Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ENRICHING STUDENTS VOCABULARY BY USING COMBINING EXCLUSION BRAINSTORMING AND VOCABULARY SELF COLLECTION STRATEGIES FOR YOUNG LEARNERS Rahayu, Intan; Agusni, Agusni
Pendidikan Bahasa Inggris Vol 1, No 1 (2014): Jurnal Wisuda Ke 48 Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahas Inggris
Publisher : Pendidikan Bahasa Inggris

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK            Proses belajar mengajar di dalam bahasa inggris diperlukan adanya suatu strategi pengajaran yang tepat dan efektif. Pengajaran yang tepat san efektif sangat membantu siswa untuk lebih meningkatkan kemampuan mereka di dalam belajar bahasa inggris.            Makalah ini mendiskusikan satu dari beberapa strategi dalam pengajaran bahasa inggris yang dapat dipraktekkan guru di dalam kelas. Strategi ini digunakan untuk mengajarkan kosakata (vocabulary) terutama kepada siswa Sekolah Dasar (SD). Selain itu, makalah ini juga dimaksudkan sebagai masukan bagi guru-guru Bahasa Inggris dalam melaksanakan pengajaran vocabulary. Dalam makalah ini, penulis membahas tentang bagaimana cara mengkombinasikan strategi Exclusion Brainstorming dan Vocabulary Self Collection dalam pembelajaran vocabulary. Exclusion Brainstorming dan Vocabulary Self Collection Strategi adalah strategi yang dikombinasikan, yang digunakan guru untuk membimbing siswa dalam memperkaya kosakata , sehingga siswa mudah untuk menguasai kosakata dengan cara yang lebih menarik yang dapat memotivasi diri siswa sendiri. Selain itu, strategi ini juga membantu siswa membuat prediksi awal yang mungkin akan dipikirkan siswa sebelum menggunakan kosakata tersebut. Guru memandu siswa untuk mengartikan kosakata yang ada. Setelah itu, siswa akan bentuk beberapa kelompok yang akan dipandu oleh guru untuk mengidentifikasi kosakata sesuai arti, ataupun kosakata yang tidak dimengerti.
PERBANDINGAN ASUPAN GIZI DAN STATUS GIZI ANTARA MAHASISWA ANGKATAN 2015 DENGAN ANGKATAN 2016 JURUSAN PENDIDIKAN OLAHRAGA FIO UNESA RAHAYU, INTAN; NURHAYATI, FARIDHA
Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Vol 7, No 2 (2019)
Publisher : Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Mahasiswa merupakan remaja dengan kisaran usia antara 18-22 tahun yang merupakan periode rentan gizi, sehingga perlu asupan makan yang mengandung jumlah zat gizi yang lebih tinggi daripada orang dewasa. Kondisi mahasiswa angkatan 2016 dan 2015 di Jurusan Pendidikan Olahraga FIO Unesa memiliki bentuk tubuh yang beragam. Angkatan 2016 memiliki jadwal kuliah lebih padat, sehingga memerlukan asupan makanan yang memenuhi kebutuhannya. Sedangkan perkuliahan angkatan 2015 hanya fokus di skripsi dan mata kuliah yang mengulang saja, namun asupan makanannya sama seperti angkatan 2016. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan dan mana yang lebih baik asupan gizi dan status gizi antara mahasiswa angkatan 2015 dengan angkatan 2016 Jurusan Pendidikan Olahraga FIO Unesa. Jenis penelitian yang digunakan adalah non-eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2015 dan 2016 Jurusan Pendidikan Olahraga masing ? masing sejumlah 30 mahasiswa. Instrument yang digunakan ialah IMT dan formulir food recall 24 jam. Teknik analisis data yang digunakan ialah uji t dan Mann Whitney Test. Berdasarkan analisis data diperoleh: uji t IMT (status gizi ) diperoleh nilai 0,93, dan nilai tersebut di atas 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Uji t asupan gizi diperoleh nilai 0,004, dan nilai tersebut di bawah 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan. Uji t karbohidrat diperoleh nilai 0,000, dan nilai tersebut di bawah 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan. Uji t lemak diperoleh nilai 0,08, dan nilai tersebut di atas 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Dari Mann-Whitney Test protein diperoleh nilai r 0,48, dan nilai tersebut di atas 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Jadi terdapat perbedaan asupan gizi dan karbohidrat mahasiswa angkatan 2015 dan 2016. Asupan gizi dan karbohidrat lebih baik angkatan 2015 daripada 2016. Dan tidak terdapat perbedaan status gizi, lemak dan protein pada angkatan 2015 dan 2016, karena mempunyai nilai rata ? rata yang relatif sama. Kata kunci : Mahasiswa, Asupan Gizi, dan Status Gizi Abstract College students are teenagers aged between 18 to 22 years old. It is necessary to ensure their nutrition intake with their activities. It is interesting, because every student level has different activities. This study aims to inquire the difference between junior and senior year student. it is a comparative study by using quantitative approach.. There were 30 junior and 30 senior year students which were selected by purposive sampling methods. The data were collected by Body Mass Index and 24 hours food recall instrument. Furthermore, the data were analyzed by T-test and Mann Whitney Test. Based on statistical analysis obtained, BMI T-test score is 0.93. It means there is no significant difference. Moreover, the nutrition intake score is 0.004. It means there is a significant difference. Carbohydrates nutrient T-test has score 0.000 and it means there is a significant difference. Fat nutrient T-test score is 0.08 it means there is no significant difference. Protein nutrient mann whitney test has 0.48 r value and it means there is no significant difference between junior and senior year college students. It is concluded that there is a significant differences of nutrition intake and carbohydrate nutrient between junior and senior year students and in this case senior year student has better nutrition intake than junior year students. Furthermore, there is no significant differences of nutritional status, fat and protein nutrient between these two college student groups. Keyword(s) : College Students, Nutrition Intake, Nutritional Status
Implementasi Layanan Home Visit dalam Mengatasi Kesulitan Belajar di Masa Pandemi (Studi Kasus di SDN Sukasari 03 Kecamatan Rumpin Kabupaten Bogor) Rahayu, Intan; Chudari, Ima Ni'mah
Didaktika Vol 1, No 1 (2021): Didaktika
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (214.487 KB) | DOI: 10.17509/didaktika.v1i1.33628

Abstract

The study aimed to find out of implementation of home visit services in overcoming the learning difficulties of students of SDN Sukasari 03 Sukasari Village, Rumpin Subdistrict, Bogor Regency, as well as to know the supporting and inhibitory factors. A qualitative approach is used in this study and the method used is case study. Participants in this study were the Head of SDN Sukasari 03, the teacher, 3 students, and 3 parents. Obsevations, interviews, and documentation are the data collection tools in this study. The results showed that the implementation of visiting teachers at SDN Sukasari 03 was initiative of grade VI teachers, the planning carried out was that teachers and school first identify learning difficulties that need to get home visit services, then determine the names of students who need home visit services, and make an implementation schedule. In the process, the teacher communicates in advance to the principal. The teacher conveys purpose of his arrival, discusses the difficulties experienced by students, establishes cooperation with parents. Evaluation is done that during the home visit process such as planning by giving a letter of advance notice to students and parents so that when the teacher visits the parents do not feel confused, it is used as improvement material for the future. Follow-up is done for students whose learning has not been resolved so it is necessary to hold a home visit replay. Teachers always report to the principal accompanied by photo evidence of the implementation of the home visit. The supportive responses of parents, principals, and other teachers. The factors home visit services are the less supportive responses of parents, students who are less open to the difficulties they experience, transportation costs, distance between school and student homes, and unfaithful weather.