Industri pengolahan apel di Batu merupakan industri yang berpotensi untuk berkembang lebih besar dan mampu menyerap jumlah tenaga kerja yang tidak sedikit. Industri sari apel di Batu Malang dituntut bukan hanya mampu menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga yang kompetitif. Akan tetapi juga dituntut untuk mampu mengirimkan produknya kepada konsumen tepat waktu, tepat jumlah dengan efektif dan efisien. Untuk tercapainya tujuan tersebut diperlukan koordinasi di antara suplier bahan baku, produsen dan distributor. Oleh karena itu implementasi manajemen rantai pasok diperlukan untuk tercapainya tujuan tersebut. Digunakan supply chain operation reference (SCOR) untuk memetakan aktivitas dalam rantai pasok sari apel Brosem. Selanjutnya bobot untuk tiap aktivitas dalam SCOR dicari dengan menggunakan analytical hierarchy process (AHP). Pengukuran kinerja rantai pasok menggunakan objective matrix (OMAX) dan traffic light system (TLS). Dari hasil pengukuran kinerja, ada tujuh KPI yang bernilai sangat rendah dan perlu segera diperbaiki. Tujuh KPI tersebut yaitu: ketepatan pengiriman produk, tingkat harga bahan baku, biaya pengiriman produk, lead time pengiriman pesanan, ketepatan waktu pengiriman, sertifikasi suplier dan tingkat kerusakan fasilitas dan alat produksi. Kinerja rantai pasok sari apel secara keseluruhan bernilai sebesar 7,4 atau level cukup. Rekomendasi perbaikan difokuskan pada KPI yang bernilai rendah dan diharapkan mampu meningkatkan kinerja rantai pasok sari apel..