) fingerlings.
KAJIAN TEKNOLOGI BIOFILTER PADA POLIKULTUR IKAN BANDENG (Chanos chanos Forskal), UDANG VANNAME (Litopenaeus vannamei) DAN RUMPUT LAUT (Gracyllaria Sp) Suyono, Suyono; Jasman, Thimotius; Rachmawati, Diana; Samidjan, Istiyanto
CERMIN No 048 (2011): April
Publisher : CERMIN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (262.846 KB)

Abstract

Permasalahan yang ditemukan di lokasi kegiatan adalah produktivitas tambak khususnya ikan bandeng (Chanos chanos Forskal) yang semakin menurun dan diperparah dengan mortalitas yang tinggi sebesar 60%. Dari segi manajemen usaha dan bisnis, budidaya ikan bandeng yang dilakukan masih bersifat monokultur-tradisional, begitu juga budidaya rumput laut (Gracillaria sp) dan udang vanname (Litopenaeus vannamei) juga masih konvensional dengan kepadatan penebaran yang relatif rendah, yakni rumput laut 50 kg/1000 m2, dan udang nanname 500 ekor/1000 m2.Tujuan kegiatan adalah untuk mengetahui pengaruh teknologi biofilter bagi peningkatan kualitas dan produksi ikan bandeng, udang vanname dan rumput laut (Gracillaria sp)Metode yang digunakan adalah dengan perbaikan teknologi polikultur ikan bandeng, udang vanname dan rumput laut (Gracillaria sp) melalui manipulasi pakan, kualitas air, perbaikan desain dan kontruksi tambak.Hasil yang diperoleh menunjukan adanya peningkatan produksi yang semula sebelum perbaikan teknologi hanya berupa ikan bandeng sejumlah 5100 kg/hektar menjadi 3166,7 kg ikan bandeng ditambah udang vanname 4000 kg/hektar dan rumput laut (Gracillaria sp) 3000 kg/hektar.
The Effect Of Polyculture White Shrimp Vannamei And Seaweed On Different Plant Distance On Growth, Survival And Phytoplankton Abundance Samidjan, Istiyanto; Hutabarat, Yohannes; Rachmawati, Diana; Herawati, Vivi Endar
Aquacultura Indonesiana Vol 20, No 2 (2019)
Publisher : Indonesian Aquaculture Society (MAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (466.766 KB) | DOI: 10.21534/ai.v20i2.140

Abstract

The aim of the study was the effect of white shrimp polyculture, and seaweed in an effort to increase the growth and survival of white shrimp and seaweed and control the abundance of phytoplankton. The research method was a completely randomized design with 4 treatments and 3 replications namely T1 (10V + 10 cm RL): given 10 seeds / m2  white shrimp and seaweed 10 cm spacing, T2 (10V + 20RL) = 10 seed / m2 white shrimp and seaweed planting distance of 20 cm, T3 (10V + 30RL) = 10 seed / m2 white shrimp and seaweed distance 30 cm, T4 (10V + 40RL) = given 10 seed / m2 white shrimp Vannamei and seaweed plant distance 40 cm), and observed abundance of plankton used sample collected (April-August 2018)  from site (T1),(T2),(T3) and (T4) of this penculture pond. The weight of Gracillaria sp 150 g / to treatment with the long line system was placed around the plot of waring area of 1 m2 in the pen culture pond area of 300 m2. Data collection included: absolute weight growth, survival, FCR, and water quality data (temperature, salinity, pH, O2, NO2, NH3). Data were analyzed for variance and to find out the middle values between treatments, Tukey Test analysis was performed. The results showed that the presence of white shrimp and seaweed polyculture engineering at different plant distance had a significant effect (P &lt;0.05), on growth and survival and effected community structure and abundance of phytoplankton. The highest absolute weight growth in white  shrimp (L. vannamei (g) on T4 (27.53 ± 0.04 g), white shrimp survival (90.25%), white shrimp  of FCR (FCR = 1.19 ± 0.05b), and also on seaweed Gracillaria verocosa on T4 has the highest growth of absolute weight of seaweed (G. verocosa) (g), namely 2905.05 ± 7.5b, survival of T4 seaweed (93.33 ± 0.25% and abundance of phytoplankton
KEBIASAAN MAKANAN DAN OSMOREGULASI SEBAGAI LANDASAN DOMESTIKASI KEONG MACAN (Babylonia spirata L.) Novian, Sansistya Dita; Anggoro, Sutrisno; Rachmawati, Diana
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.701 KB)

Abstract

Keong Macan (Babylonia spirata L.) merupakan sumberdaya hayati yang memiliki nilai ekonomis karena banyak mengandung protein, kandungan lendir yang sedikit, rasanya enak dan mudah dalam pengelolaannya. Pemanfaatan keong macan yang dilakukan secara besar-besaran dan tidak sesuai dengan kemampuan regenerasi organisme tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makanan, jenis makanan yang terdapat pada perut, mengkaji hubungan panjang cangkang dan berat bobot total hasil tangkapan, dan mengetahui tingkat serta pola osmoregulasi keong macan di alam. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2011 di Perairan Laut Kartini Jepara. Pengamatan sample dilakukan di laboratorium LPWP Jepara dan laboratorium Hidrobiologi Fakultas Perikanan Universitas Diponegoro. Pengambilan sampel dilakukan sebanyak empat kali setiap dua minggu sekali di Perairan Laut Kartini Jepara. Pada setiap titik, contoh diambil sebanyak 100 ekor. Penelitian ini menggunakan beberapa metode yaitu, untuk pemeriksaan kebiasaan makanan menggunakan metode gravimetrik, pemeriksaan osmoregulasi dilakukan dengan cara menghitung tingkat kerja osmotik berdasarkan perbedaan nilai osmolaritas haemolymph keong macan dan osmolaritas air laut, pemeriksaan osmolaritas menggunakan osmometer, dan sifat pertumbuhan ditentukan berdasarkan analisis hubungan panjang berat. Pola osmoregulasi keong macan di alam berada pada kondisi regulasi isoosmotik dengan rentang salinitas 31.5 hingga 32.3 ‰ dan Osmolaritas haemolymph pada rentang 924.90 hingga 935.32 mOsm/l H2O. Beban kerja osmotik (TKO) paling mendekati isoosmotik yaitu pada salinitas 32 ‰ dengan osmolaritas media pada nilai 935.32 mOsm/l H2O. Pada penelitian kondisi isoosmotik optimal terdapat pada stasiun I dan IV. Domestikasi keong macan mulai tahap aklimasi sampai kultivasi perlu memperhatikan kebutuhan media isoosmotik, yaitu 31.5 hingga 32.3 ‰ (924.90 hingga 935.32 mOsm/l H2O) dengan pakan daging ikan karena keong macan bersifat karnivora.
Pola Osmoregulasi, Pertumbuhan dan Kelulushidupan Keong Macan (Babylonia spirata L) pada Media dengan Salinitas Berbeda Maulana, Reza; Anggoro, Sutrisno; Rachmawati, Diana
Management of Aquatic Resources Journal (MAQUARES) Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013
Publisher : Departemen Sumberdaya Akuatik,Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.644 KB)

Abstract

Keong macan (Babylonia spirata L) merupakan sejenis gastropoda yang mempunyai toleransi yang tinggi terhadap salinitas, namun salinitas juga merupakan faktor kritis terhadap kelulushidupan dan pertumbuhan keong macan. Salinitas media berperan dalam mengendalikan proses osmoregulasi keong macan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh salinitas terhadap pola osmoregulasi, pertumbuhan dan kelulushidupan keong macan pada media dengan salinitas berbeda. Materi yang digunakan adalah keong macan (Babylonia spirata L) yang diperoleh dari perairan Jepara dengan rata-rata bobot awal ±8,4 g/ekor dengan kepadata 2 ekor/L. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Sistematis (RAS) dengan 3 perlakuan dan 3 ulangan pada tiap perlakuannya dengan faktor utamanya adalah salinitas media. Perlakuan yang diujikan adalah dengan perlakuan S1 dengan salinitas 27 ppt (Hipo-osmotik), S2 dengan salinitas 31 ppt (Iso-osmotik), dan S3 dengan salinitas 35 ppt (Hiper-osmotik). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Oktober 2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa salinitas berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap Tingkat Kerja Osmotik (TKO), pertumbuhan dan kelulushidupan keong macan. Pola osmoregulasi keong macan pada perlakuan S2 (31 ppt) mengalami pola regulasi iso-osmotik, sementara pada perlakuan S1 (27 ppt) mengalami pola regulasi hiper-osmotik, sedangkan pada perlakuan S3 (35 ppt) mengalami pola regulasi hipo-osmotik. TKO terendah berada pada perlakuan S2 (31 ppt) sebesar 0,14 mOsm/l H2O, sedangkan pada perlakuan S1 (salinitas 27 ppt) memiliki tingkat kerja osmotik (TKO) tertinggi yakni sebesar 135,87 mOsm/l H2O. Laju pertumbuhan mutlak dan laju pertumbuhan spesifik terbaik berada pada perlakuan S2 (31 ppt) dengan nilai masing-masing sebesar 3,10% dan 0,35%. Tingkat kelulushidupan (SR) keong macan terbaik berada pada perlakuan S2 (31 ppt) dengan nilai SR 100%.
PENGARUH PENAMBAHAN ENZIM FITASE DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN DAN LAJU PERTUMBUHAN SPESIFIK IKAN KERAPU CANTANG (Epinephelus sp.) Chrisdiana, Gradhika; Rachmawati, Diana; Samidjan, Istiyanto
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (508.476 KB)

Abstract

Budidaya ikan kerapu perlu memperhatikan beberapa aspek, salah satu aspek eksternal yang terpenting adalah pakan. Pakan dengan nutrisi seimbang merupakan faktor yang terpenting. Pakan buatan mengandung bahan nabati, bahan tersebut memiliki kekurangan yaitu mengandung zat anti nutrisi berupa asam fitat. Enzim fitase merupakan enzim eksogenus yang dapat mengurangi kandungan asam fitat dalam pakan buatan sehingga meningkatkan penyerapan nutrien oleh tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan enzim fitase dalam pakan buatan dan mengetahui dosis enzim fitase yang optimal dalam pakan buatan terhadap pertumbuhan ikan kerapu cantang (Epinephelus sp.). Ikan uji yang digunakan adalah ikan kerapu cantang dengan bobot rata-rata 19,4±0,36 g.ekor-1 dan padat tebar 1 ekor.l-1. Penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini: perlakuan A (enzim fitase dosis 0 mg/kg pakan), B (enzim fitase dosis 500 mg/kg pakan), C (enzim fitase dosis 1000 mg/kg pakan), dan D (enzim fitase dosis 1500 mg/kg pakan). Data yang diamati meliputi laju pertumbuhan spesifik (SGR), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) dan rasio efisiensi protein (PER), dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan enzim fitase dalam pakan buatan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01) terhadap EPP dan PER, berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap SGR. Dosis optimal enzim fitase sebesar 1.080 – 1.090 mg/kg pakan buatan mampu menghasilkan SGR optimal sebesar 0,519%/hari, 0,386% PER, dan EPP sebesar 25,3%. Kualitas air pada media pemeliharaan masih berada pada kisaran yang layak untuk budidaya ikan kerapu cantang. The grouper culture need to pay attention to some aspects, one of the external aspects of the most important is the feed. Feed with balanced nutrition is the most important factor. Containing artificial feed vegetable matter , having a deficiency is the material containing the substance anti-nutrient such as phytic acid. Phytase is exogenous enzymes that can reduce phytic acid content in artificial feed so increase the absorption of nutrient by the body. This research aims to determine the effect of phytase in diet on the growth cantang grouper (Ephinephelus sp.) and determine optimal dose phytase in artificial feed cantang grouper (Ephinephelus sp.). The fish samples which are used are the seed of the grouper which have average of weight 19.4±0.36 g.fish-1 and stocking density 1 fish.l-1. This research was carried out experimentally by using a completely randomized design (CRD) of 4 treatments and 3 replications. The treatments in this research were treatment A (phytase dose of 0 mg/kg of feed), B (phytase dose of 500 mg/kg of feed), C (phytase dose of 100 mg/kg of feed), and D (phytase dose of 1500 mg/kg of feed). The data observed were spesific growth rate (SGR), protein efficiency ratio (PER), efficiency of feed utilization (EPP), and water quality. The results showed that addition of phytase in artificial feed highly significantly effect (P <0.01) on the EPP, and PER, significant (P<0.05) on the SGR. Optimal dose phytase is 1,080 – 1,090 mg/kg of feed able to produce SGR to 0.519%, 0.386% in PER, and EPP to 25.3%. Water quality in the media is still in decent condition for cantang grouper. 
PENGARUH PENAMBAHAN VITAMIN E PADA PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN KEPITING BAKAU (Scylla paramamosain) Winestri, Jati; Rachmawati, Diana; Samidjan, Istiyanto
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 3, Nomor 4, Tahun 2014
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (474.128 KB)

Abstract

Salah satu alternatif untuk mengatasi permasalahan pertumbuhan kepiting bakau yang lambat yaitu penambahan vitamin E pada pakan buatan guna meningkatkan nutrisi pakan. Vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan yang menjaga kerusakan protein dan enzim dari radikal bebas yang dapat menghambat pertumbuhan dan proses metabolisme. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan vitamin E pada pakan buatan terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan kepiting bakau (S. paramamosain). Penelitian ini dilaksanakan pada Januari hingga Maret 2014 di tambak Desa Tapak, Kecamatan Tugurejo, Mangkang, Semarang. Hewan uji yang digunakan adalah kepiting bakau (S. paramamosain) dengan bobot rata-rata 109,1±1,7 g/ekor yang dipelihara selama 56 hari dengan kepadatan 1 ekor/keranjang plastik dengan ukuran (25 x 16 x 15) cm3. Pemberian pakan sebanyak 5% bobot biomass/hari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental lapangan dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan penambahan vitamin E, yaitu perlakuan A (0 g/100 g), B (0,4 g/100 g), C (0,6 g/100 g), dan D (0,8 g/100 g).  Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan vitamin E memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap efisiensi pemanfaatan pakan protein efisiensi rasio dan laju pertumbuhan relatif. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan D dengan nilai (17,88±3,51%), (2,86±0,55%), dan (4,03±0,93%). Penambahan vitamin E tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap kelulushidupan kepiting bakau (S. paramamosain). Hasil kualitas air masih dalam kisaran kelayakan bagi budidaya kepiting bakau (S. paramamosain) terkecuali salinitas sedikit dibawah nilai kelayakan namun masih dapat ditolerir oleh kepiting bakau (S. paramamosain). Kesimpulan dari penelitian ini penambahan vitamin E 0,8 g/100 g pada pakan buatan memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan kepiting bakau (S. paramamosain). One of alternative to overcome the problems in mud crab growthrates was dietary of vitamin E. Vitamin E have function as antioxidant to maintaince the proteins and enzymes by preventing free radicals which can disturb the growth and metabolism processes. This research aimed to assess effect of dietary of vitamin E on the growth and survival rate of mud crabs (S. paramamosain). The research was conducted in January until March 2014 in the brackish water pond Tapak Village, District Tugurejo, Mangkang, Semarang. The animals tested used were mud crab (S. paramamosain) with an average body weight of 109.1±1.7 g/individual, during 56 days at a density of 1 individual/basket with size (25 x 16 x 15) cm3. The feeding rate were 5% for weight biomass/day. The method used in this study is an experimental field with the pattern completely randomized design with 4 treatments and 3 replications of dietarary vitamin E, they were treatment A (0 g/100 g), B (0,4 g/100 g), C (0,6 g/100 g), and D (0,8 g/100 g). The results of this research indicate that dietary of vitamin E effect (P<0.05) on the efficiency of feed utilization, protein efficiency ratio and relative growth rate. The best results were obtained on treatment D with the value (17.88±3.51%), (2.86±0.55%), and (4.03±0.93%). Effects of dietary vitamin E didn’t give significant effect (P>0.05) on the survival rate of mud crab (S. paramamosain). Results of water quality was still within the range of feasibility for mud crab culture (S. paramamosain) except salinity slightly below the value of eligibility but can be tolerated by the mud crab (S. paramamosain). The conclusion of this research dietary 0.8 g/100 g vitamin E gives the best results on the growth of mud crab (S. paramamosain).
PENGARUH PENAMBAHAN ENZIM FITASE PADA PAKAN BUATAN TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN IKAN NILA MERAH SALIN (Oreochromis niloticus) Pratama, Alyosha Putra; Rachmawati, Diana; Samidjan, Istiyanto
Journal of Aquaculture Management and Technology Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015
Publisher : Journal of Aquaculture Management and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.786 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pengaruh penambahan enzim fitase dan menentukan dosis terbaik enzim fitase dalam pakan buatan terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan  ikan nila merah salin (Oreochromis niloticus). Ikan uji yang digunakan adalah ikan nila merah salin (O. niloticus) sebanyak 120 ekor dengan bobot rata-rata 3,49±0,28 g/ekor. Ikan uji dipelihara selama 42 hari dengan padat penebaran 1ekor/L. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan enzim fitase pada pakan uji dengan dosis yang berbeda, yaitu A (0 mg/kg pakan), B (400 mg/kg pakan), C (50 mg/kg pakan) dan D (600 mg/kg pakan). Pakan uji yang digunakan berupa pelet dengan diameter berukuran 1-2 mm, mengandung kandungan protein 25% dan dilakukan penambahan enzim fitase pada setiap perlakuan. Pengumpulan data berupa laju pertumbuhan spesifik (SGR), rasio efisiensi protein (PER) efisiensi pemanfaatan pakan (EPP) dan parameter kualitas air. Data yang terkumpul setelah itu dilakukan analisa ragam (ANOVA). Apabila dalam analisa ragam menunjukkan pengaruh nyata (p<0,05) maka dilanjutkan dengan uji wilayah Duncan untuk mengetahui perbedaan nilai tengah antar perlakuan. Data kualitas air dianalisa secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan enzim fitase dalam pakan buatan berpengaruh nyata (p<0,05) dan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap laju pertumbuhan dan efisiensi pemanfaatan pakan terhadap nila merah (O. niloticus) dalam media bersalinitas. Dosis terbaik enzim fitase terhadap SGR, PER dan EPP terdapat pada perlakuan C (500 mg/kg pakan) masing-masing sebesar 1,96% /hari, 1,76% dan 43,01%. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran yang layak untuk budidaya ikan nila merah (O. niltocus) dalam media bersalinitas. This research was aimed to know the effect of phytase enzyme addition and determine the best dosage of phytase enzym in artificial feed for feed utilization efficiency, growth and survival rate of saline red tilapia (Oreochromis niloticus.The fish used was red tilapia (O. niloticus) amount 120 fishes with average weight 3,49±0,28 g/fish. The fish were cultured in 42 days with stock density 1 fish/L. This reasearch were using experimental method with complete randomized design with 4 treatments and 3 replication. The treatment is adding phytase enzyme in the test feed with different dosage, are: A (0 mg/ kg feed), B (400 mg/kg feed), C (500 mg/kg feed) and D (600 mg/kg feed).. The form of feed test is pellet with diameter size 1-2 mm, containing protein 25% and adding phytase enzyme to each treatments. The data obtained are spesific growth rate (SGR), protein efficiency ratio (PER) feed utilizatione efficiency (EPP) and water quality. The collected data anylized by variance analysis (ANOVA). If the variance analysis shown the significant effect (p<0,05 and very significant effect (p<0,01). If the data is significantly effect, then continue with Duncan test to know the difference of mid-value for each treatments. Water quality is anlyzed descriptically. The result shown that the addition of phytase enzyme in artificial feed gives a significantly effect for spesific growth rate, protein efficiency ratio and feed utilization efficiency of red tilapia (O. niloticus) in salinity media. The best dosage of phytase enzyme for SGR, PER and EPP is treatment C (500 mg/kg feed) which 1,96%/day, 1,76% and 43,01% for each. The water quality in culture media was feasible for saline  red tilapia (O.niloticus) culture.
Co-Authors - Sabrina Agung Sudaryono Alyosha Putra Pratama, Alyosha Putra Ananti Trisno Ambarwati Andi Kurniawan Anggi Restianti, Anggi Anis Idha Asyhariyati Ayu Istiana Fiat Bintang Sadinar Candra Aulia Widyasunu Cut Qanita Hidayah Depri Irawati Desy Sumardiyani Dewi Khodijah, Dewi Dewi Nurhayati Dicky Harwanto Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahya Dewi Eko Nurcahyo Dewi Fatchurochman, Vava Fransiska Fransiska Grace Marchelly Hutabarat Gradhika Chrisdiana, Gradhika Gusti Ladini Tanake Hadi Pranggono Haeruddin Haeruddin Heryoso Heryoso Hutabarat, Yohannes Islamiyah, Dini Istiyanto Samidjan Istiyanto Samidjan Istiyanto Samidjan Istiyanto Samidjan Istiyanto Samidjan Istiyanto Samidjan Istiyanto Samidjan Istiyanto Samidjan Istiyanto Samidjan Istiyanto Samijan Jati Winestri Johannes Hutabarat Justin Cullen Lailiyul Qomariyah Laksono Trisnantoro Ligar Novi Ayuniar, Ligar Novi Luthfi Adhi Virnanto, Luthfi Adhi Mega Rahadiyani Mohammad Aditya Prawira Mohammad Kosim Muhamad Agus Mustofa, Arifin Nugraha, Bayu Avrislistya Nur Taufiq Nurmaslakhah, Azis Panji Yusroni Anwar Pinandoyo Pinandoyo Pratama, Arsy Latif Puput Pujianti Putri Farah Kandida Reza Maulana Ricky Septian Ristiawan Agung Nugroho Rizki Andika Putri Rosa Amalia Sagita, Fadil Samidjan, Istiyanto Sansistya Dita Novian Sarjito - Setiyani, Ana Rikha Seto Windarto Siswandoko, Ricky Dwi Siti Maryam Siti Zulaeha, Siti Sri Hastuti Subandiyono Subandiyono Suminto Suminto Suminto, - - Sutrisno Anggoro Suyono Suyono Thimotius Jasman, Thimotius Tita Elfitasari Titik Susilowati Totok Yudhiyanto Tri Ananda Tri Mulyadi Tristiana Yuniarti Vivi Endar Herawati Wahyu Nurhayati, Wahyu Wahyu Prasetyo Wibowo Wiguna, Ghani Bagas Windarto, Seto Wulandhari, Pramenthari Sisti Yulyanah, - - Yuwono Yuwono