Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

THE IMPLEMENTATION OF ISLAMIC EDUCATION TEACHERS’ COMPETENCY QUALITY IMPROVEMENT PROGRAM AT MADRASAH IN ACEH TAMIANG Sulaiman Sulaiman; Fachruddin Azmi; Chandra Wijaya
INTERNATIONAL JOURNAL ON LANGUAGE, RESEARCH AND EDUCATION STUDIES Vol 3, No 2 (2019): Language, Research and Education
Publisher : State Islamic University of North Sumatra Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to demonstrate the implementation of Islamic Education Teachers’ Competency Quality Improvement Program at Madrasah in Aceh Tamiang Regency, Nangroe Aceh Darussalam. Teachers’ quality improvement become a significant program that should be implemented by stakeholders of education especially in Islamic education such as Madrasah. It is because quality improvement of teachers underpin the successful of education. In reality, quality improvement effort for Islamic teachers is still applied in low frequency, it is because the attention to this problem by stakeholders of education is still far from the purposes. Therefore, it is needed some real activity such as quality improvement of Islamic education teacher to held applied in solving this problem. The research is done in Aceh Tamiang regency in which the reason is that the majority people in this regency are Muslim, therefore, Islamic education become a specific site that need to be recognized to go forward. This is qualitative research which data finding are explained descriptively by showing the real evidences from finding. As the result, the implementation of Islamic education teachers’ competency quality improvement need to be applied with its rule. The role of teachers Islamic education become one of important thing that need to be recognized in order to get better in the future Islamic education. Keywords: Teachers’ competency quality, Madrasa, Aceh Tamiang 
Solusi Pembentukan Perilaku Nilai Moral Anak Usia Dini Melalui Pendidikan Islam Zainuddin Zainuddin; Sulaiman W.; Musriaparto Musriaparto; Muhammad Nur
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6, No 5 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v6i5.2606

Abstract

Kegelisahan orang tua terhadap perilaku moral anak yang tidak mencerminkan nilai agama selalu saja terjadi, sehingga menjadi wacana hangat yang terus didiskusikan. Karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi bagaimana pembentukan perilaku nilai moral anak melalui pendidikan Islam. Penelitian ini berbentuk kualitatif kepustakaan (Librari Research) dengan menggunakan content analysis. Kesimpulan penelitian ini adalah; Pendidikan Islam melihat bahwa solusi dalam pembentukan perilaku nilai moral agama bagi anak usia dini terdiri dari lima tahap. Pertama pilihlah pasangan yang kuat agamanya, sebagai calon orang tua anak. Kedua didiklah perilaku anak mulai dari dalam kandungan dengan melakukan hal yang baik. Ketiga setelah lahir segera azankan, karena kalimat azan mengandung pendidikan nilai moral agama yang tinggi. Keempat berikan nama yang baik, karena panggilan nama yang baik adalah do’a bagi anak. Kelima berikan pendidikan di lingkungan yang baik, karena lingkungan sangat mewarnai perilaku moral agama anak
Penerapan Pendidikan Islam Bagi Anak di Usia Emas Menurut Zakiah Dradjat Sulaiman W.
Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Vol 6, No 5 (2022)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/obsesi.v6i5.2418

Abstract

Belum maksimalnya pelaksanaan pendidikan Islam bagi anak di usia emas pada tataran praktiknya ternyata meninggalkan masalah dan tantangan. Oleh karena itu, seorang tokoh yang komit terhadap pendidikan Islam di usia dini “Dradjat” mencoba mengajukan gagasan atau ide mengenai metode dalam pendidikan karakter anak. Tokoh ini sangat berpengaruh, serta memiliki karya-karya monumental dalam bidang pendidikan karakter anak. Berdasarkan alasan ini peneliti tertarik mengkaji Bagaimana Penerapan Pendidikan Islam Bagi Anak di Usia Emas Menurut Zakiah Dradjat. Pembahasan penelitian kualitatif ini mengambil studi kepustakaan yang menyangkut kajian pemikiran tokoh. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pendidikan Islam bagi anak menurut Zakiah Drajat bukan saja dimulai sejak lahir, akan tetapi harus diterapkan sejak dari kandungan ibu. Usia emas  periode golden age dimulai dari masa kehamilan 0 (nol) tahun. Adapun upaya yang harus dilakukan adalah dengan mewujudkan lingkungan yang baik bagi anak, terutama lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Menguatkan kedudukan kedua orang tua sebagai contoh teladan yang baik bagi anak
Implementasi Landasan Pengembangan Kurikulum MAN 1 Aceh Tamiang Sulaiman W
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 2 (2022): April Pages 1601- 3200
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i2.2605

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana implementasi landasan pengembangan kurikulum pada MAN 1 Aceh Tamiang. Hal ini mengingat bahwa kurikulum adalah senjata untuk memajukan pendidikan. Berpijak pada lemahnya pendidikan secara umum yang berakibat kurang puasnya orang tua siswa terhadap lulusan menunjukkan bahwa pengembangan kurikulum harus dilakukan. Oleh karena itu, sebagai lembaga pendidikan Islam, MAN 1 Aceh Tamiang berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan inovasi terhadap kurikulum yang ada. Hasil olah data lapangan, mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian (display) data, verifikasi, maka dapat disimpulkan bahwa implementasi landasan pengembangan kurikulum pada MAN 1 Aceh Tamiang menghasilkan pengembangan kurikulum yang baik dengan menunjukkan dua indikator. (1) Landasan filosofis, menghasilkan visi misi sebagai acuan yang ingin dicapai yakni “terwujudnya peserta didik unggul dalam ilmu pengetahuan, berakhlak mulia yang diikat dengan iman dan takwa kepada Allah SWT”. (2) MAN 1 Aceh Tamiang memiliki kurikulum madrasah yang telah dikembangkan sebagai dokumen resmi yang ditanda tangani, berupa pengesahan oleh pejabat berwenang, Kementerian Agama Aceh Tamiang atas nama menteri Agama RI yakni dengan memasukkan pembelajaran bakat dan minat siswa yang berlandaskan psikologis, sosiologis dan teknologis.
Pengembangan Kurikulum: (Sebagai Peran Guru Profesional) Sulaiman W
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 3 (2022): June Pages 3201-5000
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i3.2645

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peran guru sebagai pendidik profesional dalam pengembangan kurikulum. Hal ini penting, karena pengelolaan kurikulum yang baik, akan menghasilkan pendidikan yang baik. Begitu pentingnya pengembangan kurikulum dalam pendidikan, namun selama ini tugas guru hanya berperan sebagai pelaksana. Guru hanya nampak sebagai tenaga teknis saja dalam menjalankan kurikulum. Akibatnya kurikulum berbentuk seragam di seluruh Indonesia, tidak kreatif dan tidak memiliki inovasi pembelajaran. Oleh karena itu, untuk menghilangkan pandangan buruk ini, maka tulisan ini mencoba untuk membangunkan kembali peran guru dalam upaya pengembangan kurikulum, agar pendidikan menjadi lebih baik. Penelitian ini berbentuk kualitatif dengan menggunakan analisis pemikiran, melalui buku-buku dan jurnal yang membahas tentang pengembangan kurikulum. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam pengembangan kurikulum idealnya harus memahami tiga dimensi kurikulum; (1) kurikulum sebagai pengalaman belajar, (2) kurikulum sebagai program pembelajaran, dan (3) kurikulum sebagai mata pelajaran. Oleh karena itu, sejatinya guru sebagai pengembang kurikulum harus mampu sebagai developers dan researchers untuk memicu potensi guru dalam pengembangan kurikulum sebagai tenaga profesional. Dengan demikian sebagai ujung tombak maju mundurnya pendidikan, guru memiliki tanggung jawab profesional dalam memajukan pendidikan dengan mewujudkan visi dan misi sekolah yang disertai dengan perwujudan pengalaman belajar siswa sesuai dengan kebutuhan peserta didik
Konsep Moderasi Beragama dalam Pandangan Pendidikan Hamka Sulaiman W
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 4, No 2 (2022): April Pages 1601- 3200
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v4i2.2593

Abstract

Sebagai tokoh agama yang sangat cinta pada tanah kelahirannya, Indonesia, Hamka memiliki semangat Pancasila. Oleh karena itu, beliau selalu memberikan solusi pemikiran yang berlian dalam mengatasi permasalahan bangsa. Di antara masalah bangsa yang masih hangat dibicarakan hingga saat ini adalah tentang "moderasi beragama". Berbagai analisis bermunculan terkait diterima atau ditolaknya “moderasi beragama”. Atas dasar ini, akan diuraikan bagaimana “konsep moderasi beragama dalam pandangan pendidikan Hamka”. Penelitian ini berbentuk kualitatif dengan menggunakan analisis pemikiran Hamka melalui buku-bukunya di perpustakaan dan dikuatkan dengan pendapat lain tentang Hamka. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa moderasi beragama dalam pandangan Hamka adalah keseimbangan hidup bagi umat Islam. Rasulullah saw diutus Allah sebagai "Rahmatan lil 'alamin" dan bukan untuk membunuh non-Muslim. Oleh karena itu, Islam datang membawa kesejukan dan kedamaian antar umat beragama. Moderasi beragama dimaksudkan untuk membantu sesama, saling menghormati dalam arti memberikan kebebasan dalam menjalankan ibadah masing-masing, tidak saling menghina supaya tidak timbul kekerasan yang tidak diinginkan dalam beragama. Namun, Hamka menegaskan jika non-Muslim membuat kekacauan, seperti mengusir Muslim dari kampung halamannya, maka segala sesuatu yang dibolehkan bagi non-Muslim dilarang
Menyemai Nilai-Nilai Moralitas Pendidikan Islam Anak Sejak Dini Dalam Membangun Masa Depan Bangsa yang Multikultural Sulaiman W.
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 4 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.003 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i4.5679

Abstract

Tujuan tulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana menyemai nilai-nilai moralitas pendidikan Islam anak sejak dini dalam membangun masa depan bangsa yang multikultaral. Pendidikan Islam menyoroti bahwa keberagaman berbangsa adalah sunatullah, yakni sudah ketentuan Allah SWT. Oleh sebab itu, untuk menjaga keharmonisan dan keutuhan bernegara yang multikultural, Islam melalui ajaran nilai-nilai moralitas pendidikannya tidak membenarkan segala bentuk pemaksaan, walaupun dalam sisi keyakinan. Hal ini tertulis dalam kitab suci; “Tidak ada paksaan dalam beragama” (Q.S. Al-Baqarah: 256). Oleh karena itu, Allah SWT tegaskan; “Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; barangsiapa menghendaki (beriman) hendaklah dia beriman, dan barangsiapa menghendaki (kafir) biarlah dia kafir” (Q.S. Al-Kahfi: 29). Dengan demikian, adanya larangan memaksa untuk menganut sebuah agama dalam ajaran Islam, disebabkan Islam adalah agama suci, cinta pada keindahan, kedamaian dan kesejukan. Inilah yang dipahami Islam dalam “multikulturalisme” yang berarti bijak dalam keragaman dan pluralitas. “Dan  Kami  tidak  mengutus  engkau  (Muhammad)  melainkan  untuk  (menjadi)  rahmat  bagi seluruh alam”. (Q.S. Al-Anbiya': 107). Berdasarkan analisis kualitatif dari ayat-ayat Alquran sebagai landasan filosofis pendidikan Islam, dapat disimpulkan; Paling tidak ada dua hal yang harus dilakukan dalam menyemai nilai-nilai moralitas pendidikan Islam anak sejak dini untuk membangun masa depan bangsa yang multikultaral; (1) Membangun moderasi agama melalui moralitas nilai-nilai pendidikan Islam dalam keluarga. Karena keluarga adalah elemen dasar dari masyarakat, dan pemerintah, karena itu jika baik keluarga, maka akan baik pula masyarakat dan pemerintah di suatu negara. Namun sebaliknya, jika  keluarga tidak sehat, maka dipastikan masyarakat bahkan negara akan ikut sakit. (2) Wujudkan pendidikan multikultural sejak dini melalui sekolah berwawasan nilai-nilai moral pendidikan Islam. Hal ini penting direalisasikan karena sekolah adalah sebagai tempat yang dapat mempengaruhi perilaku moral agama anak sejak dini. Kata Kunci:   menyemai, nilai-nilai moralitas pendidikan Islam, anak sejak dini, membangun, masa depan                             bangsa, multikultural. Abstract The purpose of this paper is to find out how to sow the moral values ??of children's Islamic education from an early age in building the future of a multicultural nation. Islamic education highlights that national diversity is sunatullah, that is, it has been determined by Allah SWT. Therefore, to maintain the harmony and integrity of a multicultural state, Islam through the teachings of its educational moral values ??does not justify any form of coercion, even in terms of belief. It is written in the scriptures; "There is no compulsion in religion" (Q.S. Al-Baqarah: 256). Therefore, Allah SWT emphasized; “The truth comes from your Lord; whoever wills (believes) let him believe, and whoever wills (disbelievers) let him disbelieve” (Q.S. Al-Kahf: 29). Thus, there is a prohibition against forcing to adhere to a religion in the teachings of Islam, because Islam is a holy religion, loves beauty, peace and coolness. This is what Islam understands in "multiculturalism" which means wisdom in diversity and plurality. "And We have not sent you (Muhammad) but to (be) a mercy to the whole world." (Q.S. Al-Anbiya': 107). Based on the qualitative analysis of the verses of the Koran as the philosophical foundation of Islamic education, it can be concluded; There are at least two things that must be done in sowing the moral values ??of children's Islamic education from an early age to build the future of a multicultural nation; (1) Building religious moderation through the morality of Islamic education values ??in the family. Because the family is a basic element of society, and government, therefore if the family is good, then the society and government in a country will also be good. On the other hand, if the family is not healthy, it is certain that the community and even the country will get sick. (2) Realize multicultural education from an early age through schools with an insight into the moral values ??of Islamic education. This is important to realize because school is a place that can influence the moral behavior of children's religion from an early age
Peningkatan Kemampuan Membaca dan Menghafal Alquran Dengan Menggunakan Strategi Reading Aloud Bagi Siswa Kelas VI SDN 6 Kualasimpang Sulaiman W. Sulaiman W.; Ainun Mardhiah; Nurbaiti Nurbaiti
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 4 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.87 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i4.5762

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca dan menghafal ayat-ayat pendek dalam Alquran dengan menggunakan strategi Reading Aloud bagi siswa Kelas VI SDN 6 Kualasimpang. Rendahnya kemampuan siswa dalam penyebutan makhraj al-?ur?f serta menghafal Alquran pada ayat-ayat pendek disebabkan strategi guru yang kurang tepat dalam meletakkan metode pada sebuah proses pembelajaran. Penelitian ini direalisasikan dengan empat langkah utama yaitu; “(1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi”. Pengumpulan data dilaksanakan mulai dari kondisi awal, yakni sebelum dilaksanakan tindakan kelas sampai siklus terakhir. Teknik analisis data digunakan melalui reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi reading aloud dapat meningkatkan kemampuan dalam penyebutan makhraj al-?ur?f dan hafalan Alquran bagi siswa. Kata Kunci: peningkatan, kemampuan membaca dan menghafal Alquran,  menggunakan, strategi Reading Aloud, siswa Kelas VI SDN 6 Kualasimpang.   Abstract This classroom action research aims to improve the ability to read and memorize short verses in the Koran using the Reading Aloud strategy for Class VI students of SDN 6 Kualasimpang. The low ability of students in mentioning makhraj al-?ur?f and memorizing the Qur'an in short verses is due to the teacher's inappropriate strategy in putting the method in a learning process. This research is realized with four main steps, namely; “(1) Planning, (2) Action Implementation, (3) Observation, and (4) Reflection”. Data collection is carried out starting from the initial conditions, namely before the class action is carried out until the last cycle. Data analysis techniques are used through data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results showed that the reading aloud strategy could improve students' ability to pronounce makhraj al-?ur?f and memorize the Qur'an.
Peningkatan Motivasi Belajar Melalui Pendekatan Quantum Teaching pada Siswa Kelas III MTs. Harapan Mutiara Kecamatan Seruway Aceh Tamiang Sulaiman W.
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 5 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.686 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i5.6540

Abstract

Motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan serta pengalaman. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan aktiviatas siswa dalam belajar dengan menggunakan pendekatan quantum teaching terhadap proses pembelajaran. Penelitian ini terdiri empat langkah; (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi. Pengumpulan data menggunakan observasi yang dimulai dari kondisi awal, sebelum tindakan sampai akhir siklus. Data dianalisa dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa pendekatan quantum teaching dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan minat dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
Principal Policy Analysis in The Management of Distance Learning in The Covid-19 T. M. Haekal; Sulaiman W; Abdul Hafiz; Pandu Adi Cakranegara; Susilo Surahman
JURNAL AL-TANZIM Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Nurul Jadid University, Probolinggo, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.113 KB) | DOI: 10.33650/al-tanzim.v6i1.3320

Abstract

This study examines the principal's policy in managing learning during the COVID-19 pandemic in schools. This study uses a qualitative type of field research. Madrasah principals, teachers, and committees are the primary data sources. Meanwhile, secondary data sources are obtained from relevant journals, books, magazines. The location of this research is Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Malang. The findings of this study state that distance learning and problems during the Covid-19 period and analysis of basic policies by madrasah principals in managing distance learning with distance learning outcomes during the COVID-19 pandemic include policy analysis regarding student needs the use of learning applications. Evaluation activities and policies in the online learning process will be used. The importance of this research will be to provide solutions in learning to regulate flexibility in choosing a curriculum that is by the learning needs of students during the pandemic, as stipulated in the Decree of the Minister of Education and Culture related to the curriculum during an emergency.