Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Peran Guru Sejarah Abad 21 dalam Menghadapi Tantangan Arus Globalisasi Susilo, Agus; Sarkowi, Sarkowi
Historia: Jurnal Pendidik dan Peneliti Sejarah Vol 2, No 1 (2019): Historiografi Buku Teks Sejarah: dari nasionalisme hingga Ecopedagogy
Publisher : Prodi. Pendidikan Sejarah FPIPS UPI dan APPS (Asosiasi peneliti dan Pendidik Sejarah)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (131.25 KB) | DOI: 10.17509/historia.v2i1.11206

Abstract

Guru merupakan tonggak utama dalam pendidikan di dunia. Guru profesional adalah guru yang menjadi sumber inspirasi dan pematik gairah belajar bagi anak didiknya, karena guru meyakini kepentingan ilmunya ini demi masa depan anak-anaknya. Guru Sejarah yang merupakan guru yang harus terus belajar untuk mengimbangi antara ilmunya dimasa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang. Seorang guru Sejarah harus mampu melihat karakter anak didiknya dan menghargai setiap perbedaan yang menjadi latar belakang siswanya. Pembentuk mental dan karakter siswa, tidak akan lepas dari persoalan penanaman nilai-nilai, transfer of values. Bentuk penelitian ini adalah kualitatif deskriptif yaitu penelitian yang menyajikan temuan dalam bentuk deskriptif kalimat yang rinci, lengkap, dan mendalam yang menggambarkan situasi sebenarnya untuk mendukung penyajian data. Di abad ke-21 dimana semua yang terjadi dunia ini terpengaruh oleh globalisasi yang juga menghampiri dunia pendidikan seharusnya guru juga terus berjuang untuk tetap komitmen mendidik anak didiknya dan mengajarkan nilai karakter bangsa. Inovasi pembelajaran sangat diperlukan dalam dunia pendidikan, maka dari itu munculnya globalisasi harus dimanfaatkan dampak positifnya dan menghindari dampak buruknya bagi pendidikan. Memberikan motivasi kepada siswa, di era globalisasi saat itu semangat belajar siswa harus bertambah tinggi dan lebih baik sehingga memperoleh prestasi belajar yang lebih tinggi.
Sejarah Surulangun Sebagai Ibukota Onder Afdeling Rawas Tahun 1901-1942 Agus Susilo; Sarkowi Sarkowi
AGASTYA: JURNAL SEJARAH DAN PEMBELAJARANNYA Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : UNIVERITAS PGRI MADIUN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25273/ajsp.v10i1.5109

Abstract

Sejarah Surulangun sebagai ibukota Onder Afdeling Rawas Tahun 1901-1942 merupakan bagian dari sejarah lokal Kabupaten Musi Rawas Utara Provinsi Sumatera Selatan. Mengingat sekarang ini sejarah lokal Surulangun kurang mendapat perhatian bagi generasi muda. Padahal perihal tersebut harus pahami dan dipelajari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Sejarah Surulangun sebagai ibukota Onder Afdeling Rawas Tahun 1901-1942. Metode penelitian menggunakan metode sejarah dengan teknik pengambilan sumber primer dan sumber sekunder. Penelitian sejarah terdiri dari heuristik, verifikasi sumber, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan pada masa penjajahan Belanda, Onder Afdeling Rawas yang ibukota berada di Surulangun, secara toponimi berdekatan dengan wilayah Bengkulu dan Jambi.  Selain daerah yang strategis untuk memerintah, Onder Afdeling Rawas juga mempunyai berbagai kekayaan alam yang menjadi penopang kepemimpinan kolonial Belanda. Ketika terjadi perang kemerdekaan oleh para pejuang Indonesia di Palembang dan sekitarnya melawan Belanda, Onder Afdeling Rawas menjadi wilayah tujuan pelarian pejuang Indonesia. Wilayah Pulau Kidak, menjadi pelarian pejuang Indonesia dari Curup, begitu pun Lubuklinggau, Lahat dan lainnya. Pulau Kidak dipilih sebagai pelarian pejuang bangsa, oleh sebab daerahnya lebih dekat dengan daerah sebelumnya. Selain itu, terdapat pula pejuang Nasional yang berasal dari daerah ini. Berbagai strategi perjuangan dilakukan untuk merebut kemerdekaan Indonesia yang sejati. Pada akhirnya perjuangan bangsa Indonesia memperoleh kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 dapat diraih.
Akar Historis Formalisasi Hukum Islam di Nusantara S. Sarkowi; Agus Susilo
Jurnal Sejarah Citra Lekha Vol 5, No 1 (2020): Etnisitas, Identitas, dan Kebudayaan
Publisher : Department of History, Faculty of Humanities, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jscl.v5i1.21697

Abstract

This study was focused on the historical roots of Islamic law’s formalization in Indonesia. It was started from the discourse of pros and cons on which took place since the Indonesian independence, to be exacted when nine committees of BPUPKI formulated the state principles. It was continued during the Liberal Democracy era of the Old Era, New Era until Reformation. The objective of this study was to construct the historical roots of Islamic law formalization using historical methods with the philosophical approach to the contextual analysis. The results of this study show that the historical roots were started from the success of the ulama and their role, until the establishment of Islamic empires, then Islamic law was legalized in the form of legislation by adopting legal books written by the scholars. There was strong legitimacy of the role of ulama, as well as the Sultan’s commitment to governing society through the judiciary and positions of qadhi, mufti and shaykh al-Islam which become the main pillars of the Islamic formalization practice in the sultanate government in Nusantara.
SEJARAH PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN AL-MADANI LUBUKLINGGAU TAHUN 2011-2018 Sarkowi Sarkowi; Rina Oktafia Putri
Sejarah dan Budaya : Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya Vol 13, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (980.472 KB)

Abstract

This research was conducted to describe the history of the development of Lubuklinggau Al-Madani Islamic Boarding School starting from the pioneering period until the beginning of 2018. The Al-Madani Islamic Boarding School is one of the Islamic educational institutions with a dormitory system in Lubuklinggau City, South Sumatra. This Islamic boarding school was built by Moh. Arpan Haj, a cleric or Muslim religious leader who is active in the midst of the people. Since its inception in 2011 this Islamic boarding school has just carried out development and received santri in 2012. Furthermore, the Islamic boarding school continues to develop significantly, both infrastructure facilities and human resources have increased linearly. This article is written in a descriptive analytic style from primary sources and references that are relevant to the subject matter.Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sejarah perkembangan Pondok Pesantren Al-Madani Lubuklinggau mulai dari masa perintisan hingga awal tahun 2018. Pondok Pesantren Al-Madani merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama di wilayah Kota Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Pondok pesantren ini dibangun oleh Moh. Arpan Haj, seorang kyai atau tokoh agama Islam yang banyak berkiprah di tengah-tengah umat. Sejak dirintis tahun 2011 pondok pesantren ini baru melaksanakan pembangunan dan menerima santri pada tahun 2012. Selanjutnya pondok pesantren ini terus mengalami perkembangan secara signifikan, baik fasilitas sarana prasarana maupun sumber daya manusianya mengalami peningkatan mengikuti perkembangan secara linear. Artikel ini ditulis dengan gaya deskriptif analitik dari sumber-sumber primer dan referensi yang relevan dengan pokok pembahasan.DOI: http://dx.doi.org/10.17977/um020v13i12019p53
Pendampingan Menulis Esai Sejarah bagi Kelompok Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah SMA di Kota Lubuklinggau Agus Susilo; Sarkowi Sarkowi; Yaswan Rilau Nisas; Abu Soli; Yuni Septalia
Jurnal Abdidas Vol. 2 No. 3 (2021): Pages 459-724
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v2i3.331

Abstract

Alasan memilih topik pelatihan menulis esai Sejarah adalah sebagai langkah untuk menambah pengalaman bagi Guru-guru Sejarah SMA di Lubuklinggau agar dapat memiliki keterampilan tambahan dalam mengembangkan karya ilmiah esai. Tim pelaksana melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan tema pelatihan esai didasarkan pengalaman sebagai instruktur esai nasional yang mendapatkan pelatihan dari Guru Mengajar untuk Nusantara. Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, tim pelaksana menggunakan metode yang berbentuk pendampingan dengan mendampingi guru-guru yang tergabung dalam Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Sejarah SMA di Kota Lubuklinggau untuk lebih berinovatif dalam mengembangkan diri. Esai adalah tulisan yang sederhana, namun membutuhkan ketelitian agar dapat menjadi karya ilmiah yang baik. Hasil dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini menghasilkan bahwa semangat Guru Sejarah SMA semakin tinggi untuk terus belajar. esai Sejarah dinilai sangat mudah, namun membutuhkan kejelian agar dapat dipertahankan keasliannya. Antusias dalam pendampingan ini memunculkan tanya jawab tentang esai tersebut. Pelaksanaan pendampingan menulis esai ini dilaksanakan selama dua hari untuk memaksimalkan waktu yang ada. Simpulan dari kegiatan ini adalah pendampingan menulis esai Sejarah sangat bermanfaat bagi guru. Pengalaman yang baru dapat muncul dari pendampingan tersebut. Di era globalisasi memang guru harus terus berinovasi agar dapat menjaga eksistensi dalam pengajaran.
Pelatihan Penggunaan Media Inovatif Karakter Remaja (Karmaja) pada Guru SMP di Kota Lubuklinggau Agus Susilo; Andriana Sofiarini; Marianita Marianita; Sarkowi Sarkowi
Jurnal Abdidas Vol. 3 No. 3 (2022): June, Pages 355-611
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v3i3.593

Abstract

Latar belakang penelitian adalah untuk membangun kemampuan Guru SMP di Kota Lubuklinggau dalam membangun kemajuan pendidikan dengan beragam media inovasi yang dapat dikembangkan melalui pelatihan yang diadakan tim pengabdian kepada masyarakat. Metode dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah metode diskusi dan praktek secara langsung mengenai media pembelajaran yang sedang didesain. Untuk metode diskusi sendiri dilaksanakan dihari pertama dengan diskusi secara langsung dengan sistem tanya jawab secara langsung. Sedangkan untuk metode praktik dilaksanakan dengan langsung peserta belajar membuat media sesuai yang diajarkan tim pelaksana pengabdian kepada masyarakat. Hasil dari pengabdian kepada masyakat ini adalah Melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, tim pelaksana berusaha untuk memfasilitasi kegiatan pengabdian ini dengan baik, agar dapat memberikan manfaat bagi bapak ibu Guru SMP di Kota Lubuklinggau. Dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, tim pelaksana penggunakan metode sosialisasi yang kemudian dikembangkan dengan memberikan pelatihan penggunaan media inovatif agar Guru SMP dapat mengembangkan dirinya di era digital seperti saat ini. Guru-Guru SMP di Kota Lubuklinggau memiliki pengalaman dan menambah pengetahuan serta keterampilannya dalam memilih media inovatif yang dibutuhkan dalam mengajar di Kelas maupun secara online. Para Guru SMP ini sangat antusias sekali dalam mengikuti kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari. Banyak pertanyaan yang dilontarkan oleh para Guru terkait media inovasi yang cocok dalam dunia Pendidikan. Guru masa kini harus memiliki kemampuan yang besar dalam mengembangkan media. Hal ini penting karena berguna bagi pengajaran terhadap siswa ditingkat SMP. Adanya semangat yang besar dalam menggunakan media inovasi, akan membuat tim pelaksana semakin semangat dalam memberikan materi yang tentunya dibarengi dengan peningkatan Guru SMP dalam mendesain media pembelajaran inovatif.
Peranan Muhammad Al-Fatih dalam Penaklukan Konstantinopel Tahun 1453 Masehi Sarkowi Sarkowi
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v5i2.4812

Abstract

Penelitian berjudul Peranan Muhammad Al-Fatih dalam Penaklukan Konstantinopel Tahun 1453 Masehi ini adalah sebuah hasil penelitian dengan menggunakan metode kepustakaan dengan pendekatan kualitatif atas sumber-sumber yang relevan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan berbagai fakta sejarah seputar peranan Muhammad Al-Fatih dalam Penaklukan Konstantinopel. Konstantinopel merupakan pusat pemerintahan Romawi Timur yang sangat strategis bagi dunia, namun lebih dari itu dalam pandangan Muhammad Al-Fatih penaklukan atas Konstantinopel juga terinspirasi oleh janji ajaran Islam, sehingga Al-Fatih mempelajari semua penyebab kegagalan penaklukan yang dilakukan para pemimpin Islam maupun sultan-sultan Utsmani sebelumnya untuk keberhasilan penaklukan atas Konstantinopel. Al-Fatih melakukan persiapan dan menjalankan peranannya sebagai penakluk yang ulung, baik secara militer maupun diplomatik telah mengunci faktor-faktor yang dapat menggagalkan usaha penaklukan atas Konstantinopel. Walhasil  tahun 1453 Muhammad Al-Fatih berhasil menaklukkan Konstantinopel yang berabad-abad sebelumnya tidak pernah berhasil ditundukkan.Kata Kunci: Muhammad Al-Fatih, Penaklukan, Konstantinopel
Politik Pergerakan Soekarno Saat Pengasingannya di Bengkulu Tahun 1938-1942 Novita Dwi Anggraeni; Ira Miyarni Sustianingsih; Sarkowi Sarkowi
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v10i2.12567

Abstract

Abstract: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan politik pergerakan Soekarno saat pengasingannya di Bengkulu tahun 1938-1948. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Sejarah (historis) dengan menganalisis sumber-sumber yang berkaitan dengan politik pergerakan Soekarno saat pengasingannya di Bengkulu. Langkah-langkah yang digunakan antara lain: Heuristik (mengumpulkan data), Kritik Sumber (pengujian data), Interpretasi (Menafsifkan data), dan Historiografi (penulisan hasil penelitian). Hasil penelitian menunjukkan bahwa politik pergerakan Soekarno saat pengasingannya di Bengkulu tahun 1938-1942 antara lain Soekarno berhasil menanamkan pengaruhnya dan menyebarkan gagasan nasionalisme di dalam berbagai kegiatan. Dalam organisasi Muhammadiyah soekarno berhasil menyelenggarakan konferensi se-sumatera muhammadiyah yang diberi nama konferensi daeratul kubra yang mempunyai tujuan selain meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran Soekarno juga menyampaikan pesan-pesan nasionalisme, memimpin dan membuat naskah teater yang mempunyai makna syarat akan perjuangan dan paham nasionalisme, membentuk klub debat cerdas sebagai wadah berfikir kritis masyarakat Bengkulu, selain itu Soekarno juga menjadi pelopor sekaligus pemersatu masyarakat Bengkulu dalam proses perenovasi Masjid Jamik Bengkulu.Kata Kunci: Politik, Pergerakan, Soekarno, Bengkulu. Abstract: This study aims to describe the politics of Soekarno movement during his exile in Bengkulu in 1938-1948. The research method used in this research is historical research by analyzing sources related to the politics of Soekarno movement during his exile in Bengkulu. The steps used include: Heuristics (collecting data), source criticism (data testing), interpretation (interpreting data), and historiography (writing research results). The results showed that the political movement of Soekarno during his exile in Bengkulu in 1938-1942, among others, Soekarno succeeded in instilling influence and spreading the idea of nationalism in various activities. In the Muhammadiyah organization, Soekarno succeeded in holding a conference throughout the Sumatran Muhammadiyah which was named the Daeratul Kubra Conference which had the aim in addition to improving the quality of education and teaching Soekarno also conveyed messages of nationalism, led and made theater texts which had the meaning of the conditions for struggle and nationalism understanding smart debate club as a forum for critical thinking of the people of Bengkulu, besides that Soekarno was also the pioneer and unifier of the Bengkulu people in the process of renovating the Jamik Bengkulu Mosque.Keywords: Politic, Movement, Soekarno, Bengkulu.
Peran Generasi Milenial dalam Pemanfaatan dan Pelestarian Museum di Kota Lubuklinggau Sarkowi Sarkowi
Criksetra: Jurnal Pendidikan Sejarah Vol 9, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36706/jc.v9i2.11476

Abstract

Abstrak: Generasi milineal merupakan usia produktif yang dianggap sebagai penentu arah masa depan dalam pelestarian budaya dan kearifan yang dimiliki daerah Kota Lubuklinggau. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana urgensi generasi milineal dalam pemanfaatan dan pelestarian museum di Kota Lubuklinggau. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui urgensi generasi milineal dalam pemanfaatan dan pelestarian musem di Kota Lubuklinggau. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dengan pendekatan filosofis.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa generasi milineal merupakan ujung tombak dan aktor terdepan dalam pelestarian budaya dan kearifan lokal yang ada, termasuk museum sebagai wadah yang bertujuan mengoleksi benda cagar budaya ataupun bukan cagar budaya untuk menjamin kesinambungan pewarisan kebudayaan dan kelestarian museum di Kota Lubuklinggau.Kata Kunci: Milenial, Pemanfaatan, Pelestarian, Museum, Lubuklinggau  Abstract: Millineal generation is a productive age that is considered as a determinant of the future direction in the preservation of culture and wisdom of the Lubuklinggau City area. The formulation of the problem of this research is how the urgency of the milineal generation in the utilization and preservation of museums in Lubuklinggau City. The purpose of this study is to determine the urgency of the millennial generation in the use and preservation of museums in the City of Lubuklinggau. The research method used is a qualitative method with a philosophical approach. The results showed that the millineal generation was the spearhead and the leading actor in the preservation of existing culture and local wisdom, including the museum as a forum aimed at collecting cultural heritage objects or not cultural reserves to ensure the continuity of cultural heritage and museum preservation in Lubuklinggau City.Keywords: Millennial, Utilization, Preservation, Museum, Lubuklinggau
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TWO STAY TWO STRAY PADA PEMBELAJARAN IPS KELAS VIII DI SMP NEGERI 9 LUBUKLINGGAU Yuni Septalia; Sarkowi Sarkowi; Isbandiyah Isbandiyah
Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 13, No 2 (2022): Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : STKIP Bina Bangsa Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa IPS Kelas VIII di SMP Negeri 9 Lubuklinggau setelah diterapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray secara signifikan tuntas. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah Hasil Belajar Siswa IPS Kelas VIII di SMP Negeri 9 Lubuklinggau Setelah Diterapkan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray Secara Signifikan Tuntas?”. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu yang penelitiannya berbentuk One-Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 5 kelas yang berjumlah 162 siswa. Sampel diambil secara acak yaitu kelas VIII 4 sebagi kelas eksperimen. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes yang berbentuk pilihan ganda. Teknik analisis penelitian data pada penelitian ini adalah teknik kuantitatif dengan menggunakan bantuan program SPSS Versi 2020. Populasi dalam penelitian ini yaitu kelas VIII 4, VIII 6, VIII 7, VIII 8, DAN VIII 9 tahun pelajaran 2021/2022 dengan jumlah siswa 162. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah kelas VIII 4 sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30. Kelas eksperimen diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran Two Stay Two Stray pada materi pembelajaran IPS Kedatangan Bangsa-Bangsa Barat Ke Indonesia. Dari hasil analisis data tes akhir di peroleh nilai sig = 0,000. Berdasarkan kriteria pengujian hipotesis0,000 < 0,05, maka  Ho  ditolak dan Ha   diterima. Oleh karena itu, dapat disimpulkanbahwa Hasil belajar IPS siswa kelas VIII di SMP Negeri 9 Lubuklinggau setelah diterapkan model pembelajaran Two Stay Two Stray secara signifikan tuntas.Kata Kunci: Penerapan, Model Two Stay Two Stray, Signifikan Tuntas