Nunuk Rinukti
Sekolah Tinggi Agama Kristen Teruna Bhakti, Yogyakarta

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Digitalisasi Manajemen Pendidikan Teologi di Era 4.0 Menggunakan Learning Management System Moodle Vicky Samuel Sutiono; Nunuk Rinukti; Charista Jasmine Siahaya
KHARISMATA: Jurnal Teologi Pantekosta Vol 4, No 2: Januari 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Alkitab Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47167/kharis.v4i2.134

Abstract

In the world of education in the last two years has experienced a relatively significant impact due to the Covid 19 pandemic. Teaching and learning activities that are usually carried out face to face currently must be carried out online using various software to continue the teaching and learning process. Theological colleges are also required to think of relevant steps to deal with the current situation. Therefore, it is important to apply a moodle-based Learning Management System (LMS) with the aim of disciplining students, especially in making attendance and collecting assignments that have been set by educators. With the development of the world of education today, students and educators are forced to adapt to the development of the world of education in the field of technology. This writing method is an observation method by looking at the phenomenology of the world of education during the Covid-19 pandemic. The conclusion of this study is that the digitalization of education management in the 4.0 era is very much needed to facilitate the online learning process in universities. AbstrakDunia Pendidikan dalam dua tahun terakhir ini mengalami dampak yang yang relatif signifikan akibat adanya pandemic Covid 19. Kegiatan belajar mengajar yang biasanya dilakukan secara tatap muka saat ini harus dilakukan secara online dengan menggunakan berbagai software untuk tetap dapat melakukan proses belajar mengajar. Perguruan tinggi teologipun dituntut untuk memikirkan Langkah yang relevan untuk menghadapi situasi saat ini. Maka pentingnya diterapkan Learning Management System (LMS) berbasis moodle dengan tujuan untuk lebih mendisiplin peserta didik terutama dalam melakukan presensi, dan pengumpulan tugas yang telah ditetapkan oleh para pendidik. Dengan berkembangnya dunia pendidikan saat ini, peserta didik dan para pendidik dipaksa untuk beradaptasi dengan perkembangan dunia pendidikan di bidang teknologi. Metode penulisan ini adalah metode observasi dengan melihat fenomonologi dunia pendidikan di masa pandemi Covid-19. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa digitalisasi manajemen pendidikan di era 4.0 sangat diperlukan untuk mempermudah proses pembelajaran daring di perguruan tinggi. 
Peranan Perempuan Menurut Perjanjian Baru bagi Perkembangan Kepemimpinan Perempuan di dalam Gereja Nunuk Rinukti
JURNAL TERUNA BHAKTI Vol 1, No 1 (2018): Agustus 2018
Publisher : SEKOLAH TINGGI AGAMA KRISTEN TERUNA BHAKTI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (432.267 KB) | DOI: 10.47131/jtb.v1i1.9

Abstract

A woman is more often become second-class citizens in terms of leadership. Although age has become the time of emancipation, however, in some sectors of life, a women have not got the right place and in accordance with nature. This also happens in church life. Many of the rules and procedures that the church does not provide flexibility for women to lead. There are many reasons, such as reasons for prohibiting the biblical text, up to a certain cultural reasons, including certain church culture that has not provided the opportunity for women to lead. Therefore, in this Tulsan authors highlight the role of women in the New Testament for the development of women's leadership in the church. Abstrak Perempuan atau wanita lebih sering menjadi warga kelas dua dalam hal kepemimpinan. Walaupun zaman ini telah menjadi zaman emansipasi, namun demikian di beberapa sector kehidupan, perempuan atau wanita belum mendapat tempat yang pas dan sesuai dengan kodratnya. Hal ini juga terjadi di dalam kehidupan bergereja. Banyak peraturan dan tata gereja yang tidak memberikan keleluasan bagi perempuan untuk memimpin. Ada banyak alas an, seperti alas an teks Alkitab yang melarang, sampai alas an budaya tertentu, termasuk budaya gereja tertentu yang belum memberikan kesempatan kepada perempuan untuk memimpin. Oleh karena itu, dalam Tulsan ini penulis menyoroti peranan perempuan dalam Perjanjian Baru demi perkembangan kepemimpinan perempuan di dalam gereja.
Tuhan Ada di Mana-mana: Mencari Makna bagi Korban Bencana di Indonesia Johannis Siahaya; Karel Martinus Siahaya; Nunuk Rinukti
KURIOS (Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen) Vol 6, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v6i1.147

Abstract

The phenomenon of natural disasters has been felt in recent years and has become a global concern. This concern occurs because, the intensity of natural disasters that are increasingly frequent in various parts of the world lately, taking many victims both human, property, and other lives. Religions (including the church), however, have an essential calling and responsibility in dealing with the problem of the victims of the disaster. However, today's reality shows that religions (as well as internal church) are still involved and struggling in classical debates about teachings (dogma) about who God is: about his name, which God or religion is true, or what God teaches in which religion or church which is considered correct. Abstrak Fenomena bencana alam sangat terasa dalam beberapa tahun terakhir sampai-sampai menjadi perhatian dunia. Hal ini terjadi karena, intensitas benca-na alam yang semakin sering terjadi di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia akhir-akhir ini, bahkan mengakibatkan banyak korban yang berja-tuhan, selain kehilangan harta benda. Melihat fenomena ini gereja memiliki panggilan dan tanggung jawab yang hakiki dalam dalam menangani korban bencana tersebut. Namun, realitas yang terjadi adalah Agama-agama lain bahkan gereja masih saja terlibat dalam berbagai perdebatan mengenai siapa Tuhan itu, mengenai nama-Nya, Agama mana yang benar, ataupun ajaran Tuhan dari agama atau gereja mana yang dianggap benar.
Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Bingkai Teologi Hospitalitas Pentakostal Nunuk Rinukti; Harls Evan R. Siahaan; Agustin Soewitomo Putri
DUNAMIS: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani Vol 6, No 2 (2022): April 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Intheos Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30648/dun.v6i2.711

Abstract

Abstract. This manuscript is a study considering to the phenomenon of gender discrimination that still occurs in Christianity. The purpose of this study was to construct the idea of gender equality and justice within the framework of Pentecostal Hospitality Theology. The method used in this research was descriptive analysis and constructive argumentative using literature data related to Hospitality Theology, especially, the Pentecostalism’s response to the issue of gender equality and justice. As a result, Hospitality Theology is a theological construction that expresses openness to all differences equally and fairly. In conclusion, Pentecostal Hospitality Theology cannot be separated from the event of the outpouring of the Holy Spirit. It departs from the narrative virtues of the early church which welcomed different and foreign identities in equality and justice.Abstrak. Naskah ini merupakan sebuah kajian yang memperhatikan fenomena diskriminasi gender yang masih terjadi di kekristenan. Tujuan kajian ini adalah mengonstruksi ide kesetaraan dan keadilan gender dalam bingkai Teologi Hospitalitas Pentakostal. Metode dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan argumentatif konstruktif dengan menggunakan data literatur yang terkait dengan Teologi Hospitalitas, khususnya sikap Pentakostalisme terhadap isu kesetaraan dan keadilan gender. Hasilnya, Teologi Hospitalitas merupakan konstruksi teologis yang mengekspresikan keterbukaan pada segala perbedaan secara setara dan berkeadilan. Sebagai kesimpulan, Teologi Hospitalitas Pentakostal tidak dapat dilepaskan dari peristiwa pencurahan Roh Kudus dan berangkat dari virtue naratif jemaat mula-mula yang menyambut identitas berbeda dan asing dalam kesetaraan dan keadilan.