Destya Waty Silalahi
Universitas Pelita Harapan

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penerapan Metode Teams Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas VIII pada Pelajaran Biologi di Sekolah Kristen ABC Karawaci [The Implementation of a Teams Games Tournament to Increase Students' Activeness in a Grade VIII Biology Class at a Christian School in Karawaci] Alan Angelina Tonapa; Siane Indriani; Destya Waty Silalahi
Polyglot Vol 12, No 1 (2016): January
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/pji.v12i1.382

Abstract

Based on observing grade VIII students, the researcher found that the students were passive during the learning process when it came to sharing ideas or opinions, asking and answering questions, and solving problems given by the teacher.  The researcher decided to implement the TGT cooperative learning method in order to solve the problem. It was expected that through the implementation of this method, the students' activeness would increase. Observation was also used to discover which steps of the TGT method might increase a student’s activeness. The research was conducted on October 28, 2015 and October 29, 2015, with 22 students as the subjects using the Class Action Research Method. Data was collected and analyzed by using student’s activeness observation sheets, TGT’s implementation observation sheets, the researcher’s reflection journal, student’s questionnaire sheets, and mentor’s feedback. Based on the data analysis from those instruments, it can be concluded that the students' activeness increases by implementing the TGT method.  The steps of the TGT method implemented consisted of class preparation, learning in study groups, games and tournaments, and team recognition and these increased students' activeness in learning Biology.BAHASA INDONESIA ABSTRAK: Berdasarkan observasi di kelas VIII, peneliti menemukan masalah bahwa siswa-siswa pasif selama pembelajaran misalnya dalam mengemukakan ide atau pendapat, bertanya dan menjawab pertanyaan guru, serta mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Maka, peneliti memutuskan untuk menerapkan metode TGT dalam mengatasi permasalahan tersebut. Diharapkan melalui penerapan metode ini, tujuan peneliti dapat tercapai, yaitu meningkatkan keaktifan siswa melalui penerapan metode TGT dan mengetahui langkah-langkah penerapan metode TGT dalam peningkatan keaktifan siswa. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada tanggal 28 dan 29 Oktober 2015 dengan subjek 22 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi keaktifan siswa, lembar observasi penerapan TGT, jurnal refleksi peneliti, lembar angket siswa, dan umpan balik mentor. Berdasarkan analisis data dari berbagai instrumen tersebut, maka keaktifan siswa meningkat dengan diterapkannya metode TGT dan selama penerapansetiap tahapan TGT yang terdiri dari tahap penyajian kelas, tahap belajar dalam kelompok, tahap permainan turnamen, dan tahap penghargaan kelompok dapat meningkatkan keaktifan siswa pada pelajaran Biologi.
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SOAL NON-RUTIN PADA MATERI PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN LINEAR SATU VARIABEL DENGAN PENERAPAN METODE PEER TUTORING [EFFORTS IN IMPROVING MATHEMATICAL PROBLEM-SOLVING SKILLS OF NON-ROUTINE PROBLEMS OF ONE-VARIABLE LINEAR EQUATIONS AND INEQUALITIES BY IMPLEMENTING THE PEER TUTORING METHOD] Thalia Thamsir; Destya Waty Silalahi; Robert Harry Soesanto
JOHME: Journal of Holistic Mathematics Education Vol 3, No 1 (2019): DECEMBER
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/johme.v3i1.927

Abstract

The purpose of learning mathematics is to obtain life skills through problem solving. Problem solving skills are one of mathematics skills that must be possessed by students. The result of the pre-cycle in this research showed that 83.33% of students had not achieved the minimum predicate “B-” in solving non-routine problems. It proved that students’ abilities in mathematics problem solving in non-routine problems were still low. During the pre-cycle, the researcher also observed some students who were not brave enough yet to ask questions of the teacher directly during the learning process. Besides that, almost all the students still had high individualistic and low awareness. Based on the problems that happened in the class, the researcher offered the peer tutoring method as a solution to improve students’ mathematical problem-solving skills in non-routine problems. The research method used in this research was Classroom Action Research using the Kemmis and McTaggart model. The instruments used in this research were tests, observation sheets, students’ questionnaires, and journal reflections. Based on the data analysis, students’ mathematical problem-solving skills in non-routine problems improved to 29.17% by implementing the peer tutoring method with the steps (1) choosing the tutors, (2) guiding the tutors, (3) students doing the tutoring activity, and (9) evaluating the learning processBAHASA INDONESIA ABSTRAK: Tujuan dari mempelajari matematika ialah untuk memperoleh kecakapan hidup salah satunya melalui pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu standar kemampuan matematika yang harus dimiliki oleh siswa. Hasil tes pra siklus pada penelitian ini menunjukkan sebanyak 83.33% siswa belum mampu mencapai predikat minimal ‘B-’ dalam menyelesaikan soal non-rutin. Ini membuktikan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada soal non-rutin masih kurang. Selama pra siklus berlangsung, peneliti juga mengamati beberapa siswa belum berani untuk bertanya langsung kepada guru selama proses pembelajaran berlangsung. Selain itu, sebagian besar siswa masih memiliki sikap individualis yang tinggi dan juga rasa kepedulian antar siswa masih rendah. Berdasarkan masalah yang terjadi di dalam kelas tersebut maka peneliti menawarkan metode peer tutoring sebagai solusi untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada soal non-rutin. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas dengan model Kemmis dan Mc. Taggart. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes, lembar observasi, angket siswa dan jurnal refleksi. Berdasarkan analisis data, kemampuan pemecahan masalah matematis siswa pada soal non-rutin mengalami peningkatan hingga 29,17% menggunakan metode peer tutoring dengan langkah-langkah penerapan yaitu (1) memilih tutor, (2) membimbing tutor, (3) siswa melakukan kegiatan tutorial, dan (4) mengevaluasi pembelajaran
PENILAIAN TEMAN SEJAWAT SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MERANCANG PEMBELAJARAN DALAM KELAS PEMBELAJARAN MIKRO Destya Waty Silalahi
Jurnal Basataka (JBT) Vol. 5 No. 2 (2022): Desember 2022
Publisher : Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Universitas Balikpapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.34 KB) | DOI: 10.36277/basataka.v5i2.205

Abstract

Rencana pembelajaran merupakan panduan pelaksanaan pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan secara efektif. Karena itu kemampuan merencanakan pembelajaran harus diajarkan sejak seseorang masih menjadi mahasiswa guru. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa guru dalam merancang RPP adalah melalui penilaian rekan sejawat. Melalui penilaian rekan sejawat, mahasiswa memberikan penilaian dan masukan terhadap produk RPP yang dihasilkan rekannya, kemudian digunakan untuk melakukan perbaikan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui bagaimana upaya peningkatan kemampuan merancang RPP dalam mata kuliah pembelajaran mikro melalui penilaian teman sejawat. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa studi dokumen Rencana Pembelajaran Semester (RPS), wawancara menggunakan angket, dan penilaian hasil belajar menggunakan rubrik. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian teman sejawat meningkatkan kompetensi mahasiswa guru dalam merancang pembelajaran yang terlihat dari peningkatan mutu RPP setelah penerapan penilaian teman sejawat. Adapun upaya yang dilakukan yaitu: 1.) Review konsep dasar perencanaan pembelajaran; 2.) Membagi mahasiswa dalam kelompok kecil yang heterogen; 3.) Menilai rekan sejawat secara bertahap dan berkesinambungan; 4.) Dosen memberikan penguatan; 5.) Mahasiswa melakukan perbaikan; dan 6.) Menilai produk akhir.