Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Potensi Bekasam Bandeng (Chanos chanos) sebagai Sumber Angiotensin I Converting Enzyme Inhibitor Wikandari, Prima Retno; Suparmo , Suparmo; Marsono , Y.; Rahayu , Endang S.
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 16, No 1 (2011): February 2011
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.935 KB) | DOI: 10.24002/biota.v16i1.69

Abstract

Bekasam adalah produk fermentasi ikan. Bekasam diduga mempunyai aktivitas Angiotensin I Converting Enzyme (ACE) inhibitor, yang disebabkan oleh terbentuknya peptida ACE inhibitor hasil aktivitas proteolitik enzim endogenous ikan dan bakteri asam laktat. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan populasi bakteri asam laktat, pH, total asam, perubahan protein terlarut dan besarnya aktivitas ACE inhibitor selama proses fermentasi bekasam. Jumlah populasi bakteri laktat meningkat dari 5,16 menjadi 8,15 log CFU/g, nilai pH menurun dari 6,5 menjadi 4,41 disertai dengan peningkatan total asam. Bekasam bandeng menunjukkan aktivitas antihipertensi sebesar 51,77% yang terbentuk pada hari ke 6, dan tidak menunjukkan aktivitas penghambatan pada proses fermentasi selanjutnya. Besarnya aktivitas ACE inhibitor berkorelasi dengan terjadinya kenaikan protein terlarut selama proses fermentasi bekasam.
Karakterisasi Bakteri Asam Laktat Proteolitik pada Bekasam Wikandari, Prima Retno; Suparmo, Suparmo; Marsono, Yustinus; Rahayu, Endang Sutriswati
Jurnal Natur Indonesia Vol 14, No 1 (2012)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.903 KB) | DOI: 10.31258/jnat.14.1.120-125

Abstract

Bekasam is a traditional fermented fish from Indonesia. It is made from fish  in which  the gills and  gut  had been  discarded,  washed,  and  mixed with salt, after two days, it was covered  with  rice  and  salt,  and then  fermented  for  5-7 days  at room  temperature.  Bekasam  is perceived to have antihypertensive activity, which is though to be the activity of bioactive peptides, the product of protein degradation  during  the bekasam fermentation. The research was aim to isolate the indigenous lactic  acid  bacteria  that  produce strong  proteolytic  capabilities.  The lactic  acid bacteria were collected from 3  kinds of bekasam (tilapia, milkfish, and tuna bekasam). Isolation  of the lactic acid bacteria was done         on agar medium containing MRS + CaCO3, and  the screening of the proteolytic bacteria  was done by growing the isolated  culture on  skim agar.   The colonies  that produce clear zone  were identified  as proteolytic  lactic acid  bacteria. Some of 180  isolated strains of acid  producing bacteria   that produce clear zone on MRS agar were found 150 strains of  lactic acid  bacteria, and  84  strains  showed  their  proteolytic activity.  The later  were identified morphologically and biochemical as Lactobacillus, Pediococcus and Leuconostoc genera.  Selection  was further conducted based on the height of the proteolytic and homofermentative fermentation activities. Upon species identification using API CH 50 kit,  the  selected strains belong to species of Lactobacillus plantarum, Lactobacillus pentosus, and Pediococcus pentosaseus.
MINUMAN DAUN YACON SEBAGAI PRODUK UNGGULAN MASYARAKAT SENDURO Yuanita, Leny; Retno Wikandari, Prima; Pratiwi, Rinie; Budi Sabtiawan, Wahyu; Ayu P.S, Dhita
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ja.v4n2.p73-77

Abstract

The target of the community service was the empowerment of the community of Argosari Village, Senduro to produce a ready-to-sell yacon leaf drink. This activity involved lecturers, students, farmer groups, and villagers. There were three stages in this activity, including preparation, implementation, and evaluation.The training included making yacon leaf drink and packaging of product. The community service were conducted for 8 months starting from February to September 2017. The product was a ready-to-sellyacon leaf drink with certificate number of P-IRT No. 2133508030333-22. In addition, the students have been able to socialize with Argosari Village community through yacon processing program and P -IRT permit arrangement.
BUDIDAYA DAN PEMANFAATAN TANAMAN YACON (Smallanthus sonchifolius) UNTUK MENINGKATKAN POTENSI ALAM DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA ARGOSARI, KECAMATAN SENDURO, KABUPATEN LUMAJANG Yuanita, Leny; Puspitasari, Rinie Pratiwi; Wikandari, Prima Retno; Sabtiawan, Wahyu Budi; Sari, Dhita Ayu Permata
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ja.v2n2.p23-29

Abstract

Target utama yang diharapkan melalui kegiatan Program KKN-PPM meliputi dua hal yaitu 1) memberdayakan masyarakat dan mengembangkan potensi alam, 2) memberi keterampilan mahasiswa keterampilan bersosialisasi dan memecahkan masalah di masyarakat. Luaran utama dari kegiatan ini adalah kesejahteraan masyarakat yang meningkat melalui budidaya dan pemanfaatan tanaman yacon di desa Argosari, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang. Kegiatan KKN-PPM dilakukan selama 3 bulan dimulai pada bulan April sampai dengan Juli 2016. Namun untuk pelaksanaan evaluasi hasil budidaya tetap dilakukan sampai panen umbi yacon (sekitar 8 bulan). Hasil kegiatan: Yacon merupakan tanaman yang sesuai untuk ditanam di Desa Argosari Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang Jawa Timur. Tanaman tersebut telah berhasil ditanam dan diolah menjadi teh yacon oleh petani di desa tersebut. Mahasiswa KKN telah mampu bersosialisasi dengan masyarakat Desa Argosari melalui program penanaman yacon. Mahasiswa juga menunjukkan sikap tanggung jawab yang dapat dilihat dari perawatan tanaman yacon selama kegiatan KKN. Mahasiswa telah mampu mengembangkan keterampilan mereka, khususnya dalam hal bercocok tanam yacon. Kegiatan yang dilakukan mahasiswa selama KKN meliputi pelatihan penanaman yacon, penanaman bibit, dan perawatan tanaman yacon.
PELATIHAN PEMBUATAN SARI KEDELAI REMPAH UNTUK PENINGKATAN DAYA TAHAN TUBUH DALAM MENGHADAPI PANDEMI Covid-19 Wikandari, Prima Retno; Yuanita, Leny; Cahyaningrum, Sari Edi; Herdyastuti, Nuniek
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ja.v6n2.p155-160

Abstract

Coronavirus disease-19 (Covid-19) adalah penyakit yang memberikan resiko kematian yang sangat tinggi. Alternatif pencegahan adalah dengan konsumsi susu kedelai berempah karena dapat meningkatkan imun dan kaya antioksidan. Kegiatan ini bertujuan untuk (1) memberikan pengetahuan tentang Covid-19 dan cara penanggulangannya, (2) memberikan keterampilan pembuatan sari kedelai berempah, dan (3) melakukan sosialisasi produk kepada masyarakat oleh peserta latih. Metode pelatihan dilakukan secara daring dan diunggah melalui youtube https://youtu.be/mb_6H2biczA, dilanjutkan praktek mandiri dan sosialisasi produk hasil praktek mandiri kepada masyarakat sekitar. Hasil kegiatan menunjukkan peserta latih memberikan respon bahwa materi pengetahuan tentang Covid-19 dan cara pembuatan sari kedelai adalah penting dan cara penyajiannya sangat menarik. Sebanyak 86.7 % peserta menyatakan bahwa materi adalah baru, dan 60% peserta menjawab akan mempraktekkan hasil pelatihan. Satu orang peserta telah mampu menginisiasi tetangganya untuk berwirausaha dan telah menerima pesanan. Sebanyak 86.7 % peserta latih telah melakukan sosialisasi kepada keluarga (46.7%), tetangga (33.3%) dan teman kantor  (13.3%). Tanggapan peserta sosialisasi terhadap  produk sari kedelai rempah menyatakan suka (46.7%) sampai sangat suka (53.3%), Respon peserta sosialisasi menyatakan bahwa mereka menyatakan kegiatan ini cukup manfaat (33.3%) hingga sangat manfaat (66.7%) dan 100 % berkeinginan untuk mengetahui pembuatan sari kedelai rempah.Kata Kunci: Covid-19, imunitas, sari kedelai berempah, pelatihan
PELATIHAN BUDIDAYA CACING TANAH (Lumbricus rubellus) BAGI PARA TANI DESA SUMBERDUKUN, NGARIBOYO, MAGETAN Rusmini, Rusmini; Kusumawati, Nita; Prahara, Mirwa Adi; Wikandari, Prima Retno
Jurnal ABDI: Media Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Negeri Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26740/ja.v1n2.p114-120

Abstract

Telah dilakukan kegiatan pelatihan budidaya cacing tanah (Lumbricus rubbelus) kepada para tani Desa Sumberdukun, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan sebagai upaya pengembangan sumber daya daerah. Metode yang digunakan berupa kegiatan pelatihan dengan pemberian materi dan praktek serta pendampingan dan monitoring dari tim pelaksana PKM. Kegiatan pelatihan diamati dengan lembar observasi keterlaksanaan pelatihan, lembar observasi ketrampilan berbudidaya, dan angket respon peserta. Kegiatan PKM diakhiri dengan pemberian bibit cacing tanah sebagai modal untuk memulai berbudidaya. Hasil PKM melaporkan bahwa keterampilan peserta dalam berbudidaya cacing tanah sudah ditunjukkan mulai persiapan media, pembuatan kandang, pembuatan pakan, dan tehnik panen. Seluruh peserta pelatihan tertarik dan menyatakan bahwa pelatihan budidaya cacing tanah ini bermanfaat meskipun ada 20% peserta yang menyatakan pernah mendapatkan pelatihan serupa dan menyatakan jika budidaya cacing tanah tidak mudah dilakukan. Hasil pendampingan dan monitoring menunjukkan bahwa 9 peserta (45%) mengalami perkembangan dalam berbudidaya cacing tanah dan 11 peserta (55%) belum berhasil.
Potensi Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi Dari Bekasam sebagai Penghasil Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor pada Fermentasi “Bekasam-Like” Product Prima Retno Wikandari; Suparmo Suparmo; Yustinus Marsono; Endang Sutriswati Rahayu
agriTECH Vol 32, No 3 (2012)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.789 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9616

Abstract

Bekasam, an traditional fermented fi sh is perceived to have antihypertensive activity, which was estimated to bethe activity of ACE inhibitory peptides, the product of proteolytic degradation of fi sh protein during the bekasamfermentation. Lactic acid bacteria was possibly to give a role on proteolytic degradation to produce ACE inhibitorpeptides in bekasam fermentation. Six strains of the selected strains of proteolytic lactid acid bacteria from bekasam,namely Lactobacillus plantarum B1765, L. plantarum T2565, L. plantarum N2352, L. plantarum B1465, Lactobacilluspentosus B2555, and Pediococcus pentosaseus B1661, were assessed for growth characteristics. The amount of peptidesas result of proteolitic degradation, and the inhibitory activities of ACE inhibitor which is released in fermentationof “bekasam-like” product. All selected strains grew well, exhibited proteolytic activity which was showed by theincreasing of peptides. The extent of proteolysis varied among strains and appeared to be time dependant. The highestpeptides (8.55 ± 0.05 mg/g sample) was found on L. plantarum B1765 and the smallest one (4.45±0.10 mg/g sample)on P. pentosaceus B1661. L. plantarum B1765 exhibited the highest ACE inhibitor activity (68.17±1.32%), followed by L. plantarum T2565 (62.54±2.11%), L. plantarum N2352 (61.56±1.32%), L. plantarum B1465 (59.85±1.58%), and L. pentosus B2555 (56.61±4.28%), whereas P. pentosaceus B1661 (18.66±3.91%) showed the smallest one.ABSTRAKBekasam adalah salah satu produk ikan fermentasi tradisional. Produk ini diduga mempunyai aktivitas antihipertensiyang disebabkan oleh aktivitas peptida Angiotensin Converting Enzyme (ACE) inhibitor yang dihasilkan dari degradasiproteolitik selama proses fermentasi bekasam. Bakteri asam laktat diduga berperan dalam degradasi proteolitikmenghasilkan peptida ACE inhibitor pada fermentasi bekasam. Sebanyak 6 strain bakteri asam laktat terpilih yangdiisolasi dari bekasam yaitu Lactobacillus plantarum B1765, L. plantarum T2565, L. plantarum N2352, L. plantarumB1465, Lactobacillus pentosus B2555, Pediococcus pentosaseus B1661 telah dikaji pertumbuhan, jumlah peptidayang terbentuk dari hasil degradasi proteolitik dan presentase penghambatannya terhadap aktivitas ACE selamafermentasi “bekasam-like” product. Semua strain dapat tumbuh dengan baik dan menunjukkan peningkatan jumlahpeptida dan peningkatan aktivitas penghambatan selama proses fermentasi yang bervariasi antar strain. Jumlah peptidatertinggi pada akhir proses fermentasi (8,55 ± 0,05 mg/g) dihasilkan L. plantarum B1765 dan terkecil (4,45±0,10mg/g) dihasilkan oleh P. pentosaceus B1661. L. plantarum B1765 juga menghasilkan aktivitas penghambatantertinggi (68,17±1,32%), diikuti oleh L. plantarum T2565 (62,54±2,11%), L. plantarum N2352 (61,56±1,32%), L.plantarum B1465 (59,85±1,58%), L. pentosus B2555 (56,61±4,28%), aktivitas penghambatan terkecil dihasilkan olehP. pentosaceus B1661 (18,66±3,91%).
Penggunaan Natrium Tripolifosfat untuk Meningkatkan Masa Simpan Daging Ayam Leny Yuanita; Prima Retno Wikandari; Sri Poedjiastoeti; Siti Tjahyani
agriTECH Vol 29, No 2 (2009)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (448.988 KB) | DOI: 10.22146/agritech.9767

Abstract

The aim of the study was to know the storage period of chicken on the usage of sodium tripolyphosphate ). The study was carried on two stages. The first stage, the Post Test Only Control Group Design, was to find the variation of sodium tripolyphosphate concentration and the length time of soaking to meet the requirement of P2O5 content and the quality of chicken muscle. The independent variables were sodium tripolyphosphate concentration and soaking time; while the dependent ones were: P O content and organoleptic parameter (i.e. color, flavor, texture). The second stage, the Fac- torial Design, was to know the storage period. The independent variables were variation of sodium tripolyphosphate concentration and soaking time, and storage period; while the dependent variables were chemical and microbiological quality. Data analysis were qualitative and quantitative descriptive. The results of the first stage study revealed that the variation of the sodium tripolyphosphate concentration and soaking time to meet the requirement of P2O5 content and the quality of chicken musle were: 55 g/l – 20 minutes, 70 g/l – 10 minutes, and 70 g/l – 20 minutes. The second stagestudy showed that the storage period of chicken muscle was 6 hours when variations of 70 g/l sodium tripolyphosphate concentration and 20 minutes soaking time were applied, variation of 70 g/l sodium tripolyphosphate concentration and 10 minutes soaking time was 3 hours storage period; while variation of 50 g/l sodium tripolyphosphate concentra- tion and 20 minutes soaking time, for less than 3 hours storage period.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan mengetahui masa simpan pada penggunaan natrium tripolifosfat untuk daging ayam. Pene- litian terdiri dari 2 tahap. Tahap I mengetahui variasi konsentrasi natrium tripolifosfat dan lama perendaman yang memenuhi syarat kadar P2O5 dan kualitas daging ayam melalui rancangan penelitian the Post Test Only Control Group Design; variabel bebas adalah variasi konsentrasi natrium tripolifosfat dan lama perendaman, sedangkan variabel terikat adalah kadar P O dan mutu organoleptik. Tahap II mengetahui masa simpan  melalui rancangan penelitian faktorial; variabel bebas adalah variasi konsentrasi natrium tripolifosfat  dan lama perendaman, serta masa simpan, sedangkan variabel terikat adalah mutu kimia dan mikrobiologi. Analisis data secara deskriptif kuantitatif dan kuali- tatif. Hasil penelitian tahap I: Variasi konsentrasi natrium tripolifosfat dan lama perendaman yang memenuhi syarat kadar P2O5 dan kualitas daging ayam adalah 55 g/l- 20 menit, 70 g/l - 10 menit, dan 70 g/l - 20 menit. Hasil penelitian tahap II: Masa simpan daging ayam pada penggunaan natrium tripolifosfat 70g/l – lama perendaman 20 menit ada- lah 6 jam, untuk variasi 70g/l – lama perendaman 10 menit  adalah  3 jam; sedangkan variasi 50 g/l – lama perendaman 20 menit untuk masa simpan  < 3 jam.
Pengaruh Degradasi Enzim Proteolitik terhadap Aktivitas Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor Bekasam dengan Lactobacillus plantarum B1765 Prima Retno Wikandari; Lenny Yuanita
agriTECH Vol 36, No 2 (2016)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (570.668 KB) | DOI: 10.22146/agritech.12861

Abstract

This research studied the effect of digestive enzyme degradation on the Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) activity and the stability of bekasam peptide and ACEI activity. Water extract of bekasam was subjected to pepsin and trypsin. The stability of peptide was measured from the changes of peptide concentration before and after treatment by those enzymes. The stability of ACEI activity was measured by hypuric acid liberated from Hip-His-Leu as ACE substrate and determined by spectrophotometer. The results showed that proteolytic enzyme degradation did not affect the concentration of peptide (p>0,05) and the mean concentration 36.72. It was closely related with the ACEI activity that did not change significantly before and after digestion by pepsin and trypsin (p>0,05) and the mean ACEI activity was 70.73. It showed that ACEI activity of bekasam did not change by the degradation of digestive enzyme.ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh degradasi enzim pencernaan proteolitik terhadap stabilitas peptida dan aktivitas Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI) bekasam yang difermentasi dengan kultur starter Lactobacillus plantarum B1765. Terhadap ekstrak bekasam diberi perlakuan enzim proteolitik pepsin dan tripsin. Pengujian stabilitas peptida diukur dengan ada tidaknya perubahan jumlah peptida setelah perlakuan enzim menggunakan metode formol, sedangkan aktivitas ACEI dilakukan dengan mengetahui jumlah asam hipurat dari substrat Hip-His-Leu yang dibebaskan oleh ACE diukur dengan spektrofotometer. Hasil pengujian menunjukkan perlakuan enzim proteolitik tidak berpengaruh pada konsentrasi peptida dengan p>0,05 dengan nilai rata-rata konsentrasi peptida sebesar 36,72. Hal ini berkorelasi dengan aktivitas ACEI yang juga menunjukkan tidak ada pengaruh antara perlakuan sebelum dan setelah degradasi enzim (p>0,05) dengan rata-rata aktivitas ACEI sebesar 70,73. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas ACEI bekasam tidak berubah jika mengalami degradasi enzim pencernaan.
Potensi Bekasam Bandeng (Chanos chanos) sebagai Sumber Angiotensin I Converting Enzyme Inhibitor Prima Retno Wikandari; Suparmo Suparmo; Y. Marsono; Endang S. Rahayu
Biota : Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Hayati Vol 16, No 1 (2011): February 2011
Publisher : Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24002/biota.v16i1.69

Abstract

Bekasam adalah produk fermentasi ikan. Bekasam diduga mempunyai aktivitas Angiotensin I Converting Enzyme (ACE) inhibitor, yang disebabkan oleh terbentuknya peptida ACE inhibitor hasil aktivitas proteolitik enzim endogenous ikan dan bakteri asam laktat. Penelitian ini bertujuan mengetahui perubahan populasi bakteri asam laktat, pH, total asam, perubahan protein terlarut dan besarnya aktivitas ACE inhibitor selama proses fermentasi bekasam. Jumlah populasi bakteri laktat meningkat dari 5,16 menjadi 8,15 log CFU/g, nilai pH menurun dari 6,5 menjadi 4,41 disertai dengan peningkatan total asam. Bekasam bandeng menunjukkan aktivitas antihipertensi sebesar 51,77% yang terbentuk pada hari ke 6, dan tidak menunjukkan aktivitas penghambatan pada proses fermentasi selanjutnya. Besarnya aktivitas ACE inhibitor berkorelasi dengan terjadinya kenaikan protein terlarut selama proses fermentasi bekasam.