Claim Missing Document
Check
Articles

Found 38 Documents
Search

Analysis of relationship between production factors to common carps (cyprinus carpio) enlargement pond production in east panti village panti district pasaman regency West sumatera province Afriantoni, Firli; Ramli, Muhammad; Bathara, Lamun
Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Perikanan dan Ilmu Kelautan Vol 1, No 1 (2014): Wisuda Februari Tahun 2014
Publisher : Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Bidang Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study was conducted on September 2013. This study aimed to determine the correlation between stocking density of seed production (X1), feed pellets (X2), fish farmers experience (X3) and the outpouring of hours of work (X4) on the common carps enlargement pond production. The method used in this study is a survey method with the number of respondents 34 people were taken by simple random sampling of 170 farmers common carps enlargement pond.From the results of multiple linear regression of each production factor to common carps enlargement pond in East Panti Village acquired the production function Y= –0.320+0.022X1+0.905X3+0.027X3–0,008X4. With a regression coefficient (R) was 0.973 and a coefficient of determination (R2) was 0.946. The relationship of production factor common carps enlargement pond had a very strong unindirectional relationship to the production enlargement pond production (sig. = 0.000) so that the factors are key in common carps enlargement ponds business while X4 had the weak trade-offs (sig. = 0.070) or had an excess of working hours.Keywords: Relationship Analysis, Factor Production, Production, Common Carps.
EXPERIMENTAL PERMEABLE ASPHALT PAVEMENT USING LOCAL MATERIAL DOMATO STONE ON QUALITY OF POROUS ASPHALT Chairuddin, Firdaus; Tjaronge, Wihardi; Ramli, Muhammad; Patanduk, Johannes
Jurnal Teknik Sipil Vol 14, No 4 (2018)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1106.685 KB) | DOI: 10.24002/jts.v14i4.1998

Abstract

Abstract: The lot deposit of Domato Stone as local material from sea location in Banggai island in half Sulawesi of Indonesia. Was still not be exploited better. Some research in the field of road construction showed that Domato Stone was powerful enough when mixture asphalt structure. Permeable asphalt pavement or porous friction course is commonly known as porous asphalt. The porous pavement used in Japan and Europe. The pavement consists in a porous overlay allowing rainwater to flow down to the bottom the overlay and then to drain on the edges of the pavement. Quality of porous asphalt was developed to drain pavement surface flow through its pores, because of is specific properties to measure its ability to drain the water ( Permeability ), a special measur-ing device is required. This study is aimed to measure the coefficient of permeability using the constant head permeability test at transportation laboratory Hasanuddin University. The result was compared with the previous study. The test included horizontal and vertical permeability. Their types of gradation were incorporated to: British Graduation, Binamarga Gradation, and Australian Gradation. The tests were carried out at optimum bitumen content, the result shows that the verti-cal permeability of porous asphalt using British Gradation were: 0,0914, 0,2841 and 0,2912 Cm/sec. Respectively meanwhile for horizontal permeability were 0,1168, 03212, 0,2897 Cm/Sec. The Marshall stabilities were at on contrary to the permeabilities, the porosity was comparable to the permeabilities. The results of researches indicate that porous asphalt mixture showed an influ-ence on the value of the characteristics of porous asphalt particularly at concrete waste fraction grading 50% retained 1/2 " and 50% natural crushed stone retained 3/8" where the values obtained from the analysis of optimum binder content is 9.5%. Based on the Scanning Electron Microscope (SEM) can be seen the microstructure and content of chemical elements present in the porous as-phalt which prove that all elements of the liquid asbuton and concrete waste can blend and bind well.
PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN Aryanda, Dadang; Ramli, Muhammad; Djamaluddin, H
Jurnal Penelitian Geosains Vol 10, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Penelitian Geosains

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sequence is mining forms that show how the pit will be mined from the first stage to the final stages of mine design (pit limit). The purpose of this study is to design sequences mining to monthly production target at Bara 14 Seam C. Plan production targets at this location is 40,000 tons of coal per month and a maximum stripping ratio is 15:1. Analysis data and research design sequence using software Minescape 4.118. The coal reserves which designed based on pit limit is 162,370 tons and 2,425,450 bcm of overburden material. The first sequence has an area of 4.97 ha mine openings with the amount of 40,000 tons of coal and overburden 599,990 bcm. Stripping ratio in this sequence is 15:1. The second sequence has a wide opening 8.44 ha mines the number of 40,000 tons of coal and overburden 599,900 bcm. Stripping ratio in this sequence is 15:1. The third sequence has an area of 11.67 ha mine openings with the amount of 40,000 tons of coal and overburden 599,520 bcm. Stripping ratio in this sequence is 15:1. The fourth sequence has extensive mine openings 11.67 ha with the amount of 40,000 tons of coal and overburden 599,330 bcm. Stripping ratio in this sequence is 15:1. The fifth sequence has extensive mine openings 11.67 ha with the amount of 2,370 tons of coal and overburden 26,710 bcm. Stripping ratio in this sequence is 11:1.Keywords: design, pit limit, sequence, stripping ratio, production target
STUDI LAJU PERTUMBUHAN LAMUN (Enhalus acoroides) DI PERAIRAN PANTAI DESA TANJUNG TIRAM KABUPATEN KONAWE SELATAN Rahman, Anwar Arif; Nur, Andi Irwan; Ramli, Muhammad
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 1, No 1: Februari 2016
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v1i1.925

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di perairan Desa Tanjung Tiram yang berlangsung pada bulan April sampai dengan Juli 2014, dengan penempatan 3 stasiun penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan daun lamun dan daun baru lamun serta mengidentifikasi faktor fisika-kimia dan substrat yang mempengaruhi pertumbuhan lamun. Hasil pengamatan kualitas perairan pada setiap titik stasiun berupa nilai suhu (28-31oC), salinitas (28-33o/oo), pH (6-7), kecepatan arus (0,046-0,147 m/dtk), kedalaman (34-78cm), kecerahan (34-78cm), nitrat (0,0077-0,0271 mg/l), dan fosfat (0,0011-0,0096 mg/l), serta substrat dasar perairan berupa lumpur berpasir dan pasir berlumpur. Jenis lamun Enhalus acoroides didapatkan memiliki kecepatan pertumbuhan daun sebesar 7,167-15,749 mm/minggu atau 1,024-2,249 mm/hari dan pertumbuhan daun baru sebesar 8,715-14,532 mm/minggu atau 2,905-4,76 mm/hari. Faktor tekstur substrat mempengaruhi laju pertumbuhan lamun E. acoroides di Perairan Desa Tanjung Tiram.
KEPADATAN DAN POLA SEBARAN BENIH LOBSTER (PANULIRUS SPP.) BERDASARKAN TIPE HABITAT DI PERAIRAN DESA RANOOHA RAYA, KECAMATAN MORAMO, KABUPATEN KONAWE SELATAN Owu, Chorgi Rahman; Ramli, Muhammad; Halili, .
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 1: Februari 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i1.10955

Abstract

Benih lobster (Panulirus spp.) merupakan lobster berukuran kecil yang belum mempunyai kulit luar yang keras dan mengandung zat kapur dan pada umumnya ditemukan di daerah perairan pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kepadatan dan pola sebaran benih lobster (Panulirus spp.) pada kawasan habitat sekitar mangrove dan lamun serta pengaruh parameter kualitas perairan terhadap benih lobster (Panulirus spp.). Pengambilan data dilakukan pada bulan Februari-September 2019, bertempat di Perairan Desa Ranooha Raya, Kecamatan Moramo, Kabupaten Konawe Selatan. Pengambilan data dilakukan pada 2 titik stasiun pengamatan dengan menggunakan metode deskriptif eksploratif yaitu menggunakan alat tangkap pocong (shelter) sebagai perangkap benih lobster, Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan tertinggi  pada stasiun 2 minggu keempat yaitu 18,75 ind./m2 pada habitat lamun, sedangkan kepadatan terendah pada stasiun 1 minggu ketiga yaitu 2,019 ind./m2 pada habitat Mangrovedimana jenis yang ditemukan adalahbenih lobster mutiara (Panulirus ornatus) dan benih lobster pasir (Panulirus homarus). Pola sebaran bersifat seragam/merata pada kedua stasiun yaitu kurang dari 1. Hasil pengukuran parameter kualitas perairan seperti suhu, salinitas, kecepatan arus, pH, kecerahan, dan DO di Desa Ranooha Raya masih mendukung kehidupan benih lobster.                                               Kata Kunci: Benih Lobster (Panulirus spp.), Kepadatan, Parameter Kualitas Perairan, Pola Sebaran
KARAKTERISTIK HIDRO-OSEANOGRAFI BUDIDAYA KERANG MUTIARA MABE (Pteria penguin) DI PERAIRAN PALABUSA SELAT BUTON KOTA BAU-BAU Jawadin, .; Ramli, Muhammad; Afu, La Ode Alirman
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 1: Februari 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i1.10949

Abstract

Karakteristik hidro oseanografi merupakan salah satu faktor pembatas dalam usaha budidaya kerang mutiara mabe (Pteria penguin). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik hidro oseanografi pada lokasi budidaya kerang mutiara mabe di Kelurahan Palabusa Kota Baubau. Pengambilan data dilaksanakan pada bulan September 2018-Oktober 2018 melalui pengukuran langsung di lapangan. Parameter kimia di analisis di Laboratorium. Data di analisis secara desktiptif untuk mengetahui karakteristik parameter hidro oseanografi terhadap aktivitas budidaya kerang mutiara mabe. Hasil analisis menunjukan bahwa nilai kecepatan arus berkisar antara 0,25-0,45 m/detik, kecerahan perairan dengan nilai kisaran 75-90%, kedalaman dengan nilai kisaran 17-21 m, dan suhu dengan nilai kisaran 29oC-34oC. Sedangkan untuk parameter kimia, kandungan pH berkisar 7-8, salinitas 33-34 ppt, DO 2,8709-5,7418 mg/L, dan nitrat dengan nilai kisaran 0,0443-0,1337 mg/L. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa karakteristik hidro oseanografi di lokasi studi masih sesuai untuk peruntukan kegiatan budidaya kerang mutiara mabe.Kata Kunci: Hidro-oseanografi, bubidaya kerang mabe, Palabusa
Penerapan Peraturan Daerah No 18 Tahun 2004 Tentang Larangan Pelacuran Di Kabupaten Pamekasan Ramli, Muhammad
Al-Jinayah: Jurnal Hukum Pidana Islam Vol 1 No 2 (2015): Desember
Publisher : Prodi Hukum Pidana Islam Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.975 KB) | DOI: 10.15642/aj.2015.1.2.321-326

Abstract

Abstract: This paper discusses the Regional Regulation No. 18 Year 2004 on prohibition of prostitution in Pamekasan. In the Regional Regulation No. 18 Year 2004 states that prohibition on prostitution applied for the people of Pamekasan entirely without any exceptions, both of the people of Pamekasan and outside of Pamekasan. In addition, such a criminal offense related to the ban given to all of those who associated with the regional regulation, either from among the people of Pamekasan or immigrants. On the Islamic criminal law perspective, the application of the Regional Regulation No. 18 Year 2004 on prohibition of prostitution in Pamekasan is categorized as jarîmah hudûd (criminal wounding). The Regional Regulation is promoting the principle of benefit for the people, and also as an attempt of the government to avoid danger and negative impact of prostitution. In addition, it is also as an effort to create more benefit for the people in Pamekasan.Keywords: Islamic criminal law, prohibition, prostitution, Pamekasan. Abstrak: Tulisan ini membahas tentang Peraturan Daerah No. 18 Tahun 2004 tentang Larangan Pelacuran di Kabupaten Pamekasan. Dalam Peraturan Daerah No. 18 Tahun 2004 disebutkan bahwa larangan pelacuran diberlakukan bagi seluruh masyarakat Pamekasan tanpa terkecuali, baik masyarakat Kabupaten Pamekasan maupun masyarakat di luar Kabupaten Pamekasan. Di samping itu, tindak pidana terkait dengan larangan tersebut diberikan bagi seluruh orang yang berhubungan dengan Perda, baik masyarakat Pamekasan sendiri maupun masyarakat pendatang yang ada di Kabupaten Pamekasan. Aplikasi Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 2004 tentang Larangan Pelacuran di Kabupaten Pamekasan dari tinjauan fiqh Jinâyah merupakan perbuatan yang termasuk jarîmah hudûd. Peraturan Daerah ini mengedepankan asas kemaslahatan bagi masyarakat, dan merupakan upaya pemerintah untuk menghindaran masyarakat  Pamekasan dari kemudaratan dan segala bahaya dari dampak pelacuran, dan sebagai upaya menciptakan kemaslahatan bagi seluruh masyarakat atau sumber daya di Kabupaten Pamekasan.Kata Kunci: Peraturan Daerah, pelacuran, Kabupaten Pamekasan.  
KARAKTERISTIK HABITAT, KEPADATAN DAN KOMPOSISI JENIS BIVALVIA DI ZONA INTERTIDAL PERAIRAN DESA WAWATU KECAMATAN MORAMO UTARA KABUPATEN KONAWE SELATAN Desmari, Tti; Ramli, Muhammad; Pratikino, A. Ginong
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 4: November 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i4.15498

Abstract

Zona Intertidal merupakan wilayah peralihan antara ekosistem laut dan ekosistem daratan (terestrial). Bivalvia merupakan salah satu kelompok organisme invertebrata yang banyak ditemukan dan  hidup di daerah intertidal. Penelitian ini berujuan untuk mengetahui karakteristik habitat bivalvia, kepadatan dan komposisi jenis Bivalvia serta hubungan kepadatan dan komposisi jenis Bivalvia terhadap parameter perairan di Perairan Desa Wawatu Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan.  Pengambilan data dilakukan pada Bulan Juni - Desember 2019 di Perairan Desa Wawatu, Kecamatan Moramo Utara.  Metode pengambilan data bivalvi menggunakan metode Transek Kuadrat. Karakteristik substrat pasir dan lempung berpasir.  Kepadatan bivalvia berkisar 2,8-4,3 ind/m2.  Kepadatan tertinggi bivalvi ditemukan  daerah substrat lempung berpasir yang berasosiasi dengan padang lamun.  Terdapat 7 jenis bivalvia yang ditemukan  pada lokasi pengamatan.  Komposisi jenis tertinggi bivalvia pada Tachycardium subrugosum dan Anadara granosa, sedangkan komposisi jenis terendah  Pinna Muricata.  Kepadatan jenis bivalvia memiliki hubungan korelasi positif yang sangat kuat dengan pH, BO dan  kedalaman. Kata kunci:  Bivalvia,  Kepadatan, Komposisi Jenis, Intertidal, Wawatu
VARIASI SPASIAL DAN TEMPORAL TERHADAP KOMPOSISI JENIS IKAN YANG BERASOSIASI PADA EKOSISTEM MANGROVE DESA LAMONTOLI KECAMATAN BUNGKU SELATAN Muhu, Rusham; Ramli, Muhammad; Nurgayah, Wa
Jurnal Sapa Laut (Jurnal Ilmu Kelautan) Vol 5, No 4: November 2020
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33772/jsl.v5i4.15493

Abstract

Ekosistem mangrove merupakan daerah spawning, nursery ground dan tempat berlindung bagi berbagai jenis ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi jenis ikan pada ekosistem mangrove berdasarkan fase bulan gelap, ¼ bulan terang, bulan terang, ¼ bulan gelap dan untuk mengetahui hubungan kerapatan mangrove terhadap komposisi jenis ikan. Penelitian ini dilaksanakan di perairan Desa Lamontoli selama satu bulan dengan 4 kali pengambilan sampel. Ikan yang ditangkap menggunakan jaring insang dengan mata jaring 1,5 inci. Data dianalisis dengan melihat indeks keanekaragaman, dominansi dan keseragaman. Selama penelitian ditemukan 1.086 ekor ikan yang terdiri dari 15 spesies dan 10 famili. Secara berturut-turut, ditemukan 142 ekor, 152 ekor, 355 ekor dan 86 ekor pada fase bulan gelap, ¼ bulan terang, bulan terang, dan ¼ bulan gelap. Pada ekosistem mangrove dengan kerapatan tinggi, nilai keanekaragaman ikan berada pada kategori sedang pada fase bulan gelap dengan nilai (H'=2,512), keseragaman tinggi pada fase ¼ bulan gelap (E=1,148) dan dominansi tertinggi pada fase 1/4 bulan terang (C=0,176) dan keanekaragaman terendah pada fase ¼ bulan gelap dengan nilai (H'=1,919), keseragaman terendah pada fase ¼ bulan terang (E=0,873) dan dominansi terendah pada fase bulan gelap (C=0,090). Pada ekosistem mangrove dengan tingkat kerapatan sedang, keanekaragaman tertinggi pada fase bulan gelap dengan nilai (H'=2,217), keseragaman tertinggi pada fase ¼ bulan gelap (E=1,103) dan dominansi tertinggi pada fase 1/4 bulan gelap (C=0,222) dan keanekaragaman terendah pada fase ¼ bulan gelap dengan nilai (H'=1,755), keseragaman terendah pada fase ¼ bulan terang (E=0,941) dan dominansi terendah pada fase bulan gelap (C=0,137). Secara umum keseragaman jenis cukup tinggi dan menunjukan bahwa tidak ada jenis ikan yang mendominasi serta penyebarannya merata. Tingginya kelimpahan ikan sangat dipengaruhi oleh kerapatan mangrove dan perbedaan fase bulan.Kata Kunci : Komposisi Jenis Ikan, Mangrove, Fase Bulan, Perairan Desa Lamontoli.
Preferensi Habitat Kerang Coklat (Modiolus modulaides) pada Perairan Bagian Dalam dan Luar Teluk Kendari Sulawesi Tenggara Musni, La Ode; Ramli, Muhammad; Bahtiar, Bahtiar
JSIPi (Jurnal Sains dan Inovasi Perikanan) (Journal of Fishery Science and Innovation) Vol 1, No 1 (2017): JURNAL SAINS dan INOVASI PERIKANAN
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (433.719 KB) | DOI: 10.33772/jsipi.v1i1.6632

Abstract

Kerang Modiolus modulaides termasuk family Mytilidae dan mempunyai nilai ekonomis.  Berbagai aktivitas pengambilan serta pemanfaatannya sampai saat ini masih dilakukan dengan mengeksploitasi langsung tanpa kegiatan pengelolaannya.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi, kepadatan kerang Modiolus modulaides terhadap lingkungannya.  Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan interval waktu sehari sekali, di 7 stasiun mulai bulan Februari-Juni 2015.  Total kerang coklat yang ditemukan sebanyak 1.453 individu.  Data kepadatan dan distribusi kerang dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan rumus yang telah baku.  Hasil analisis distribusi kemudian dilakukan uji lanjutan dengan chi kuadrat (χ2) sedangkan preferensi habitat kerang coklat (Modiolus modulaides) dianalisis dengan Principle Componen Analysis (PCA) dan Coresponden Analysis (CA) melalui program XLSTAT 2014.  Kepadatan kerang coklat berkisar 6,33-32,20 ind/m2.  Hasil analisis kelas ukuran kerang terdistribusi dalam 12 kelas yaitu kerang ukuran kecil (muda), kerang ukuran sedang (dewasa) dan kerang ukuran besar (tua), yang masing-masing terdistribusi berturut-turut 0,2-4,65 cm, 4,7-7,6 cm dan 7,65-8,7 cm.  Peningkatan jumlah kepadatan kerang berkorelasi terhadap tingkat kekasaran substrat dan kehadiran vegetasi lamun dan mengrove sementara pengelompokkan kerang berhubungan dengan tipe substrat, arus, serta interaksinya dengan organisme bentik lain.  Preferensi habitat kerang Modiolus modulaides dikarakteristikkan oleh substrat pasir sangat kasar, butiran pasir halus, serta interaksinya dengan kondisi fisik, kimia dan biologi perairan (arus, khlorofil-a, TOM, oksigen terlarut, suhu, kecerahan) serta kehadiran vegetasi lamun dan mangrove.       Kata kunci: Kerang coklat, preferensi habitat, kepadatan, distribusi ukuranÂ