Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT DALAM RANSUM BASAL TERHADAP PERTAMBAHAN BOBOT BADAN, KONSUMSI RANSUM, KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN KONVERSI RANSUM TERNAK BABI Fransisco Heryfianto; I Made Suaba Aryanta; Tagu Dodu
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 2 No 2 (2015): Desember 2015
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v2i2.777

Abstract

The research was aim to determine the effect of curcuma meal suplemention treatment in basal diet for weight improvement, diet consumption, crude protein consumption, and diet conversion in pigs. The materials used in the research were 12 - two to three months landrace female piglets with initial weights vary from 8.50 to 15 kilograms and variance coefficient 23.32%. The ransom materials used were corn, rice bran, fish meal, concentrate 157, curcuma meal, moringa meal, mineral 10 and coconut oil. A randomized block designed method was employed in the research with 4 treatments and 3 replicates. The treatments tested were: R0: basal ration without turmeric meal (control), R1: basal ration + 0,25% turmeric meal, R2: basal ration + 0,50% turmeric meal, R3: basal ration + 0,75% turmeric meal. The parameters measured in this research were body weights improvement, diet consumption, crude protein consumption and diet conversion. ANOVA analysis results showed that the treatment effect was not significant (P> 0.05) affecting the increase of body weights, diet consumption, crude protein consumption, and diet conversion. Therefore, it can be concluded that the suplemention of curcuma meal on the level of 0.25% to 0,75% give relatively equal effect on the measured parameters. Tujuan penelitian adalah untuk mengevaluasi pengaruh penambahan tepung kunyit dalam ransum basal terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, konsumsi protein kasar dan konversi ransum ternak babi. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi betina peranakan landrace yang berumur 2–3 bulan dengan berat badan awal 8,5–15 kg (KV=23,32%). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah : R0: Ransum basal tanpa tepung kunyit (kontrol), R1: Ransum basal + tepung kunyit 0,25%, R2: Ransum basal + tepung kunyit 0,50%, R3: Ransum basal + tepung kunyit 0,75%. Parameter yang diukur adalah pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, konsumsi protein kasar dan konversi ransum. Hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap pertambahan bobot badan, konsumsi ransum, konsumsi protein kasar dan konversi ransum. Bertolak dari hasil tersebut disimpulkan bahwa tingkat penambahan tepung kunyit dengan persentase 0,25–0,75% memberiakan respon yang relatif sama.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG KUNYIT DALAM RANSUM BASAL TERHADAP PERTAMBAHAN UKURAN LINEAR TUBUH DAN INCOME OVER FEED COST PADA BABI Saul Titus Tanghamap; Tagu Dodu; Ni Nengah Suryani
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 3 No 1 (2016): Juni 2016
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v3i1.787

Abstract

A study has been conducted in the village of East Baumata, District Taebenu, Kupang, for 8 weeks from the date of 11 February to 7 April 2016. The purpose of this study was to know the effect of adding turmeric powder (Curcuma domestica, Val) in the basal ration to gain linear body size and Income Over Feed Cost in pigs. The material used in this study was 12 landrace famale pigs aged 2 to 3 months with variations in weight from 8,50 - 15.00 kg, and the coefficient of variation of 23,32%. The feed material used was corn, rice bran, 157 concentrates, fish powder, turmeric powder, moringa flour, mineral-10 and coconut oil. The method used in this study was randomized block design (RAK) with 4 treatments and 3 replications. The treatments tested were: R0: basal ration without turmeric powder (control), R1: basal ration + 0,25% turmeric powder, R2: basal ration + 0,50% turmeric powder, R3: basal ration + 0,75% turmeric powder. ANOVA analysis results showed that the treatment effect was not significant (P> 0.05) on the size of the linear body and Income Over Feed Cost crossbreed Landrace pigs. This proves that the addition of turmeric powder at 0,25%, 0,50% and 0,75% in the basal ration showed the same effect to gain linear body size and Income Over Feed Cost. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung kunyit (Curcuma domestica, Val) dalam ransum basal terhadap pertambahan ukuran linear tubuh dan Income Over Feed Cost pada babi. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 ekor ternak babi betina peranakan landrace umur 2 sampai 3 bulan dengan kisaran berat badan 8,50 - 15.00 kg, dan koefisien variasi 23,32%. Bahan pakan yang digunakan adalah jagung, dedak padi, konsentrat 157, tepung ikan, tepung kunyit, tepung kelor, mineral-10 dan minyak kelapa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah : R0: Ransum basal tanpa tepung kunyit (kontrol), R1: Ransum basal + tepung kunyit 0,25%, R2: Ransum basal + tepung kunyit 0,50%, R3: Ransum basal + tepung kunyit 0,75%. Hasil analisis ANOVA menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap ukuran linear tubuh dan Income Over Feed Cost ternak babi peranakan Landrace. Hal ini membuktikan bahwa penambahan tepung kunyit pada level 0,25%, 0,50% dan 0,75% dalam ransum basal menunjukkan pengaruh yang sama pada pertambahan ukuran linear tubuh dan Income Over Feed Cost.
PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG BONGGOL PISANG TERFERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KECERNAAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIKTERNAK BABI Teresia Itu; Tagu Dodu; Ni Putu Febri Suryatni
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 4 No 1 (2017): Juni 2017
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v4i1.814

Abstract

Aims of this experiment were to know the effect adding fermented banana corm flour in basal ratio on feed intake, digestibility of dry and organic matter in pigs. There were 12 starter (6 weeks of age) Landrace crossbred pigs with 12-21 kg (CV 25.69%) initial body weight used in the trial. Randomized block design with 4 treatments and 3 blocks was used in the trial. The 4 treatment diets offered were formulated as: R0 (basal feed without fermented banana corm); R1 (feed with 7%fermented banana corm); R2 (feed with 14% fermented banana corm); and R3 (feed with 21% fermented banana corm). Variable studied in the study wereintake and digestibility of both dry matter and organic matter. The result showed that effect of treatment was not affected (P>0,05) on either dry matter or organic matter digestibility.The conclusion is that including 0%-21% into basal feed performed the similar results in both dry matter and organic matter digestibility. ABSTRAK Tujuan penelitian adalah untukmengetahui pengaruh penggunaan tepung bonggol pisang terfermentasi dalam ransum basal terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik pada babi.Materi yang digunakan adalah 12 ekor anak babi peranakan Landrace fase starter (umur 6 minggu) dengan bobot awal 12-21 kg dan koevisienvariasi 25,69%. Penelitian ini menggunakan RancanganAcak Kelompok (RAK) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan.Perlakuan yang diberikan: R0 (tanpa tepung bonggol pisang terfermentasi), R1 (tepung bonggol pisang terfermentasi 7 % dalam ransum basal), R2 (tepung bonggol pisang terfermentasi 14% dalam ransum basal), R3 (tepung bonggol pisang terfermentasi 21% dalam ransum basal). Parameter yang diukur adalah konsumsi dankecernaan bahan kering dan bahanorganik pada babi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuaan tidak berpengaruhnyata (P>0,05) terhadap konsumsi, kecernaan bahan kering dan bahan organik. Bertolak dari hasil tersebut disimpulkan bahwa tingkat penambahan tepung bonggol pisang terfermentasi 0%-21% dalam ransum basal memberikan respon yang relative sama.
PENGARUH SUBSTITUSI PAKAN KOMPLIT DENGAN POLLARD TERHADAP PERTUMBUHAN TERNAK BABI BETINA PERANAKAN LANDRACE FASE PERTUMBUHAN Solfy Mariana Tefa; Winfrit A. Lay; Tagu Dodu
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 4 No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v4i2.823

Abstract

The study was carried out at UD. Mari Ternak in Desa Noelbaki, Kecamatan Kupang Tengah for eight weeks devided into two periods, namely : two weeks (July 11st – July 23th 2016) for adaptation and 6 weeks (July 24th – September 3rd 2016) for data collection period. The study aimed at evaluating effect of substituting complete feed with pollard on growth of grower Landrace crossbred gilt. Twelve Landrace croosbred gilts with initial body weight 34 – 49.5 kgs (CV = 13.35%) were used in the study. Randomized Block Designs 4 treatments with 3 blocks was applied. The 4 treatment diets offered were: R0 : 100% CP 552; R1 : 95% CP 552 + 5% pollard; R2 : 90% CP 552 + 10% pollard and R3 : 85% CP 552 + 15% pollard. Statistical analysis showed that effect of substituting 10 – 15% CP552 with pollard is significant (P<0.05) on decreasing body height but not significant on (P>0.05) on body weight gain, body length, girth circle and feed intake of the gilts. The conclusion is that using pollard to substitute complete feed “CP 552” performed the similarly effect on growth but dcreased body height of Landrace crossbred gilt. ABSTRAK Penelitian ini telah dilaksanakan di UD. Mari ternak Desa Noelbaki Kecamatan Kupang Tengah Kabupaten Kupang selama 8 (delapan) minggu yang terdiri dari 2 (dua) minggu (11 Juli – 23 Juli 2016) masa penyesuaian dan 6 (enam) minggu (24 Juli – 3 September 2016) masa pelaksanaan/pengambilan data. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian pollard sebagai pengganti pakan komplit terhadap pertumbuhan babi peranakan Landrace fase pertumbuhan. Materi yang digunakan adalah 12 (duabelas) ekor babi betina muda peranakan Landrace dengan kisaran berat badan awal 34-49,5 kg (koefisien keragaman 13,35%), pollard dan pakan komplit “CP 552”. Metode yang digunakan adalah percobaan (eksperimen) dengan rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 kelompok sebagai ulangan masing-masing ; R0 : 100% CP 552; R1 : 95% CP 552 + 5% pollard; R2 : 90% CP 552 + 10% pollard; dan R3 : 85% CP 552 + 15% pollard. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa substitusi 5%–15% pollard terhadap CP 552 berpengaruh tidak nyata terhadap pertambahan berat badan, panjang badan, lingkar dada dan konsumsi ransum, namun pada level subtitusi 10% dan 15% nyata mengurangi pertambahan tinggi badan. Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa substitusi pakan komplit “CP 552” dengan pollard memberi pengaruh yang relatif sama terhadap pertumbuhan babi betina peranakan Landrace fase pertumbuhan kecuali pertambahan tinggi badan yang nyata semakin rendah.
PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG BONGGOL PISANG TERFERMENTASI DALAM RANSUM TERHADAP KONSUMSI DAN KECERNAAN SERAT KASAR DAN BETN PADA BABI PERANAKAN LANDRACE FASE STARTER Theresia Prasedis Uta; Twen Ocsierly Dami Dato; Tagu Dodu
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 4 No 2 (2017): Desember 2017
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v4i2.825

Abstract

The study aimed at evaluating the effect of including fermented banana weevil (FBW) on intake and digestibility of crude fiber (CF) and nitrogen free extract (NFE) of starter landrace crossbred pigs. Procedure of block design of 4 treatments with 3 replicates was applied in the trial. The trial treatments consisted of: feed without (0%) fermented banana weevil(R0); feed containing FBW substituting 7% rice bran (R1), feed containing FBWsubstituting 14% rice bran(R2), and feed containing FBWsubstituting 21%rice bran (R3). The results showed that effect of treatment is significant (P<0,05) on intake and digestibility of NFE, but not significant (P>0,05)on intake and digestibility of crude fiber values. The conclusion draw is that fermented banana weevil can substitute 7-21% rice bran in the starter pigs feed. ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung bonggol pisang terfermentasi dalam ransum terhadap konsumsi dan kecernaan serat kasar dan BETN. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Masing-masing perlakuan diberi pakan tanpa bonggol pisang kepok terfermentasi 0% (R0), ransum mengandung 7% bonggol pisang kepok terfermentasi (R1), ransum mengandung 14% bonggol pisang kepok terfermentasi (R2), dan ransum mengandung 21% bonggol pisang kepok terfermentasi (R3). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan BETN, namunberpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan serat kasar. Bertolak dari hasil tersebut, disimpulkan bahwa tepung bonggol pisang kepok terfermentasi dapat digunakan sebagai pengganti dedak padi 7-21% dalam ransum ternak babi.
EFISIENSI PAKAN DAN KUALITAS KARKAS BABI YANG MENDAPAT SUPLEMENTASI LARUTAN DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam) DALAM “LIQUID FEEDING” (Feed eficiency and pigs carcass quality wich gets supplementation of moringa oleifera solution in liquid feeding) Ni Nengah Suryani; I Made S. Aryanta; Tagu Dodu
JURNAL NUKLEUS PETERNAKAN Vol 8 No 1 (2021): Juni
Publisher : Universitas Nusa Cendana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35508/nukleus.v8i1.4235

Abstract

The study aimed at evaluating the effect supplementation of moringa (Moringa oleifera. L) leaves solution into liquid feeding on feed efficiency and carcass quality in landrace crossbred growing-finishing pig. There were 12 barrows with 18 – 45 (average 29.17) kg, CV 24,17% initial body weight used in the study. Trial method using block design 4 treaments with 3 replicates pocedures were applied in the study. The 4 treatment diets offered in the trial were: T0 = basal diet (control) T1 = basal diet + Moringa leaves colution 5%; T2 = basal diet + Moringa solution 10%; and T3 = basal diet + Moringa solution 15%. Variables evaluiated in the study were: Feed efficiency, carcass quality (carcass weight, carcass percentage, loin eye area and bact fat). Results this study shows the treatment of moringa leaf solution supplementation markedly into liquid feeding is not significant (P>0.05) increased on feed efficiency, carcass weight and loin eye area but significant increased (P>0.05) on carcass percentage and reduced back fat thickness. The conclusion: the treatment of moringa leaf solution has the tendency to increase feed efficiency and can improve the quality of the carcass by increasing the loin eye area and decreasing the thickness of back fat. It was concluded that moringa leaf supplementation in liquid feeding > 10% of the feed can improve carcass quality.
Pengaruh Penambahan Tepung Daun Anting-Anting (Achalipha Indica . L) Dalam Ransum Terhadap Kecernaan Serat Kasar dan Lemak Kasar pada Ternak Babi Peranakan Landrace, Face Grower Sergius Gadur; Sabarta Sembiring; Johanis Ly; Tagu Dodu
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 2 (2020): Juni
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (495.094 KB)

Abstract

Penelitian ini telah dilaksanakan di Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupataen Kupang selama 8 minggu terhitung sejak 05 Mei-30 Juni 2019. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun anting-anting dalam ransum basal terhadap kecernaan serat kasar dan lemak kasar ternak babi. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi jantan kastrasi peranakan Landrace yang berumur 3-4 bulan dengan berat badan awal 30-50 kg, rata-rata 37,92 kg dan (KV = 13,66%). Penelitian ini meggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah R0: 100% ransum basal tanpa daun anting-anting (kontrol), R1: ransum basal 98 + 2% daun anting-anting, R2: ransum basal 96 + 4% daun anting-anting, R3: ransum basal 94 + 6% daun anting-anting. Variabel yang diteliti adalah kecernaan serat kasar dan lemak kasar Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap kecernaan serat kasar dan lemak kasar. Kesimpulan adalah penggunaan daun anting-anting hingga 6% memberikan respon yang relatif sama terhadap kecernaan serat kasar dan lemak kasar. Kata kunci: babi, anting-anting, serat kasar, lemak kasar. The study aimed at evaluating the effect of including (Achalipha indica L) leves meal into basal diet on intake and digestibility of crude fiber and crude fat in grower Landrace pig. There were 12 grower-landrace pigs 3-4 months of age with 30-50 (average 37.92) kg and CV 13.66% initial body weight used in the study. Trial method using block design 4 treatments with 3 replicates procedure used in the study. The diet formulas offered in the feeding tria : R0 : 100% basal diet without Achalipha indica L leaves meal (control); R1: basal diet + 2% Acalipha leaves meal; R2 :basal diet + 4% leaves meal; and R3:basal diet + 6% Achalipha leaves meal. Variable studied were : consumption and digestibility of crude fiber and crude fat in pig. Statistical analysis result shows that effect of including Purslane leaves meal into basal diet is not significant (P>0.05) on either intake or digestibility of crude fiber and crude fat. The conclusion is that including 2, 4, 6 % Achalipha flour into basal diet tends to increase both intake and digestibility of both crude fiber and crude fat in pigs. Key words: Pig, Achalipha flour, crude fiber, crude fat.
Pengaruh Penggunaan Tepung Daun Katuk (Sauropus Androgynus L. Merr) Dalam Ransum Terhadap Kecernaan Bahan Kering Dan Bahan Organik Pada Ternak Babi Maria Magdalena Yeliana Sanda; Sabarta Sembiring; Tagu Dodu
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 4 (2019): Desember
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.409 KB)

Abstract

Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Neketuka, Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang selama 8 minggu dimulai dari tanggal 23 Juni 2018 sampai tanggal 18 Agustus 2018. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penggunaan tepung daun katuk dalam ransum terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik ternak babi. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi jantan kastrasi peranakan landrace berumur 4-5 bulan dengan bobot badan awal 26,5-55,5 kg, rata-rata 42,29 kg (KV= 19,69%). Penelitian ini menggunakan Racangan Acak Kelompok (RAK) 4 perlakuan dengan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan adalah R0: 100% ransum basal tanpa tepung daun katuk (kontrol); R1: 97% ransum basal + 3% tepung daun katuk; R2: 94% ransum basal + 6% tepung daun katuk; R3: 91% ransum basal + 9% tepung daun katuk. Variabel yang diteliti adalah konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik. Hasil analisis statistika menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik. Disimpulkan bahwa penggunaan tepung daun katuk (Sauropus androgynus L. Merr) pada level 3%, 6% dan 9% dalam ransum menghasilkan konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik yang relatif sama. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan dengan level yang lebih tinggi agar memperoleh hasil yang lebih optimal. Kata kunci: babi, katuk , bahan kering, bahan organik. The study was carried out in Desa Baumata, Taebenu District, Kupang Region, for 8 weeks: June 23th to Agustus 18th,2018. The study aimed at evaluating the effect of including Sauropus androgynus L. Merr leaves meal into basal diet on dry matter and orgnic matter intake and digestibility of pig. There were 12 landrace crossbred piglets 4-5 months of age with 26,5-55,5 kg, average 42,29kg (CV= 19,69%) initial body weight used in the study. Completely randomized block design 4 treatments with 3 replicates procedure was applied in the study. The 4 treatment diets offered in the trial were: R0: 100% basal diet without androgynus (control); R1: 97% basal diet + 3% androgynus leaves meal; R2: 94% basal diet + 6% androgynus leaves meal; and R3: 91% basal diet + 9% androgynus leaves meal. Variable studied were: intake and digestibility of dry matter and organic matter. Statistical analysis showes that effect of treatment is not significant (P>0,05) on either intake or digestibility of either dry or organic matter. The conclusion is that including 3%, 6% and 9% Sauropus androgynusL. Merr leaves meal into basal diet performances the similiar results in both intake and digestibility of both dry matter and organic matter. Based on the results of this study it is recommended to conduct further research with a higher level in order to obtain more optimal results. Key words: pig, Sauropus androgynus, dry , organic.
Pengaruh Penggunaan Berbagai Jenis Konsentrat dalam Pakan Berbasis Pollard Terhadap Performan dan Income Over Feed Cost (Iofc) Ternak Babi Fase Starter-Grower (Effect of including different concentrates into pollard-based feeds on performance and income Agusthinus L. Magang; Johanis Ly; Tagu Dodu
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 1 No. 3 (2019): September
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (241.798 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan konsentrat KGP709 (KGP), Hi-Grow152 (HG152), Konsentrat Grower Babi (KGB) dan campuran ketiganya dalam pakan berbasis pollard terhadap performan dan Income Over Feed Cost (IOFC) ternak babi fase starter-grower. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi peranakan landrace jantan kastrasi berumur 1,5-2 bulan dengan berat badan awal 13,00-19,00kg (rata-rata 16,50kg; KV= 11,12%). Metode percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan yakni P1=(50% pollard + 25% jagung + 25% KGP709); P2=(50% pollard + 25% jagung + 25% HG152); P3=(50% pollard + 25% jagung + 25% KGB) dan P4= (50% pollard + 25% jagung + KGP 709 8.3% + consentrat HG152 8.3% + concentrate KGB 8.3%). Variabel yang diteliti adalah: Performan ternak yang terdiri dari konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan-; dan IOFC. Hasil analisis ragam menunjukkan penggunaan ketiga jenis konsentrat dan campuran ketiganya berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap performan dan IOFC ternak babi. Disimpulkan bahwa penggunaan ketiga jenis konsentrat dan campuran ketiganya dalam pakan berbasis pollard memberikan hasil yang berbeda terhadap performan dan IOFC ternak babi starter-grower. Rataan Performan dan nilai IOFC relatif sama pada penggunaan konsentrat HG152, KGP709 dan campuran ketiganya dibandingkan KGB. Pakan yang mengandung KGP709 memberikan performan yang baik sejak awal fase starter, sedangkan HG152 dan KGB pada akhir starter (<2bulan), sehingga disarankan bagi peternak untuk memilih dan menggunakan salah satu konsentrat sesuai umur ternak. Kata kunci: Ternak babi, Koncentrat, KGP709, HG152, KGB, Performan, IOFC. The study aimed at evaluating the effect of including 3 different concentrate feeds (KGP709, Hi-Grow/HG152, KGB and their mixture) into pollard based-feeds on the performance and income over feed cost (IOFC) of starter-grower pigs. There were 12 landrace crossbred barrows 1.5-2 months old with 13,00 – 19,00kg (average 16,50; KV = 11,12%) initial body weight. Trial method using complete block design 4 treatments with 3 replicates procedure was applied in the study. The 4 treatment feeds were formulated as: R1: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate KGP709 (25%); R2: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate HG152 (25%); R3: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate KGB (25%); and R4: Pollard (50%) + corn meal (25%) + concentrate KGP 709 8.3% + consentrat HG152 8.3% + concentrate KGB 8.3%. Variables study were: performances consisting of feed intake daily weight gain, and feed conversion; and IOFC value. Statistical analysis showed that effect of including 3 different concentrates and their mixture is significant (P<0,05) on both all performances and IOFC variables of the pigs. The conclusion is that including 3 different concentrates and their mixture performs the different performances and IOFC value of starter-grower pigs. The performance and IOFC values of pigs fed HG152 and KGP709 are similar and higher than of pig fed KGB. Feed containing HG152 and KGP709 resulted good in both values since early starter. but KGB performed these values better after 2 months old of pig. I is recommeded that farmer use those concentrates in accoding to tde age of pigs. Key words: Pig, Concentrate, KGP709, HG152, KGB, Performance, Income over feed cost.
Efek penggunaan larutan daun kelor (Moringa oleifera lam) dalam “liquid feeding ” terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik pada babi peranakan landrace Erlin Rambu Baja Oru; Tagu Dodu; Sabarta Sembiring
Jurnal Peternakan Lahan Kering Vol. 2 No. 4 (2020): Desember
Publisher : Jurnal Peternakan Lahan Kering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.25 KB)

Abstract

Penelitian ini telah dilakukan di Dusun II Desa Baumata Timur, Kecamatan Taebenu, Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan larutan daun kelor dalam “Liquid feeding” terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik ternak babi. Materi yang digunakan adalah 12 ekor ternak babi peranakan landrace jantan kastrasi, umur 3 - 4 bulan dengan bobot badan awal 18 – 45kg, rata-rata 29,17kg dan koefisien variasi  34,17%. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok yang terdiri dari 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dicobakan ialah R0: (ransum basal cair 100% tanpa larutan daun kelor sebagai (Kontrol)), R1 (ransum basal cair + 5% larutan daun kelor), R2 (ransum basal cair +10% larutan daun kelor), R3 (ransum basal cair + 15% larutan daun kelor). Variabel yang diukur adalah konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa penggunaan larutan daun kelor berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik ternak babi. Kesimpulan penggunaan larutan daun kelor cenderung meningkatkan konsumsi ransum dan kecernaan bahan kering dan bahan organik.   Kata kunci: babi, kelor, liquid feeding, konsumsi, kecernaan, bahan kering, bahan organik   The study was carried out in Dusun II, Village Baumata Timur,  Subdistrict Taebenu, District Kupang. The purpose of this study was to study the use of Moringa leaf solution (Moringa oleifera Lam) in “liquid feeding” on the intake and digestibility of dry matter and organic matter of starter-grower phase landrace pigs. The material used were 12 barrows age 3-4 months with initial body weight of 18-45kg, average of  29.17kg and CV 34.17%. The design used is Randomized Block Design (RBD) 4 treatments with 3 replicates. The treatments tested were R0 (basal liquid feed 100% without Moringa leaf solution (Control)) R1 (basal liquid feed + 5% Moringa leaf solution) R2 (basal liquid feed + 10% Moringa leaf solution) R3 (basal liquid feed + 15% Moringa leaf solution). The variable measured were the consumption and digestibility of dry matter and organic matter. Statistical analysis shows that the effect of using of moringa leaf solution is not significant (P>0,05) on the intake and digestibility of dry matter and organic matter of pigs. Conclusion the use of moringa leaf solution in liquid basal tends to increase intake and digestibility of dry matter and organic matter of the pig.   Key words: pig, moringa, liquid feeding, intake, digestibility, dry matter, organic matter