Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas VIII pada Pelajaran Biologi di Sekolah Kristen ABC Karawaci [The Implementation of a Teams Games Tournament to Increase Students' Activeness in a Grade VIII Biology Class at a Christian School in Karawaci] Alan Angelina Tonapa; Siane Indriani; Destya Waty Silalahi
Polyglot Vol 12, No 1 (2016): January
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/pji.v12i1.382

Abstract

Based on observing grade VIII students, the researcher found that the students were passive during the learning process when it came to sharing ideas or opinions, asking and answering questions, and solving problems given by the teacher.  The researcher decided to implement the TGT cooperative learning method in order to solve the problem. It was expected that through the implementation of this method, the students' activeness would increase. Observation was also used to discover which steps of the TGT method might increase a student’s activeness. The research was conducted on October 28, 2015 and October 29, 2015, with 22 students as the subjects using the Class Action Research Method. Data was collected and analyzed by using student’s activeness observation sheets, TGT’s implementation observation sheets, the researcher’s reflection journal, student’s questionnaire sheets, and mentor’s feedback. Based on the data analysis from those instruments, it can be concluded that the students' activeness increases by implementing the TGT method.  The steps of the TGT method implemented consisted of class preparation, learning in study groups, games and tournaments, and team recognition and these increased students' activeness in learning Biology.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Berdasarkan observasi di kelas VIII, peneliti menemukan masalah bahwa siswa-siswa pasif selama pembelajaran misalnya dalam mengemukakan ide atau pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan guru, serta mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Maka, peneliti memutuskan untuk menerapkan metode TGT dalam mengatasi permasalahan tersebut. Diharapkan melalui penerapan metode ini, tujuan peneliti dapat tercapai, yaitu meningkatkan keaktifan siswa melalui penerapan metode TGT dan mengetahui langkah-langkah penerapan metode TGT dalam peningkatan keaktifan siswa. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada tanggal 28 dan 29 Oktober 2015 dengan subjek 22 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi keaktifan siswa, lembar observasi penerapan TGT, jurnal refleksi peneliti, lembar angket siswa, dan umpan balik mentor. Berdasarkan analisis data dari berbagai instrumen tersebut, maka keaktifan siswa meningkat dengan diterapkannya metode TGT dan selama penerapansetiap tahapan TGT yang terdiri dari tahap penyajian kelas, tahap belajar dalam kelompok, tahap permainan turnamen, dan tahap penghargaan kelompok dapat meningkatkan keaktifan siswa pada pelajaran Biologi.
PENILAIAN TEMAN SEJAWAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MERANCANG PEMBELAJARAN DALAM KELAS PEMBELAJARAN MIKRO Destya Waty Silalahi
Jurnal Basataka (JBT) Vol. 5 No. 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.34 KB) | DOI: 10.36277/basataka.v5i2.205

Abstract

Rencana pembelajaran merupakan panduan pelaksanaan pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan secara efektif. Karena itu kemampuan merencanakan pembelajaran harus diajarkan sejak seseorang masih menjadi mahasiswa guru. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa guru dalam merancang RPP adalah melalui penilaian rekan sejawat. Melalui penilaian rekan sejawat, mahasiswa memberikan penilaian dan masukan terhadap produk RPP yang dihasilkan rekannya, kemudian digunakan untuk melakukan perbaikan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana upaya peningkatan kemampuan merancang RPP dalam mata kuliah pembelajaran mikro melalui penilaian teman sejawat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi dokumen Rencana Pembelajaran Semester (RPS), wawancara menggunakan angket, dan penilaian hasil belajar menggunakan rubrik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian teman sejawat meningkatkan kompetensi mahasiswa guru dalam merancang pembelajaran yang terlihat dari peningkatan mutu RPP setelah penerapan penilaian teman sejawat. Adapun upaya yang dilakukan yaitu: 1.) Review konsep dasar perencanaan pembelajaran; 2.) Membagi mahasiswa dalam kelompok kecil yang heterogen; 3.) Menilai rekan sejawat secara bertahap dan berkesinambungan; 4.) Dosen memberikan penguatan; 5.) Mahasiswa melakukan perbaikan; dan 6.) Menilai produk akhir.
Edukasi Ilmiah Dan Pengecekan Golongan Darah di Sekolah Lentera Harapan Gunung Moria, Lippo Karawaci, Tangerang Wahyu Irawati; Destya Waty Silalahi; Beta Mualiman Laoli; David Dharmawan Artha; Eklesia Taysa Orah; Ice Frans Kosi; Yeni Angelina Zega; Christine Febriandini Tinambunan
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara Vol. 5 No. 3 (2024): Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Nusantara (JPkMN) Edisi Juli - September
Publisher : Sistem Informasi dan Teknologi (Sisfokomtek)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55338/jpkmn.v5i3.3352

Abstract

Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dilaksanakan oleh Dosen Program Studi Biologi dan kimia Universitas Pelita Harapan serta dibantu oleh mahasiswa Program Studi Fisika. di Sekolah Lentera Harapan (SLH) Gunung Moria di Jalan Boulevard M.H. Thamrin No. 11 00, Kelapa Dua, Tangerang, Banten. Siswa SLH Gunung Moria berasal dari Papua. Sebagian besar siswa belum mendapatkan edukasi tentang pentingnya golongan darah. Mereka juga belum mengetahui golongan darah masing-masing. Tujuan dilaksanakannya PkM ini adalah: 1) agar para siswa mengetahui pentingnya seseorang mengetahui golongan darah, 2) agar para siswa mengetahui cara pengecekan golongan darah, serta 3) agar siswa mengetahui golongan darah masing-masing. Kegiatan PkM dilaksanakan pada tanggal 26 September 2023 dengan metode ceramah tanya jawab serta demonstrasi secara langsung. Jumlah peserta adalah 30 orang terdiri atas laki-laki dan perempuan. Berdasarkan dari hasil evaluasi pelaksanaan PkM melalui pengisian google form menunjukkan bahwa 30 siswa menyadari pentingnya mengetahui golongan darah, memahami cara pengecekan golongan darah, dan meningkatkan kesadaran tentang penghargaan diri terhadap tubuh sebagai ciptaan Allah. Hasil pengecekan yang dilakukan setiap siswa memiliki golongan darah yang bervariasi yakni golongan darah A, B, AB, dan O, masing-masing sebanyak 3 orang, 9 orang,  2 orang, dan 16 orang.
Peran Guru Kristen dalam Mengembangkan Keterampilan Kolaboratif pada Pembelajaran Abad ke-21 berdasarkan Filsafat Pendidikan Kristen Putri Subur Tarisah; Destya Waty Silalahi
Diligentia: Journal of Theology and Christian Education Vol 6, No 2 (2024): May
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/dil.v6i2.8289

Abstract

21st century learning that is influenced by technology is expected to be able to equip and facilitate students with 6C skills, one of which is collaboration skills. Collaboration skills possessed by students provide many benefits in the learning process. In fact, there is evidence in the field proving that students have low collaboration skills caused by many factors, one of which is the role of the Christian teacher. Christian teachers as individuals who realize that they have been redeemed and become servants of God have an important role in helping students to meet educational demands that are influenced by the times, such as developing collaboration skills. The purpose of writing this paper is to describe the role of Christian teachers in developing collaboration skills in the midst of 21st Century Education using the literature review method. The results of this research are that collaboration skills are an important component in carrying out the Great Commission and the Law of Love established by God, especially as the image and likeness of a Trinitarian God, so that the role of Christian teachers is needed in developing students' collaboration skills. The conclusion of the study is that teachers can act as guides and facilitators by providing correct understanding and facilitating students in developing collaboration skills. The suggestion that can be given is that Christian teachers must be able to develop students' collaboration skills by being active in the learning process and taing into account the needs of students and trying to facilitate them.BAHASA INDONESIA ABSTRACTPembelajaran abad 21 yang dipengaruhi oleh teknologi diharapkan mampu membekali dan memfasilitasi mahasiswa dengan keterampilan 6C, salah satunya adalah keterampilan kolaborasi. Kemampuan kolaborasi yang dimiliki oleh siswa memberikan banyak manfaat dalam proses pembelajaran. Kenyataannya, terdapat fakta di lapangan yang membuktikan bahwa siswa memiliki keterampilan kolaborasi yang rendah yang disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah peran guru Kristen. Guru Kristen sebagai pribadi yang menyadari bahwa dirinya telah ditebus dan menjadi hamba Tuhan memiliki peran penting dalam menolong siswa untuk memenuhi tuntutan pendidikan yang dipengaruhi oleh perkembangan zaman, salah satunya adalah mengembangkan keterampilan kolaborasi. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan peran guru Kristen dalam mengembangkan keterampilan kolaborasi di tengah-tengah Pendidikan Abad 21 dengan menggunakan metode studi literatur. Hasil dari penelitian ini adalah keterampilan kolaborasi merupakan komponen penting dalam menjalankan Amanat Agung dan Hukum Kasih yang ditetapkan oleh Allah, terutama sebagai gambar dan rupa Allah Tritunggal, sehingga peran guru Kristen sangat dibutuhkan dalam mengembangkan keterampilan kolaborasi siswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah guru dapat berperan sebagai pembimbing dan fasilitator dengan memberikan pemahaman yang benar dan memfasilitasi siswa dalam mengembangkan keterampilan kolaborasi. Saran yang dapat diberikan adalah guru-guru Kristen harus dapat mengembangkan kemampuan kolaborasi siswa dengan cara aktif dalam proses pembelajaran dan memperhatikan kebutuhan siswa serta berusaha memfasilitasi mereka.