Lestari Basoeki
Departemen/ SMF Ilmu Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo Surabaya

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Neuromodulation Intervention in Resistant Depression Era Catur Prasetya; Lestari Basoeki
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 8 No. 2 (2019): December
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.819 KB) | DOI: 10.20473/jps.v8i2.17136

Abstract

Treatment-resistant depression occurs in about 20% of all Major Deppresion Disorder patients. In addition to the high cost of treatment to be borne, the high functional disability rate, the suicide rate triggered by the disorder is also quite large. Various efforts were made to overcome this, including dose optimization and duration of treatment, substitution of drug selection, combination therapy and augmentation using non-antidepressant drugs and bilateral electroconvulsion therapy. Current pharmacological options according to some experts are no more efficacious than the 1950s. Clearly, a novel therapeutic approach to treatment - resistant depression disorders is urgently needed. Over the last few decades, there has been a renewed interest in focal neuromodulation as a treatment approach for neuropsychiatric conditions. The neuromodulation-based interventions discussed include Transcranial Magnetic Stimulation (TMS) and Transcranial Direct Current Stimulation (tDCS), which are non invasive intervention therapy and Vagus Nerve Stimulation (VNS) and Deep Brain Stimulation (DBS), which are invasive interventional therapies. This literature review proves that, although today only TMS and VNS have been approved for use by the Food and Drug Administration (FDA) in the United States, but neuromodilation-based intervention therapy has proven to be promising as a more effective and efficient resistant depression therapy in the future.
Hubungan Labilitas/ Negativitas dan Regulasi Emosi dengan Derajat Kesulitan Belajar Anak ADHD di RSUD Dr. Soetomo Surabaya Hesty Novitasari; Lestari Basoeki
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 7 No. 2 (2018): Desember
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1112.443 KB) | DOI: 10.20473/jps.v7i2.19468

Abstract

Latar Belakang: Prevalensi ADHD meningkat tajam, anak ADHD umumnya mengalami labilitas/ negativitas emosi buruk, terjadi selama hidupnya. Mereka cenderung menunjukkan emosi lebih tinggi dibandingkan anak normal, karena keterbatasan kapasitas dalam menghambat respon emosional mereka. Dalam bidang akademis, anak dengan ADHD menunjukkan prestasi akademik rendah. Hal ini karena kurangnya perhatian, impulsivitas, ketidakmampuan mengorganisasi aktivitasnya, sehingga sering mengalami kesulitan belajar. Guru dan orangtua sering mengeluhkan emosi anak ADHD, sedangkan teman-temannya cenderung menghindari bergaul dengannya. Hal ini menyebabkan regulasi emosi negatif yang berdampak terhadap proses belajarnya.Tujuan: Mengidentifikasi hubungan labilitas/ negativitas dan regulasi emosi dengan derajat kesulitan belajar anak ADHD di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.Metode: Studi analitik observasional, desain cross sectional, dengan teknik consecutive sampling. Instrumen penelitian menggunakan Skala Penilaian Perilaku Anak Hiperaktif Indonesia (SPPAHI), Emotion Regulation Checklist (ERC) dan Colorado Learning Difficulties Questionnaire (CLDQ).Hasil: Didapatkan 30 subyek penelitian. Uji analisis statistik menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara subskala labilitas/ negativitas maupun regulasi emosi dengan derajat kesulitan belajar anak ADHD. Terdapat juga hubungan yang bermakna antara subskala labilitas/ negativitas maupun regulasi emosi dengan derajat kesulitan belajar pada domain social cognition dan spatial difficulties.Simpulan: Terdapat hubungan antara subskala labilitas/ negativitas maupun regulasi emosi dengan derajat kesulitan belajar.
Pengasuhan Anak Oleh Ibu Usia Remaja Kristanti Sulistyo Rahayu; Lestari Basoeki
Jurnal Psikiatri Surabaya Vol. 7 No. 2 (2018): Desember
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1363.28 KB) | DOI: 10.20473/jps.v7i2.19469

Abstract

Pengasuhan merupakan kegiatan yang kompleks dimana terdapat penerapan pola dukungan dan kontrol. Pengasuhan ini berbeda-beda pada orangtua yang satu dengan lainnya dan akan mempengaruhi perilaku anak. Pengasuhan merupakan proses yang sulit bagi ibu usia remaja karena masih dalam usia perkembangan dan harus menuntaskan tugas-tugas masa perkembangannya, disamping berperan sebagai orangtua. Salah satu penyebab remaja berperan sebagai orangtua dikarenakan kehamilan yang tidak direncanakan. Selain itu akibat kehamilannya remaja menjadi putus sekolah, sulit mendapatkan pekerjaan yang mengakibatkan kemiskinan dan bergantung pada dukungan sosial. Dalam situasi seperti ini diperlukan dukungan dari berbagai sektor masyarakat yang mendukung ibu usia remaja mengasuh anaknya.