Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Metode Bermain Peran dan Alat Permainan Edukatif untuk Meningkatkan Empati Anak Usia Dini Rahmawati, Anayanti
Jurnal Pendidikan Anak Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Pendidikan Anak
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1882.353 KB) | DOI: 10.21831/jpa.v3i1.2875

Abstract

Penelitian dengan judul Metode Bermain Peran Dan Alat Permainan Edukatif Untuk Meningkatkan Empati Anak Usia Dini ini bertujuan meningkatkan empati anak  usia dini. Subjek penelitian yaitu anak kelompok B TK Darul Arqom Makamhaji, Kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo . Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Dengan membandingkan hasil observasi empati anak pada siklus I dan siklus II dapat dilihat terjadinya peningkatan empati. Hasil tersebut menunjukkan penggunaan metode bermain peran dan alat permainan edukatif di TK Darul Arqom dapat berpengaruh dan meningkatkan empati. Kata kunci: metode bermain peran, alat permainan edukatif, empaty
Peningkatan Pemahaman Huruf Hijaiyah Melalui Permainan Kartu Huruf Pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah Bustanul Athfal (ABA) Bulurejo Juwiring Klaten Tahun Ajaran 2013-2014 Ningrum, Indah Widiyastuti; Usada, Usada; Rahmawati, Anayanti
Kumara Cendekia Vol 2, No 3 (2014): Kumara Cendekia
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.122 KB) | DOI: 10.20961/kc.v2i3.34196

Abstract

PROFIL KESIAPAN SEKOLAH ANAK MEMASUKI SEKOLAH DASAR Rahmawati, Anayanti; Tairas, Mareyke Maritje Wagey; Nawangsari, Nur Ainy Fardana
Jurnal Pendidikan Usia Dini Vol 12 No 2 (2018): Jurnal Pendidikan Usia Dini Volume 12 Nomor 2 November 2018
Publisher : Program Studi Magister Pendidikan Anak Usia Dini

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.731 KB) | DOI: 10.21009/JPUD.122.01

Abstract

ABSTRAK School readiness is children’s readiness to enter elementary school. School readiness is needed so that children can attend all school activities in elementary school well. This study aims to determine the condition of school readiness owned by children before entering elementary school. Method used in this research is survey. Data analysis was carried out descriptively by comparing the average score of each dimension in school readiness. Results show that the average score from the highest to the lowest in the dimension of school readiness are academic knowledge, dimension, physical health and motor development dimension, basic thinking skills dimension, self-discipline dimension, social emotional maturity dimension, and communication skills dimension. Achievement of the average score in cognitive dimensions (academic knowledge and basic thinking skills dimension) and physical health and motor development dimension are higher than non-cognitive dimensions (self-discipline, social emotional maturity and communication skills dimension). This condition needs to get attention because the realization of school readiness is a combination of all dimensions in school readiness. The low in one of these dimension will affect to the overall of school readiness’s quality. Keywords: School readiness, Children, Entering elementary school Kesiapan sekolah merupakan kesiapan anak untuk masuk Sekolah Dasar (SD). Kesiapan sekolah diperlukan agar anak dapat mengikuti semua kegiatan sekolah di SD dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesiapan sekolah yang dimiliki oleh anak sebelum memasuki SD. Metode penelitian yang digunakan adalah survei. Analisis data dilakukan secara deskriptif dengan membandingkan nilai rata-rata setiap dimensi dalam kesiapan sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari tertinggi ke terendah dalam dimensi kesiapan sekolah adalah dimensi pengetahuan akademis, dimensi kesehatan fisik dan perkembangan motorik, dimensi ketrampilan berpikir dasar, dimensi disiplin diri, dimensi kematangan sosial emosional dan dimensi kemampuan berkomunikasi. Capaian nilai rata-rata dimensi kognitif (dimensi pengetahuan akademis dan ketrampilan berpikir dasar) dan dimensi kesehatan fisik dan perkembangan motorik lebih tinggi jika dibandingkan dengan capaian nilai rata-rata dimensi non kognitif (dimensi disiplin diri, kematangan sosial emosional dan kemampuan berkomunikasi).. Kondisi ini perlu mendapatkan perhatian karena terwujudnya kesiapan sekolah merupakan perpaduan antara semua dimensi dalam kesiapan sekolah. Rendahya salah satu dimensi akan mempengaruhi kualitas kesiapan sekolah secara keseluruhan. Kata Kunci: Kesiapan Sekolah, Anak, Masuk Sekolah Dasar
HUBUNGAN ANTARA RELASI GURU-ANAK DENGAN KEMAMPUAN KEAKSARAAN ANAK USIA 5-6 TAHUN Hapsari, Pudagiwa Nur Fitri; Rahmawati, Anayanti; Jumiatmoko, Jumiatmoko
Kumara Cendekia Vol 8, No 3 (2020): Kumara Cendekia
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/kc.v8i3.42603

Abstract

ABSTRAK Relasi guru-anak merupakan interaksi antara guru dengan anak yang terjadi dalam lingkungan sekolah. Jalinan interaksi guru dengan anak penting karena dapat mempengaruhi capaian kemampuan anak dalam berbagai aspek perkembangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara relasi guru-anak dengan kemampuan keaksaraan. Metode penelitian yang digunakan kuantitatif korelasional. Sampel penelitian terdiri dari 121 anak TK Kelompok B Se-Gugus 8 Jasmine Laweyan Surakarta. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yang diisi oleh guru kelas. Analisis data menggunakan uji korelasi. Uji hipotesis penelitian ini menggunakan uji korelasi Spearman rho yang menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara relasi guru-anak dengan kemampuan keaksaraan anak. Koefisien korelasi yang didapatkan sebesar 0,350 yang menunjukan arah hubungan positif. Kondisi ini berarti relasi guru-anak yang baik berhubungan dengan peningkatan kemampuan keaksaraan anak, artinya apabila terdapat relasi dengan dimensi kedekatan antara guru-anak memiliki intensitas yang tinggi dan dimensi konflik antara guru-anak memiliki intensitas yang rendah maka kemampuan keaksaraan anak akan dapat berkembang dengan baik. Kata kunci : relasi guru-anak, keaksaraan, anak usia 5-6 tahunABSTRACT Teacher-child relationships were interaction between teacher and children in the school. Interaction of teacher and children was very important because teacher could affect achievement of developmental aspects. The purpose of this study was to find out whether was a correlation between teacher-child relationships with early literacy children. This research was correlation quantitative.  This research sample included 121 children of kindergarten Group B at 8 Jasmine Cluster Laweyan Surakarta. Data collection techniques in this study used questionnaires answered by class teacher. Data analysis used by correlation. Hypothesis test of this research used Spearman rho correlation analysis showed that the significamce value was 0,000 < 0,05 which meant the hypothesis was accepted, namely the correlation between the teacher-child relationships with early literacy children. Correlation coefficient of 0,350, the direction of the correlation showed a positive sign.This condition meant that a good teacher-child relationships related to the improvement of childrens early literacy, This means that if there was a relationship with the dimension of closeness between teacher-child had a high intensity and the dimension of conflict between teacher-child had a low intensity, the child's literacy ability would develop.Keywords: teacher-child relationships, early Literacy, 5-6 Years Old Children
HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DENGAN KESIAPAN SEKOLAH ANAK USIA 5-6 TAHUN Nugraheni, Anindya; Rahmawati, Anayanti; Pudyaningtyas, Adriani Rahma
Kumara Cendekia Vol 9, No 3 (2021): Kumara Cendekia
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/kc.v9i3.51491

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri dengan kesiapan sekolah anak usia 5-6 tahun. Desain penelitian ini adalah Penelitian ini akan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian korelasi. Sampel penelitian sejumlah 100 anak usia 5-6 tahun di TK segugus 5 Kenangan, Banaran, Boyolali yaitu TK Aisyiyah 1 Boyolali, TK Aisyiyah 5 Boyolali, TK Aisyiyah 6 Boyolali, TK Almabrur Boyolali, TK Muslimat NU 1 Boyolali dan TK Kemala Bhayangkari 62. Hasil analisis data menunjukkan bahwa pertama, nilai koefisien korelasi sebesar 0,591 dan menunjukkan hubungan positif yang artinya apabila kesiapan sekolah semakin baik, maka, regulasi diri anak usai 5-6 tahun semakin baik pula. Kedua, uji hipotesis menunjukkan angka 0,000<0,05 maka H0 ditolak. Hal ini membuktikan bahwa kesiapan sekolah dengan regulasi diri anak usia 5-6 tahun. Regulasi diri berhubungan dengan kesiapan sekolah karena regulasi diri merupakan salah satu bekal anak untuk bisa beradaptasi dengan lingkannya sehingga mendukung kesiapan sekolah anak. Hal tersebut penting karena anak yang telah memiliki kesiapan untuk sekolah akan memperoleh keuntungan dan kemajuan dalam perkembangan selanjutnya. Selain itu, regulasi diri anak-anak prasekolah, termasuk kepatuhan dan kontrol diri mereka, dapat memengaruhi keberhasilan siswa seperti yang diharapkan, anak-anak untuk mengikuti peraturan kelas dan arahan guru, berbagi mainan, dan menunggu giliran mereka. 
Implementasi Manajemen Kurikulum pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini Rasmani, Upik Elok Endang; Rahmawati, Anayanti; Palupi, Warananingtyas; Jumiatmoko, Jumiatmoko; Zuhro, Nurul Shofiatin; Fitrianingtyas, Anjar
International Journal of Community Service Learning Vol 5, No 3 (2021): Agustus
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/ijcsl.v5i3.38216

Abstract

Kualitas layanan program pendidikan anak usia dini (PAUD) menunjang keberhasilan peserta didik.  Kurangnya pemahaman pendidik mengenai pengelolaan manajemen PAUD terutama manajemen kurikulum menjadi hambatan dalam peningkatan kualitas layanan PAUD. Manajemen kurikulum sangatlah penting karena manajemen ini menentukan bahan ajar yang disesuaikan dengan aspek perkembangan anak dalam rangka mencapai tumbuh kembang yang optimal dengan pembelajaran yang efektif dan efisien. Pengabdian ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi terkait pelaksanaan dan penataan manajemen kurikulum PAUD agar lebih terarah dan berkembang lebih optimal di lembaga PAUD. Sampel pengabdian adalah TK Aulia Surakarta. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa pelatihan dan pendampingan berjalan dengan baik meskipun terkendala oleh pandemi, dan peningkatan pemahaman dan pelaksanaan manajemen kurikulum PAUD lebih terarah dan berkembang optimal.
Penerapan Video Animasi Interaktif untuk Mengenalkan Nilai-nilai Keagamaan pada Anak Aini, Syifa Ainun Nur; Rahmawati, Anayanti; Jumiatmoko, Jumiatmoko
ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal Vol 9, No 2 (2021): ThufuLA: Jurnal Inovasi Pendidikan Guru Raudhatul Athfal
Publisher : PIAUD IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/thufula.v9i2.11893

Abstract

The ability to recognize religious values is important for children aged 4-5 years, because it will greatly affect the development of children at the next level. The ability to recognize religious values will develop well if it is supported by the right media. This study aims to promote interactive animation video learning media to help the ability to recognize religious values of children aged 4-5 years. Interactive animated video is a combination of visual-based media with audio media. This type of research was Research and Development (R&D) from Plomp. The research sample was 30 children aged 4-5 years in Permata Hati Jajar Islamic Kindergarten, Surakarta. Data collection techniques used questionnaires and children’s performance. Data analysis used descriptive quantitative and qualitative descriptive methods. The results of the data analysis showed that 90% of material experts were obtained, media experts were 81%, teachers were 88%, development trials were 89%, implementation was 94%. The overall assessment results was obtained an average score of 88%. The average score that had been obtaining showed that the interactive animated video developed was very suitable to be use as a medium to help introduce religious values in children aged 4-5 years. Based on these results, it can be concluded that the interactive animated videos developed were able to increase the ability to recognize religious values in children aged 4-5 years.
Kemampuan Berpikir Simbolik Pada Anak Usia 5-6 Tahun Priyono, Felani Henrianti; Rahmawati, Anayanti; Pudyaningtyas, Adriani Rahma
Kumara Cendekia Vol 9, No 4 (2021): Kumara Cendekia
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/kc.v9i4.53280

Abstract

Artikel ini merupakan kajian literatur kemampuan berpikir simbolik pada anak usia 5-6 tahun. Kemampuan berpikir simbolik merupakan sebuah lingkup perkembangan kognitif yang berhubungan dengan kemampuan mengingat dan berpikir mengenai simbol atau membayangkan suatu objek yang  tidak  ada  dengan  menggunakan lambang bilangan dan huruf. Mengenal lambang bilangan dan huruf penting bagi keberhasilan belajar anak usia 5-6 tahun, karena berhubungan dengan persiapan masuk Sekolah Dasar yang belajar mengenai baca, tulis, dan hitung.