Muchotob Hamzah
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

INTEGRASI AL-QUR’AN DAN SAINS (BASIS KARAKTER ALAMIYAH DAN ILMIYAH) Muchotob Hamzah
Prosiding Seminar Pendidikan Fisika FITK UNSIQ Vol 1 No 1 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA FITK UNSIQ
Publisher : Prodi Pendidikan Fisika FITK UNSIQ

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Al-Qur’an adalah Kalamullah, sedangkan Sains dan teknologi adalah peungkapan fiqh kosmos (alam). Umat Islam di seluruh dunia menjadikan fiqh sebagai bagian terdekat dalam kehidupan keberagamaan mereka. Karena fiqh yang di masa kini merupakan separasi dari ilmu keisalaman itu, secara historisbercampur dalam berbagai bidang. Istilah “fiqh” yang secara leksikal berarti “faham”itu, mencakup semua bidang kehidupan seperti fiqh teologi (faham akan akidah ng benar), fiqh ibadah, fiqh politik, fiqh ekonomi, fiqh sosial, fiqh budaya, fiqh sains dan fiqh teknologi.Hal ini dibuktikan bahwa Imam Hanafi menamakan kitabnya yang salah satu topiknya berupa teologi, ia namakan Al-Fiqh al-Akbar. Pada era modern, para ulama sering membaginya ke dalam aqidah (teologi), syari’ah (fiqh-hukum dalam tanda kutip) dan akhlak (karakter dalam tanda petik) yang merepresentasikan hadits Nabi tentang iman, islam dan ihsan. Berbicara kaitan fiqh dengan sains dan teknologi, Ali Sodiqin menulis: “Hampir semua praktek keagamaan umat Islam berpedoman pada ketentuan fiqh. Padahal fiqh merupakan hasil ijtihad fuqaha yang terbuka bagi perubahan dan bahkan juga perbedaan. Salah satu yang menjadi penyebab perubahan dan perbedaan dalam ketentuan fiqh adalah konsep ’illat. Keberadaan ’illat menentukan ada atau tidaknya suatu hukum, sehingga elaborasi tentang ’illat hukum menjadi penting untuk dilakukan. Perkembangan ilmu dan teknologi dapat menjadi ’illat bagi perubahan hukum. Hukum yang diputuskan para ulama klasik dan pertengahan dapat berubah atau tidak lagi efektif karena adanya kemajuan sains dan teknologi. Penemuan baru dapat menjadi ’illat bagi hukum baru. Konsep majlis, safar, dan iddah, misalnya, perlu direinterpretasi karena kemajuan teknologi informasi dan transportasi. Oleh karena itu, perlu pengembangan konsep ’illat yang selaras dengan tujuan pembentukan hukum atau maqashid asy-syari’ah. ’Illat hukum harus dapat membuat hukum yang ditetapkan membawa maslahah dan relevan dengan kemajuan peradaban, untuk menjaga fleksibilitas dan signifikansi fiqh dengan realitas kehidupan. Proses ini dapat dilakukan dengan mengaktifkan ijtihad, dengan memadukan antara metode istimbat (deduktif) dan metode istiqra’ (induktif). Model ijtihadnya tergantung pada persoalan yang dihadapi, apakah menggunakan model tarjihi intiqa’i atau ibdai insyai.” Dari kutipan di atas membuktikan bahwa tanpa ‘illat, hukum selain hukum dalam ibadah akan sangat sulit dan nyaris tidak akan dapat disimpulkan. Hal ini menandakan bahwa pengetahuan tentang ‘illat merupakan hal yang sangat urgensi dalam penetapan hukum. ‘illat, sangat berkaitan dengan maqashid as-syari’ah, dan maqashid as-syari’ah akan sangat berkaitan dengan penelitian dan perkembangan sains dan teknologi. Dengan integrasi Al-Qur’an dan sains, karakter akan memiliki basis dalam diri seseorang secara alamiyah & ilmiyah. Pada hakikatnya penciptaan manusia telah didisain bersesuaian dengan keduanya.
ANALISIS KONSEP TA’DHIM SANTRI KEPADA GURU DAN RELEVANSINYA DI ERA SEKARANG Ahmad Zainurrohman; Muchotob Hamzah; Nur Farida
Alphateach (Jurnal Profesi Kependidikan dan Keguruan) Vol 2 No 1 (2022): ALPHATEACH (JURNAL PROFESI KEPENDIDIKAN DAN KEGURUAN)
Publisher : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/alphateach.v2i1.3346

Abstract

Skripsi ini memiliki tujuan untuk: 1) mengetahui konsep ta’dhim santri kepada guru dalam kitab Adab al-‘Alim Wal Muta’allim Karya KH. Hasyim Asy’ari. 2) mengetahui relevansi konsep ta’dhim santri kepada guru dalam kitab Adab al-‘Alim Wal Muta’allim Karya KH. Hasyim Asy’ari di era sekarang. Penulisan skripsi ini menggunakan pendekatan kualitatif dimana jenis penelitiannya bersifat library research. Teknik pengumpulan data dengan metode documenter dan penelusuran data online. Sumber data yang diperoleh dari sumber data primer dan data sekunder. Data primer adalah kitab adab al-‘Alim Wal Muta’allim, sedangkan data sekunder adalah buku-buku yang berkaitan dengan adab/akhlak santri kepada guru. Adapun teknik analisis data penelitian ini menggunakan teknik analisis isi dan analisis wacana. Dalam penelitian skripsi ini memberikah hasil bahwa, 1) konsep ta’dhim santri kepada guru pada prinsipnya yaitu seorang santri ditekankan untuk menjaga adab dengan gurunya, baik dalam perilaku, ucapan dan perbuatan. santri juga dituntut untuk khidmah kepada gurunya, memberikan kenyamanan dan pelayanan yang sempurna kepadanya. bila etika-etika tersebut dijalankan dengan baik, maka sangat besar peluang murid untuk mendapatkan keberkahan dan ilmu yang bermanfaat. 2) Relevansi konsep ta’dhim santri kepada guru dalam kitab Adab al-‘Alim wal Muta’allim karya KH. Hasyim Asy’ari di era sekarang yaitu sangat relevan diterapkan pada diri murid atau santri dalam proses mencari ilmu dan ridha guru. Pemikiran pendidikan KH. Hasyim Asy’ari sebagaimana dalam kitab Adab al-‘Alim wal Muta’allim mampu memberikan kontribusi dalam bidang pendidikan karakter dan tujuan pendidikan islam sampai sekarang.
KONSEP MENDIDIK ANAK CINTA AL-QUR’AN SEJAK DINI (KAJIAN SURAH AL-A’RAAF AYAT 204-206) Isna Naila Laza; Muchotob Hamzah; Mukromin Mukromin
Alphateach (Jurnal Profesi Kependidikan dan Keguruan) Vol 2 No 1 (2022): ALPHATEACH (JURNAL PROFESI KEPENDIDIKAN DAN KEGURUAN)
Publisher : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/alphateach.v2i1.3370

Abstract

Pada Era Digital (multi tasking) dimana perkembangan teknologi yang semakin canggih anak-anak lebih gemar dalam mengaplikasikan ke internet, maka disitulah peran pendidik sangat diperlukan untuk mengarahkan anak ke kegiatan yang positif. Tujuan Penulisan skripsi ini untuk: Mengetahui Konsep Mendidik Anak Cinta Al-Qur’an Sejak Dini yang sesuai dengan Q.S Al-A’raaf Ayat 204-206.Penelitian ini termasuk kualitatif yang menggunakan metode kepustakaan yakni suatu penelitian dimana menjadikan beberapa literatur sebagai objek penelitian. Teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, wacana dari bebrapa referensi. Sedangkan analisis datanya menggunakan metode tahlily dan metode maudhu’i. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Kewajiban pendidik (orang tua, guru, masyarkat) untuk memberikan pendidikan kepada anak untuk membantu proses perkembangan anak lebih optimal. 2. Secara umum penafsiran mufassir terhadap Q.S Al-A’raaf ayat 204-206 wajib mendengarkan dan memperhatikan sewaktu Al-Qur’an dibacakan dan selalu Zikir (mengingat) Allah di lakukan dengan kerendahan hati, keikhlasan, dan dengan suara lembut. 3. Pentingnya mengajarkan anak untuk menumbuhkan cinta Al-Qur’anterhadap anak usia dini karena bentuk cinta manusia kepada Allah yaitu dengan berinteraksi dengan Al-Qur’an
KONSEP PENDIDIKAN ANAK DALAM PERSPEKTIF TAFSIR AL AZHAR “ QS. LUQMAN AYAT 13-19 ” KARYA PROF. DR. HAMKA Hilman Al Hafizh; Muchotob Hamzah; Ali Mutafi
Alphateach (Jurnal Profesi Kependidikan dan Keguruan) Vol 3 No 2 (2023): ALPHATEACH (JURNAL PROFESI KEPENDIDIKAN DAN KEGURUAN)
Publisher : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/alphateach.v3i2.5138

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep serta metode yang digagas oleh hamka dalam pengembangan pendidikan akhlak anak. Penelitian ini saya lakukan dengan mencari berbagai sumber bacaan yang bersangkutan atau berkaitan dengan pendidikan akhlak anak. Hamka adalah seorang tokoh yang banyak berkontribusi dalam dunia pendidikan. Walaupun tulisan Hamka sendiri yang spesifik membahas masalah pendidikan sangat jarang ditemui, akan tetapi ide-ide serta berbagai macam konsep serta metode pendidikannya itu dapat digalih dari berbagai macam tulisan Hamka sendiri ataupun tulisan karya orang lain yang membahas seorang Hamka. Di masa ini, banyak kita temui anak-anak ataupun orang dewasa sudah tidak lagi mengindahkan akhlak, padahal akhlak adalah salah satu kunci keberhasilan hidup. Bahkan Rasullullah pun diutus untuk menyempurnakan akhlak, maka dari itu penulis menginginkan skripsi yang penulis susun ini dapat memberikan banyak manfaat bagi para pendidik untuk menjadikan isi dari skripsi ini sebagai bahan tambahan dalam bekal mendidik akhlak siswa. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh pengetahuan tentang konsep, materi ajar serta metode pendidikan anak dalam pengembangan akhlak menurut Hamka.
KONSEP IMAN DAN ILMU PENGETAHUAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN (KAJIAN SURAT AL-MUJADALAH AYAT 11) Dliaul Khanifah; Muchotob Hamzah; Muhtar Sofwan Hidayat
Alphateach (Jurnal Profesi Kependidikan dan Keguruan) Vol 3 No 2 (2023): ALPHATEACH (JURNAL PROFESI KEPENDIDIKAN DAN KEGURUAN)
Publisher : Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Sains Al-Qur'an (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32699/alphateach.v3i2.5141

Abstract

Kajian ini dimaksudkan untuk menentukan gagasan dan Ilmu yang sebenarnya dalam QS. Al-Muj adalah pengulangan 11, khususnya bagaimana kebiasaan seseorang ketika sedang berkumpul dan pentingnya informasi. Juga untuk mempelajari bagaimana surat Al-Muj ayat 11 menerapkan ilmu dan iman, serta bahwa derajat dan kedudukan dapat diperoleh melalui ilmu dan iman kepada Allah SWT. Apa hubungan antara iman dan sains dan bagaimana orang menjalani kehidupan mereka di dunia? Dan yang terpenting, bagaimana ayat 11 surat Al-Muj merujuk pada pentingnya Iman dan Ilmu dalam pendidikan Islam. Ujian ini menggunakan penelitian kepustakaan melalui mencari, mengumpulkan, dan membedah buku-buku yang sesuai dengan masalah eksplorasi, kemudian ditangani dengan kemampuan penulis. Dalam menganalisis informasi yang dikumpulkan pencipta menggunakan strategi pemeriksaan isi (content inspection) dengan menguraikan QS. Konsep ayat Iman dan Ilmu tersebut kemudian dijelaskan dalam Al-Mujaalah ayat 11. QS mengatakan bahwa penelitian ini sampai pada suatu kesimpulan. Al-Muj adalah bait ke-11, ada gagasan keyakinan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk dapat mencari tujuan-tujuan tersebut, khususnya: makna kerukunan (toleransi), kewajiban moral, iman, dan pemahaman. Karena merupakan faktor utama dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT, pencapaian ini sangatlah signifikan. Dalam QS. Ayat 11 Al-Mujalah menunjukkan adanya konsep dan eratnya hubungan antara iman dan ilmu di mata Allah SWT. Menurut temuan studi tersebut, iman dan sains harus dilandasi oleh pengetahuan agar manusia dapat berpikir kritis sebelum mengambil tindakan dan mencegah kesalahan di masa depan. Hal ini karena iman dan ilmu adalah satu dan tidak dapat dipisahkan. satu sama lain. Kata kunci: Konsep Iman dan Ilmu Pengetahuan.