This Author published in this journals
All Journal Sebatik
Deffrinica Deffrinica
Manajemen, Institut Shanti Bhuana

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

MENGGALI PELUANG EKONOMI KREATIF MELALUI POTENSI DESA SUKA MAJU KABUPATEN BENGKAYANG Benedhikta Kikky Vuspitasari; Deffrinica Deffrinica; Shanti Veronnica Br Siahaan
Sebatik Vol 25 No 1 (2021): Juni 2021
Publisher : STMIK Widya Cipta Dharma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (229.113 KB) | DOI: 10.46984/sebatik.v25i1.1132

Abstract

Pelaku ekonomi kreatif Kabupaten Bengkayang sebesar 0.74% artinya masih rendahnya ekonomi kreatif dan banyak potensi yang belum dimaksimalkan Jika dilihat potensi-potensi yang ada di desa Suka Maju, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menopang perekonomian di daerah tersebut namun belum dioptimalkan dengan baik apakah ada peluang ekonomi lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi apa saja potensi desa yang dapat menjadi peluang ekonomi kreatif di Desa Suka Maju dan Faktor apa saja yang menjadi penghambat peluang ekonomi kreatif di Desa Suka Maju. Penelitian ini metode kualitatif pendekatan Studi Kasus, fokus pada masyarakat Desa Suka Maju, data primer perangkat desa dan masyarakat Desa. Teknik Pengumpulan Data menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, studi dokumentasi. Validitas data menggunakan metode triangulasi. Ada tiga tahapan analisis dalam penelitian yaitu : 1) eksplorasi, 2) interpretasi, 3) kontekstualisasi, hasil penelitian potensi desa Suka Maju berkaitan dengan hasil pertanian dan perkebunan dimana masyarakat lebih banyak mengolah lahan untuk menanam padi di sawah maupun di ladang, selain itu jagung, karet, buah kenari, emas, karet dan sawit yang menjadi potensi ekonomi kreatif adalah anyaman bambu dan wisata alam. Kurangnya pengetahuan berkaitan dengan rendahnya sumber daya manusia, kurangnya kesadaran memanfaatkan potensi desa, Masyarakat terbiasa melakukan semua hal namun tidak difokuskan, kurangnya peran desa dalam membina penganyam bambu, Kurangnya modal menjadi faktor penghambat.