Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

UPAYA PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT DIABETES MELITUS DI DESA PISANGAN JAYA, KABUPATEN TANGERANG Mellysa Rahmita; Citra Trisna; Wenti Dwi Febriani
Jurnal Pengabdian Masyarakat Multidisiplin Vol 3 No 2 (2020): Februari
Publisher : LPPM Universitas Abdurrab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.661 KB) | DOI: 10.36341/jpm.v3i2.1019

Abstract

Diabetes Melitus merupakan penyakit yang termasuk dalam kelompok Penyakit Tidak Menular, penyakit ini ditandai dengan meningkatnya kadar gula darah akibat gangguan fungsi insulin. Hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013, menunjukan angka kejadian Diabetes Melitus di Indonesia mencapai 10 juta jiwa, sedangkan kejadian secara global diabetes melitus adalah 415 Juta jiwa pada tahun 2015. Penyakit ini dapat dicegah dengan melakukan diet yang seimbang dan pola hidup yang baik. Faktor resiko yang menjadi perhatian penyakit ini ialah usia, jenis kelamin, lingkar perut, kurangnya aktifitas fisik, obesitas, hipertensi, dan pola makanan yang tidak baik. Dalam upaya pencegahan terjadinya peningkatan jumlah penyakit ini maka dibutuhkan pengetahuan dan kesadaran oleh masyarakat. Kegiatan pengabdian masyarakat dapat menjadi sarana untuk peningkatkan kesadaran masyarakat dengan memberikan pengetahuan tentang faktor resiko terjadinya penyakit Diabetes Melitus. Pengabdian masyarakat dilakukan dengan penyuluhan serta melakukan pemeriksaan kadar glukosa darah dan lingkar perut sehingga masyarakat dapat menerapkan pengetahuan yang sudah didapat untuk lebih meningkatkan kesadaran dalam menjaga kesehatan.
AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH PEPAYA MUDA (CARICCA PAPAYA L) TERHADAP ESCHERICHIA COLI DAN STAPHYLOCOCCUS AUREUS SECARA IN VITRO Citra Trisna; Mardyana Nizar
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 5 No 2 (2018): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (237.408 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v5i2.51

Abstract

Penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, memerlukan antibiotika untuk pengobatannya. Pemakaian antibiotika yang tidak tepat menyebabkan terjadinya resistensi. Beberapa penelitian melakukan penelitian terhadap tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan penyakit infeksi. Dari penelitian didapatkan banyak tanaman obat yang digunakan untuk menyembuhkan penyakit infeksi. Salah satu diantaranya adalah tanaman pepaya (Carica papaya L). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui zat aktif pada kulit buah Carica papaya L yang berfungsi sebagai antibakteri dan mengetahui aktivitas ekstrak etanol kulit buah pepaya muda (Carica papaya L) terhadapa bakteri E. coli dan Staphylococcus aureus. Jenis penelitian ini adalah eksperimen laboratoratorium. Sampel pada penelitian ini sebanyak 3 kg kulit buah Carica papaya L. Dilakukan ekstraksi etanol kulit buah Carica papaya L untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder. Dilakukan uji fitokimia untuk mengetahui kandungan antibakteri pada sampel, selanjutnya dilakukan uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli dan Staphylococcus aureus, dengan konsentrasi 25%, 50%, 75% dan 100%. Hasil uji fitokimia didapatkan kandungan positif plafonoid, saponin dan steroid. Pada uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol 96% terhadap E. coli tidak ditemukan daya hambat pada semua konsentrasi. Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Stapylococcus aureus, didapatkan daya hambat mulai dari konsentrasi 25% sebesar 0,55 mm daya hambat tertinggi pada konsentrasi 100% sebesar 2,95 mm
PERBANDINGAN NILAI LAJU ENDAP DARAH (LED) ANTARA METODE WESTERGREN DENGAN METODE MIKRO ESR PADA PENDERITA TUBERKULOSIS PARU Silvia Hidriyah; Mellysa Rahmita; Citra Trisna
Jurnal Medikes (Media Informasi Kesehatan) Vol 5 No 2 (2018): November
Publisher : Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (299.604 KB) | DOI: 10.36743/medikes.v5i2.59

Abstract

One of the diseases that evoke an inflammatory reaction and affect the value of ESR is Pulmonary Tuberculosis. ESR examination suggested by ICSH is Westergren method. But there are many instances where the patient's venous blood sampling is so difficult that the blood obtained is small. One of the modification methods that can be used for ESR examination is the Micro ESR method. The purpose of this research is to know the comparison of ESR values ​​using Westergren and Micro ESR methods. The material used for this research is 3.8% citrate blood derived from 30 samples of patients with Pulmonary Tuberculosis at Krakatau Medika Hospital Cilegon. The average result of ESR Pulmonary Tuberculosis with Westergren method was 41,83 mm/hr and the mean value of ESR Pulmonary Tuberculosis with Micro ESR method was 33,03 mm/hr. The result of this research is processed by statistical test using Paired Sample T Test and got significance value (sig. 2-tailed) = 0,016. This value is smaller than the value of α = 0.05 which means there is a difference between the two examination variables, so the Micro ESR method could not be used for patients with Pulmonary Tuberculosis.
Kadar CD4 Sebelum dan Sesudah Pemberian Obat Antiretroviral (ARV) Pada Pasien Positif HIV di RSU Kota Tangerang Selatan Citra Trisna; Aminah Aminah; Mochammad Rezza Wahyudi
Journal of Medical Laboratory Research Vol 1 No 1 (2022): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (215.286 KB)

Abstract

Kasus HIV/AIDS merupakan masalah kesehatan global termasuk di Indonesia. Kasus HIV/ AIDS di Provinsi Banten menduduki urutan ke-8 provinsi dengan kasus HIV/ AIDS tertinggi. Human Immunodeficiency Virus (HIV) menyerang sistem imunitas yang menyebabkan penderitanya menjadi rentan terserang penyakit. Jika HIV tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan penderita jatuh pada kondisi Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS). Penanganan HIV/AIDS dilakukan dengan terapi Antiretroviral yang bertujuan untuk menekan replikasi virus. Tujuan penelitian ini adalah membandingkan kadar CD4 sebelum dan sesudah diberikan terapi ARV. Desain penelitian kuantitatif eksperimental dengan pendekatan pre dan post terapi. Pengambilan sampel dilakukan kepada 82 pasien HIV/AIDS di Rumah Sakit Umum Kota Tangerang Selatan. Analisa data dilakukan dengan dengan uji T berpasangan pada data berdistribusi normal. Hasil penelitian berdasarkan kelompok rentang usia, persentase tertinggi yaitu pada kelompok usia 26-35 tahun sebanyak 26 orang (31,71%). Persentase jenis kelamin laki-laki lebih tinggi daripada perempuan yaitu sebanyak 63 orang (76,83%). Berdasarkan persentase stadium klinis, persentase tertinggi didapatkan pada stadium ke IV sebanyak 47 orang (57,31%). Jumlah CD4 rata-rata sebelum pengobatan adalah 200,146 sel/µL meningkat menjadi rata-rata 262,598 sel/µL setelah mendapat pengobatan ARV. Hasil Paired T Test didapatkan nilai p value < 0,05, hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna pada nilai CD4 pasien sebelum dan sesudah pemberian obat ARV. Pemantauan dalam mengkonsumsi ARV untuk melihat keberhasilan pengobatan harus menjadi perhatian pasien HIV.
Korelasi Kadar Kreatinin Serum Pasien Thalassemia yang Mendapatkan Deferasirox di RSU Kabupaten Tangerang Isna Yuniar; Nurmeily Rachmawati; Citra Trisna
Journal of Medical Laboratory Research Vol 1 No 2 (2023): Journal of Medical Laboratory Research
Publisher : Poltekkes Kemenkes Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (754.262 KB) | DOI: 10.36743/jomlr.v1i2.500

Abstract

Thalassemia adalah penyakit genetik yang terjadi akibat penurunan sintesis salah satu rantai utama pada hemoglobin. Penyakit ini ditandai dengan tidak terbentuknya atau berkurangnya rantai globin baik α maupun β yang merupakan komponen utama penyusun molekul hemoglobin normal. Orang yang memiliki kelainan thalassemia biasanya melakukan transfusi untuk meningkatkan hemoglobin dalam darah dan menggunakan kelasi besi sebagai terapi setelah transfusi. Salah satu jenis kelat besi adalah deferasirox. Khelasi besi ini dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal. Salah satu pemeriksaan untuk mengetahui fungsi ginjal adalah pemeriksaan kreatinin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kadar kreatinin serum dan hubungan usia, jenis kelamin, serta frekuensi transfusi dengan gambaran kadar kreatinin serum pada penderita thalassemia yang mendapatkan deferasirox tipe khelasi besi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional menggunakan uji statistik beda independent t test dengan jumlah sampel 30 sampel. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata kadar kreatinin adalah 0,433 mg/dL dengan nilai minimal 0,2 mg/dL dan nilai maksimal 0,7 mg/dL. Analisis data yang diperoleh dilakukan dengan uji statistik independent t test berdasarkan hasil uji statistik didapatkan hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kadar kreatinin serum yang ditandai dengan uji statistik diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,213 > 2,04. Pada variabel umur, jarak transfusi, dan lama transfusi tidak menunjukkan hubungan yang bermakna dengan kadar kreatinin serum yang ditandai dengan uji statistik pada perolehan thitung < ttabel yaitu 0,639, 1,056 dan 0,684 < 2,04.