Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007, prevalensi tumor di Indonesia adalah 4,3 per 1.000 penduduk, yang sebelumnya kasus kematian akibat kanker meningkat dari 3,4 % (1980) menjadi 6 % (2001). Terapinya antara lain kemoterapi. Dampak dari kemoterapi salah satunya adalah mual – muntah.Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi fisik dengan menggunakan pengukuran Karnofsky Performance dengan kejadian mual muntah yang dibagi menjadi tiga type yaitu antisipatori, akut dan tertunda pada penderita kanker yang mendapatkan kemoterapi. Jenis penelitian menggunakan metode Descriptive Analitic dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel 40 orang dari populasi 44 orang. Uji statistik menggunakan analisa univariat dan bivariat (chi square).Hasil penelitiandiperoleh gambaran kondisi fisik penderita kanker yaitu 50 % kondisi fisik cukup baik dan 50 % lainnya kondisi fisik lemah. Kejadian mual – muntah sebagian besar terjadi segera setelah kemoterapi 62,5 %, sebagian kecil sebelum kemoterapi 2,5 %, dan 35 % terjadi 24 jam setelah kemoterapi. Hasil yang didapatkan tidak ada hubungan antara kondisi fisik dengan kejadian mual – muntah pada penderita kanker yang mendapatkan kemoterapi dengan p-value ( 0,439) lebih besar dari alpha (0,05). Kesimpulan: Setengah responden memiliki kondisi fisik yang cukup baik dan setengahnya lagi memiliki kondisi fisik yang lemah, sebagian besar mual – muntah terjadi segera setelah kemoterapi. Tidak ada hubungan antara kondisi fisik dengan kejadian mual - muntah. Kata Kunci : Kondisi Fisik, Kejadian Mual Muntah, Kanker, dan Kemoterapi