Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Sosialisasi Pendidikan Seks Pada Anak Sejak Dini Di SDN 30 Kota Bima ST Nurbayan; Ida Waluyati; Nurnazmi Nurnazmi; Nikman Azmin; Arifuddin Arifuddin; M. Tahir
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 1 (2022): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.549 KB) | DOI: 10.55784/jompaabdi.Vol1.Iss1.49

Abstract

Maraknya pelecehan seksual yang terjadi di Kota dan Kabupaten Bima sangat meresahkan masyarakat karena dapat mengintimidasi dan merusak karakter dan secara sikologinya akan terganggu sepanjang perkembangannya. Data kekerasan dan pelecehan seksual sepanjang Tahun 2021 terdapat 14.517," kata Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati dalam diskusi virtual, Rabu (19 Januari 2022). Kemudian di Kelurahan Nitu terdapat 14 anak dibawah umur yang menjadi korban pelecehan seksua. Reskrim Polres Bima Kota IPTU M Rayendra (2021) laporan kasus pelecehan seksual di Bima meningkat tajam pada bulan Juni 2021 di Kelurahan Nitu Kota Bima terdapat belasan siswi yang diduga dilecehkan dan dari hasil visum terdapat empat orang yang mengalami luka dibagian vital. Oleh karena itu perlu dilakukan sosialisasi pendidikan seks pada anak sejak dini dengan tujuan agar anak-anak manpu menjaga dirinya dan dapat menjaga otonomi tubuh mereka. Sasaran kegiatan ini adalah anak-anak yang berumur 11 samapai 12 tahun sebanyak 40 orang yang dibagi menjadi 2 kelompo. Metode yang digunakan terdiri dari 3 tahap yakni tahap awal dilakukan dengan menyusun jadwal, menetapkan tempat, mempersiapkan materi dan membentuk kelompok kegiatan, tahap pelaksanaan melakukan sosialisasi dengan pemberian materi dan tahap evaluasi dengan memberikan kuesioner yang sama seperti pada awal untuk memantau peningkatan pemahaman pendidikan seks sejak dini, otonomi tubuh. Adapun  pencapaian hasil yang diharapkan terlaksananya kegiatan dan adanya peningkatan pemahaman anak untuk menerapkan pendidikan seks dan ketercapaiannya 75% peningkatan dari pertanyaan yang diajukan diawal.
REVEAL THE MYSTERY OF RITUAL SESAJEN (TOHO DORE) ON MBOJO TRIBE IN BIMA Nurnazmi Nurnazmi; Arifuddin Arifuddin; Nurhasanah Nurhasanah; Irfan Irfan; Ida Waluyati; ST Nurbayan; Syaifullah Syaifullah
Jurnal Sosiologi Reflektif Vol 15, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jsr.v15i1.1959

Abstract

The ritual offering of “toho dore” is a religious tradition carried out by the ancestors based on animism concept of “ma kakamba” and dynamism concept of “ma kakimbi”, which are still believed and practiced by some Mbojo tribes. The purpose of this study is to describe the meaning of ritual offerings (toho dore) for the Mbojo tribe community in Bima Regency; and to describe the ritual mystery (toho ra dore) in the Mbojo tribe of Bima Regency. The research approach uses a qualitative approach, ethnographic methods. Data collection techniques used are interviews, observations and documentations. Data analysis techniques using data reduction, data display and data verification. Testing the authenticity of the data using time triangulation, data sources and data collection techniques. All of the data are interpreted using Symbolic Interactionalism theory of George Herbert Mead. The findings show that ritual offerings serve people of Mbojo for various purposes: (1) Ritual offerings (toho dore) to obtain offspring, (2) Ritual offerings (toho dore) as a means of obtaining abundant harvests, (3) Ritual offerings (toho dore) to obtain large livestock yields, such as cattle and buffalo, (4) Ritual offerings (toho dore) to get a lot of sustenance when trading, even though the products sold are not as good and as many products as other business partners, (5) Ritual offerings (toho dore) to keep rice in the rice container (tewu bongi), (6) Ritual offerings (toho dore) so that the child in the content is not lost, (7) Ritual offerings (toho dore) to get a mate. Ritual sesajen (toho dore) merupakan suatu perilaku yang dilakukan oleh para nenek moyang atas kepercayaan pada dinamisme (ma kakamba) dan animisme (ma kakimbi) yang masih dipercayai dan dilaksanakan oleh sebagian suku Mbojo yang mempercayai keajaiban ritual-ritual tersebut. Lokasi-lokasi tertentu yang dipercayai oleh masyarakat untuk meletakkan sesajen (toho dore) yang terdiri dari kelapa muda, pisang, nasi ketan (oha mina), daun sirih, pinang dan ayam kampung yang berwarna putih atau hitam semua bulunya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan makna ritual sesajen (toho dore) bagi masyarakat suku Mbojo di Kabupaten Bima; dan untuk mendeskripsikan misteri ritual (toho dore) di suku Mbojo Kabupaten Bima. Teori yang digunakan yakni teori interaksionalisme simbolis George Herbert Mead. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, metode etnografi. Informan utama sejumlah 11 orang dan informan pendukung 3 orang, teknik sampling yang digunakan yakni snowball sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik interview, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data dan verifikasi data. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi waktu, sumber data dan teknik pengumpulan data. Temuan hasil penelitian terdiri dari (1) Ritual sesajen (toho dore) untuk mendapatkan keturunan, (2) Ritual sesajen (toho dore) sebagai sarana mendapatkan hasil panen berlimpah, (3) Ritual sesajen (toho dore) untuk mendapatkan hasil ternak yang banyak, seperti sapi dan kerbau, (4) Ritual sesajen (toho dore) untuk mendapatkan rezeki yang banyak saat berdagang padahal produk yang dijual tidak sebagus dan sebanyak produk rekan bisnis lainnya, (5) Ritual sesajen (toho dore) untuk tetap memiliki beras dalam tempat beras (tewu bongi), (6) Ritual sesajen (toho dore) agar anak dalam kandungan tidak hilang, (7) Ritual sesajen (toho dore) untuk mendapatkan jodoh, (8) Ritual sesajen (toho dore) untuk menyembuhkan sakit jiwa.
SOLIDARITAS TRADISI KELOMPOK WEHA RIMA PADA PETANI DI ERA NEW NORMAL : STUDI PADA PETANI PEREMPUAN DI DESA TALAPITI KECEMATAN AMBALAWI KABUPATEN BIMA Fitri Suciarti; Darwis; ST. Nurbayan
Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha Vol. 4 No. 3 (2022): Jurnal Pendidikan Sosiologi Undiksha
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Masyarakat Kabupaten Bima memiliki tradisi weha rima yang dilakukan secara turun temurun oleh masyarakat petani yang mencerminkan nilai solidaritas yang tinggi dalam melaksanakan kegiatan pertanian, Irmansah, syukurman (2018) mengatakan bahwa weha rima yang lebih diistilahkan dengan “susah senang kita bersama” yang berarti bersama-sama dalam keadaan suka dan duka, yang diyakini sebagai wujud kepedulian antara sesama dalam menghadapi segala persoalan atau kesulitan hidup yang secara sadar menimbulkan perasaan kolektif”. Perasaan kolektif berupa kesadaran kolektif yang terbentuk dalam diri petani saat adanya kesepakatan weha rima sebelum penggarapan lahan-lahan petani. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi analisis, teknik pengumpulan data yakni wawancara, dokumentasi dan observasi. Informan penelitian yakni kelompok weharima, kepala dusun dan pemerintah Desa. Hasil penelitian dianalisis dengan display data, ferifikasi data dan uji keabsahan data lalu kesimpulan. Hasil penelitian menunjukan bahwa solidaritas sosial kelompok weharima masyarakat Desa Talapiti ditengah covid-19. mereka masing-maing tetap menjaga jarak dengan menggunakan rimpu mpida yang menutupi semua kepala dan seluruh tubuhnya dan yang terlihat hanya mata saja, kemudian setiap anggota kelompok weha rima masing-masing membawa menu makan dari rumah masing-masing, dengan alasan selain menjaga jarak, tetapi juga menjaga agar tidak campur aduknya makan dan minum yang mereka makan, kemudian dapat meringankan beban teman pemilik lahan, sehingga pemilik lahan tidak lagi disibukkan dengan mempersiapkan makan dan minum. solidaritas masyarakat petani kelompok weha rima masing-masing terjaga dan kokoh, walaupun dilanda dengan covid-19, namun kebersamaan mereka tetap erat dan saling menjaga kekompakan dalam membantu, kekompakan dalam bekerja dan kekompakan dalam menjaga jarak agar selamat dari covid-19
Kendala Ibu Dalam Menghadapi Anak Kecanduan Gadget Darwis Darwis; M. Tahir; ST. Nurbayan
Jurnal Sinestesia Vol. 12 No. 1 (2022)
Publisher : Pusat Studi Bahasa dan Publikasi Ilmiah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ibu merupakan orang tua yang sangat berperan dalam perkembangan anaknya, sejak anak mulai bangun dipagi hari hingga anak-anak tidur di malam hari, memperhatikan menu makan, bentuk permainanya serta teman sepermainnya, tutur kata, sikap dan tingkah laku anak, peran ini dilakukan oleh ibu sejak anak menjadi bayi hingga anak-anak menjadi dewasa. Kemudian ditengah kehadiran alat tekhnologi sekarang membuat ibu-ibu mengalami kesulitan menghadapi anak-anak, disatu sisi anak-anak dilarang untuk mengenal teknologi, namun disisi lain, anak-anak sangat membutuhkan gadget, apalagi ditengah Covid-19 yang menimpah masyarakat sejak tahun 2019 lalu, anak-anak dituntut belajar dirumah dengan cara pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan kendala Ibu Rumah Tangga menghadapi anak-anak kecanduan gadget. Penelitian ini merupakan studi kasus dengan pendekatan deskriptif kualitatif, informan penelitian sebanyak 8 ibu rumah tangga yang ditentukan secara purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dokumentasi, kemudian analisis data menggunakan display data, ferifikasi data dan uji keabsahan data, lalu kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah bahwa kendala Ibu dalam menanggulangi kecanduan gadget pada anak di karenakan faktor kesibukan orang tua, pendidikan orang tua yang rata-rata rendah, anak-anak menggunakan gadget sebagai alasan belajar jarak jauh, faktor pengaruh lingkungan, dan gadget menjadi kebutuhan pokok anak.
Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos Dari Sampah Organik Di Desa Woko Kabupaten Dompu Nikman Azmin; Irfan Irfan; Muh Nasir; Harati Hartati; St. Nurbayan
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 1 No. 3 (2022): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sampah organik merupakan sampah yang mengandung bahan-nahan organik, kadar air tinggi dan mudak busuk. Banyak penumpukan sampah organik dapat merusak dan mencemari lingkungan serta menjadi wabah penyakit. Salah satu cara untuk mengolah sampah organik adalah pembuatan pupuk kompos. Kegiatan sosialisasi dan pelatihan pembuatan kompos dilaksanakan di Desa Woko dengan mahasiswa KKN STKIP Bima. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan bagi Masyarakat Desa Woko dalam pengolahan sampah organik. Kegiatan diawali dengan pemaparan melalui sosialisasi materi tentang sampah organik dan pupuk kompos secara umum kemudian dilanjutkan dengan pelatihan praktek pembuatan pupuk kompos dari sampah organik. Proses pembuatan kompos dilakukan dalam komposter 20 L menggunakan bioaktivator Effective Microorganism-4. Hasil yang diperoleh dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah peserta dapat memahami teknik pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dengan baik yang ditunjukkan dengan persentase capaian ≥ 75%.
FENOMENA PROSTITUSI ONLINE DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI MICHAT DI DESA NISA KECAMATAN WOHA KABUPATEN BIMA M. Farhan; ST Nurbayan; Nurhasanah Nurhasanah
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 5 No 2 (2022): Edusociata: Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v5i2.997

Abstract

Tujuan umum dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkan suatu gambaran mengenai fenomena pekerja seks komersial perempuan dengan menggunakan aplikasi MiChat di Desa Nisa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, karena data yang digunakan adalah data kualitatif yang didapat dari hasil wawancara, catatan lapangan dan pengamatan yang kemudian dipaparkan secara deskriptif. Sumber data dalam penelitian ini adalah anak yang menggunakan aplikasi mychat dan tokoh masyarakat atau tokoh agama. Dalam penelitian ini ada beberapa tekhnik pengumpulan data yang tepat digunakan diantaranya adalah (1) Lembar Observasi, (2) Pedoman Wawancara, dan (3) Dokumentasi. Pengumpulan data dilakukan dengan mencatat semua data yang diperoleh ketika observasi, catatan lapangan, dokumentasi, dan wawancara. Berkaitan dengan responden dalam penelitian ini kita dapat menemukan nama-nama username dalam chatting MiChat mereka biasanya menggunakan username dengan kata-kata yang identik dengan dunia prostitusi atau seks seperti, ce_semok, ce_montok, ce_butuh, gadis_bispak (singkatan dari bisa dipakai), ce_ML (singkatan dari making love atau hubungan kelamin) dan lainnya. Ciri-ciri perempuan pekerja seks komersial yang menggunakan MiChat adalah (1) mandiri dalam bekerja, (2) Golongan terdidik, (3) Terampil menggunakan alat komunikasi, (4) Melayani kebutuhan seks golongan menengah ke bawah, (5) Sangat selektif dalam memilih konsumen. Faktor-Faktor Pendorong Perempuan Pekerja Seks Komersial Menggunakan MiChat Sebagai Media Untuk Mendapatkan Konsumen adalah Faktor Privasi dan Keamanan, Faktor Kemudahan, Faktor Keuntungan yang Lebih Banyak Bagi Pekerja Seks. Mekanisme Perempuan Pe kerja Seks Komersial dengan Modus Chatting MiChat. Bagaimanapun juga perempuan pekerja seks adalah pelaku penyimpangan sosial atau devian yang tidak sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat. Berdasarkan temuan di lapangan pekerja seks komersial yang menggunakan MiChat menempatkan faktor kesulitan ekonomi menjadi hal yang mendorong mereka untuk bekerja sebagai pekerja seks. Penggunaan MiChat adalah untuk menghindari stigma negatif atas penyimpangan yang dilakukan berkaitan erat dengan faktor keamanan dan privasi yang mendorong munculnya praktik prostitusi di MiChat.
DAMPAK PERCERAIAN ORANG TUA TERHADAP SIKAP SOSIAL ANAK (Studi Desa karampi Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima) Nuridiatul Fitri; ST. Nurbayan; Syaifullah Syaifullah
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 5 No 2 (2022): Edusociata: Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v5i2.1005

Abstract

Peran orang tua sangat penting dalam membimbing dan mengasuh anak kearah yang lebih baik, karena menurut Sujanto (Sudarsono, 2008:125) bahwa esensi Pendidikan anak adalah tanggung jawab orang tua memiliki peran penting untuk membantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak dalam mendidik dan memberikan arahan yang lebih baik. Namun ketika orang tua mengalami perceraian, maka pengasuhan dan pendidikan anak lebih sering diabaikan oleh orang tua, sehingga perceraian orang tua akan berdampak banyak terhadap anak-anak dalam rumah tangga. Penelitian ini merupakan penelitian studi dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Informan penelitian ini sebanyak 8 orang yang berasal dari keluarga broken Home (bercerai), anak-anak ini rata-rata tinggal bersama ibunya, tanpa ada perhatian dari bapak, penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Untuk memudahkan pengambilan data, digunakan pula intstrumen penelitian, lalu analisis data digunakan display data, ferifikasi data, uji keabsahan data dan kesimpulan. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa sikap sosial anak dari keluarga broken home atau yang bercerai di Desa Karampi Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima adalah Rata-rata minder karena sering diberi julukan jelek oleh teman-teman, lebih cepat emosional, lebih suka diam dan bermain sendirian, kurang berprestasi, lebih banyak melamun dan sedih, selalu berprasangka tidak baik
Bimbingan Teknis dan Pemberdayaan Kelompok Tani Bendungan Sumi Dalam Penanaman Tanaman Hortikultura Nikman Azmin; Irfan Irfan; Muh. Nasir; Hartati Hartati; Syukurman Syukurman; ST. Nurbayan
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Proses budidaya tanaman hortikultura tidak hanya berupaya memanfaatkan lahan tandus, lahan yang belum tergarap dan lpemanfaatan lahan yang bersambungan denganaliran sungai. Disamping itu perbaikan dan peningkatan taraf kehidupan masyarakat juga dapat dihasilkan dengan melakukan kegiatan pertanian dibidang hortikultura dengan memanfaatkan lahan yang belum digarap. Objek dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah kelompok tani Bendungan Sumi Kecamatan Sape Kabupaten Bima. Jumlah Kelompok Tani Bendungan Sumi terdiri dari 5 Kelompok dengan jumlah orang 150 orang lebih yang selama ini memanfaatkan lahan yang berada di sekitar pegunungan. Permasalahan pada kelompok tani adalah terbatasnya jenis tanaman yang ditanam karena terkendala dengan pengetahuan dan keterampilan masyarakat yang masih kurang. Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksakan dalam bentuk penyuluhan dan praktek langsung budidaya tanaman buah seperti, Durian, Rambutan dan Klengkeng. Program pengabdian kepada masyarakat ini menghasilkan target dan luaran berupa keterampilan dan produk, yakni meningkatnya pengetahuan dan keterampilan anggota tani dalam proses budidaya tanaman buah. Selain itu peningkatan kemampuan masyarakat kelompok tani dalam mengelola lahan yang belum tergarap serta dalam wirausaha tanaman buah. Berdasarkan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, dapat disimpulkan beberapa hal seperti pengelolaan lahan luas yang belum tergarap dengan melakukan kegiatan budidaya tanaman buah dan memberikan manfaat yang besar bagi peningkatan produktivitas lahan, mitra memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam proses budidaya tanaman buah-buahan.
KOLABORASI GURU DAN MAHASISWA DALAM MELAKUKAN PEMBELAJARAN LITERASI DAN NUMERASI KAMPUS MENGAJAR 4 DI SMPN 10 KOTA BIMA Nur Faridah; Nurhasanah Nurhasanah; M. Tahir; ST. Nurbayan; Arifuddin Arifuddin
Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi Vol 6 No 1 (2023): Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi
Publisher : Edu Sociata : Jurnal Pendidikan Sosiologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33627/es.v6i1.1159

Abstract

Suatu Negara dapat dikatakan sebagai negara yang maju dapat diukur dengan. Infrastruktur yang mendukung demi terciptanya pendidikan yang baik, tetapi hingga saat ini masih banyak infrastruktur tertinggal baik dalam sarana dan prasarana, guru, akses yang terbatas terutama daerah 3T, sehingga KEMENDIKBUD mengeluarkan program Kampus merdeka untuk mengatasi persoalan diatas yakni Kampus Mengajar yang merupakan salah satu bagian program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM sengan tujuan menggali potensi terbesar para guru dan siswa untuk berinovasi meningkatkan kualitas pembelajaran secara mandiri untuk membantu pembelajaran Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama yang berstatus 3T. Menghadirkan mahasiswa untuk berkolaborasi dengan guru sebagai bagian dari penguatan pembelajaran literasi dan numerasi serta menjadi mitra guru dalam melakukan kreativitas dan inovasi dalam pembelajaran. Penelitian ini menggunakan deskripsi Analisis dengan pendekatan kualitatif. Informan penelitian sebanyak 3 orang mahasiswa dan 3 orang guru IPS serta 15 orang siswa kelas VIIa, VIIb, dan VIIc yang ditentukan secara random sampling. Tenik pengumpulan data dengan observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian data dianalisis dengan resuksi data, display data dan keabsahan data dan kesimpulan. Hasil penelitian menggambarkan bahwa kolaborasi guru dan mahasiswa dalam melakukan kreativitas pembelajaran literasi dan numerasi dapat dilihat dari kekompakan dalam melaksanakan pengajaran, merealisasikan adaptasi teknologi, administrasi sekolah, sehingga ketimpangan layanan dan akses pendidikan yang dialami oleh siswa-siswa dapat diatasi
Pelatihan Pembelajaran Literasi Berbasis Level Kemampuan Membaca (Metode TaRL) Bagi Guru SD Di Kecamatan Sape Kabupaten Bima Tasrif Tasrif; M. Tahir; Ida Waluyati; Arifuddin Arifuddin; ST. Nurbayan
Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 2 No. 2 (2023): Jompa Abdi: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Yayasan Jompa Research and Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Permasalahan pembelajaran yang saat ini ramai diperbincangkan adalah rendahnya kemampuan literasi dasar membaca di Sekolah Dasar (SD). Sismulyasih, (2018) Peserta didik akan sangat kesulitan untuk memahami isi pembelajaran apabila tidak memiliki kemampuan membaca, sementara anak-anak sekarang sangat terlena dengan gadget dan berbagaimacam aplikasi yang dengan mudah digunakan didalamnya, anak-anak sangat jarang duduk dengan buku untuk membaca dan mengerjakan tugas, mereka sangat rajin mengikuti proses belajar namun sangat sedikit memiliki keinginan untuk membaca. Hal ini sangat memprihatinkan untuk keberlanjutan generasi bangsa ini. Untuk itu perlu diberikan pendampingan yang diawali dengan memberikan pelatihan pada guru-guru SD tentang metode pembelajaran TaRL (Teaching at The Right Level), kemudian guru-guru dapat mempraktekan pada peserta didiknya dengan tujuan guru-guru dapat meningkatkan kemampuan membaca peserta didik di Sekolah. Metode yang digunakan adalah berbentuk pendampinganyang diawali dengan survay, pelaksanan dengan memberikan materi, lalu evaluasi dan kesimpulan. Peserta berasal dari keterwakilan guru SD di Kota Bima sebanyak 50 orang. Hasil kegiatan adalah semua peserta dapat memahami materi metode TaRL dengan baik dan akan mempraktekan pada saat melaksanakan proses pengajarannya pada siswa SD yang diajarkannya.