Hilma Amrullah
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SUMBER INFORMASI MEDIA MASSA TERHADAP RENCANA MENIKAH REMAJA PROVINSI BENGKULU Wulan Angraini; Hilma Amrullah; Henni Febriawati; Riska Yanuarti
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 14, No 1 (2022)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v14i1.99

Abstract

ABSTRAKPendahuluan: Rencana menikah merupakan sebuah pemikiran yang ahrus dipersiapkan setiap individu pada masa sduah beranajk remaja hal ini diperlukan untuk nantinya mewujudkan keluarga yang bahagia, sehta dan sejahtera. Remaja di Bengkulu yang mendengar/melihat/membaca informasi berkaitan dengan pembangunan keluarga 61,67% dibawah angka nasional 71,35%. Penelitian bertujuan sumber informasi media massa terhadap rencana menikah remaja di Provinsi Bengkulu Metode: Desain penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Kinerja Akuntabilitas Program Remaja dan Keluarga. Populasi penelitian merupakan keluarga yang berhasil diwawancarai pada saat petugas mendatangi rumah penduduk yang berjumlah 69.662 keluarga. Sampel adalah remaja yang bertempat tinggal di wilayah Bengkulu berjumlah 341 orang. Analisis data univariabel, analisis bivariabel chi-square dan analisis multivariabel regresi logistic berganda. Hasil dan Pembahasan: Sebagian besar memiliki rencana menikah pada usia lebih dari 21 tahun untuk perempuan dan lebih dari 25 tahun untuk laki-laki. Sebagian besar remaja tidak mendapatkan informasi media masaa terkait Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana, dan Generasi Berencana. Sebagian besar remaja dan ibu mendapatkan informasi kesehatan reproduksi remaja, ibu remaja mendapatkan informasi keluarga berencana. Remaja yang mendapatkan informasi media massa terkait Pembangunan Keluarga akan berencana menikah pada umur lebih dari 21 tahun untuk wanita dan lebih dari 25 tahun untuk pria sebesar 2,82 kali dibandingkan remaja yang tidak mendapatkan informasi tentang pembangunan keluarga (95% CI = 1.43-5.55) setelah dikontrol oleh variabel sumber informasi media massa remaja terkait Keluarga Berencana dan sumber informasi media masssa ibu remaja Keluarga Berencana. Kesimpulan: Sumber informasi media massa terkait Pembangunan Keluarga, Keluarga Berencana dan Generasi Berencana perlu dilakukan secara terus menerus dengan menggunakan berbagai media yang kekinian yang lebih inovatif dan informatif .
KEPUASAN AKSEPTOR TERHADAP PELAYANAN PEMASANGAN KONTRASEPSI IMPLAN DI PROVINSI BANTEN PASCA PANDEMI COVID-19 Oktriyanto Oktriyanto; Hilma Amrullah; Yenie Wulandari
Jurnal Ilmu Keluarga & Konsumen Vol. 16 No. 1 (2023): JURNAL ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN 16.1
Publisher : Department of Family and Consumer Sciences, Faculty of Human Ecology, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24156/jikk.2023.16.1.72

Abstract

Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang sangat terdampak oleh pandemi Covid-19. Dampak tersebut diantaranya adalah pelayanan program keluarga berencana pada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan akseptor terhadap pelayanan pemasangan kontrasepsi implan di Provinsi Banten pasca pandemi Covid-19. Desain penelitian menggunakan cross-sectional study. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Mei Tahun 2022 di Kota Cilegon dan Kota Serang, Provinsi Banten, dengan mempertimbangkan banyaknya jumlah calon akseptor kontrasepsi implan yang akan dilayani pada waktu pelaksanaan penelitian. Data diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Analisis data menggunakan analisis statistik deskriptif dan customer satisfaction index (CSI). Hasil Penelitian menunjukan bahwa 7 dari 10 responden sudah merasa puas terhadap pelayanan pemasangan kontrasepsi implan di Provinsi Banten. CSI dari dimensi keandalan paling rendah dibandingkan dimensi lainnya, disebabkan variabel tentang petugas keluarga berencana (PLKB/Kader KB) dan pemberi layanan (dokter/bidan) dianggap belum maksimal dalam memberikan penjelasan terkait keuntungan dan kerugian (efek samping) penggunaan kontrasepsi implan sebelum pelayanan. Berdasarkan temuan tersebut, petugas keluarga berencana maupun pemberi layanan perlu memberikan komunikasi, informasi dan edukasi secara menyeluruh pada akseptor sebelum pelayanan pemasangan kontrasepsi implan.