Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Peta dan Struktur Vegetasi Naungan Porang (Amorphophallus muelleri Blume) di Wilayah Malang Raya Wahyuningtyas, Rosyta Dwi; Rahardi, Brian
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.079 KB)

Abstract

Porang (Amorphophallus muelleri Blume) adalah salah satu jenis tanaman terna dalam famili Araceae yang dapat tumbuh dengan baik di bawah naungan, seperti di bawah naungan pohon jati, mahoni, sonokeling, rumpun bambu, atau di antara semak belukar. Vegetasi naungan tersebut dapat dijadikan sebagai preferensi habitat porang di suatu wilayah, sehingga lebih mudah mengetahui populasi porang terbanyak di bawah vegetasi naungan tertentu. Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis vegetasi yang menjadi naungan porang di berbagai wilayah Malang Raya. Selain itu, bertujuan pula untuk membuat peta vegetasi naungan porang agar diketahui habitat porang di berbagai wilayah Malang Raya. Penelitian dilakukan dengan mencari informasi mengenai keberadaan porang di wilayah Malang Raya kepada key person sehingga nantinya dapat dilakukan pengambilan data vegetasi naungan porang dengan menggunakan metode kuadran. Selain itu, dilakukan pembuatan peta vegetasi naungan porang dengan menggunakan software Quantum GIS. Berdasarkan hasil analisis vegetasi naungan diketahui bahwa porang banyak ditemukan di bawah naungan bambu (Gigantochloa atter), sehingga bambu memiliki INP tertinggi diantara spesies lainnya pada sebagian besar wilayah eksplorasi porang. Selain bambu, pohon jati (Tectona grandis) dan mahoni (Swietenia mahagoni) juga merupakan vegetasi naungan yang dominan pada beberapa wilayah. Dengan demikian, preferensi naungan porang dapat diketahui dari jenis vegetasi naungannya sehingga dengan adanya peta vegetasi naungan di setiap wilayah dapat mempermudah masyarakat untuk mengetahui jenis vegetasi naungan porang yang dominan di wilayah Malang Raya. Kata kunci: Bambu (Gigantochloa atter), Porang (Amorphophallus muelleri Blume), Quantum GIS, dan vegetasi naungan porang.
Peta dan Pola Persebaran Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Pada Beberapa Area di Kabupaten Jember Sari, Ratna Wulan; Azrianingsih, Rodliyati; Rahardi, Brian
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1080.646 KB)

Abstract

Porang (Amorphophallus muelleri Blume) merupakan jenis tanaman umbi-umbian yang mengandung glukomanan. Di Jepang, tepung umbi Porang sudah dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri. Di Indonesia sendiri selain masyarakatnya yang belum mengerti cara memanfaatkan porang, mereka juga belum mengerti lokasi keberadaan porang. Penelitian ini bertujuan untuk membuat peta persebaran Porang serta untuk mengetahui pola persebarannya di Kabupaten Jember. Penelitian awal dilakukan dengan mencari informasi mengenai keberadaan tanaman Porang. Lokasi koordinat porang yang ditemukan ditandai dengan GPS. Lokasi koordinat Porang yang telah didapatkan ditampilkan dalam bentuk peta persebaran menggunakan program Quantum GIS 1.7.4. Pola persebaran Porang dianalisis menggunakan Indeks Morisita. Porang di Kabupaten Jember terbagi menjadi dua jenis yaitu Porang yang tumbuh liar dan Porang budidaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Porang budidaya memiliki pola persebaran seragam dan random, sedangkan Porang yang tumbuh liar memiliki pola persebaran mengelompok dan random. Pada umumnya Porang yang ditanam dapat membentuk pola persebaran yang seragam, mengelompok maupun random, ini dikarenakan adanya campur tangan dari penanamnya. Sedangkan Porang yang tumbuh liar akan membentuk pola persebaran mengelompok maupun random, hal ini disebabkan Porang tumbuh secara alami. Kata kunci: Porang, Pemetaan, pola persebaran, Kabupaten Jember
Peta Persebaran Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Berdasarkan Topografi Wilayah di Malang Raya Alifianto, Faldy; Azrianingsih, Rodliyati; Rahardi, Brian
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : Biotropika: Journal of Tropical Biology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.071 KB)

Abstract

Porang (Amorphophallus muelleri Blume) merupakan salah satu tumbuhan lokal Indonesia yang banyak tersebar di Pulau Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan porang di wilayah Malang Raya dan mengonstruksi peta persebaran porang berdasarkan topografi wilayah. Metode penelitian terdiri dari kegiatan eksplorasi porang dan pembuatan peta persebarannya. Eksplorasi dilakukan di Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Porang yang ditemukan dicatat koordinat lokasi dan kelimpahannya, kemudian dibuat peta persebaran porang dengan menggunakan software Quantum GIS. Berdasarkan hasil eksplorasi di Malang Raya, porang ditemukan di 12 lokasi dan tersebar di 8 kecamatan di Kabupaten Malang. Porang yang ditemukan berupa porang liar (9 lokasi) dan porang budidaya (3 lokasi).  Satu lokasi populasi porang dapat memiliki plot (1x1 meter) berjumlah 2 – 111 plot dan setiap plot dapat ditemukan 1 – 24 individu porang. Berdasarkan topografi wilayah, setiap lokasi memiliki ketinggian bervariasi antara 34 – 931 meter di atas permukaan laut. Kemiringan lokasi antara 6° - 30,75° dan terklasifikasi dalam area agak miring hingga curam (kelas C - F). Namun porang banyak ditemukan di daerah lereng miring (kelas D). Di Malang Raya, porang umumnya tumbuh di bawah tegakan bambu dan jati. Peta persebaran porang di Malang Raya ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi tersedianya informasi lokasi dan kondisi keberadaan porang di suatu wilayah di Pulau Jawa.   Kata kunci: Malang Raya, pemetaan, porang, topografi
Constructing Phenetic and Phylogenetic Relationship Using Clad'97 Rahardi, Brian; Arumningtyas, Estri Laras; Mahmudi, Wayan Firdaus
Journal of Tropical Life Science Vol 2, No 1 (2012)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Relationship construction has a very important position in classification process for arranging taxonomy of organism. In the world of taxonomy, there are two the most familiar relationship diagram, cladogram and phenogram. In every construction activity, a researcher is always facing character state data from taxa that becomes components of the diagram. Calculation that is used for construction is often incorporate iterative or repetitive process that needs time and precision. The existence of calculating tools that produces both text and graphical output are hopefully decrease time and error during construction. Basic algorithm that is used in calculation is for phylogenetic construction by Kluge and Farris in 1969,for phenetic construction using cluster analysis with slight modification. Basic common algorithm used in the software is by calculating two dimensional arrays of taxa x characters matrix and creating distance or similarity matrix. In more detail the program creates one dimensional array of taxonomical object and each object has some other one dimensional array containing data commonly exist in a taxonomic unit. The relationship between one object and theother are regulated by an object that created by class representing taxonomic tree. Cladogram is constructed by calculating nearest distance between each taxon (OTU) and creating one HTU in every bifurcation. Phenogram is constructed agglomeratively by searching highest similarity between taxon then grouped into new taxon. Program calculates numerical data after we do character scoring. Final result for each user may be different; this may be due to decision by user during construction process. This paper hopefully attracts people from systematic computation to develop further into open source software and multi-platform feature.
Peta dan Struktur Vegetasi Naungan Porang (Amorphophallus muelleri Blume) di Wilayah Malang Raya Rosyta Dwi Wahyuningtyas; Brian Rahardi
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Porang (Amorphophallus muelleri Blume) adalah salah satu jenis tanaman terna dalam famili Araceae yang dapat tumbuh dengan baik di bawah naungan, seperti di bawah naungan pohon jati, mahoni, sonokeling, rumpun bambu, atau di antara semak belukar. Vegetasi naungan tersebut dapat dijadikan sebagai preferensi habitat porang di suatu wilayah, sehingga lebih mudah mengetahui populasi porang terbanyak di bawah vegetasi naungan tertentu. Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis vegetasi yang menjadi naungan porang di berbagai wilayah Malang Raya. Selain itu, bertujuan pula untuk membuat peta vegetasi naungan porang agar diketahui habitat porang di berbagai wilayah Malang Raya. Penelitian dilakukan dengan mencari informasi mengenai keberadaan porang di wilayah Malang Raya kepada key person sehingga nantinya dapat dilakukan pengambilan data vegetasi naungan porang dengan menggunakan metode kuadran. Selain itu, dilakukan pembuatan peta vegetasi naungan porang dengan menggunakan software Quantum GIS. Berdasarkan hasil analisis vegetasi naungan diketahui bahwa porang banyak ditemukan di bawah naungan bambu (Gigantochloa atter), sehingga bambu memiliki INP tertinggi diantara spesies lainnya pada sebagian besar wilayah eksplorasi porang. Selain bambu, pohon jati (Tectona grandis) dan mahoni (Swietenia mahagoni) juga merupakan vegetasi naungan yang dominan pada beberapa wilayah. Dengan demikian, preferensi naungan porang dapat diketahui dari jenis vegetasi naungannya sehingga dengan adanya peta vegetasi naungan di setiap wilayah dapat mempermudah masyarakat untuk mengetahui jenis vegetasi naungan porang yang dominan di wilayah Malang Raya. Kata kunci: Bambu (Gigantochloa atter), Porang (Amorphophallus muelleri Blume), Quantum GIS, dan vegetasi naungan porang.
Peta Persebaran Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Berdasarkan Topografi Wilayah di Malang Raya Faldy Alifianto; Rodliyati Azrianingsih; Brian Rahardi
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 2 (2013)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Porang (Amorphophallus muelleri Blume) merupakan salah satu tumbuhan lokal Indonesia yang banyak tersebar di Pulau Jawa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberadaan porang di wilayah Malang Raya dan mengonstruksi peta persebaran porang berdasarkan topografi wilayah. Metode penelitian terdiri dari kegiatan eksplorasi porang dan pembuatan peta persebarannya. Eksplorasi dilakukan di Malang Raya yang meliputi Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kota Batu. Porang yang ditemukan dicatat koordinat lokasi dan kelimpahannya, kemudian dibuat peta persebaran porang dengan menggunakan software Quantum GIS. Berdasarkan hasil eksplorasi di Malang Raya, porang ditemukan di 12 lokasi dan tersebar di 8 kecamatan di Kabupaten Malang. Porang yang ditemukan berupa porang liar (9 lokasi) dan porang budidaya (3 lokasi).  Satu lokasi populasi porang dapat memiliki plot (1x1 meter) berjumlah 2 – 111 plot dan setiap plot dapat ditemukan 1 – 24 individu porang. Berdasarkan topografi wilayah, setiap lokasi memiliki ketinggian bervariasi antara 34 – 931 meter di atas permukaan laut. Kemiringan lokasi antara 6° - 30,75° dan terklasifikasi dalam area agak miring hingga curam (kelas C - F). Namun porang banyak ditemukan di daerah lereng miring (kelas D). Di Malang Raya, porang umumnya tumbuh di bawah tegakan bambu dan jati. Peta persebaran porang di Malang Raya ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi tersedianya informasi lokasi dan kondisi keberadaan porang di suatu wilayah di Pulau Jawa.   Kata kunci: Malang Raya, pemetaan, porang, topografi
Checklist of flora along tourist trails to Mt. Lamongan, East Java (Indonesia): misconception of restoration and ecotourism programs in mountain region? Luchman Hakim; Brian Rahardi; Arief Rachmansyah
Journal of Degraded and Mining Lands Management Vol 5, No 3 (2018)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.227 KB) | DOI: 10.15243/jdmlm.2018.053.1299

Abstract

The aim of this research was to evaluate the diversity of plant species along the tourist trails to Mt. Lamongan and combat any misconceptions about ecosystem restoration and the ecotourism development program in Mt. Lamongan. A floristic survey was done through flora identification along the hiking trail from the gate of Mt. Lamongan nature recreation area in Papringan Village to the slopes of Mt. Lamongan. The identified species were listed and their taxonomic status analyzed using information from the GRIN website. This study found that exotic plant species are abundant along the tourist tract. Human activities were identified as contributing to the introduction and establishment of exotic plant species. Result of the research indicate that restoration knowledge and techniques do not exist in the Mt. Lamongan region. A comprehensive evaluation of flora should be implemented to enhance the restoration program and protect forest area, especially the tourist corridor to the peak of Mt. Lamongan. Integrated actions to enhance restoration and promote tourism are needed. It encompasses strengthening the restoration concept and technology, eradication of exotic plant species, and establishing a proper tourism interpretive tract.
Peta dan Pola Persebaran Porang (Amorphophallus muelleri Blume) Pada Beberapa Area di Kabupaten Jember Ratna Wulan Sari; Rodliyati Azrianingsih; Brian Rahardi
Biotropika: Journal of Tropical Biology Vol 1, No 4 (2013)
Publisher : University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Porang (Amorphophallus muelleri Blume) merupakan jenis tanaman umbi-umbian yang mengandung glukomanan. Di Jepang, tepung umbi Porang sudah dimanfaatkan dalam berbagai bidang industri. Di Indonesia sendiri selain masyarakatnya yang belum mengerti cara memanfaatkan porang, mereka juga belum mengerti lokasi keberadaan porang. Penelitian ini bertujuan untuk membuat peta persebaran Porang serta untuk mengetahui pola persebarannya di Kabupaten Jember. Penelitian awal dilakukan dengan mencari informasi mengenai keberadaan tanaman Porang. Lokasi koordinat porang yang ditemukan ditandai dengan GPS. Lokasi koordinat Porang yang telah didapatkan ditampilkan dalam bentuk peta persebaran menggunakan program Quantum GIS 1.7.4. Pola persebaran Porang dianalisis menggunakan Indeks Morisita. Porang di Kabupaten Jember terbagi menjadi dua jenis yaitu Porang yang tumbuh liar dan Porang budidaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Porang budidaya memiliki pola persebaran seragam dan random, sedangkan Porang yang tumbuh liar memiliki pola persebaran mengelompok dan random. Pada umumnya Porang yang ditanam dapat membentuk pola persebaran yang seragam, mengelompok maupun random, ini dikarenakan adanya campur tangan dari penanamnya. Sedangkan Porang yang tumbuh liar akan membentuk pola persebaran mengelompok maupun random, hal ini disebabkan Porang tumbuh secara alami. Kata kunci: Porang, Pemetaan, pola persebaran, Kabupaten Jember
Eksplorasi Beberapa Jalur Potensi Wisata Birdwatching di Bandealit, Taman Nasional Meru Betiri Agung S. Kurnianto; Faldy Alifianto; Hamdani D. Prasetyo; Brian Rahardi
Journal of Indonesian Tourism and Development Studies Vol. 1 No. 1 (2013)
Publisher : Program Pascasarjana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia adalah salah satu dari negara tropis dunia yang memiliki kekayaan biodiversitas yang sangat tinggi. Salah satu kawasan yang memiliki biodiversitas tinggi dan dijadikan cagar alam adalah Meru Betiri. Kawasan ini tidak hanya terkenal dengan perlindungan terhadap Harimau Jawa, tetapi juga berbagai keindahan panorama alam dan lokasi hutan  hujan tropis yang masih terlindung, salah satunya adalah wilayah Bandealit. Penelitian ini bertujuan menentukan jalur strategis yang dapat disarankan sebagai jalur birdwatching di Bandealit. Pengamatan dilakukan selama dua hari, yaitu pada tanggal 16-17 Nopember 2012. Pengamatan dilakukan dengan menjelajahi jalur-jalur yang dinilai berpotensi sebagai lokasi pengembangan birdwatching. Selain itu, juga dilakukan wawancara terhadap orang-orang kunci untuk mengetahui fluktuasi jumlah spesies di kawasan, konfirmasi jenis, serta mencari informasi terkait spesies yang belum dapat ditemukan. Kami telah menentukan tiga jalur yang berpotensi sebagai jalur birdwatching, yaitu Muara Timur (jalur 1), Savana (jalur 2), dan Lintasan Satwa (jalur 3). Jalur 1 tidak direkomendasikan karena kuantitas dan kualitas spesies yang ditemukan tidak terlalu baik. Jalur 2 dan jalur 3 direkomendasikan untuk pengembangan wisata birdwatching di Bandealit. Kata kunci: Bandealit, birdwatching, jalur birdwatching
Constructing Phenetic and Phylogenetic Relationship Using Clad'97 Brian Rahardi; Estri Laras Arumningtyas; Wayan Firdaus Mahmudi
Journal of Tropical Life Science Vol. 2 No. 1 (2012)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Relationship construction has a very important position in classification process for arranging taxonomy of organism. In the world of taxonomy, there are two the most familiar relationship diagram, cladogram and phenogram. In every construction activity, a researcher is always facing character state data from taxa that becomes components of the diagram. Calculation that is used for construction is often incorporate iterative or repetitive process that needs time and precision. The existence of calculating tools that produces both text and graphical output are hopefully decrease time and error during construction. Basic algorithm that is used in calculation is for phylogenetic construction by Kluge and Farris in 1969,for phenetic construction using cluster analysis with slight modification. Basic common algorithm used in the software is by calculating two dimensional arrays of taxa x characters matrix and creating distance or similarity matrix. In more detail the program creates one dimensional array of taxonomical object and each object has some other one dimensional array containing data commonly exist in a taxonomic unit. The relationship between one object and theother are regulated by an object that created by class representing taxonomic tree. Cladogram is constructed by calculating nearest distance between each taxon (OTU) and creating one HTU in every bifurcation. Phenogram is constructed agglomeratively by searching highest similarity between taxon then grouped into new taxon. Program calculates numerical data after we do character scoring. Final result for each user may be different; this may be due to decision by user during construction process. This paper hopefully attracts people from systematic computation to develop further into open source software and multi-platform feature.