Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

PENGARUH PEMBERDAYAAN PSIKOLOGIS TERHADAP PERILAKU KERJA ADAPTIF (STUDI PADA DOKTER DI 5 RUMAH SAKIT NIRLABA JAKARTA DAN YOGYAKARTA). Maharsi Anindyajati; Diana Harding; Rismiyanti Koesma; Yus Nugraha
Inquiry: Jurnal Ilmiah Psikologi Vol 9 No 1 (2018)
Publisher : Universitas Paramadina

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (195.345 KB)

Abstract

Di era yang penuh perubahan ini, organisasi rumah sakit tidak luput dari tuntutan untuk melakukan perubahan agar dapat bertahan dan meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat. Kondisi ini tidak hanya menuntut manajemen rumah sakit untuk berubah, namun juga para dokter sebagai ujung tombak pelayanan. Kemampuan dokter untuk menyesuaikan diri dengan perubahan adalah hal yang mutlak dilakukan. Kesediaan para dokter untuk menampilkan perilaku kerja adaptif diduga dipengaruhi oleh pemberdayaan psikologis yang dialami. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberdayaan psikologis terhadap perilaku kerja adaptif dokter. Penelitian dilakukan terhadap 89 dokter yang berstatus sebagai pegawai tetap pada 5 rumah sakit nirlaba di Jakarta dan Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberdayaan psikologis yang dialami oleh para dokter berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku kerja adaptifnya.Kata Kunci: pemberdayaan psikologis, perilaku kerja adaptif, dokter, rumah sakit nirlaba.
Workplace Spirituality Ditinjau dari Aspek Demografi: Jenis Kelamin, Tingkat Pendidikan, dan Lama Bekerja di Organisasi Kitara Harumi; Yus Nugraha; Anissa Lestari Kadiyono
Personifikasi: Jurnal Ilmu Psikologi Vol 12, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.518 KB) | DOI: 10.21107/personifikasi.v12i1.8894

Abstract

Workplace spirituality merupakan sebuah topik yang sedang menjadi perhatian di dunia organisasi. Workplace spirituality adalah pengakuan bahwa karyawan memiliki inner life yang terpelihara dan dipelihara oleh pekerjaan yang bermakna dalam konteks komunitas. Workplace spirituality memiliki tiga dimensi yaitu inner life, meaning and purpose in work, dan a sense of connection and community. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji perbedaan workplace spirituality ditinjau dari aspek demografi meliputi: jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lama bekerja di organisasi. Sampel penelitian adalah 81 orang karyawan yang telah bekerja pada sebuah organisasi atau perusahaan selama minimal satu tahun. Alat ukur yang digunakan adalah The Meaning and Purpose at Work Questionnaire yang telah di adaptasi ke dalam konteks budaya Indonesia. Analisis yang digunakan adalah t-test dan uji Kruskal-Wallis. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan workplace spirituality ditinjau dari lama karyawan bekerja di organisasi, sedangkan bila ditinjau dari jenis kelamin dan tingkat pendidikan tidak terdapat pebedaan workplace spirituality. Hal ini menunjukkan bahwa lamanya karyawan bekerja pada sebuah organisasi lebih memiliki makna pada workplace spirituality dibandingkan jenis kelamin dan tingkat pendidikan karena karyawan yang memiliki masa kerja lebih lama pada sebuah organisasi akan merasakan keselarasan antara nilai organisasi dengan nilai pribadi karyawan yang dapat menjadi dasar dalam pemenuhan kebutuhan spiritual individu.
Gambaran Organizational Commitment (Studi Pada Karyawan di Perusahaan BUMN PT XYZ Regional Jabar) Ifada Auli Azka; Diana Harding; Yus Nugraha
INSIGHT: JURNAL PEMIKIRAN DAN PENELITIAN PSIKOLOGI Vol 16, No 1 (2020): Insight : Jurnal Pemikiran dan Penelitian Psikologi
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/ins.v16i1.2259

Abstract

The development of technology demands quality human resources. In a company, human resources have an important role that needs to be developed. Organizations need employees who remain to provide the best performance to support the achievement of the goals of the organization. The purpose of this study was to determine the general picture of organizational commitment in PT. West Java Regional XYZ. This type of research is quantitative descriptive, with a total of 128 research subjects. Based on the research results obtained by the commitment of employees of PT. West Java Regional XYZ based on normative commitment is 44%, then continuance commitment is 35% and affective commitment is 21%. These results indicate that the largest component of organizational commitment is normative commitment and the lowest is affective commitment. Suggestions for further researchers to be associated with several factors, such as psychological climate, organizational justice or other factors because it affects how organizational commitment to employees can be formed.
Organizational Well-Being at Government Corporation Syahida Tiara Rinanda; Maya Rosmayati Ardiwinata; Yus Nugraha
Humanitas (Jurnal Psikologi) Vol 3 No 2 (2019)
Publisher : Universitas Kristen Maranatha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28932/humanitas.v3i2.2169

Abstract

Every company needs a good synergy between the organization and employees so that the company can progress and develop. It is important to build an organizational environment that promotes well-being of its members in the organization, by creating an effective, reflective and affective environment so that employees can work efficiently organized and responsible for achieving organizational goals.This study will describe organizational well-being that owned by one of the government-owned companies that produce vaccines, refer to how the company provides an effective, reflective, and affective environment (Prilleltensky & Prilleltensky, 2006), with a total of 550 permanent employees from all directorates in the company.The results of this study describe organizational well-being in the company shows that employees have a fairly positive perspective in looking at effective environment conditions to support organizational goals, reflective to be able to improving themselves through evaluation, and affective in mutual support and warm conditions. Keywords: Organizational Well-Being, Effective Environment, Reflective Environment, Affective Environment
Analisis Deskriptif Budaya Organisasi di Lingkungan Pusbangkom JPW Kota Bandung Shafa Nurrohmah Fajriyani Rahmadi; Yus Nugraha; Nurul Yanuarti
Jurnal Pendidikan Tambusai Vol. 6 No. 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (0.002 KB) | DOI: 10.31004/jptam.v6i2.4833

Abstract

Gambaran Budaya Organisasi di Lingkungan Pusbangkom JPW Kota Bandung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran budaya organisasi dilingkungan Pusbangkom JPW Kota Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan menggunakan data responden sebanyak 33 karyawan. Data didapat melalui pengisian kuesioner Organizational Culture Assessment Questionnaire (OCAQ). Hasil penelitian menunjukan bahwa karyawan Pusbangkom JPW Kota Bandung memiliki kekuatan budaya organisasi yang kuat. Budaya organisasi yang kuat ini seperti kain yang dirajut rapat. Sehingga ketika organisasi dihadapkan pada krisis dan harus memaafkan sumber daya manusia dan fisiknya, maka ikatan tersebut akan membantu organisasi untuk tetap bertahan dan menjadi efektif. Budaya yang kuat tidak sama dengan efektivitas namun budaya yang kuat memberikan stabilitas yang besar dari fungsi organisasi.
WORKPLACE ROMANCE DAN PERANANNYA TERHADAP KEPUASAN PERNIKAHAN KARYAWAN Fauziyyah Sholeha Tunnissa; Yus Nugraha; Anissa Lestari Kadiyono
Psycho Idea Vol 18, No 2 (2020): Psycho Idea
Publisher : Lembaga Publikasi Ilmiah dan Penerbitan (LPIP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.684 KB) | DOI: 10.30595/psychoidea.v18i2.7099

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh workplace romance terhadap kepuasan pernikahan karyawan. Lokasi yang digunakan untuk penelitian adalah Yayasan X. Populasi penelitian adalah seluruh karyawan di Yayasan X yang memiliki pasangan satu tempat kerja yang berjumlah 254 orang. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah sampling acak sederhana. Skala yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala workplace romance yang disusun oleh Khan, Jianguo, Usman, & Ahmad (2017) dan Skala Kepuasan Pernikahan berdasarkan aspek-aspek kepuasan pernikahan dari Fowers & Olson (1993). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana. Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh workplace romance terhadap kepuasan pernikahan. Besar pengaruh workplace romance terhadap kepuasan pernikahan sebanyak 24.6%, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain.
PELATIHAN PEMBUKUAN MANUAL DAN DIGITAL PADA PELAKU UMKM DESA MEKARSARI SUMEDANG Anissa Lestari Kadiyono; Yus Nugraha; Lukmanul Hakim
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 5 (2023): Volume 4 Nomor 5 Tahun 2023
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v4i5.21336

Abstract

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia, khususnya menyumbangkan jumlah Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup tinggi. Namun di tengah perkembangan UMKM sebagai sumber utama pencarian nafkah warga, muncul berbagai kendala yang seringkali dihadapi pelaku UMKM di desa Mekar Sari Kabupaten Sumedang yaitu masalah permodalan dan pengelolaan keuangan yang belum baik sehingga menyulitkan para pelaku UMKM dalam perolehan kredit/ permodalan dari perbankan. Dalam upaya mengatasi masalah ini, dilakukan pelatihan pembukuan baik secara manual maupun penggunaan aplikasi digital untuk meningkatkan keterampilan manajemen keuangan yang meliputi perencanaan permodalan, pencatatan keluar masuknya uang dan dibuatnya laporan keuangan UMKM. Pelatihan ini diharapkan dapat meningkatkan usaha UMKM kedepan sehingga meningkatkan kemampuan para wirausaha dalam mengelola keuangan untuk meningkatkan profit dengan mengembangkan usahanya. Metode penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan pendekatan workshop, terdapat pre-test dan post-test, serta studi kasus. Hasilnya menunjukkan adanya peningkatan pemahaman peserta terhadap pembukuan, yang tercermin dari peningkatan nilai rata-rata antara pre-test dan post-test.