Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

HAK ASASI MANUSIA DAN PERKAWINAN HINDU Rudita, I Made
Jurnal Advokasi Vol 5, No 1 (2015): Jurnal Advokasi
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.588 KB)

Abstract

Bagi masyarakat Hindu masalah perkawinan (wiwaha) mempunyai arti dan kedudukan yang khusus dalam dunia kehidupan mereka. Menurut hukum Hindu system perkawinan Brahma wiwaha, Daiwa wiwaha, Arsa wiwaha, Prajapati wiwaha dan Asura wiwaha sama dengan sistem mepadik (meminang atau meminta) dalam tradisi masyarakat di Bali dan sistem perkawinan ini tidak bertentangan dengan hak asasi manusia. Sedangkan sistem perkawinan Gandharwa Wiwaha sama dengan system ngerorod atau rangkat yang juga disebut cara selarian (sama-sama lari berdasarkan cinta) dalam tradisi masyarakat Bali dan sistem perkawinan ini tidak bertentangan dengan hak asasi manusia. Adapun sistem perkawinan Raksasa wiwaha dan Paisaca wiwaha sama dengan sistem melegandang atau kawin paksa dalam tradisi masyarakat Bali dan system perkawinan ini sangat bertentangan dengan hak asasi manusia. Disamping itu ada juga sistem perkawinan asupundung , alangkahi karang hulu, perkawinan dengan keris dan upacara pati wangi adalah jenis perkawinan yang telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia dalam sistem perkawinan tersebut.
HINDU DAN DEMOKRASI Rudita, I Made
Jurnal Advokasi Vol 6 No 1 (2016): Jurnal Advokasi
Publisher : Fakultas Hukum Universitas Mahasaraswati Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (40.588 KB)

Abstract

Hinduism is a religion that up hold the principles of democracy, because it gives freedom Hindu followers the choice way or the way to believe in God, according to his conscience. Besides Hindu religion is very appreciate the difference and diversity, in line with the motto of “Bhineka Tunggal Ika” that is the essence of Hinduism. Further more Hindu always teach people to be critical and honest, which is in line with the attitude of thinking of democracy
PELATIHAN TENTANG LONTAR PRAKEMPA DAN MAKNA SEMBAHYANG HINDU PADA PENGURUS SEKEHA GONG MAHA WIDYA MERDANGGA UNHI DENPASAR I MADE RUDITA; I WAYAN SUKADANA
JURNAL SEWAKA BHAKTI Vol 4 No 1 (2020): Sewaka Bhakti
Publisher : UNHI Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.035 KB)

Abstract

The community service activities were carried out at the Indonesian Hindu University on Jalan Sangga Langit Tembawu, East Denpasar District, Denpasar City, especially at the Sekeha Gong Management Maha Widya Merdangga. This Sekeha Gong administrator will be a model for all Sekeha Gong members regarding understanding of the contents of the Lontar Prakempa and the meaning of Hindu prayer. The problem that is currently happening to the Sekeha Gong Management is the lack of understanding of the Sekeha Gong Management regarding the contents of the Lontar Prakempa and the meaning of Hindu prayer. The impact that can be caused by the inability of the Sekeha Gong Management to explain the contents of the Lontar Prakempa and the meaning of this Hindu prayer is the emergence of dissatisfaction from the members of Sekeha Gong Maha Widya Merdangga in general and they did not make this Sekeha Gong Management a model to emulate. This community service activity was carried out in an effort to help this Sekeha Gong Management to understand the contents of the ejection of the Prakempa and the meaning of this Hindu prayer. This can be achieved by conducting training on the contents of the palm leaf and the meaning of this Hindu prayer. This activity is expected to produce output so that the Sekeha Gong Maha Widya Merdangga Board is 100% able to explain the contents of the ejection of the Prakempa and the meaning of this Hindu prayer so that the satisfaction of Sekeha Gong members increases.
GAME EDUKASI PUZZLE PENGENALAN ALAT MUSIK TRADISIONAL BALI BERBASIS ANDROID I Ketut Herry Saptiawan; I Gede Suardika; I Made Rudita
JURNAL FASILKOM (teknologi inFormASi dan ILmu KOMputer) Vol 11 No 1 (2021): Jurnal Fasilkom
Publisher : Fakultas Ilmu Komputer, Unversitas Muhammadiyah Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (876.662 KB) | DOI: 10.37859/jf.v11i1.2526

Abstract

Game edukasi puzzle merupakan game yang bersifat menghibur dan di dalamnya mengandung pengetahuan yang dapat disampaikan kepada penggunanya. Game edukasi puzzle dapat digunakan sebagai salah satu media pendidikan yang bisa digunakan sebagai media pembelajaran. Game Edukasi Puzzle ini diterapkan di dalam aplikasi Game Edukasi Puzzle Pengenalan Alat Musik Tradisional Bali Berbasis Android, sehingga dapat memberikan pengetahuan dan pemahaman pengguna dalam mengenal alat musik tradisional Bali sekaligus dapat bermain game. Tujuan dari penelitian ini adalah merancang dan membangun sebuah Game Edukasi Puzzle Pengenalan Alat Musik Tradisional Bali Berbasis Android. Dalam pembuatan aplikasi ini mengunakan metode Multimedia Development Life Cycle (MDLC). Untuk menguji game edukasi dari sisi fungsionalitas, serta untuk menguji game dari sisi usability dengan menggunakan metode System Usability Scale (SUS). Dari hasil penelitian tersebut diharapkan berguna bagi masyarakat dalam mengenal alat musik tradisional Bali.
STRUKTUR DRAMATIK PERTUNJUKAN DRAMA KLASIK SANGGAR TEATER MINI LAKON DEWA RUCI KAJIAN BENTUK DAN FUNGSI I Made Rudita; Ni Luh Putu Wiwin Astari
WIDYANATYA Vol 1 No 1 (2019): widyanatya
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyanatya.v1i1.270

Abstract

ABSTRAK Pada dasarnya nilai pendidikan karakter mempunyai tiga bagian yang saling bekaitan, yaitu pengetahuan moral, penghayatan moral dan perilaku moral. Oleh karena itu seseorang dengan karakter yang baik, mengetahui, menginginkan, dan melakukan yang baik. Ketiganya merupakan syarat untuk menuntun hidup yang bermoral dan membangun kematangan moral. Dalam melakukan pendidikan karakter tidak harus dengan menambah program tersendiri, melainkan bisa melalui transformasi budaya, salah satunya nilai-nilai pendidikan karakter bisa disampaikan melalui seni pertunjukan drama, khususnya pertunjukan drama klasik. Untuk menjawab masalah di atas, dalam hal mengetahui nilai pendidikan karakter melalui transformasi budaya Bali berupa pertunjukan drama klasik Sanggar Teater Mini, perlu dibuat suatu penelitian mengenai nilai pendidikan karakter dalam pertunjukan drama klasik Sanggar Teater Mini dengan lakon Dewa Ruci. Penelitian ini berjudul “Struktur Dramatik Pada Pertunjukan Drama Klasik Sanggar Teater Mini lakon Dewa Ruci”.Kajian (Bentuk dan Fungsi)” adalah hasil studi yang mendalam struktur dramatik pada pertunjukan drama klasik. Penelitian ini mengangkat dua pokok masalah yaitu : 1) untuk mengetahui dan menganalisis bentuk struktur dramatik pertunjukan drama klasik Sanggar Teater Mini lakon Dewa Ruci ; 2) untuk mengetahui dan menganalisis fungsi pertunjukan drama klasik Sanggar Teater Mini lakon Dewa Ruci. Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberadaan dan peranan penting dari nilai-nilai pendidikan karakter dalam pertunjukan pertunjukan drama klasik Sanggar Teater Mini lakon Dewa Ruci . Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bentuk struktur dramatik dan fungsi pertunjukan drama klasik Sanggar Teater Mini lakon Dewa Ruci. Penelitian ini dirancang sebagai penelitian kualitatif dengan menggunakan dua teori : teori estetika dan teori fungsional struktural. Metode-metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dokumentasi dan kepustakaan.Seluruh data diolah menggunakan tehnik deskriptif interpretatif. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut ; Bentuk struktur dramatik pertunjukan drama klasik Sanggar Teater Mini lakon Dewa Ruci adalah sebagai berikut : (1) tema, (2) alur, (3) latar, (4) penokohan, (5) insiden dan (6) amanat. Sedangkan fungsi drama klasik Sanggar Teater Mini lakon Dewa Ruci adalah sebagai berikut : (1) fungsi ekonomi, (2) fungsi hiburan, (3) fungsi promosi dan (4) fungsi komunikasi. ABSTRACT Basically, the value of character education has three interrelated parts, namely moral knowledge, moral appreciation and moral behavior. Therefore someone with good character, knows, wants, and does good. All three are conditions for guiding a moral life and building moral maturity. In doing character education does not have to add a separate program, but it can be through cultural transformation, one of which is the values ​​of character education can be conveyed through drama performing arts, especially classical drama performances. To answer the above problem, in terms of knowing the value of character education through the transformation of Balinese culture in the form of a classic Mini Theater studio performance, it is necessary to make a study of the value of character education in the performance of the Sanggar Teater Mini classic drama with Dewa Ruci play. This research entitled "Dramatic Structure of the Classical Drama Performance of Teater Mini lakon Dewa Ruci". Studies (Forms and Functions) "are the results of an in-depth study of the dramatic structure of classical drama performances. This research raises two main issues, namely: 1) to find out and analyze the dramatic structural forms of the Sanggar Teater Mini classical drama performance Dewa Ruci play; 2) to find out and analyze the function of the Sanggar Teater Mini lakon Dewa Ruci performance. In general, this study aims to find out the existence and important role of character education values ​​in the performance of the classic Sanggar Teater Mini lakon Dewa Ruci performance. Specifically, this study aims to explain the dramatic structure and function of the classical drama performances of Sanggar Teater Mini Dewa Ruci play. This research was designed as qualitative research using two theories: aesthetic theory and structural functional theory. Data collection methods used include observation, interviews, documentation and literature. All data are processed using interpretive descriptive techniques. The results of this study are as follows; The form of the dramatic structure of the Sanggar Teater Mini classical drama performances by Dewa Ruci are as follows: (1) theme, (2) plot, (3) background, (4) characterization, (5) incident and (6) mandate. While the function of the classical drama Sanggar Teater Mini lakon Dewa Ruci is as follows: (1) economic function, (2) entertainment function, (3) promotion function and (4) communication function.
GAMELAN GONG KEBYAR SEMBILAN BILAH DI DESA KELECUNG I Putu Agustana; I Made Rudita; I Nyoman Surianta
WIDYANATYA Vol 2 No 01 (2020): WIDYANATYA
Publisher : UNHI PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/widyanatya.v2i01.620

Abstract

Gamelan merupakan salah satu kebudayaan asli Indonesia yang telah berkembang sebagai musik sejak jaman prasejarah hingga saat ini. Perkembangan gamelan di Bali sangat pesat terutama yang dapat kita amati sejak abad XX ini. Gamelan Bali berbentuk seni karawitan instrumental yang memiliki laras pelog dan selendro. Gamelan Jawa, Bali, Sunda sering sekali mewakili Indonesia di pentas dunia sehingga dianggap sebagai musik tradisi Bangsa Indonesia. Kata gambel atau gembel berarti ‘pukul’, jadi digembel sama dengan dipukul. Instrumen musik yang cara memainkannya digembel, namanya gembelan, lalu menjadi gamelan. Gamelan Gong Kebyar merupakan gamelan golongan baru yang lahir dan berkembang pada abad ke XX di Bali utara. Gamelan Gong Kebyar (selanjutnya disebut Gong Kebyar) adalah ansambel perkusi yang diturunkan dari gamelan Gong Kuna terdiri dari berjenis-jenis instrumen. Tak dapat dipungkiri lagi bahwa kini gamelan Gong Kebyar sudah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dan dahsyat. Gamelan Gong Kebyar yang baru muncul pada permulaan abad ke XX pada dewasa ini sudah mampu mengalahkan perkembangan gamelan Bali lainnya yang sudah ada sebelumnya. Sebagai suatu bentuk seni pertunjukan Bali yang paling popular hingga saat ini dan salah satu gamelan yang tergolong sedikit unik ini yaitu Gong Kebyar dengan sembilan bilah nada di Desa Kelecung yang akan di bahas dalam penelitian ini.
Meningkatkan Kemampuan Berhitung Anak Menggunakan Metode Jarimatika Di TK Mekar Kumara Desa Kesiut I Ketut Putu Suniantara; Ni Putu Nanik Hendayanti; Gede Suwardika; I Made Hendra M. Pramayasa; Luh Putu Safitri Pratiwi; Kadek Masakazu; I Made Rudita; I Gede Suardika
WIDYABHAKTI Jurnal Ilmiah Populer Vol. 4 No. 1 (2021): Nopember
Publisher : STIKOM Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30864/widyabhakti.v4i1.288

Abstract

Mengenalkan matematika pada anak usia dini bertujuan supaya mereka mampu memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan sehari – hari melalui Metode Jarimatika. Pada metode ini bagaimana anak – anak mengenal bilangan dan perhitungan matematika dengan menggunakan kesepuluh jari tangan. Dengan pengenalan metode Jarimatika diharapkan kemampuan berhitung anak – anak meningkat dan lebih mudah memahami konsep bilangan yang tidak membebani memori otak anak - anak. Konsep Jarimatika lebih menekankan pada penguasaan konsep daripada cara cepat dalam operasi perhitungan, sehingga kemampuan anak – anak lebih matang dalam penguasaan ilmu berhitung. Adapun lokasi tempat melaksankan pelatihan berhitung dengan metode Jarimatika ini adalah di TK Mekar Kumara Desa Kesiut. Hasil dari kegiatan ini dapat dilihat dari kemampuan berhitung anak – anak meningkat dalam menyebutkan bilangan melalui gambar mencapai benar 100% dan melakukan perhitungan penjumlahan dan pengurangan mencapai benar 93,33%. Serta anak-anak merasa senang dalam belajar berhitung dengan jarimatika, terlihat dari semangat dan atusias merekan menggerakan jari-jari mereka dalam menghitung. Para guru merasa terbantu dalam mengajari anak-anak berhitung dengan menggunakan jarimatika.