juherah juherah
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DENGAN ELEKTROKOAGULASI DALAM MENURUNKAN KADAR FOSFAT(PO4) PADA LIMBAH LAUNDRY juherah juherah; MUHAMMAD ANSAR
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 18, No 2 (2018): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v18i2.1142

Abstract

Usaha laundry pada umumnya belum memiliki sarana pengolahan air limbah sehingga limbah hasil pencucian langsung dibuang ke lingkungan, hal ini dapat menyebabkan kadar Fosfat (PO4) tinggi dan akan terakumulasi sehingga dapat menyebabkan eutrofikasi yang mengganggu ekosistem perairan dan menyebabkan pendangkalan sungai.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan elektrokoagulasi dalam menurunkan kadar Fosfat (PO4) pada limbah laundry dengan variasi tegangan 12 volt, 18 volt, dan 24 volt selama 45 menit dengan tiga kali replikasi dan menggunakan elektroda aluminium. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan desain pre-pos test yaitu pengujian terhadap sampel sebelum dan sesudah proses elektrokoagulasi guna mengetahui penurunan kadar Fosfat (PO4) pada ketiga perlakuan yang digunakan.Hasil yang diperoleh bahwa proses pengolahan limbah laundry dengan elektrokoagulasi dapat menurunkan kadar Fosfat (PO4). Pada tegangan 12 volt persentase penurunannya sebesar 92,73%. Pada tegangan 18 volt sebesar 95,14%, dan pada tegangan 24 volt sebesar 96,78%. Selain itu berdasarkan uji statistic dengan one way anova dimana nilai p < a (0,05) maka dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan dari ketiga perlakuan yang digunakan.Kesimpulan yang dapat ditarik yaitu proses elektrokoagulasi dapat menurunkan kadar Fosfat (PO4) pada limbah laundry.Kata kunci : Limbah Laundry, Fosfat (PO4), Elektrokoagulasi.
PERBANDINGAN PENAMBAHAN AKTIVATOR BONGGOL PISANG (MUSA PARADISIACA) DAN KULIT NANAS (ANANA COMOSUS L.MERR) TERHADAP PENGOMPOSAN Juherah Juherah; Riska Wati
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 22, No 1 (2022): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v22i1.2635

Abstract

Sampah merupakan buangan dari hasil kegiatan baik rumah tangga, perkantoran, pasar dan lain-lain.Sampah di Indonesia setiap tahunnya semakin meningkat. Sampah jika dibiarkan  dapat menimbulkan berbagai masalah seperti, keindahan, kenyamanan dan juga masalah kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan penambahan aktivaktor bonggol pisang (Musa paradisiaca) dan kulit nanas (Anana comosus L.Merr) terhadap pengomposan dari sisa sayuran, kotoran sapi dan serbuk gergaji. Jenis penelitian yng digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen semu dengan sampel sebanyak 19 perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas kompos pada masing-masing perlakuan memenuhi syarat yaitu pH 7,5, kelembaban 60%, suhu 30oC, berwarna coklat kehitaman, berbau tanah. Hasil uji statistiknya yaitu 1,000 > 0,005 dan lama waktu kematangan kompos dengan aktivator bonggol pisang konsentrasi 300 ml matang pada hari ke 18, kompos dengan aktivator bonggol pisang 200 ml matang pada hari ke ke 20, kompos dengan aktivator bonggol pisang konsentrasi 100 ml matang pada hari ke 22. Sedangkan Kompos dengan aktivator kulit nanas konsentrasi 300 ml matang pada hari ke 20, kompos dengan aktivator kult nanas konsentrasi 200 ml matang pada hari ke 21,kompos dengan aktivator kulit nanas konsentrasi 100 ml matang pada hari ke 22 dan kompos tanpa aktivator matang pada hari ke 23. Hasil uji statistinya yaitu 0,003 < 0,005.Kesimpulan, penambahan aktivator bonggol pisang dan kulit nanas konsentrasi 300 ml, 200 ml, dan 100 ml mampu mempercepat pengomposan dengan kualitas yang memenuhi syarat. Sebaiknya masyarakat memanfaatkan sampah organik untuk dijadikan kompos atau aktivator dan dimanfaatkan untuk kegiatan bercocok tanam.Kata Kunci : Aktivator Bonggol Pisang, Aktivator Kulit Nanas, Pengomposan.
HUBUNGAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA SELAMA PANDEMI COVID-19 DI KELURAHAN TAMMUA KOTA MAKASSAR A.Irmawati A.Irmawati; Juherah Juherah; Nur Haidah
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 22, No 2 (2022): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v22i2.2930

Abstract

Sampah  merupakan  masalah nasional  yang perlu ditangani secara menyeluruh dan terpadu dari hulu hingga hilir untuk mendatangkan manfaat ekonomi, menyehatkan masyarakat, dan tidak merusak lingkungan, serta mengubah perilaku manusia. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan perilaku masyarakat dengan pengelolaan sampah rumah tangga selama pandemi covid-19 di Kelurahan Tammua Kota Makassar, jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan rancangan penelitian secara cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 321 orang dengan teknik pengambilan sampel secara claster random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga variabel yang diteliti terdapat hubungan dengan pengelolaan sampah rumah tangga selama pandemi covid-19 yaitu pengetahuan (p = 0,001), sikap (p = 0,000 ), dan tindakan (p = 0,004). Kurangnya kesadaran serta perhatian masyarakat terhadap pengelolaan sampah rumah tangga sehingga disarankan kepada pemerintah mengadakan penyuluhan dan pelatihan berbasis masyarakat melalui pemilahan sampah anorganik dan organik yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan kesadaran perbuatan sikap kepada masyarakat.Kata kunci : Pengelolaan Sampah, Pengetahuan, Sikap, Tindakan
HUBUNGAN SARANA PENANGANAN SAMPAH TERHADAP TINGKAT KEPADATAN LALAT DI PUSAT NIAGA DAYA KOTA MAKASSAR Juherah Juherah; Karmila Pamin; Rasman Rasman
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 23, No 1 (2023): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v23i1.2985

Abstract

A market is a group of buyers and sellers (traders) of certain goods of services. Buyers are the group that determines the demand for products or goods and the sellers are the groups that determine the supply of products.This type of research is observational with a descriptive approach where this research is to explain a situation and situation. Researchers are looking for a relationship between waste handling and the density of flies.The results showed that the measurement of waste collection facilities that met the requirements were 1 (100%) measurement point with a high fly population index category. Waste collection facilities that do not meet the requirements are 3 (33,3%) measurement points with a low fly population index. And the waste collection facilities that do not meet the requirements are 6 (66,6%) measurement points with a high level of fly density measurement of temporary waste collection facilities that do not meet the requirements as many as 3 (100%) measurements points with the category of high fly density level.The conclusion shows that there is a relationship between collection facilities, sorting facilities and temporary waste storage facilities to the density level of flies. Therefore, it is suggested to the manager of the Daya Commerce Center to sort waste by type and provide waste handling facilities that meet the requirements.Keywords : Market, Temporary Garbage Shelter, Garbage Collection, Garbage Segregation, Daya Trading Center, Flies Density LevelPasar adalah sekelompok pembeli dan penjual (pedagang) barang atau jasa tertentu. Pembeli adalah kelompok yang menentukan permintaan produk atau barang dan penjual adalah kelompok yang menentukan penawaran produk.Jenis penelitian yaitu Observasional dengan pendekatan deskriptif dimana penelitian ini untuk menjelaskan suatu keadaan dan situasi. Peneliti mencari hubungan antara penanganan sampah terhadap tingkat kepadatan lalat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengukuran sarana penampungan sampah yang memenuhi syarat sebanyak 1 (100%) titik pengukuran dengan kategori indeks populasi lalat yang tinggi. Sarana pengumpulan sampah yang tidak memenuhi syarat sebesar 3 (33,3%) titik pengukuran dengan indeks populasi lalat yang rendah. Dan pada sarana pengumpulan sampah yang tidak menuhi syarat sebesar 6 (66,6%) titik pengukuran dengan tingkat kepadatan lalat yang tinggi. pengukuran sarana penmpungan sampah sementara yang tidak memenuhi syarat sebanyak 3 (100%) titik pengukuran dengan kategori tingkat kepadatan lalat yang tinggi.Kesimpulan menunjukkan bahwa ada hubungan sarana pengumpulan, sarana pemilahan dan sarana penampungan sampah sementara terhadap tingkat kepadatan lalat. Oleh karena itu disarankan kepada pengelola Pusat Niaga Daya untuk melakukan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya dan menyediakan sarana penanganan sampah yang memenuhi syarat. Kata kunci : Pasar, Penampungan Sampah Sementara, Pengumpulan Sampah, Pemilahan Sampah, Pusat Niaga Daya, Tingkat Kepadatan Lalat 
HUBUNGAN SARANA PENANGANAN SAMPAH TERHADAP TINGKAT KEPADATAN LALAT DI PUSAT NIAGA DAYA KOTA MAKASSAR Juherah Juherah; Karmila Pamin; Rasman Rasman
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 23 No 1 (2023): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v23i1.416

Abstract

Pasar adalah sekelompok pembeli dan penjual (pedagang) barang atau jasa tertentu. Pembeli adalah kelompok yang menentukan permintaan produk atau barang dan penjual adalah kelompok yang menentukan penawaran produk. Metode penelitian yaitu Observasional dengan pendekatan deskriptif dimana penelitian ini untuk menjelaskan suatu keadaan dan situasi. Tujuan penelitian yaitu mencari hubungan antara penanganan sampah terhadap tingkat kepadatan lalat. Jenis analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah disajikan dalam bentuk tabel, selanjutnya dianalisa secara deskriptif untuk mengetahui hasil dari variabel yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengukuran sarana penampungan sampah yang memenuhi syarat sebanyak 1 (100%) titik pengukuran dengan kategori indeks populasi lalat yang tinggi. Sarana pengumpulan sampah yang tidak memenuhi syarat sebesar 3 (33,3%) titik pengukuran dengan indeks populasi lalat yang rendah. Dan pada sarana pengumpulan sampah yang tidak menuhi syarat sebesar 6 (66,6%) titik pengukuran dengan tingkat kepadatan lalat yang tinggi. pengukuran sarana penmpungan sampah sementara yang tidak memenuhi syarat sebanyak 3 (100%) titik pengukuran dengan kategori tingkat kepadatan lalat yang tinggi.Kesimpulan menunjukkan bahwa ada hubungan sarana pengumpulan, sarana pemilahan dan sarana penampungan sampah sementara terhadap tingkat kepadatan lalat. Oleh karena itu disarankan kepada pengelola Pusat Niaga Daya untuk melakukan pemilahan sampah berdasarkan jenisnya dan menyediakan sarana penanganan sampah yang memenuhi syarat. Kata kunci : Pasar, Pengumpulan Sampah, Pemilahan Sampah, Tingkat Kepadatan Lalat
GAMBARAN DENSITAS NYAMUK AEDES AEGYPTY DENGAN KEJADIAN DBD DI DAERAH ENDEMIS DESA PASUI KECAMATAN BUNTU BATU KABUPATEN ENREKANG Hamsir Ahmad; Juherah Juherah; Wahyuni Sahani
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 23 No 1 (2023): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulo.v23i1.418

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang cenderung meningkat dengan jumlah penderita dengan penyebaran yang luas. Masalah ini sering muncul dan berulang dengan datangnya musim hujan. Di Indonesia, dengan kurangnya kesadaran akan pentingnya anjuran pemberantasan nyamuk sebagai upaya pencegahan penyakit demam berdarah. Penyakit ini merupakan penyebab utama kematian anak-anak di beberapa negara Asia. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kepadatan nyamuk Aedes aegypty dengan kejadian demam berdarah dengue di daerah endemis, Desa Pasui, Kecamatan Buntu Batu, Kabupaten Enrekang. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi adalah kepala keluarga di Desa Pasui sebanyak 441 kepala keluarga. Sampel yang digunakan adalah 82 rumah. Data diolah dengan tabel SPSS yang diperoleh dari observasi dan wawancara dari jawaban 82 responden kemudian diolah dan disajikan dalam bentuk SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Angka Bebas Jentik (ABJ) untuk semua lokasi baik Dusun maupun Kecamatan berada pada <95 sedangkan indikator kinerja atau target pengendalian RPJMN adalah Angka Bebas Jentik (ABJ) <95. dan HI berada pada rentang poin 4 dan 5 sehingga dikategorikan kepadatan sedang pada nyamuk aedes aegypty. Untuk kejadian DBD di Kecamatan Buntu Batu ditemukan 12 orang yang pernah mengalami Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ABJ di Desa Pasui Kecamatan Buntu Batu belum memenuhi indikator yaitu bebas dari jentik nyamuk dan untuk House indek rumah masih berada pada kepadatan sedang. Angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam satu tahun terakhir masih ditemukan sebanyak 12 orang di Daerah Endemis, Desa Pasui, Kecamatan Buntu Batu, Kabupaten Enrekang. Kata kunci: Kepadatan Nyamuk Aedes Aegypty, DBD