Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Sebaran Residu Insektisida Parathion pada Lahan Pertanian Bawang Merah di Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Indratin Indratin; Mochamad Arief Budihardjo; Muhammad Helmi
xxxx-xxxx
Publisher : Pusat Unggulan Riset Pengembangan Lahan Suboptimal (PUR-PLSO) Universitas Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indratin I, Budihardjo MA, Helmi M. 2020. Distribution of parathion insecticide residue in shallot agriculture land in wanasari sub-district, Brebes regency. In: Herlinda S et al. (Eds.), Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal ke-8 Tahun 2020, Palembang  20 Oktober 2020. pp. xx.  Palembang: Penerbit & Percetakan Universitas Sriwijaya (UNSRI).The use of pesticides in agricultural land tends to be excessive because farmers think that pesticides can increase yields. It can also pollute the environment. Many farmers often use organophosphate insecticides as the efforts in controlling the pests of shallot plant organisms, one of which is Parathion. The use of Parathion has been banned by the Indonesian government since 2015 for agriculture. This research aims to determine the distribution of Parathion residue in the lower red agricultural land in Wanasari sub-district, Brebes Regency. The research was carried out in March - July 2020 in Wanasari sub-district. Soil samples were taken to the Integrated Laboratory of the Indonesian Agricultural Environment Research Institute to be analyzed the residual content of Parathion by using the QueCheRS method. The mapping of the residue distribution method used ArcGIS 10.4 with the Spline interpolation method. The results of laboratory analysis identified the residual content of Parathion between <LoD : 0.0025 mg kg-1 to 0.0956 mg kg-1. The residual content of the Parathion which was identified to exceed the LoD value was spread over 17 soil sampling points, all identified below the MRLs  value. The identified land area in the very low category was 806.08 ha and identified as low was 1,563.81 ha. The distribution of parathion residues in shallot agricultural land in Wanasari sub-district was identified in the very low and low categories, this needs to be watched out for because it is possible for the farmers to still use parathion type insecticides in shallot cultivation.
EFEKTIVITAS ARANG AKTIF DIPERKAYA MIKROBA KONSORSIA TERHADAP RESIDU INSEKTISIDA LINDAN DAN ALDRIN DI LAHAN SAYURAN E Srihayu Harsanti; Indratin Indratin; Sri Wahyuni; Eman Sulaeman; A N Ardiwinata
Jurnal Ecolab Vol 7, No 1 (2013): Jurnal Ecolab
Publisher : Pusat Standardisasi Instrumen Kualitas Lingkungan Hidup Laboratorium Lingkungan (P3KLL)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jklh.2013.7.1.27-36

Abstract

Lindan dan aldrin merupakan insektisida organoklorin yang residunya masih ditemukan di lahan sayuran. Lindan dan aldrin merupakan senyawa cemaran organic persisten (Persistent Organic Pollutants atau POPs) yang memiliki toksisitas dan persistensi yang tinggi di dalam tanah. Salah satu mitigasi residu insektisida POPs dalam tanah adalah remediasi dengan menggunakan arang aktif dengan memanfaatkan mikroba konsorsia. Percobaan lapang dilaksanakan di lahan sayuran di Magelang selama musim penghujan 2010. Tujuan penelitian adalah mengetahui efektivitas arang aktif diperkaya mikroba konsorsia terhadap degradasi residu lindan dan aldrin di lahan sayuran. Percobaan lapang disusun menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan dan tujuh perlakuan. Parameter yang diamati yaitu karakteristik tanah, residu insektisida lindan dan aldrin dalam tanah dan air, tinggi dan hasil biomassa sawi. Arang aktif efektif menurunkan residu lindan dan aldrin dalam tanah hingga lebih dari 50 % saat 7 hari setelah aplikasi insektisida pada tanaman sawi. Arang aktif yang diperkaya mikroba konsorsia cennderung menurunkan residu lindan dan aldrin lebih tinggi daripada arang aktif tanpa diperkaya mikroba konsorsia. Kadar pestisida lindan dan aldrin dalam tanaman pada perlakuan arang aktif dari tempurung kelapa lebih tinggi daripada arang aktif tongkol jagung dengan inokulasi mikroba. Pemberian arang aktif cenderung memberikan hasil biomassa tanaman sawi lebih tinggi daripada tanpa arang aktif.