This article discusses pastoral counseling for shemale groups. In the time of creation, Genesis 1:27 “So God created man in His own image, in the image of God He created him; male and female He created them”. This verse provides clear evidence that in terms of sex or gender, there are actually contrasting differences between men and women. Men and women are two different individuals, there is no mixing of both or shemale. However, in reality, it was found that they were male but felt that they were women. In general, shemale experienced errors in identifying their gender. This mistake is caused by a psychological disorder called gender identity disorder. It appears that in society, shemale behavior is seen as abnormal or deviant behavior. They often experience rejection, mockery, insults and even become targets of various acts of violence. In the midst of the negative response from the general public to the existence of transgender women. Abstrak Artikel ini membahasa mengenai pembinaan pastoral konseling terhadap kelompok waria. Dalam masa penciptaan, Kejadian 1: 27 “menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakakan-Nya mereka.” ayat tersebut, memberikan bukti nyata bahwa dari sisi seks atau jenis kelamin, sesungguhnya terdapat perbedaan yang kontras antara laki-laki dan perempuan. Baik laki-laki maupun perempuan adalah dua pribadi yang berdiri sendiri, tidak ada pencampuran dari keduanya atau Wanita pria, atau yang disingkat waria, namun pada kenyataannya didapati mereka yang berjenis kelamin laki-laki tetapi merasa dirinya adalah perempuan, Secara umum, waria mengalami kekeliruan dalam mengidentifikasi jenis kelaminnya. Kekeliruan tersebut disebabkan oleh gangguan psikologi yang disebut gender identity disorder, Nampak persoalan Dalam masyarakat umum, perilaku waria dipandang sebagai perilaku yang abnormal atau menyimpang. Mereka kerapkali mengalami penolakan, dijadikan bahan ejekan, hinaan bahkan sering menjadi sasaran berbagai tindakan kekerasan. persoalan ini juga tentunya menjadi tanggung jawab bagi kekristenan dalam pelayanan maka perlu adanya tindakan nyata untuk menyikapi persoalan kelompok waria.