Ashari Rasjid
Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Makassar

Published : 14 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

HUBUNGAN CUACA MIKRO DENGAN PREVALENSI PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN BONE TAHUN 2013-2015 Ashari Rasjid; Nasrianti Nasrianti
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 17, No 2 (2017): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v17i2.795

Abstract

Kejadian demam berdarah dengue dapat diakibatkan oleh beberapa faktor salah satunya yaitu faktor lingkungan seperti cuaca mikro (curah hujan, kecepatan angin, kelembaban, suhu) yang dapat mendukung bertambahnya pupulasi nyamuk terutama nyamuk penyebab penyakit demam berdarah dengue. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan cuaca mikro dengan prevalensi penyakit demam berdarah dengue di Kabupaten Bone tahun 2013-2015. Jenis penelitian ini merupakan studi analitik dengan pendekatan retrospektif. Data cuaca dikumpulkan dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan dan data penyakit demam berdarah dengue dikumpulkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bone tahun 2013-2015. Data dianalisis dengan uji korelasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa suhu udara (p=0,484) menunjukkan tidak ada hubungan dengan prevalensi demam berdarah dengue, dan kelembaban (p=0,009), curah hujan (p=0,033) dan kecepatan angin (p=0,004) menunjukkan ada hubungan bermakna dengan prevalensi penyakit demam berdarah dengue. Dari hasil dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara suhu dengan prevalensi penyakit demam berdarah dengue dan ada hubungan antara kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin dengan prevalensi penyakit demam berdarah dengue di kabupaten bone. Penelitian selanjutnya disarankan menggunakan indikator cuaca lainnya yang di duga mempunyai hubungan dengan kejadian demam berdarah dengue.Keyword: Demam berdarah dengue, suhu, kelembaban, curah hujan, kecepatan angin
ANALISIS FORMALIN PADA BUAH IMPORT (STUDY LITERATUR) Zaenab Zaenab; Ashari Rasjid; Vivi Sri Saputri
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 1 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i1.2094

Abstract

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada 7 jurnal tahun 2014-2018 tempat penelitian di Kota Manado positif sebanyak 18 sampel, Kota Medan positif sebanyak 13 sampel, Kota Tasikmalaya positif sebanyak 6 sampel, Kota Banjarmasin positif sebanyak 6 sampel, Kota Kendari dan Kota Makassar. kandungan formalin pada buah apel, anngur dan pir mengalami perubahan warna keunguan. Sedangkan yang tidak mengandung formalin tidak mengalami perubaha warna. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa buah import yakni buah apel, anggur dan pir positif mengandung formalin. Mengajak masyarakat agar memilih buah-buahan lokal untuk di konsumsi karena lebih segar dan sehat, sedangkan buah import yang mengandung formalin karena dalam pendistribusian dari Negara asalnya sampai ke Indonesia bisa berlangsung berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan lamanya.Kata Kunci: Buah Import, Formalin, Permenkes No. 1168/Menkes/Per/X/1999.
KEMAMPUAN LILIN ANTI NYAMUK DARI KULIT JERUK BALI (CITRUS MAXIMA) DALAM MEMATIKAN NYAMUK Hasriani Hasriani; Ashari Rasjid
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 1 (2020): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v20i1.1477

Abstract

Keberadaan nyamuk di lingkungan masyarakat sangatlah mengganggu, karena perilaku nyamuk  yang menggigit dan juga membawa bibit penyakit, seperti demam berdarah, malaria, chikungunya, dan lainnya. Terutama pada musim penghujan, nyamuk berkembang biak dengan sangat pesat.Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui kemampuan ekstrak kulit jeruk bali (citrus maxima) untuk membasmi nyamuk. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni (True eksperimental), yaitu untuk mengetahui kemampuan kulit jeruk bali (Citrus maxima) sebagai lilin aromaterapi anti nyamuk dalam mebunuh nyamuk. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah nyamuk yang bergerak aktif. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 ekor nyamuk. Analisa dengan tabel terhadap rata-rata kematian nyamuk dengan 3 kali replikasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: lilin anti nyamuk dari kulit jeruk bali dengan konsentrasi 40% mampu mematikan nyamuk sebesar 25%, pada konsentrasi 50% mampu mematikan nyamuk sebesar 25%, pada konsentrasi 60% mampu mematikan nyamuk sebesar 40%, pada konsentrasi 70% mampu mematikan nyamuk sebesar 45%, pada konsentrasi 80% mampu mematikan nyamuk sebesar 50%.Kesimpulan yang didapatkan yaitu lilin anti nyamuk dari kulit jeruk bali tidak ada yang mampu dalam mematikan nyamuk, karna tidak memenuhi kriteria lethal consentration 50%, seluruh konsentrasi yang digunakan kurang dari LC50. Disarankan agar menambah ukuran lilin agar lilin menyala lebih lama dan menambahkan zat pengikat agar bau pada lilin anti nyamuk tidak menguap dengan cepat saat digunakan di ruangan yang lebih luas.Kata Kunci                   : Kulit Jeruk Bali, Lilin Anti Nyamuk, Nyamuk
Hubungan Kondisi Lingkungan Dengan Kepadatan Nyamuk Anopheles (Study Literatur) Ashari Rasjid; Mukrim Mukrim
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 20, No 2 (2020): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v2i20.1847

Abstract

Perubahan kondisi lingkungan (suhu udara, kelembapan dan curah hujan) merupakan hal penting yang harus di perhatikan dalam perkembang biakan nyamuk Anopheles. Kepadatan nyamuk Anopheles perlu diketahui dan harus diperhatikan untuk mencegah dan memotong penularan penyakit malaria.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kondisi lingkungan dengan kepadatan nyamuk Anopheles. Adapun jenis penelitian ini yaitu Studi Kepustakaan (library research). Penelitian dilakukan dengan teknik pengumpulan data (literature) sehingga dapat diketahui hubungan kondisi lingkungan dengan kepadatan nyamuk Anopheles.Dari hasil analisa beberapa literatur yang telah didapat maka suhu udara sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus sporogoni atau masa inkubasi ekstrinsik maupun instriksik. Tinggi maupun rendahnya kelembapan akan mempengaruhi proses perkembangbiakan nyamuk Anopheles. Dan Hujan dapat menciptakan habitat untuk vektor tetapi juga dapat menyebabkan larva hanyut dan mati.Kesimpulan dalam penelitian ini adalah ada hubungan kondisi lingkungan dengan kepadatan nyamuk Anopheles. Saran kepada masyarakat agar dapat memperhatikan kondisi lingkungan sekitar sehingga dapat mencegah terjadinya kepadatan nyamuk Anopheles dan terhindar dari penularan penyakit malaria.Kata kunci : Kondisi Lingkungan, Kepadatan Nyamuk, Anopheles.
EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MENGKUDU DENGAN METODE SPRAY DALAM PENGENDALIAN NYAMUK Aedes aegypti Armayanti Armayanti; Ashari Rasjid
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 2 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i2.1349

Abstract

Di Indonesia, DBD telah menjadi masalah kesehatan masyarakat selama 41 tahun terakhir. Pencegahan penyebaran penyakit DBD dapat dilakukan dengan memutus mata rantai penularan melalui pengendalian vektor. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak daun mengkudu dengan metode spray dalam pengendalian nyamuk Aedes aegypti . Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah 25 ekor nyamuk Aedes aegypti  yang dipaparkan dengan ekstrak daun mengkudu konsentrasi 15%, 20%, dan 25%, dengan pengulangan sebanyak 3 kali menggunakan metode spray selama 60 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrsi ekstrak daun mengkudu semakin cepat dan banyak nyamuk yang mati. Pada konsentrasi 15% ekstrak daun mengkudu jumlah nyamuk yang mati sebanyak 14 ekor (56%) LC50 pada menit ke-45. Pada konsentrasi 20% ekstrak daun mengkudu jumlah nyamuk yang mati sebanyak 17 ekor (68%) LC50 pada menit ke-30. Pada konsentrasi 25% ekstrak daun mengkudu jumlah nyamuk yang mati sebanyak 18 ekor (72%) LC50 pada menit ke-15. Hal ini dikarenakan nyamuk terpapar dengan ekstrak daun mengkudu memiliki kandungan kimia seperti senyawa alkaloid, triterpenoid, saponin, tanin, dan flavonoid. Kesimpulan penelitian ini adalah ekstrak daun mengkudu dengan metode spray efektif dalam mematikan nyamuk Aedes aegypti mencapai LC50. Diharapkan masyarakat dapat memanfaatkan ekstrak daun mengkudu dengan metode spray karena aman bagi lingkungan dan manusia.Kata kunci : Ekstrak daun mengkudu, Metode spray, Aedes aegypti
ANALISIS BIONOMIK NYAMUK DENGAN PENULARAN DBD DI WILAYAH PUSKESMAS TAKALALA KEC. MARIORIWAWO KAB. SOPPENG Ashari Rasjid; Muriadi Muriadi
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 21, No 2 (2021): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v21i2.2382

Abstract

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit dapat menyerang semua orang dan menyebabkan kematian, mudah menulari anak-anak dan sering menimbulkan wabah penyakit. Deman Berdarah Dengue tidak menular melalui kontak manusia secara langsung,tetapi dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bionomik nyamuk dengan penularan DBD di wilayah Puskesmas Takalala Kec.marioriwawo Kab.Soppeng. Jenis penelitian ini survey observasional analitik dengan pendekatan secara cross sectional,menggunakan kuesioner dan uji chi square. Sampel penelitian ini adalah 100 orang yang diwawancarai ditentukan secara purposive sampling. Ada hubungan antara hasil penelitian tempat perindukan nyamuk dengan kejadian DBD  desa Congko yaitu hasil uji chi square diperoleh nilai p= 0,022 < α=0,05 serta tempat perindukan nyamuk yang positif dan pernah menderita DBD lebih tinggi sebanyak 71% dibanding yang negative 29%, ada hubungan antara kebiasaan istirahat nyamuk dengan kejadian DBD dengan hasil uji chi square diperoleh nilai P=0,007 > α=0,05 serta kebiasaan istirahat nyamuk yang positif dan pernah menderita DBD 93% dibanding dengan yang negatif 7%.Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada hubungan antara tempat perindukan nyamuk dan kebiasaan istirahat nyamuk dengan kejadian DBD. Sehingga disarankan  msyarakat agar lebih memperhatikan dan menjaga kebersihan lingkungan rumah dan melaksanakan 3M plus di dalam maupun di lingkungan rumah. Dengan merubah prilaku dan kebiasaan tersebut maka penularan DBD dapat berkurangKata Kunci : DBD,Ae aegypti, tempat perindukan nyamuk
UJI KOMPARATIF KEMAMPUAN DAUN LAVENDER (Lavandula angustifolia) DAN DAUN BUNGA TAHI KOTOK (Tagetes erecta) DALAM MEMATIKAN NYAMUK DENGAN METODE IONISASI Ashari Rasjid; Atira Afri Lusiana
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 19, No 1 (2019): Jurnal Sulolipu : Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v19i1.939

Abstract

Vektor adalah serangga atau binatang yang dapat membawa bibit penyakit dan menularkan kepada orang lain sehingga orang tersebut akan menjadi sakit. Penyebaran berbagai penyakit oleh nyamuk merupakan suatu masalah kesehatan yang sangat serius, adapun beberapa  penyakit yang disebabkan oleh nyamuk seperti demam berdarah, Japanese encephalitis, malaria, filariasis. Sehingga populasi nyamuk harus ditekan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar kemampuan ekstrak daun lavender (Lavandula argostifolisa) dan tahi kotok (Tagetes erecta) dalam mematikan nyamuk.Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian eksperimen. Sampel 25 ekor nyamuk dengan konsentrasi masing-masing 15 %, 20 %, 25 % dan dilakukan 3 kali replikasi. Data dianalisis dengan mengggunakan uji T-Test.Hasil penelitian ini menunjukkan ekstrak daun Lavender 15 %, 20 %, 25 %, dinyatakan mampu setelah 2 jam pengamatan dengan jumlah nyamuk yang mati rata - rata mencapai (96 %). Sedangkan pada ekstrak daun tahi kotok 15 %,20 %,25 % diinyatakan efektif setelah 2 jam pengamatan dengan jumlah nyamuk yang mati rata -rata mencapai (88 %). Kesimpulan yang didapatkan dengan dosis yang sama yaitu ekstrak daun lavender lebih efektif di bandingkan ekstrak daun tahi kotok. Disarankan agar peneliti selanjutnya dapat melihat seberapa besar kemampuan ekstrak daun Lavender dan daun Tahi Kotok jika tidak menggunakan  bahan kimia seperti methanol.Kata Kunci : Ekstrak Daun Lavender, Ekstrak Daun Tahi kotok,    metode ionisasi.
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU DENGAN PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI PADA PETANI PENGGUNA PESTISIDA DI DESA TONRONG RIJANG KECAMATAN BARANTI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Ashari Rasjid; Zaenab Zaenab; Nurmin Nurmin
Media Kesehatan Politeknik Kesehatan Makassar Vol 14, No 1 (2019): Media Kesehatan
Publisher : Politeknik Kesehatan Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.568 KB) | DOI: 10.32382/medkes.v14i1.790

Abstract

Pertanian merupakan salah satu bidang terpenting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat, dimana kehidupan pertanian sangat erat kaitannya dengan penggunaan pestisida yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Untuk meminimalisir gangguan kesehatan tersebut salah satu upaya yang dapat dilakukan dengan penggunaan APD yang lengkap. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei analitik dengan pendekatan Cross Sectional dengan populasi yaitu petani padi yang ada di Desa Tonrong Rijang Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang sebanyak 334 KK dengan sampel 67 KK. Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode Cluster dan pengambilan data dilakukan menggunakan Metode Random Sampling. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan uji Chi Square dengan SPSS 25, Microsoft excel, dan Microsoft word. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa petani yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak  44 orang(66%), yang memiliki penggunaan APD tinggi sebanyak 21 orang(31%) dan yang memiliki penggunaan APD sedang sebanyak 23 orang(34%). Petani yang memiliki tingkat pengetahuan sedang sebanyak 23 orang(34%), yang memiliki penggunaan APD tinggi sebanyak 7 orang(11%) dan yang memiliki penggunaan APD sedang sebanyak 16 orang(24%). Petani yang memiliki sikap tinggi(baik) sebanyak 55 orang(82%) yang menggunakan APD tinggi sebanyak 21 orang(31%), sedangkan yang menggunakan APD sedang sebanyak 34 orang(51%). Petani yang memilki sikap sedang(kurang baik) sebanyak 12 orang(18%) yang menggunakan APD tinggi sebanyak 7 orang(10%) dan yang menggunakan APD sedang sebanyak 5 orang(8%). Berdasarkan hasil uji chi square yang diperoleh adalah p value 0,173 ( p value >0,05) pada pengetahuan dan p value 0,2 ( p value >0,05) pada sikap. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku dengan penggunaan alat pelindung diri pada petani pengguna pestisida di Desa  Tonrong Rijang Kecamatan Baranti Kabupaten Sidenreng Rappang. Kata kunci: Petani,Alat Pelindung Diri, Pengetahuan, Sikap
PEMANFAATAN GEL LIDAH BUAYA DALAM MEMPERPANJANG DAYA SIMPAN TOMAT (Eksperimen) Ida Joice Irene; Zaenab Zaenab; Ashari Rasjid
Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat Vol 22, No 1 (2022): Jurnal Sulolipu: Media Komunikasi Sivitas Akademika dan Masyarakat
Publisher : Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32382/sulolipu.v22i1.2762

Abstract

Pengawetan adalah bahan yang ditambahkan pada makanan atau minuman untuk mencegah atau menghambat fermentasi, pengemasan dan penguraian lain terhadap makanan atau minuman yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti jamur atau fungi. Salah satu bahan pengawet alami yang digunakan adalah gel lidah buaya untuk mengawetkan tomat. Jenis sayuran yang sering digunakan oleh masyarakat dan memiliki peluang bisnis yang sangat tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan gel lidah buaya dalam pengawetan tomat, dengan jenis penelitian yaitu eksperimen berupa pengamatan langsung yang ditinjau secara fisik dengan melihat lama penyimpanan selama proses pengawetan. Adapun jumlah sampel yang digunakan yaitu 2 kg tomat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengawetan menggunakan pelumuran gel lidah buaya dalam 100 gram, 150 gram dan 200 gram tomat dapat bertahan sampai hari ke 6 dan tanpa pelumuran gel lidah buaya bertahan sampai hari ke 2. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa gel lidah buaya dapat digunakan sebagai bahan pengawet alami dan mampu memperpanjang daya simpan tomat dengan 3 variasi konsentrasi gel lidah buaya yang diberikan. Kata kunci : Gel Lidah Buaya, Pengawetan, Tomat.
The Difference in Concentration Ability Tomato Leaf Extract (Sollanum lycpersicum l.) Against Larvae of Power Kill Aedes aegypti Nidaul Husna; Erlani; Ashari Rasjid
HIGIENE: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol 8 No 1 (2022): Kesehatan Lingkungan
Publisher : Public Health Department, Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Aedes aegypti mosquito is a vector carrying Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) which is commonly found in tropical and subtropical areas which can cause outbreaks and can cause death in a short period of time. Infectious diseases are still a public health problem caused by the mosquito vector Aedes Aegypti, therefore control is needed to break the chain of disease transmission by eradicating using larvicides. The purpose of this study was to determine the effect of different concentrations of tomato leaf extract (Solanum Lycopersicum L.) on the killing power of larvae Aedes Aegypti. This type of research is experimental research. The sample in this study was 20 larvae for Aedes Aegypti each treatment, so a total of 300 larvae used were exposed to tomato leaf extract concentrations of 0.8%, 1%, and 1.2%. Observations were made for 24 hours with an interval of 4 hours and were replicated three times. The results showed that tomato leaf extract (Solanum Lycopersicum L.) on the killing power of larvae Aedes Aegypti at a concentration of 0.8% was able to kill 9 larvae within 24 hours, a concentration of 1% was able to kill 11 larvae within 24 hours, and a concentration of 1 ,2% was able to kill 14 larvae within 24 hours. The conclusion of this study the concentration of 1,2% tomate leaf extract was 70% effective in killing larvae Aedes Aegypti. Keywords : Tomato Leaf Extract, Aedes aegypti Larvae