Muhammad Nurhadi Rahman
Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran UGM / RSUP Dr. Sardjito

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

GANGGUAN HASRAT SEKSUAL PADA WANITA PASCASALIN DAN HUBUNGANNYA DENGAN CARA PERSALINAN Irchami F, Yusnia; H, Irfan; H.P, Isanawidya; A.B, Avie; Patmini, Edi; Nugroho, Agung; Rahman, Muhammad Nurhadi
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : IPAKESPRO

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.767 KB)

Abstract

1Yusnia Irchami F, 1Irfan H, 1Isanawidya H.P, 1Avie A.B, 2Edi Patmini, 3Agung Nugroho, 2Muhammad Nurhadi Rahman ABSTRACTBackground: Sexual dysfunction in postpartum woman is closely related to the period of pregnancy and childbirth. One of the diagnostic criteria for sexual dysfunction is a sexual desire. Sexual desire disorder can be influenced by psychological factors and marriage relationship. However, there has been no consensus stating with certainty the effect of the method of delivery against sexual desire disorder in postpartum woman.Objective: To assess association between delivery method and sexual desire disorder among postpartum woman in RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.Method: A cross sectional study was conducted involving 53 subjects in spontaneous vaginal group and 49 subjects in sectio caesarea group. The Female Sexual Function Index (FSFI) questionnaire was administered to measure sexual desire disorder in 2-6 months postpartum woman. Data was analyzed using chi-square analysis. Result & Discussion: In spontaneous vaginal group, 62.3% of the subjects experienced sexual desire disorder while in sectio caesarea group showed 55.1% (p=0.463). Spontaneous vaginal delivery increases the risk of sexual desire disorder, but not significant statistically (Prevalence ratio 1.130 convidence interval (CI) 0.814 to 1.569).Conclusion: There was no significant relationship between the method of delivery and the prevalence of sexual desire disorder among postpartum woman in RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta.Keywords: Sexual desire disorders, spontaneous vaginal delivery, sectio caesarea delivery, postpartum womanABSTRAK Latar Belakang: Disfungsi seksual yang terjadi pada wanita pascasalin erat kaitannya dengan masa kehamilan dan persalinan. Salah satu kriteria diagnostik disfungsi seksual adalah hasrat seksual. Gangguan hasrat seksual dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis wanita dan hubungan pernikahan. Namun, belum terdapat konsensus yang menyatakan dengan pasti pengaruh metode persalinan terhadap gangguan hasrat seksual pada wanita pascasalin. Tujuan: Mengetahui hubungan antara metode persalinan terhadap prevalensi gangguan hasrat seksual pada wanita pascasalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.Metode: Desain penelitian ini adalah studi potong lintang (cross sectional) dengan melibatkan 53 subjek pada kelompok persalinan vaginal dan 49 subjek pada kelompok sectio caesarea. Kuesioner Female Sexual Function Index (FSFI) digunakan untuk mengukur gangguan hasrat seksual pada subjek yang berada pada bulan ke 2-6 periode pascasalin. Data dianalisis dengan analis chi-square.Hasil & Pembahasan: Pada kelompok vaginal spontan, sebesar 62,3% subjek mengalami gangguan hasrat seksual sedangkan pada kelompok sectio caesarea didapatkan hasil sebesar 55,1% (p=0,463). Persalinan vaginal spontan meningkatkan risiko terjadinya gangguan hasrat seksual secara tidak bermakna (Rasio prevalensi 1,130 convidence interval (CI) 0,814-1,569). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara metode persalinan dengan prevalensi gangguan hasrat seksual pada wanita pascasalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.Kata kunci: Gangguan hasrat seksual, persalinan vaginal spontan, persalinan sectio caesarea, wanita pascasalin 1Mahasiswa S1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UGM2Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran UGM / RSUP Dr. Sardjito3Bagian Kesehatan Ibu dan Anak, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas   Kedokteran UGM  
The use of B-Lynch Technique and Lasso-Budiman Technique to Control Postpartum Hemorrhage in Uterine Atony Rahman, Muhammad Nurhadi
Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology Volume. 34, No. 4, October 2010
Publisher : Indonesian Socety of Obstetrics and Gynecology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (335.93 KB)

Abstract

Objective: To evaluate the use of B-Lynch Technique and Lasso Budiman Technique as conservative way to control post partum hemorrhage due to uterine atony. Method: The cross-sectional retrospective study in Department of Obstetrics and Gynecology, Tangerang General Hospital, Banten, year 2005 - 2008 and Department of Obstetrics and Gynecology, Wonosobo General Hospital, Central Java, year 2003 - 2008. Results: Total 38 post partum hemorrhage cases managed conservatively using B-Lynch technique and Lasso-Budiman technique. Twenty-six cases were done at Wonosobo General Hospital using B-Lynch technique, with 1 failure case and hysterectomy was done with good result. No complications has been reported for the rest 25 successful cases. Twelve cases were done at Tangerang General Hospital, using Lasso-Budiman technique, 1 failure reported, continue to hysterectomy. Among 11 successful cases, 2 complications were found. Ssecondary amenorrhea after performing Lasso-Budiman technique due to uterine sinechia were reported. Conclusion: The B-Lynch technique and Lasso-Budiman technique, both are simple, easy, and effective to control post partum hemorrhage due to uterine atony. If failed, hysterectomy is the last choice. These techniques are also effective methods to conserve uterus and fertility. [Indones J Obstet Gynecol 2010; 34-4: 195-8] Keywords: postpartum hemorrhage, conservative methode, BLynch technique, Lasso-Budiman technique
HUBUNGAN EPISIOTOMI TERHADAP INKONTINENSIS URIN: SUATU STUDI EPIDEMIOLOGI Sari, Novita; Patmini, Edi; Nugroho, Agung; Rahman, Muhammad Nurhadi
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 2, No 2 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (583.244 KB) | DOI: 10.22146/jkr.12641

Abstract

HUBUNGAN EPISIOTOMI TERHADAP INKONTINENSIS URIN: SUATU STUDI EPIDEMIOLOGINovita Sari1, Edi Patmini2, Agung Nugroho3, Muhammad Nurhadi Rahman4ABSTRACTBackground:The mortality rate of urinary incontinence is low but it greatly affects a person’s quality oflife as can cause embarrassment and discomfort. Consequently it affects psychosocial impact of patient.Urinary incontinence 2-3 times more often experienced by women in comparison with men because oftrauma risk to the connective tissue, muscle, and nerve during childbirth.Objective: To assess association between episiotomy and nonepisiotomy vaginal delivery method onurinary incontinence among postpartum woman.Method: A cross sectional study was conducted toward women with post vaginal delivery in BantulHospital during the period of March-August 2014. After considering the inclusion and exclusion criteria,there were 95 women included in the study (44 women with episiotomy vaginal delivery and 51 womenwith nonepisiotomy vaginal delivery). Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis (QUID)wasadministered to measure urinary incontinence in postpartum women. Data were analyzed using SPSSsoftware version 19.Result and Discussion: The occurrence of urinary incontinence in this research was 45.3%, among these39.5% were women with episiotomy vaginal delivery, and 60.5% were women with nonepisiotomy vaginaldelivery method (p=0.228 and RP =0.76).Conclusion: Urinary incontinence among postpartum women is not significantly different among womenwho delivered with episiotomy and non episiotomy.Keyword: Urinary incontinence, vaginal delivery, episiotomy, nonepisiotomyABSTRAKLatar Belakang:Inkontinensi urin bukan masalah yang mematikan tetapi inkontinensi urin mempengaruhikualitas hidup seseorang karena menimbulkan rasa malu dan tidak nyaman, sehingga memberikandampak psikososial pada pasien inkontinensi urin. Inkontinensi urin 2-3 kali lebih sering dialami olehwanita dibandingkan dengan pria karena adanya risiko terjadinya trauma pada jaringan ikat, otot, dancedera saraf saat melakukan persalinan.Tujuan: Mengetahui hubungan antara persalinan vaginal dengan tindakan episiotomi dan nonepisiotomiterhadap kejadian inkontinensi urin pada wanita postpartum.Metode: Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional dengan 44 subjek pada kelompok persalinanvaginal episiotomi dan 51 subjek pada kelompok persalinan vaginal nonepisiotomi. Kuesioner QUID(Questionnaire for Urinary Incontinence Diagnosis) digunakan untuk mengukur inkontinensi urin padawanita postpartum. Data kemudian dianalisis menggunakan software SPSS versi 19.Hasil:Angka kejadian inkontinensi urin pada subjek penelitian yaitu 45,3%, sedangkan pada kelompokpersalinan vaginal episiotomi 39,5% dan persalinan vaginal nonepisiotomi 60,5% (p=0,228 dan RP=0,76).Kesimpulan:Tidak ada hubungan yang signifikan antara persalinan vaginal dengan tindakan episiotomidan nonepisiotomi terhadap terjadinya inkontienesi urin postpartum.Kata kunci:Inkontinensi urin, persalinan vaginal, episiotomy dan nonepisiotomi.1 Mahasiswa S1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UGM2,4 Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran UGM / RSUP Dr. Sardjito3 Bagian Kesehatan Ibu dan Anak, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UGM
Client Satisfaction After Family Planning Counseling by Trained Medical Students Prawitasari, Shinta; Sangun, Diannisa I E; Rahman, Muhammad Nurhadi; Emilia, Ova
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 4, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.045 KB) | DOI: 10.22146/jkr.36199

Abstract

Latar Belakang: Program keluarga berencana mengalami tren penurunan di Indonesia dikarenakan adanya kendala pengetahuan, hambatan budaya, dan ketidakpuasan klien terhadap efek dari penggunaan alat kontrasepsi. Konseling keluarga berencana oleh penyedia layanan kesehatan memainkan peran yang penting dalam memberikan informasi mengenai metode program keluarga berencana.Tujuan: Mengetahui kepuasan klien terhadap konseling keluarga berencana yang dilakukan oleh mahasiswa kedokteran yang telah dilatih.Metode: Penelitian ini merupakan pre-experiment design with posttest only. Dua puluh lima mahasiswa kedokteran yang mengikuti progam ditugaskan untuk memberikan konseling keluarga berencana kepada klien program keluarga berencana di Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Modifikasi kuisioner dari William dkk digunakan untuk menilai kepuasan klien. Analisis deskriptif dilakukan dengan program SPSS versi 21.Hasil dan Pembahasan: Dari 69 klien yang mendapatkan pelayanan,secara umum lebih dari 97% klien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan kecuali pada poin waktu tunggu dimana ketidakpuasan klien 11,8%. Kepuasan pada poin merasa dihormati, durasi konseling, metode pemberian informasi, kesempatan bertanya, dan kesesuaian antara informasi yang dibutuhkan dengan yang diberikan mencapai 98,5-100%.Kesimpulan: Sebagian besar klien merasa puas dengan konseling yang diberikan oleh mahasiswa kedokteran.Kata kunci: kepuasan, keluarga berencana, konseling, mahasiswa kedokteran
Urinary tract infection in premature rupture of membrane (PROM): an academic hospital based study Rahman, Muhammad Nurhadi; Liligoly, Rivaldi D; Pangastuti, Nuring
Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran) Vol 51, No 1 (2019)
Publisher : Journal of the Medical Sciences (Berkala Ilmu Kedokteran)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.396 KB) | DOI: 10.19106/JMedSci005101201904

Abstract

Premature rupture of membrane (PROM) and preterm PROM (PPROM) are commonly related with poor maternal and perinatal outcomes. Urinary tract infection (UTI) has been known as one of its risk factors. The aim of study was to ascertain the frequency and pattern of urinary symptoms as well as the risk factors for UTI in PROM and PPROM. A retrospective study was conducted at Dr. Sardjito General Hospital, Yogyakarta, Indonesia. All pregnancy cases with the history of PROM/PPROM from January to December 2015 were included. The research subjects were obtained from medical records, using the format of basic data collection to identify the risk factors of UTI in pregnancy. One hundred cases of complicated pregnancy with either PROM or PPROM were obtained. The mean of maternal age, gestational age, and birth weight were 28 ± 5.99 yr; 34.05 ± 4:28 wk; 2170.79 ± 835.447 g; respectively. Urinalysis was done in 58 patients. The prevalence of bacteriuria was 55.17%. Symptomatic vs. asymptomatic bacteriuria showed statistically significant differences (p
GANGGUAN HASRAT SEKSUAL PADA WANITA PASCASALIN DAN HUBUNGANNYA DENGAN CARA PERSALINAN Irchami F, Yusnia; H, Irfan; H.P, Isanawidya; A.B, Avie; Patmini, Edi; Nugroho, Agung; Rahman, Muhammad Nurhadi
JURNAL KESEHATAN REPRODUKSI Vol 2, No 1 (2015)
Publisher : Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.767 KB) | DOI: 10.22146/jkr.7117

Abstract

1Yusnia Irchami F, 1Irfan H, 1Isanawidya H.P, 1Avie A.B, 2Edi Patmini, 3Agung Nugroho, 2Muhammad Nurhadi Rahman ABSTRACTBackground: Sexual dysfunction in postpartum woman is closely related to the period of pregnancy and childbirth. One of the diagnostic criteria for sexual dysfunction is a sexual desire. Sexual desire disorder can be influenced by psychological factors and marriage relationship. However, there has been no consensus stating with certainty the effect of the method of delivery against sexual desire disorder in postpartum woman.Objective: To assess association between delivery method and sexual desire disorder among postpartum woman in RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.Method: A cross sectional study was conducted involving 53 subjects in spontaneous vaginal group and 49 subjects in sectio caesarea group. The Female Sexual Function Index (FSFI) questionnaire was administered to measure sexual desire disorder in 2-6 months postpartum woman. Data was analyzed using chi-square analysis. Result & Discussion: In spontaneous vaginal group, 62.3% of the subjects experienced sexual desire disorder while in sectio caesarea group showed 55.1% (p=0.463). Spontaneous vaginal delivery increases the risk of sexual desire disorder, but not significant statistically (Prevalence ratio 1.130 convidence interval (CI) 0.814 to 1.569).Conclusion: There was no significant relationship between the method of delivery and the prevalence of sexual desire disorder among postpartum woman in RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta.Keywords: Sexual desire disorders, spontaneous vaginal delivery, sectio caesarea delivery, postpartum womanABSTRAK Latar Belakang: Disfungsi seksual yang terjadi pada wanita pascasalin erat kaitannya dengan masa kehamilan dan persalinan. Salah satu kriteria diagnostik disfungsi seksual adalah hasrat seksual. Gangguan hasrat seksual dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis wanita dan hubungan pernikahan. Namun, belum terdapat konsensus yang menyatakan dengan pasti pengaruh metode persalinan terhadap gangguan hasrat seksual pada wanita pascasalin. Tujuan: Mengetahui hubungan antara metode persalinan terhadap prevalensi gangguan hasrat seksual pada wanita pascasalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.Metode: Desain penelitian ini adalah studi potong lintang (cross sectional) dengan melibatkan 53 subjek pada kelompok persalinan vaginal dan 49 subjek pada kelompok sectio caesarea. Kuesioner Female Sexual Function Index (FSFI) digunakan untuk mengukur gangguan hasrat seksual pada subjek yang berada pada bulan ke 2-6 periode pascasalin. Data dianalisis dengan analis chi-square.Hasil & Pembahasan: Pada kelompok vaginal spontan, sebesar 62,3% subjek mengalami gangguan hasrat seksual sedangkan pada kelompok sectio caesarea didapatkan hasil sebesar 55,1% (p=0,463). Persalinan vaginal spontan meningkatkan risiko terjadinya gangguan hasrat seksual secara tidak bermakna (Rasio prevalensi 1,130 convidence interval (CI) 0,814-1,569). Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara metode persalinan dengan prevalensi gangguan hasrat seksual pada wanita pascasalin di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.Kata kunci: Gangguan hasrat seksual, persalinan vaginal spontan, persalinan sectio caesarea, wanita pascasalin 1Mahasiswa S1 Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran UGM2Bagian Obstetri dan Ginekologi, Fakultas Kedokteran UGM / RSUP Dr. Sardjito3Bagian Kesehatan Ibu dan Anak, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas   Kedokteran UGM Â