Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

THE PRESERVATION OF DAYAK SUANG ENSILAT LANGUAGE IN DUSUN NANGA ENTIBAB DESA NANGA DANGKAN KECAMATAN SILAT HULU KABUPATEN KAPUAS HULU Elia Supranila; Yokie Prasetya Dharma; Herpanus Herpanus
Journal of English Educational Study (JEES) Vol 1, No 2 (2018): November Edition
Publisher : STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (34.59 KB) | DOI: 10.31932/jees.v1i2.330

Abstract

The preservation of the Dayak Suang Ensilat language in the Dusun Nanga Entibab on the family environment is still maintained, besides it is also seen in the language use in the workplace environment, shop / market environment, youth environment, parents' environment, church environment, traditional ceremonies and environment the village used the Dayak Suang Ensilat language when communicating. The researcher found that there were three factors that influenced the Dayak Suang Ensilat language, which were still maintained, namely, the factors of loyalty, pride and population. Keywords: Preservation, Dayak Suang Ensilat.
TATARAN FRASE PADA BAHASA DAYAK MUALANG DESA BUKIT RAMBAT KECAMATAN BELITANG HULU Herpanus Herpanus; Yudita Susanti; Novi Christiana
Jurnal KANSASI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 3, No 2 (2018): Jurnal KANSASI
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v3i2.987

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan frase yang terkandung dalam tuturan Bahasa Dayak Mualang Belitang Hulu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Bentuk penelitian adalah penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah Bahasa Dayak Mualang. Subyek dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Bukit Rambat yang sudah lanjut usia. Obyek dalam penelitian ini adalah Frase pada Bahasa Dayak Mualang, Desa Bukit Rambat, Kecamatan Belitang Hulu. Teknik dan alat pengumpul data yang digunakan adalah mengadopsi metode simak dengan teknik lanjutan Simak Libat Cakap dan teknik rekam (alat perekam (Voice Recorder)). Setelah dianalisis, diketahui bahwa pada Bahasa Dayak Mualang, dalam segi Sintaksis terdapat tataran frase, dengan berbagai jenis frase yaitu :Frase Endosentris (Endosentris Apositif dan Endosentris Atributif), Frase Nomina, Frase Verba, Frase Adjektiva, Frase Numeralia, Frase Adverbia, dan Frase Preposisi. Hal ini ditunjukan dengan menganalisis pada kalimat bahasa Dayak Mualang, yang menjelaskan kalimat tersebut sebagai Up (Unsur Pusat) dan Atr (Atribut). Kata Kunci: Tataran Frase, Bahasa Dayak Mualang
AFIKSASI BAHASA MELAYU SERAWAI DALAM CERITA RAKYAT Herpanus Herpanus; Debora Korining Tyas; Muhammad Dwiky Gusti Sultan
Jurnal KANSASI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 5, No 2 (2020): Jurnal KANSASI
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v5i2.1000

Abstract

Penelitian ini mendeskripsikan bentuk, fungsi, dan makna gramatikal afiks dalam Bahasa Melayu Serawai (BMS). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Lokasi penelitian di Desa Tanjung Raya, Kecamatan Serawai, Kabupaten Sintang. Data penelitian berupa 11 cerita rakyat. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Data ditranskripsi dengan aplikasi Elan versi 5.4 dan diinterlinier ke aplikasi Toolbox versi 1.6.3. Peneliti menemukan adanya 26 afiks. Afiks tersebut terdiri dari 14 prefiks yaitu prefiks ber-, di-, em-, ke, m-, meN-, n-, ng-, ny-, peN-, pem-, per-, se-, dan ter-. Satu sufiks -an dan 11 imbuhan gabung yaitu: be-h-, di-kan, di-b-, di-pe-, ke-ng-, me-n-kan, meng-ke, pe-ng-, per-an, se-n- dan se-peny. Fungsi afiks sebagai pembentuk nomina, verba aktif, verba pasif, adjektiva, adverbial, pronomina, dan numeralia. Makna gramatikal afiks meliputi: dalam keadaan, melakukan perbuatan, beberapa, saling, mempunyai, memberi, dikenai perbuatan, dijadikan, proses, sesuatu yang di-, diberi, menyatakan milik, berhubungan dengan, memiliki hubungan, menemukan, kata, yang berhubungan dengan, orang, sesuatu yang dapat di-, berhubungan, satu, bagian, saat itu juga, sesudah, tempat, sama, satuan bilangan, ketidaksengajaan, posisi, mengerjakan, alat, perihal dan sebatas.Kata Kunci: Afiksasi, Melayu Serawai, Cerita Rakyat
HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 02 TEMPUNAK Herpanus Herpanus; Evi Fitrianingrum; Ahensius Bantut
Jurnal KANSASI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 5, No 1 (2020): Jurnal KANSASI
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v5i1.734

Abstract

Masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antar kemandirian belajarterhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa indonesia kelas VIII. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui (1) seberapa besar hubungan kemandirian belajar terhadap hasilbelajar, (2) seberapa besar pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar, (3) apakahterdapat hubungan yang signifikan antara kemandirian belajar terhadap hasil belajar.Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif. Jumlah populasi dalampenelitian ini adalah 81 siswa dan seluruh populasi dijadikan sebagai sampel. Data yangdiambil menggunakan kuesioner. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitiankuantitatif, metode penelitian inferensial dan bentuk penelitian korelasi. Populasi sebanyak 81dan semua populasi dijadikan sebagai sampel penelitian, sedangkan teknik pengumpul datayang digunakan yaitu teknik komunikasi tidak langsung dan teknik dokumentasi. Alatpengumpul data berupa angket menggunakan skala likert dan dokumen. Selanjutnya terlebihdahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas data kemudian pengujian asumsi klasik. Datapenelitian selanjutnya dianalisis dengan uji kontribusi yaitu uji korelasi sederhana, ujideterminasi, dan uji regresi. Berdasarkan tujuan penelitian, hasil penelitian menunjukkanbahwa (1) kemandirian belajar terhadap hasil belajar memiliki hubungan sebesar 0,350 dalamkategori rendah. (2) pengaruh kemandirian belajar terhadap hasil belajar sebesar 13,8%. (3)terdapat pengaruh yang signifikan bersifat positif dan masuk dalam kriteria hubungan rendah.Dari hasil penelitian di atas, peneliti memberikan saran kepada siswa agar menyadaripentingnya kemandirian belajar yang berasal dari internal siswa itu sendiri tanpa ada doronganatau paksaan dari orang lain serta meningkatkan kemandirian belajar baik di rumah, di kelasdan di sekolah sehingga mampu pula meningkatkan hasil belajar siswa yang baik.Kata kunci: Kemandirian Belajar, Hasil Belajar.
PROSES RITUAL BELIAN DAN MAKNA SIMBOL MASYARAKAT DAYAK MUALANG Herpanus Herpanus; Yusuf Olang; Erlano Varni
Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Vol 7, No 1 (2022): JURNAL KANSASI
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v7i1.1610

Abstract

Upacara ritual belian merupakan adat istiadat secara turun-temurun dari zaman nenek moyang dahulu dan menjadi kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat setempat khususnya masyarakat Dayak Mualang Dusun Sungai Antu Kemunting. Penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya kepedulian dan minat masyarakat untuk melestarikan tradisi dan budaya apa saja yang ada di masyarakat itu sendiri. Tujuan dari Rituan Pengobatan Belian yaitu untuk mengobati orang yang sedang sakit agar sembuh. Rumusan masalah penelitian ini bagaimanakah Proses dan Makna Simbol Ritual Pengobatan Belian Dayak Mualang. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui Proses dan Makna Simbol pada Ritual pengobatan Belian Dayak Mualang Desa Sungai Antu Hulu Kecamatan Belitang Hulu Kabupaten Sekadau. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata dan gambar bukan angka-angka. Hasil penelitian Proses Ritual Belian Dayak Mualang didapat makna simbol pada ritual belian tersebut tersirat dengan beberapa benda berupa pedarak, pohon bambu buluh, kelansau, pentek, upah yang dimana masing- masing benda tersebut memiliki nilai makna luhur bagi masyarakat.Kata Kunci: Proses Ritual, Makna Simbol, Belian
REDUPLIKASI BAHASA DAYAK SEBERUANG ENSILAT DALAM PERCAKAPAN SEHARI-HARI DESA BONGKONG KECAMATAN SILAT HILIR KABUPATEN KAPUAS HULU Herpanus Herpanus; Debora Korining Tyas; Desy Melinda Leny
Jurnal KANSASI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 6, No 1 (2021): Jurnal KANSASI
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v6i1.1200

Abstract

Bangsa Indonesia memiliki banyak ragam bahasa yang digunakan oleh masyarakat sebagai alat komunikasi. Akibat keberagaman bahasa tersebut, tidak semua bahasa diketahui oleh masyarakat publik, contohnya bahasa Dayak Seberuang Ensilat. Dayak Seberuang Ensilat merupakan salah satu suku Dayak yang ada di Kalimantan Barat, Kabupaten Kapuas Hulu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana jenis-jenis, proses pembentukan, dan makna gramatikal kata bereduplikasi pada percakapan sehari-hari bahasa Dayak Seberuang Ensilat Desa Bongkong Kecamatan Silat Hilir Kabupaten Kapuas Hulu. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, metode deskriptif. Lokasi penelitian di Desa Bongkong, Kecamatan Silat Hilir, Kabupaten Kapuas Hulu. Objek dalam penelitian ini adalah kata yang bereduplikasi dalam bahasa Dayak Seberuang Ensilat. Sumber data penelitian ini adalah masyarakat Dayak Seberuang Ensilat di Desa Bongkong. Dari hasil penelitian pada kata yang bereduplikasi, terdapat dua rekaman percakapan yang diperoleh dengan menggunakan teknik pengumpulan data yaitu observasi moderat dan alat pengumpulan data yaitu alat rekam. Data ditranskripsi menggunakan aplikasi Elan versi 4.9.4. Berdasarkan dua percakapan tersebut, ditemukan 34 kata reduplikasi  pada data rekaman pertama dan 9 kata reduplikasi pada data rekaman kedua. Berdasarkan penelitian ini, diharapkan kita dapat mengenal, mengetahui dan memahami bahasa Dayak Seberuang Ensilat, serta mengetahui tentang jenis kata bereduplikasi, proses-proses pembentukan dan makna gramatikal dalam bahasa Dayak Seberuang Ensilat, supaya bahasa tersebut tetap terjaga. Kata kunci: Reduplikasi, Bahasa, Dayak Seberuang Ensilat
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGANALISIS UNSUR INTRINSIK CERPEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE INQUIRY Herpanus Herpanus; Sudarto Sudarto; Samsul Hidayat
Jurnal KANSASI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 4, No 1 (2019): Jurnal KANSASI
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v4i1.962

Abstract

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman anak terhadap unsur intrinsik cerita pendek menunjukan bahwa pencapaian nilai rata-rata siswa dibawah KKM, hal ini dikarenakan kurangnya aktivitas belajar siswa di kelas. Rumusan maslaha umu dalam penelitian ini yaitu Bagaimanakah peningkatan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan metode inquiry pada Siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri 07 Pelaik tahun pelajaran 2018/2019. Tujuan penelitiannya adalah untuk mendeskripsikan peningkatan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpen dengan menggunakan metode inquiry pada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 07 Pelaik tahun pelajaran 2018/2019.Pendekatan yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan bentuk penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus dengan setiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan tindakan, dan refleksi tindakan. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas VI SD Negeri 07 Pelaik. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan mengalami peningkatan dari nilai ratarata pretes siswa diperoleh 42,27 dengan ketuntasan klasikal 18,19% meningkat pada siklus I nilai rata-rata 50,90 dengan ketuntasan klasikal 27,73% sedangkan siklus II meningkat dengan nilai rata-rata 82,27 ketuntasan klasikal 81,81%.Berdasarkan analisis hasil penelitian dapat dinyatakan bahwa dengan menggunakan metode inquiry, dapat meningkatkan kemampuan menganalisis unsur intrinsik cerpenpada siswa kelas VI Sekolah Dasar Negeri 07 Pelaik tahun pelajaran 2018/2019. Kata Kunci: kemampuan menganalisis, unsur intrinsik cerpen, metode inquiry
ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA PADA SURAT RESMI DI DESA TANJUNG SARI KECEMATAN KETUNGAU TENGAH KABUPATEN SINTANG PERIODE TAHUN 2015-2019 Herpanus Herpanus; Tedi Suryadi; Pungli Alitopan
Jurnal KANSASI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia) Vol 4, No 2 (2019): Jurnal KANSASI
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v4i2.989

Abstract

Tujuan penelitian: (1) untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk kesalahan morfologi; (2) kesalahan diksi; (3) kesalahan ejaan; (4) sintaksis; (5) penyebab terjadinya kesalahan berbahasa; dan (6) upaya untuk meminimalkan kesalahan berbahasa pada surat resmi di Desa Tanjung Sari Kecamatan Ketungau Tengah kabupaten Sintang. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bentuk penelitian kualitatif deskriptif. Objek penelitian surat resmi. Teknik pengambilan informan peneliti menggunakan teknik purposive sempling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dan wawancara terstruktur. Hasil penelitian Pertama kesalahan bidang morfologi yang ditemukan terdapat 27 kesalahan. Kedua, kesalahan bidang diksi terdapat 21 kesalahan. Ketiga, kesalahan bidang ejaan terdapat 167 kesalahan. Keempat, kesalahan bidang sintaksis terdapat 9 kesalahan. Kelima, penyebab kesalahan berbahasa terdapat 4 yaitu tidak adanya panduan, tidak adanya pelatihan, pengaruh bahasa ibu dan tidak menguasai tata cara penulisan. Keenam, upaya untuk meminimalkan kesalahan berbahasa terdapat 2 upaya yaitu panduan internet dan pengecekan surat.Kata Kunci: Kesalahan Berbahasa, Surat Resmi, Morfologi, Diksi, Ejaan, Sintaksis
Pelatihan Keterampilan Berbicara Sri Astuti; Herpanus Herpanus; Tedi Suryadi
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 5 (2022): Volume 5 No 5 Mei 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i5.5853

Abstract

ABSTRAK Kegiatan pelatihan dilaterbelakangi rendahanya keterampilan siswa berkomunikasi dengan sopan. Siswa lebih banyak menggunakan telpon genggam dari pada komunikasi langsung dengan lingkungan sekitarnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada siswa agar terampil berkomunikasi secara sopan di lingkungan sosialnya. Metode yang digunakan adalah memberikan pelatihan prinsip-prinsip kesopanan dalam komunikasi terutama komunikasi kepada siswa SMP Nusantara Indah Sintang. Hasil yang diperoleh setelah kegiatan ini dilakukan, siswa lebih terampil berkomunikasi secara sopan. Faktor penyebab kurangnya keterampilan berkomunikasi secara sopan, yaitu kurangnya pengetahuan siswa tentang prinsip-prinsip kesopanan dalam berkomunikasi, kurangnya kesadaran orang tua akan pendidikan di lingkungan keluarga, dan kurangnya pendidikan orang tua. Faktor ekonomi yang memaksa orang tua lebih fokus mencari nafkah dan kurang memperhatikan pendidikan anak, kemajuan ilmu pengetahuan yang menyebabkan anak diberi fasilitas yang dapat mengakses segala sesuatu dengan bebas tanpa kontrol orang tua, anal lebih banyak menggunakan telepon genggam sehingga kurangnya interaksi langsung/komunikasi langsung dengan orang tua. Dapat disimpulkan bahwa setelah mendapatkan pelatihan keterampilan berbicara, siswa lebih terampil dalam komunikasi dengan mengedapankan prinsip-prinsip kesopanan, baik berbicara dengan sesame siswa, berbicara kepada guru, serta berbicara dilingkungan tempat tinggalnya. Kata Kunci: Kesopanan, Komunikasi, Pelatihan ABSTRACT The training activity was motivated by the low skills of students to communicate politely. Students use cell phones more than direct communication with the surrounding environment. This activity aims to provide training to students to be skilled at communicating politely in their social environment. The method used is to provide training on the principles of politeness in communication, especially communication to students of SMP Nusantara Indah Sintang. The results obtained after this activity is carried out, students are more skilled at communicating politely. Factors causing the lack of polite communication skills, namely the lack of knowledge of students about the principles of politeness in communication, lack of parental awareness of education in the family environment, and lack of parental education. Economic factors force parents to focus more on earning a living and pay less attention to their children's education. Advances in science cause children to be given facilities that can access everything freely without parental control. Anal uses mobile phones more so that there is less direct interaction/communication with parents. It can be concluded that after receiving speaking skills training, students are more skilled in communication by prioritizing the principles of politeness, both talking to fellow students, talking to teachers, and speaking in their neighborhood. Keywords: Politeness, Communication, Training
IMPLEMENTASI PROGRAM MERDEKA BELAJAR PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS SE KOTA SINTANG Herpanus Herpanus; Valentinus Ola Beding; Evi Fitrianingrum
Jurnal Kansasi: Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia dan Sastra Indonesia Vol 8, No 1 (2023): Jurnal Kansasi
Publisher : PBSI STKIP Persada Khatulistiwa Sintang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31932/jpbs.v8i1.2402

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan implementasi program merdeka belajar pada mata pelajaran bahasa Indonesia di sekolah menengah atas se kota Sintang”. Sekolah Menengah Atas (SMA) di dalam Kota Sintang, khususnya SMA Negeri 1, SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, dan SMA Negeri 4, sudah mengimplementasikan kurikulum merdeka belajar atau program merdeka belajar. Permasalahan yang timbul apakah program merdeka belajar yang diimplementasikan  sudah dilakukan sesuai dengan alur dari Kemendikbud atau tidak. Sehingga perlu dilakukan observasi lebih mendalam berkaitan dengan implementasdi program merdeka belajar pada keempat sekolah SMA tersebut. Mulai dari penyusunan RPP hingga peneilaian. Pendekatan penelitian kualitatif, dengan metode deskriptif. Yang menjadi subjek penelitian adalah empat orang guru bahasa Indonesia SMA se kota Sintang. Objek penelitiannya adalah perangkat pembelajaran yang sesuai dengan format kurikulum merdeka belajar. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara tak berstruktur, observasi tak berstruktur, dan dokumen. Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif meliputi uji credibility, transferability, dependability dan confirmability. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Berdasarkan hasil penelitian, SMA Negeri 1 Sintang belum menerapkan program merdeka belajar, sedangkan SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, dan SMA Negeri 4 yang ada di kota Sintang sudah menerapkan program merdeka belajar pada kelas X semester ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023. Kata Kunci: Program Merdeka Belajar, Bahasa Indonesia