Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

HUBUNGAN KETERPAPARAN MEDIA MASSA INTERNET DAN STATUS GIZI TERHADAP USIA MENARCHE PADA SISWI KELAS VII SMPN 22 PADANG Yazia, Velga
Menara Ilmu Vol 13, No 6 (2019): Vol. XIII No. 6 April 2019
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v13i6.1421

Abstract

Dalam 100 tahun terakhir ini usia menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda. Menarche yang semakin dini memungkinkan remaja putri lebih cepat bersentuhan dengan kehidupan seksual. Kesehatan remaja memiliki efek antar generasi, menarche yang lambat juga berdampak terhadap lambatnya kematangan fisik, baik hormon maupun organ tubuh selain itu menarche yang lambat dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko perempuan terserang osteoporosis karena lambatnya produksi estrogen yang akan mempengaruhi penentuan massa tulang. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan antara keterpaparan media massa internet dan status gizi terhadap usia menarche.Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswi kelas VII SMPN 22 Padang sebanyak 120 siswi. Subjek penelitian berjumlah 88 siswi diambil secara acak sistematik. Data dianalisis secara univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat dengan analisis uji Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan dari 88 siswi yang membuka dan mengakses media massa internet yang berbau pornografi (79,5 %), siswi yang terpapar dengan media massa internet (47,7 %), siswi yang memiliki status gizi gemuk (48,9 %), siswi yang mengalami menarche dini (63,6 %). Terdapat hubungan yang bermakna antara keterpaparan media massa internet dengan usia menarche dimana didapatkan p value 0,041 (p ≤ 0,05) dan terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan usia menarche dimana didapatkan nilai p value 0,014 (p ≤ 0,05). Diharapkan siswi dapat menggunakan internet pada hal yang positif serta tidak menggunakan internet disekolah dan bisa mengontrol status gizinya dengan baik dengan memperhatikan makanan yang dikonsumsi.Kata Kunci : keterpaparan media massa internet, status gizi, usia menarche
Factors Related Readiness Elementary Child Facing First Menstruation Velga Yazia; Delvi Hamdayani
Jurnal Ilmu Keperawatan Jiwa Vol. 4 No. 2 (2021): Mei 2021
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The lack of understanding of adolescents about reproductive problems, even with regard to the experience of menstruation, the survey showed that most (>75%) expressed shock during menstruation, 38.4% lacked knowledge about menarche, 31.5% did not receive support from family, 45 ,2% have a bad attitude and do not accept and try to deny in the face of menarche. The purpose of this study was to determine the factors related to the readiness of elementary school children in facing the first menstruation (menarche) at SDN 11 Bancah, South Solok Regency. Research This research is an analytic survey with a cross sectional design that has been conducted at SDN 11 Bancah on July 6-7 2020. The sample of class V and VI students who have not experienced menarche is 45 respondents, the sampling technique is total sampling. The data was collected using a questionnaire. The data was analyzed using univariate and bivariate analysis with the chi-square test. The results showed that (48.9%) students who were not ready to face menarche, students who had low knowledge (55.6%), students who had bad attitudes (53.3%), students who had good family support not good as much as (53.3 %), there is a relationship between knowledge and children's readiness to face menarche, there is a relationship between attitude and readiness for children to face menarche, there is a relationship between family support and children's readiness to face the first menstruation. there is a relationship between knowledge, attitude and family support with children's readiness to face the first menstruation.
PENGARUH PROGRAM TERAPI MUSIK RUMAHAN PADA ORANG TUA DAN ANAK DENGAN DISABILITAS Fitri Wahyuni; Rini Rahmayanti; Velga Yazia
Jurnal Ilmu Keperawatan Anak Vol. 5 No. 1 (2022): Mei 2022
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola asuh yang responsif dan sinkron antara interaksi orangtua-anak berdampak positif pada anak dalam hal bahasa, kognitif, dan perkembangan sosial-emosional. Meskipun manfaat terapi musik yang didokumentasikan secara luas pada interaksi orang tua-anak, bukti empiris untuk efek terapi musik pada sinkronisasi orang tua-anak masih kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh partisipasi orang tua-anak dalam Program terapi musik berbasis rumah selama enam minggu tentang respons orang tua, inisiasi anak, dan sinkronisasi orang tua-anak, serta penggunaan aktivitas musik sehari-hari oleh orang tua dengan anak mereka. Penelitian ini merupakan quasi eksperimen dengan jumlah sampel 26 pasangan orangtua-anak berpartisipasi dalam studi desain kelompok tunggal dalam subjek tes awal. Pasangan yang berpartisipasi termasuk orang tua dan anak mereka dengan disabilitas atau keterlambatan perkembangan (termasuk usia 6-12 tahun). Pasangan orangtua-anak berpartisipasi dalam program terapi musik berbasis rumah yang mencakup enam sesi mingguan 40 menit, dan menggabungkan lima strategi pengajaran responsif (yaitu, mempengaruhi, mencocokkan, timbal balik, kendali bersama, dan kontingensi). Data observasi dicatat untuk interaksi orang tua-anak dan keterikatan orang tua-anak. Hasil penelitian didapatkan Respons positif fisik dan verbal orang tua, serta inisiasi verbal positif anak-anak, meningkat secara signifikan sebelum pasca-intervensi; namun, inisiasi fisik positif anak-anak tidak meningkat secara signifikan. Keterikatan orang tua-anak juga meningkat secara signifikan sebelum pasca-intervensi. Kesimpulan; Temuan mendukung penggunaan terapi musik rumahan program untuk memfasilitasi interaksi orang tua-anak di bidang orang tua responsivitas dan komunikasi yang dimulai oleh anak, serta sinkronisasi orang tua. 
HUBUNGAN KETERPAPARAN MEDIA MASSA INTERNET DAN STATUS GIZI TERHADAP USIA MENARCHE PADA SISWI KELAS VII SMPN 22 PADANG Velga Yazia
Menara Ilmu Vol 13, No 6 (2019): Vol. XIII No. 6 April 2019
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v13i6.1421

Abstract

Dalam 100 tahun terakhir ini usia menarche telah bergeser ke usia yang lebih muda. Menarche yang semakin dini memungkinkan remaja putri lebih cepat bersentuhan dengan kehidupan seksual. Kesehatan remaja memiliki efek antar generasi, menarche yang lambat juga berdampak terhadap lambatnya kematangan fisik, baik hormon maupun organ tubuh selain itu menarche yang lambat dalam jangka panjang akan meningkatkan risiko perempuan terserang osteoporosis karena lambatnya produksi estrogen yang akan mempengaruhi penentuan massa tulang. Tujuan penelitian untuk menganalisis hubungan antara keterpaparan media massa internet dan status gizi terhadap usia menarche.Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah siswi kelas VII SMPN 22 Padang sebanyak 120 siswi. Subjek penelitian berjumlah 88 siswi diambil secara acak sistematik. Data dianalisis secara univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat dengan analisis uji Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan dari 88 siswi yang membuka dan mengakses media massa internet yang berbau pornografi (79,5 %), siswi yang terpapar dengan media massa internet (47,7 %), siswi yang memiliki status gizi gemuk (48,9 %), siswi yang mengalami menarche dini (63,6 %). Terdapat hubungan yang bermakna antara keterpaparan media massa internet dengan usia menarche dimana didapatkan p value 0,041 (p ≤ 0,05) dan terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan usia menarche dimana didapatkan nilai p value 0,014 (p ≤ 0,05). Diharapkan siswi dapat menggunakan internet pada hal yang positif serta tidak menggunakan internet disekolah dan bisa mengontrol status gizinya dengan baik dengan memperhatikan makanan yang dikonsumsi.Kata Kunci : keterpaparan media massa internet, status gizi, usia menarche
EDUKASI DUKUNGAN KESEHATAN PSIKOSOSIAL PADA SISWA AKIBAT PEMBELAJARAN DARING DI SAAT PANDEMI COVID-19 Ulfa Suryani; Yola Yolanda; Velga Yazia; Nurleny Nurleny
Jurnal Abdimas Saintika Vol 3, No 2 (2021): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v3i2.1241

Abstract

Belakangan ini diketahui bahwa munculnya suatu penyakit dengan indikasi umum pada penderitanyayaitu kesulitan bernafas, penyakit ini dikenal sebagai COVID-19 yang ditemukan pertamakali padaNovember 2019. Penyakit ini punya karakter sangat cepat penyebarannya, dengan berinteraksi jarakdekat serta bersentuhan dengan penderita, maka sudah bisa mengantarkan seorang terjangkit penyakitini. Sehingga para ahli kesehatan menyarankan untuk melakukan social distancing, physicaldistancing dan stay at home. Terus merebaknya penyakit ini ke berbagai tempat di berbagai Negara,mengantarkan kita harus bisa beradaptasi dengan situasi ini. Hal ini meyebabkan banyak pemerintahdi berbagai negara melakukan tidakan seperti melakukan karantina, isolasi sosial, penutupanperkantoran, penutupan lembaga pendidikan. Terkait dengan kebijakan untuk melakukan aktivitas dirumah. Kemendikbud telah mengeluarkan edaran tentang pelaksanaan pembelajaran daring sebagaiupaya pencegahan penyebaran covid-19. Sistem pembelajaran yang sebelumnya tatap mukamemberikan beberapa dampak terhadap siswa yang menjalani pembelajaran sistem daring pada saatpandemi covid19 ini. Karena daring menyebabkan siswa beradaptasi dengan cara pembelajaran barusehingga dapat mengganggu pada psikologis serta berdampak pada sosial siswa akibat belajar darirumah. Situasi dan dampak dari daring yang dirasakan siswa membutuhkan perhatian dan penangananyang segera sehingga tidak menjadi gangguan jiwa maupun psikososial yang lebih serius. Tujuan darikegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan siswa dalam mengantisipasi dan menjaga kesehatanpsikososial akibat pembelajaran daring di saat pandemi-covid-19.Kata kunci : Covid-19; Daring; Psikososial; Siswa
PENYULUHAN PENERAPAN CRYOTHERAPY SEBAGAI TERAPI KOMPLEMENTER UNTUK MUKOSITIS PADA ANAK KANKER Hidayatul Hasni; Mira Andika; Nurleny Nurleny; Velga Yazia
Jurnal Abdimas Saintika Vol 2, No 2 (2020): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v2i2.831

Abstract

Kanker merupakan penyebab kematian yang paling umum pada anak usia 0 sampai 14 tahun.). Kemoterapi adalah salah satu pengobatan kanker yang memiliki tingkat kesembuhan yang tinggi dan meningkatkan kelangsungan hidup panderita kanker. Pengobatan kemoterapi yang berkelanjutan pada anak dengan kanker akan menimbulkan efek samping. Efek samping tersebut salah satunya mukositis. Mukositis merupakan salah satu efek samping dari pemberian kemoterapi. Pengobatan mukositis bisa membutuhkan biaya yang mahal untuk perawatannya. Banyak metode perawatan yang memanfaatkan produk alami yang masih digunakan dalam perawatan medis standar. Metode kesehatan komplementer dan integratif yang digunakan untuk pengobatan mucositis oral pada anak-anak salah satunya cryotherapy. Cryotherapy merupakan pendinginan mulut dengan menggunakan es chips atau air dingin yang diberikan selama proses kemoterapi Cryotherapy akan menyebabkan terjadinya vasokonstriksi dan penurunan aliran darah ke mukosa mulut sehingga menghasilkan konsentrasi agen kemoterapi yang lebih rendah. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan di rumah singgah dhuafa singgalang terdapat anak penderita kanker yang tinggal dan seluruhnya menjalani kemoterapi, dan belum ada terapi komplementer yang diberikan oleh orang tua untuk mukositis yang sering terjadi setelah anak kemoterapi. Pengabdian ini dilakukan secara daring dengan sasaran adalah orang tua anak kanker yang menjalani kemoterapi.
TERAPI HIPNOTIS LIMA JARI UPAYA MENGELOLA KECEMASAN DI MASA PANDEMI VARIAN OMICRON Yola Yolanda; Ulfa Suryani; Rizka Ausrianti; Velga Yazia; Nur Gusti Adia
Jurnal Abdimas Saintika Vol 4, No 1 (2022): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v4i1.1401

Abstract

Faktor penyebab terjadinya kecemasan dimasa pandemi Covid-19 diantaranya, tidak ingin berkontak fisik dengan orang lain, takut akan di vaksin, dan takut kematian, serta selalu menerapkan 5M (Memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas (Wahyudi, 2020). Tujuan dari kegiatan ini adalah resolusi (perubahan) permasalahan dengan segera, seseorang melakukan evaluative situation yaitu menilai ancaman virus covid-19 berdasarkan sikap, pengetahuan, kemampuan dan pengalaman masa lalu yang dimiliki. Jika stressor dinilai berbahaya maka reaksi kecemasan akan timbul. Reaksi kecemasan ini ada yang bersifat sesaat (sesaat anxiety) da nada yang bersifat permanen, beradaptasi dengan kondisi pandemi, mengatasi kecemasan di masa pandemi varian omicron dengan terapi hipnotis lima jari. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penyuluhan adalah ceramah, demonstrasi dan diskusi. Hasil dari penyuluhan ini adalah responden mampu mengatasi kecemasan dengan cara terapi hipnotis lima jari.Kata Kunci : Terapi Hipnotis Lima Jari, Kecemasan, Pandemi Varian Omicron
PENYULUHAN ACBT (ACTIVE CYCLE OF BREATHING TECHNIQUE) DAPAT MENGURANGI SESAK NAPAS PADA PASIEN PPOK DI POLI KLINIK PARU RSUD SIJUNJUNG Mira Andika; Lenni Sastra; Weny Amelia; Fitria Alisa; Lola Despitasari; Ria Desnita; Vivi Syofia Sapardi; Velga Yazia; Puti Awaliyah
Jurnal Abdimas Saintika Vol 3, No 1 (2021): Mei Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v3i1.1075

Abstract

PPOK merupakan gangguan yang diderita banyak orang yang disebabkan oleh merokok dengan keluhan mukus berlebih, batuk, marusak fungsi silia, menyebabkan inflamasi, serta kerusakan bronkiolus dan dinding alveolus. Jika tidak diatasi akan menyebabkan infeksi saluran napas. Adapun tujuan dari terapi pada PPOK adalah untuk memperbaiki ventilasi, memfasilitasi pembersihan sekret bronkial, mengurangi komplikasi, dan memperlambat progresifitas gejala klinis, serta menjaga kesehatan serta manajemen penyakit klien (Black & Hawks, 2014). Bronkodilator menjadi fokus utama dalam penanganan simtomatik pada PPOK, dimana obat-obat tersebut meringankan obstruksi pada PPOK, adapun penatalaksanaan untuk memperlancar jalan napas pasien PPOK adalah dengan ACBT (Active Cycle Of Breathing Technique) merupakan teknik pembersihan jalan nafas untuk perbaikan jangka pendek dalam menghilangankan sekresi dan dapat diyakini akan kemanjurannya dibandingkan dengan teknik pembersihan jalan nafas. Kegiatan dari pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga dalam mengatasi sumbatan jalan napas akibat seksresi sekret di Poli Klinik RSUD Sijunjung. Metode yang digunakan ceramah dan demonstrasi. Kegiatan ini berjalan dengan lancar dan peserta sangat aktif mendengarkan dan melakukan ACBT (Active Cycle Of Breathing Technique).
MELATIH KOGNITIF MELALUI TERAPI PUZZLE TERHADAP TINGKAT DEMENSIALANSIA DIPANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) SABAI NAN ALUIH SICINCIN PADANG PARIAMANTAHUN 2021 Nurleny Nurleny; Hidayatul Hasni; Velga Yazia; Meria Kontesa; Ulfa Suryani
Jurnal Abdimas Saintika Vol 3, No 2 (2021): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v3i2.1239

Abstract

Demensia merupakan keadaan dimana seseorang mengalami penurunan daya ingat dan dayapikir dan penurunan kemampuan tersebut menimbulkan gangguan terhadap fungsi kehidupansehari-hari, Indonesia diperkirakan terdapat 1,33 juta orang dengan demensia pada tahun 2016,meningkat pada tahun 2030 menjadi 1,894 juta orang dengan demensia, dan tahun 2050menjadi 3,979 juta orang. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Pengaruh Terapi PuzzleTerhadap Tingkat Demensia Lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan AluihSicincin.Dampak dari kejadian demensia ini jika tidak ditangani yaitu terjadi perubahanprilaku pada lansia seperti daya ingat menurun, melupakan dirinya sendiri, ada kecendrunganpenurunan merawat diri, memusuhi orang-orang disekitarnya, timbulnya kecemasan karenadirinya sudah tidak menarik lagi, dan sering berkeluyuran pada malam hari sehingga mudahhilang. Dampak demensia juga menyebabkan hilangnya kemampuan lansia untuk mengatasikehidupan sehari-hari.Demensia juga berdampak pada pengiriman dan penerimaan pesan.Dampak pada penerimaan pesan, antara lain : lansia mudah lupa terhadap pesan yang barusaja diterimanya kurang mampu membuat koordinasi dan mengaitkan pesan dengan konteksyang menyertai salah menangkap pesan sulit membuat kesimpulan. Dampak pada pengirimanpesan, antara lain: lansia kurang mampu membuat pesan yang bersifat kompleks, bingungpada saat mengirim pesan, sering terjadi gangguan bicara, pesan yang disampaikan salahKata Kunci :Demensia, Terapi Puzzle, Lansia
PENYULUHAN “JASEZI” (JAJANAN SEHAT DAN BERGIZI) AGAR TUBUH KUAT LAWAN CORONA PADA ANAK USIA SEKOLAH Nurleny Nurleny; Mira Andika; Meria Kontesa; Velga Yazia; Hidayatul Hasni
Jurnal Abdimas Saintika Vol 2, No 2 (2020): November Jurnal Abdimas Saintika
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jas.v2i2.836

Abstract

Anak usia sekolah mengalami pertumbuhan dan perkembangan cenderung lebih stabil. Sehingga dibutuhkan asupan nutrisi yang adekuat untuk menghindari masalah- masalah yang dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan mereka sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, dan perkembangan otak menjadi optimal (Suyatno, 2009).  Kebutuhan nutrisi ini anak usia sekolah dapat dipenuhi dengan memperoleh makanan yang berasal dari rumah dan juga dari makanan jajanan yang dibeli oleh anak usia sekolah karena sudah mendapatkan uang jajan sendiri. Saat ini jajanan semakin beraneka ragam dari mulai jajanan  tradisional sampai jajanan modern sehingga mampu menarik anak usia sekolah untuk mengkonsumsi jajanan sekolah.  Semakin meningkatnya zaman semakin banyak aneka ragam  jajanan yang berdampak negatif terhadap kesehatan anak usia sekolah. Efek Samping dari Kebiasaan Jajanan Anak Usia Sekolah yang tidak sehat yang dikonsumsi secara terus menerus dapat mengakibatkan penyakit yang datang baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.  Tim Pengabdi melakukan pengabdian masyarakat kepada anak usia sekolah agar dapat memilih jajanan yang sehat dan bergizi. Pengabdian ini dilakukan secara daring dengan sasaran adalah anak usia sekolah