susana linden
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EVALUASI PERESEPAN OBAT BERDASARKAN INDIKATOR PERESEPAN WHO DI APOTEK X SAMARINDA susana linden
Jurnal Farmasi Etam (JFE) Vol 1 No 2 (2021): Desember
Publisher : Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (UPPM) STIKES Dirgahayu Samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (586.324 KB) | DOI: 10.52841/jfe.v1i2.206

Abstract

Kesalahan peresepan merupakan salah satu faktor penyebab dalam kesalahan pengobatan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan pengobatan menjadi tidak efektif dan bahkan, tidak aman. Untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan obat, WHO melalui International Network for Rational Use of Drug telah mengembangkan indikator peresepan meliputi jumlah rata-rata obat yang diresepkan per pasien; persentase peresepan obat generik; persentase peresepan obat antibiotik; persentase peresepan sediaan injeksi dan persentase peresepan dari daftar obat esensial atau formularium. Pengkajian peresepan sangat diperlukan sebagai bahan acuan dalam membentuk standar terapi obat yang rasional dan bermutu tinggi. Penelitian ini disusun untuk mengkaji peresepan obat berdasarkan indikator peresepan yang telah ditetapkan oleh WHO (1993) dalam mengevaluasi penggunaan obat rasional dan prescribing error di Apotek X, Samarinda, periode Oktober 2019 - Oktober 2020. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental, bersifat observasional yang dilakukan dengan menggunakan penyajian data yang dirancang secara deskriptif kuantitatif, dimana data dikumpulkan secara retrospektif dari dokumen resep yang diterima apotek X pada periode Oktober 2019 - Oktober 2020. Hasil kajian penilaian indikator peresepan berdasarkan WHO di apotek X Samarinda menunjukkan rerata jumlah obat per lembar resep 1,44; persentase peresepan obat generik 29.05%; persentase peresepan antibiotik 21,40%; persentase peresepan injeksi 0%; dan persentase peresepan obat DOEN (2019) 100%. Permasalahan administratif yang banyak ditemui dalam resep adalah kurang lengkapnya informasi mengenai detail pasien dan detail penulis resep, sedangkan permasalahan bersifat farmasetis adalah tidak dicantumkannya satuan dosis. Pembentukan pola pikir yang sistematis dalam melakukan peresepan obat yang baik diperlukan untuk mempermudah tenaga medis meminimalisir penggunaan obat irasional dan meningkatkan kepuasan konsumen.
Identifikasi Kandungan Hidrokuinon dalam Krim Pemutih yang Beredar di Pasar Segiri Kota Samarinda dengan Metode Spektrofotometri UV-Visible Monika Julan; Nurillahi Febria Leswana; Susana Linden
PHARMACON Vol. 12 No. 2 (2023): PHARMACON
Publisher : UNIVERSITAS SAM RATULANGI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/pha.12.2023.47660

Abstract

Hidrokuinon sering kali digunakan sebagai pemutih dalam krim. Hidrokuinon merupakan senyawa aktif yang mampu mengendalikan produksi pigmen, yakni berfungsi untuk mengurangi atau menghambat pembentukan melanin kulit. Penggunaan bahan hidrokuinon pada kulit sangat berbahaya. Hidrokuinon merupakan senyawa yang berpotensi sebagai karsinogenik. Efek samping yang paling sering timbul yaitu rasa terbakar pada kulit, perasaan gatal, iritasi, pigmentasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kandungan hidrokuinon pada pemutih wajah yang dijual di Pasar Segiri Kota Samarinda menggunakan uji kualitatif dan kuantitatif. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan pemilihan sampel Purposive sampling. Sampel yang diteliti sebanyak 10 sampel krim pemutih yang beredar di Pasar Segiri Kota Samarinda. Uji kualitatif hidrokuinon dengan reagen FeCl3 terhadap sampel krim pemutih memperoleh hasil sampel B, D, E, G, H, dan J mengandung Hidrokuinon dengan menunjukan perubahan warna menjadi kehitaman. Sedangkan uji kromatografi lapis tipis menggunakan fase gerak n-heksana-aseton (6:4) menunjukan terdapat sampel krim pemutih yang positif mengandung Hidrokuinon yaitu pada sampel B, D, E, F, H, I dan J dengan nilai Rf yang mendekati nilai Rf baku hidrokuinon. Uji kuantitatif juga dilakukan untuk menetapkan kadar Hidrokuinon dalam sampel menggunakan Spektrofotometri UV-Visible diperoleh hasil kadar Hidrokuinon dengan rentang 0,36% b/b – 6,08% b/b.v